DISUSUN OLEH :
PUJI LESTARI 16334080
RIZKY AMELIA 16334076
Kelas : M
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan
inayah-Nya , sehingga saya dapat menyelesaikan MAKALAH TEKNOLOGI KOSMETIKA
“FORMULASI BEDAK BAU BADAN DENGAN BAHAN HERBAL”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
PENDAHULUAN ......................................................................................................................4
BAB II .......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 13
BAB IV ...................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ........................................................................................................................... 15
BAB V ....................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kulit
Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama
sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini
terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus
menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu
tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit
dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap
tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar
(Montagna, Renault, Debreuil).
Luas kulit pada manusia rata-rata ± 2 m2, dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya atau
4 kg jika tanpa lemak. Kulit terbagi atas 2 lapisan utama yaitu:
Epidermis (kulit ari), sebagai lapisan yang paling luar.
Dermis (korium, kutis, kulit jangat)
Di bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak bawah kulit. Para ahli histologi membagi
epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam menjadi 5 lapisan, yakni:
Lapisan Tanduk (Stratum corneum), sebagai lapisan paling atas.
Lapisan Jernih (Stratum lucidum), disebut juga “lapisan barrier”
Lapisan berbutir-butir (stratum granulosum).
Lapisan Malpighi (stratum spinosum) yang selnya seperti berduri.
Lapisan Basal (Stratum germinativum) yang hanya tersusun oleh satu lapis sel-sel basal.
Epidermis
Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetik dipakai
pada epidermis itu. Meskipun ada beberapa jenis kosmetik yang digunakan sampai ke dermis,
namun tetap penampilan epidermis yang menjadi tujuan utama. Dengan kemajuan teknolohi,
dermis menjadi tujuan dalam kosmetik medik.
Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran
1mm, misalnya pada telapak kaki dan telapak tangan, dan lapisan yang tipis 0,1mm terdapat
pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel-sel epidermis ini disebut keratosit.
Dermis
Berbeda dengan epidermis yang tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan,
dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin, yang berada di dalam
substansi dasar yang bersidat koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida. Serabut kolagen
dapat mencapai 72% dari keseluruhan berat kulit manusia bebas lemak.
Di dalam dermis terdapat adneksa-adneksa kulit seperti folikel rambut, papila rambut, kelenjar
keringat, saluran keringat, kelenjar sebase, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah dan
ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit
(subkutis/hipodermis).
1. Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95 -97
persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak,
glusida, dan sampingan dari metabolisme seluler. Kelenjar ini terdapat di seluruh kulit, mulai
dari telapak tangan dan telapak kaki sampai kulit kepala. Jumlahnya diseluruh badan sekitar 2
juta, menghasilkan 4liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuknya langsing,
bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada
rambutnya.
2. Kelenjar keringat aprokin lebih besar daripada ekrin, hanya terdapat di daerah-daerah ketiak,
puting susu, daerah kelamin, dan manghasilkan cairan yang agak kental serta berbau khas pada
setiap orang. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut.
Kelnjar keringat aprokin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang
disekresikan dari kelenjar ini.
2.2 Defenisi Antiprespirant & Deodorant
Deodorant adalah kosmetik yang menghilangkan bau badan. Bau badan manusia berasal dari kulit, rambut,
hidung ( saluran pernafasan ), mulut (saluran cerna atas ), anus ( saluran cerna bawah ), vegina ( saluran kelamin
luar ) dan terutama ketiak.
Sumber :”Wasitaatmadja Sjarif M. Penuntun Ilmu Kosmetika Medik, Penerbit Universitas Indonesia. 1997 “
Deodoran adalahsediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap keringat dan mengurangi bau badan.
Sumber :” http://www.freetechebooks.com/doc-2011/pengertian-deodorant.html
Antiperspiran adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud mempersempit pori sehingga
mengurangi keluarnya keringat.
Perbedaan antara antiperspirant & deodorant yaitu: Deodorant membiarkan pengeluaran keringat, tetapi
mencegah bau melaluicara melawannya dengan bahan antiseptik yang membunuh bakteri penyebab bau
juga menutup bau dengan bahan parfum. Antiperspirant mengandung perfume dan bahan kimia yang
menghambat atau menyumbat pori-pori untuk menghentikan pengeluaran keringat.
Sumber : Ilmu pegangan kosmetik Dr Retno Iswari Tranggono, SpKK
Pada umumnya kosmetika terdiri atas berbagai macam bahan, yang mempunyai tugas tertentu
didalam campuran yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : PiperalesFamili : Piperaceae(suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
Morfologi Tanaman
Sirih adalah salah satu dari sejumlah tanaman asli indonesia yang memiliki banyak
khasiat untuk kesehatan. Tanaman yang tumbuh merambat pada batang pohondisekelilingnya ini
dapat tumbuh dengan subur di wilayah tropis terutama pada tanahdengan kandungan bahan
organik dan air yang banyak. Dataran tempat tumbuhtanaman sirih yaitu daerah dengan
ketinggian sekitar 300-1000m dari permukaan laut.
Uraian Tanaman
Sirih ( Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman
ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipihmenyerupai jantung dan
tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin,sedangkan batang pohonnya berwarna hijau
tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaankulitnya kasar serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping untuk
keperluan ramuan obat-obatan juga masih sering digunakan oleh ibu-ibu generasi
tua untuk kelengkapan 'nginang' (Jawa).Biasanya kelengkapan untuk 'nginang' tersebut adalah daun sirih,
kapur sirih, pinang, gambir,dan kapulaga
Kandungan Kimia
Tanaman sirih, terutama pada bagian daunnya, mengandung sejumlah zat yangdapat memberikan
beberapa manfaat bagi manusia.Daun sirih memiliki rasa dan aroma khas, yaitu rasa pedas dan
bau yang tajam.Rasa dan aroma ini disebabkan dari kavikol dan bethelphenol dalam minyak
asitri ygterkandung didalam daun sirih. Selain itu juga, rasa dan aroma ini juga dipengaruhioleh
jenis sirih itu sendiri, umur tanaman, jumlah intensitas sinar matahari yangsampai kebagian
daun, serta kondisi dari daun.Secara umum, daun sirih mengandung minyak asitri yang berisikan
senyawakimia seperti fenol serta senyawa turunannya antara lain kavikol, kavibetol,
eugenol,karvacol, dan allipyrocatechol. Kandungan daun sirih lainnya yaitu karoren, asam
nikotinat, riboflavin, tiamin,vitamin C, gula, tannin, patin dan asam amino.
Kandungan kimia daun sirih yang paling utama yang memberikan ciri khas daunsirih adalah
minyak atsiri. Daun sirih dapat digunakan sebagai antibakteri karenamengandung 4,2% minyak
atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol yangmerupakan isomer Euganol
allypyrocatechine, Cineol methil euganol, Caryophyllen(siskuiterpen), kavikol, kavibekol,
estragol dan terpinen.
Dalam daun sirih merah mengandung senyawa fitokimia yakni alkoloid,saponin, tanin dan
flavonoid. Sebuah buku A review of natural product and plants
as potensial antidiabetic menyatakan bahwa senyawa alko-koloid dan flavonoidmempunyai
aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah.
Selain itu tumbuhan sirih juga mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.Senyawa saponin
dapat bekerja sebagai antimikroba. Senyawa saponin akan merusakmembran sitoplasma dan
membunuh sel. Senyawa flavonoid diduga mekanismekerjanya mendenaturasi protein sel bakteri
dan merusak membran sel tanpa dapatdiperbaiki lagi.Mekanisme fenol sebagai agen anti bakteri
adalah meracuni protoplasma,merusak dan menembus dinding serta mengendapkan protein sel
bakteri. Senyawafenolik bermolekul besar mampu menginaktifkan enzim essensial di dalam sel
bakterimeskipun dalam konsentrasi yang sangat rendah. Fenol dapat menyebabkan
kerusakan pada sel bakteri, denaturasi protein, menginaktifkan enzim dan menyebabkankebocora
n sel.
Bagian Yang Digunakan
Daun
Pencampuran powder biasanya dijalankan di dalam suatu wadah semi bundar yang
dilengkapi dengan suatu pengaduk spiral yang padanya dua pita menyebabkan campuran itu
bergerak dalam dua arahyang berbeda sehingga terjadi tubrukan-tubrukan.Mixer tipe ini sangat
baik untuk garam mandi dan bahan-bahan kristal lainnya dan sangat luas digunakan untuk
pembuatan face powder.
Meskipun pengalaman menunjukkan bahwa disperse yang lebih baik dengan resiko pelukaan
kulit yang lebih kecil akibat kasarnya butiran-butiran dapat dicapai jika campuran bubuk itu
akhirnya dipulverisasi dan digiling di dalam suatu ball mill atau diperbaiki dengan cara lainnya
Sebelum suatu produk farmasi atau kosmetik dapat dijual ke masyaakat umum, produsen harus
menyerahkan kepada pemerintah cara pemakaian produk itu disertai laporan tentang hasil – hasil
pengujian pada hewan , manusia dan praktsi klinik.
Penting juga bagi produsen untuk melakukan Uji keamanan bahan bku (patch test ), menguji
keamanan roduk ( usage test ) dan menguji keamanan produk akhir pada konsumen setelah
beberapa lama dipasarkan ( efficacy test ) melalui pemeriksaan, wawancara dan kuisioner dengan
para pemakai.
EVALUASI EFEKTIVITAS
- Penilaian intensitas bau (secara olfaktori/penggunaan osmometer), lalu hasil dievaluasi secara
statistik dibandingkan dengan pembanding.
- Penentuan angka mikroba sebelum dan sesudah penggunaan deodorant → hasil tes dikultur
pada media agar.
BAB III
PEMBAHASAN
Parfum Odoris 2% 2% 2%
Bedak bau badan bekerja dengan menetralisir bau keringat dan dengan tindakan
antiseptik terhadap bakteri. Bedak bau badan lebih baik karena tidak mengganggu proses
keringat, proses pendinginan alami.
Bakteri yang ada dipermukaan tidak seluruhnya hilang karena pencucian dengan sabun maupun
penggunaan antiseptikum aktivitas singkat, karena antiseptikum tidak dapat menembus kulit untuk mencapai jasad
renik tersebut, jika untuk menghilangkan bau badan dengan penggunaan air dan sabun kurang efektif, dpat dicoba
cara lain. Bau badan tersebut dapat dikurangi atau ditekan dengan menggunakan sediaan topical
yangmengandung antiseptikum dengan kadar tertentu yang dioleskan pada bagian tertentu, sehingga jasad renik
penyebab dapat dimatikan atau dihambat pertumbuhan dan aktivitas biologinya.
Penggunaan sediaan bedak bau badan cocok untuk mengurangi keluarnya keringat berdasarkan
pengurangan jumlah keringat, perubahan serangan bakteri sehingga bau badan dapat dicegah.Sediaan yang
diperdagangkan sebagian besar menggunakan senyawa aluminium, dan sebagian kecil menggunakan senyawa
seng sebagai astringen.
Pengamatan terhadap efek ekstrak daun sirih Ternyata mempunyai efek bakterisidal dan bakteriostatik
yang kuat dan aman jika digunakan pada kulit. Daun sirih juga terbukti dapat menurunkan jumlah bakteri yang
dikekeluarkan oleh kulit , sehingga mencegah bau badan yang berlebih. Berdasarkan data formulasi diatas,
formula pada tabel 3 adalah formula yang baik, karena memiliki kandungan ekstrak daun sirih yang tinggi
sehingga dapat menurunkan jumbalh bakteri yang timbul karena adanya keringat, dan pada tabel 3 kandungan
zinc oxid dan magnesium carbonat tidak terlalu tinggi dan tidak juga terlalu rendah sehingga dapat menyerap
keringat dengan baik, dan tidak meyebabkan kulit kering karena iritasi.
BAB IV
KESIMPULAN
Daun sirih terbukti ampuh untuk mengurangi pertumbuhan bakteri yang di sebabkan oleh keringat, sehingga tidak
menyebabkan bau badan yang berlebih. Dan pemilihan bedak bau badan juga harus diperhatikan , bedak bau
badan yang baik adalah yang tidak membuat kulit kering, iritasi serta dapat menyerap keringat yang berlebih
secara baik.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. http://ejurnal.stikes-bth.ac.id/index.php/P3M_JKBTH/article/view/78/78
2. A.N.S, Thomas. 1989. Tanaman Obat Tradisional. Kanisius. Yogyakarta.
3. Agoes, Azwar. 2010. Tanaman obat Indonesia. Salemba Medika. Jakarta.
4. Anonim.1993.Kodeks Kosmetika Indonesia edisi II volume I.Jakarta.DEPKES RI.
5. Anonim.1995.Farmakope Indonesia edisi IV.Jakarta.DEPKES RI
6. Depkes.1985. Formlarium Kosmetik Indonesia. Jakarta: Dirjen POM