Anda di halaman 1dari 13

PAPER HERBAL MEDICINE

DAUN DADAP SEREP (Erythrina lithosperma Miq.): SENYAWA


FITOKIMIA DAN AKTIFITAS ANTIBAKTERI DALAM
MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Escherichia coli

Oleh: 

NAMA: NI KOMANG WIDIASTUTI

NIM: 19121301002

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DHYANA PURA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
melimpahkan rahmat, karunia serta anugrah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan paper ini dengan judul “DAUN DADAP SEREP (Erythrina
Lithosperma Miq.): SENYAWA FITOKIMIA DAN AKTIFITAS
ANTIBAKTERI DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Escherichia
coli”.
Penulisan paper ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ni Kadek Dwipayani Lestari, S.Si.,M.Si. selaku Dosen Mata Kuliah Herbal
Medicine yang telah memberikan materi perkuliahan dengan jelas sehingga
penulis memahami konsep dasar dalam penulisan papaer ini.
2. Teman-teman kelas Biologi angkatan 2019
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang pantas atas
kebaikannya. Penulis menyadari usulan penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Badung, 20 Januari 2022


I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri yang hidup dalam usus
manusia dan hewan. Pada umumnya bakteri ini tidak berbahaya serta merupakan
bagian penting di saluran usus manusia yang sehat. Namun, beberapa E. coli
bersifat patogen yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare dan penyakit
saluran usus lainnya. Jenis-jenis E. coli yang dapat menyebabkan diare dapat
ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi, atau melalui kontak
dengan hewan atau orang (CDC, 2014).
Infeksi E. coli dapat disebabkan oleh makanan dan air minum yang
terkontaminasi, atau kontak langsung dengan seseorang yang sakit atau dengan
hewan yang membawa bakteri. Infeksi dapat disebabkan oleh daging sapi yang
tidak dimasak dengan benar, buah-buahan mentah dan sayuran mentah, air minum
yang tidak sehat, susu yang dipasteurisasi dan produknya dan kontak langsung
dengan hewan di kebun binatang petting atau peternakan. Infeksi E. coli juga
dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Kebersihan dalam persiapan
dan penanganan makanan yang aman merupakan kunci untuk mencegah
penyebaran E. coli (Public health agency of Canada, 2014).
Dadap serep (Erythrina lithosperma Miq.) merupakan salah satu tanaman
yang mengandung metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid dan tanin.
(Rahman et al., 2019). Dadap serep adalah tanaman dengan bentuk batang tegak,
berkayu, licin dan berwarna hijau berbintik-bintik putih. Bentuk daunnya
majemuk dan berwarna hijau dengan bentuk tulang daun menyirip. Bentuk bunga
dadap serep yaitu bunga majemuk. Buah dadap serep merupakan buah polong
yang berwarna hijau muda. Dadap serep tumbuh pada tempat terbuka dan cukup
air. Tumbuh didaerah pegunungan dengan ketinggian 1500 m diatas permukaan
laut (Fauzi, 2017).
Secara empiris, dadap serep (Erythrina lithosperma Miq.) merupakan
tanaman yang dapat digunakan untuk mengobati demam, sakit perut, pelancar Air
Susu, mencegah keguguran, peradangan dan batuk (Haryanto, 2012). Selain itu,
daun Dadap Serep berkhasiat sebagai obat demam bagi wanita (demam nifas),
perdarahan bagian dalam, serta kulit batang digunakan sebagai pengencer dahak.
Uji fitokimia dari berbagai bagian pada tanaman ini dilaporkan memiliki
kandungan saponin, flavonoida, polifenol, tannin, dan alkaloida. Kandungan zat-
zat tersebutlah yang membuat tanaman Dadap Serep memiliki fungsi sebagai anti
mikroba, anti inflamasi, anti piretik, serta antimalarial (Kholidha, 2016).
Alkaloid yang terdapat dalam daun Dadap Serep berperan dalam
mengganggu komponen penyusun sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak
terbentuk secara utuh yang menyebabkan sel bakteri mudah mengalami lisis.
Keaktifan biologis dari senyawa alkaloid disebabkan karena adanya gugus basa
yang mengandung nitrogen (Anggraini et al., 2016). Dari hasil penelitian Andi
Noor Kholidha, dkk (2016) menunjukan bahwa ekstrak etanol dadap serep efektif
sebagai antibakteri Salmonella typhi dan Faturohman (2020) yaitu Efektivitas
Ekstrak Daun Dadap (Erhytrina lithosperma Miq) Terhadap Pengendalian
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun dadap efektif terhadap
pengendalian pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Berdasarkan hal tersebut, dibuatlah ulasan yang dituangkan dalam sebuah
tulisan dengan judul Daun Dadap Serep (Erythrina lithosperma Miq.): Senyawa
Fitokimia dan Aktifitas Antibakteri Dalam Menghambat Pertumbuhan
Escherichia coli, yang memuat kajian berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.

2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
didapat adalah sebagai berikut:
1. Apa saja senyawa fitokimia yang terdapat dalam daun dadap serep
(Erythrina lithosperma Miq.)?
2. Bagaimana peranan senyawa tersebut sebagai antibakteri dalam
menghambat pertumbuhan Escherichia coli?
3. Pada konsentrasi berapa efektivitas ekstrak daun dadap terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli?

3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan artikel ini yaitu:
1. Untuk mengetahui senyawa fitokimia yang terdapat pada daun dadap
serep (Erythrina lithosperma Miq.).
2. Untuk mengetahui peranan senyawa dari daun dadap dalam
menghambat pertumbuhan Escherichia coli.
3. Untuk mengetahui konsentrasi yang tepat untuk efektifitas daun dadap
terhadap pertumbuhan Escherichia coli.

4. Manfaat penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak.
Manfaat ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis:
1. Manfaat teoritis
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih
dalam mengenai efektifitas daun dadap serep dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
2. Manfaat praktisi
a. Bagi penulis
Menambah pengetahuan bagi penulis tentang potensi tanaman obat
yang sudah digunakan oleh masyarakat secara turun-temurun.
b. Bagi masyarakat
Menambah wawasan bagi masyarakat tentang tanaman yang
berkhasiat sebagai obat yang ada di sekitar lingkungan mereka
sehingga masyarakat dapat melestarikan tanaman obat tersebut dan
dapat dikembangkan menjadi sebuah usaha agar membangun
masyarakat yang makmur.

II. KAJIAN PUSTAKA 


II.1 Daun Dadap Serep (Erhytrina lithosperma Miq.)

Daun dadap serep (Erythrina lithosperma Miq.) merupakan tanaman yang


banyak ditemukan di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Daun dadap merupakan
sebuah tanaman yang termasuk pada keluarga papilionaceae dan dikenal di
Indonesia akan kemampuannya menyembuhkan penyakit. Di Indonesia daun
dadap sering digunakan sebagai obat tradisional untuk beberapa penyakit umum
yang disebabkan oleh infeksi bakteri dimana tiga diantaranya adalah infeksi
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella typhi (Kholidha et al.,
2016).

Dadap serep (Erhytrina lithosperma Miq.) termasuk tanaman legum


pohon, berasal dari Asia Tenggara dan tersebar di seluruh kepulauan nusantara.
Varietas tanaman ini dibedakan berdasarkan ada tidaknya duri pada kulitnya.
Secara empiris tanaman dadap serep digunakan sebagai obat herbal yang
digunakan untuk mengobati batuk, sakit kepala, dan demam. Tanaman dadap
serep memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti alkaloid, flavonoid,
isoflavonoid, saponin dan lektin. Berbagai kandungan senyawa fenolik disamping
saponin dan lektin dalam tanaman dadap serep tersebut memberikan kemungkin
besar bahwa tanaman ini memiliki aktivitas sebagai antioksidan (Kristian, 2013).

Sumber: Rahman & Setyabudi (2019)


Gambar 1. Daun Dadap Serep
Klasifikasi Dadap Serep (Ii & Serep, 2018)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Erythrina

Spesies : Erythrina lithosperma Miq.

II.2 Bakteri Escherichia colli

Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.
Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan
E. coli, misalnya dalam produksi obatobatan seperti insulin dan antiobiotik.
Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini dengan
syarat genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan (Rahayu and Gumilar, 2017).

E. coli di alam terbuka hidup di dalam tanah. Jika terjadi pencemaran


(umumnya pencemar organik yang ditandai dengan BOD tinggi), tanah menjadi
media pertumbuhan yang baik untuk bakteri ini dan menyebabkan peningkatan
konsentrasi E. coli dalam tanah. Saat hujan turun atau salju mencair, semakin
banyak bakteri ini yang terbawa oleh air tanah masuk ke sungai. Dengan demikian
konsentrasi E. coli akan terdeteksi tinggi di air tanah dan sungai sehingga
mengindikasikan adanya pencemaran tanah (Rahayu and Gumilar, 2017).

E. coli tidak dapat dibunuh dengan pendinginan maupun pembekuan,


Bakteri ini hanya bisa dibunuh oleh antiobiotik, sinau Ultraviolet (UV), atau suhu
tinggi >1000 C. Suhu tinggi akan merusak protein dalam sel dan membuatnya
tidak dapat hidup kembali. E. coli yang tidak direkayasa genetika (wild type)
umumnya tidak dapat hidup jika ada antibiotik seperti amphicillin dan
kloramfenikol (Girard et al., 2003) walaupun dengan antiobiotik seperti
Amoxicillin pun sudah cukup (derivat dari amphicillin yang lebih rendah daya
bunuhnya) (Rahayu and Gumilar, 2017).

Bakteri E. coli dalam jumlah yang berlebihan dapat mengakibatkan diare,


dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain, maka akan dapat
menyebabkan infeksi. Jika bakteri E. coli sampai masuk ke saluran kencing maka
dapat mengakibatkan infeksi pada saluran kemih/kencing (ISK). Jenis berbahaya,
E. coli tipe O157:H7 ini dapat bertahan hidup pada suhu yang sangat rendah dan
asam. Salah satu contoh kasus adalah bakteri E. coli yang pernah mewabah di
Jerman tahun 2013-2014, belum diketahui jenisnya, namun diduga adalah tipe
O157:H7. Selain di usus besar bakteri ini banyak terdapat di alam (Kaper et al.,
2004), sehingga memasak makanan hingga matang dan menjaga kebersihan
merupakan upaya pencegahan dampak buruk dari E. coli.

III. METODE

Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah dengan metode
literature review melalui studi pustaka secara online. Pustaka dikaji dengan
literatur artikel penelitian maupun artikel review yang dipublikasikan selama
tahun 2003 sampai 2021, dengan 70% sumber dari lima tahun terakhir. Penulis
melakukan pencarian artikel melalui Google Scholar dan textbook menggunakan
kata kunci “Dadap Serep”, “Antibakteri”, dan “Fitokimia”. Artikel yang dipilih
berupa jurnal penelitian, jurnal riview yang terfokus pada senyawa fitokimia daun
dadap serep dan daya hambat terhadap bakteri Escherichia colli. Pencarian
literatur dibatasi pada publikasi jurnal bereputasi. Total 21 artikel yang
dimasukkan ke dalam review ini.

IV. HASIL 

Berdasarkan Tabel 1, daun dadap serep mengandung alkaloid, flavonoid


dan tanin. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan
bahwa daun dadap serep mengandung metabolit sekunder yang berupa alkaloid,
flavonoid dan tanin (Kholidha 2016). Senyawa alkaloid pada dadap serep dapat
dibuktikan dengan adanya endapan putih ketika ditetesi oleh pereaksi Mayer. Pada
uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan
bereaksi dengan ion K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks
kalium-alkaloid yang mengendap (Setyowati et al., 2014). Hasil positif alkaloid
pada uji Dragendorff ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda sampai
kunging. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid (Rahman & Setyabudi, 2019).

Menurut Pan (2009) respon hambat pertumbuhan bakteri dapat


diklasifikasikan berdasarkan diameter zona hambat dari agen antibakteri tersebut.
Adapun klasifikasinya terdapat pada Tabel 2.

Berdasarkan klasifikasi respon hambatan pada Tabel 2 dapat dilakukan


pengukuran terhadap diameter daya hambat dari kontrol positif, kontrol negatif
dan zona hambat ekstrak diukur dengan menggunakan jangka sorong. Kemudian
dapat dilakukan pengklasifikasian secara langsung dari hasil pengukuran daya
hambat dari masing-masing ekstrak, kontrol positif dan kontrol negatif. Hasil
pengukuran diameter daya hambat terdapat pada pada Tabel 3.
V. PEMBAHASAN

Pemilihan metode maserasi ini digunakan karena adanya metabolit


sekunder yang tidak tahan panas yaitu flavonoid karena senyawa flavonoid mudah
teroksidasi pada suhu yang tinggi. Ekstraksi dingin memungkinkan banyak
senyawa terekstraksi, meskipun beberapa senyawa tidak dapat menggunakan
metode maserasi (Nurhasnawati, 2017). Proses pemekatan ekstrak daun dadap
serep dilakukan dengan menggunakan ratory evavorator. Pemekatan dilakukan
untuk memisahkan pelarut, sehingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang
didapatkan dari hasil ektraksi dan pemekatan adalah 23,53%. Besar kecilnya
rendemen menunjukkan efektif atau tidaknya dari ekstraksi yang dilakukan.
Efektivitas ekstraksi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu jenis pelarut,
metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel serbuk daun dadap dan lamanya
waktu ekstraksi. Setelah didapatkan ekstrak kental, dilakukan uji penapisan
fitokimia untuk mengetahui metabolit sekunder apa saja yang terdapat dalam
ekstrak tersebut.

Pada pengujian flavonoid ekstrak daun dadap serep didapatkan endapan


yang berwarna merah, ini menunjukkan bahwa daun dadap serep mengandung
flavonoid. Dalam penelitian Robinson (1995) menyatakan bahwa penambahan
serbuk magnesium dan asam klorida pada pengujian flavonoid akan menyebabkan
tereduksinya senyawa flavonoid yang ada dalam sampel sehingga menimbulkan
warna merah yang merupakan ciri adanya flavonoid. Pada identifikasi tanin
menggunakan pereaksi FeCl3, hasil yang diperoleh pada ekstrak daun dadap serep
positif mengandung tanin. Penambahan ekstrak dengan FeCl3 1% dalam air
menimbulkan warna hijau, merah, ungu atau hitam. Reaksi ekstrak dengan FeCl3
menghasilkan warna hijau kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tanin
dalam ekstrak yang membentuk senyawa kompleks dengan FeCl3 (Setyowati et
al., 2014). Uji aktivitas antibakteri yang digunakan pada penelitian ini adalah
difusi dengan menggunakan cakram kertas ukuran enam mm. Sebagai kontrol
yang digunakan dalam penelitian ini adalah cakram kertas Amoxicilin 25 µg
sebagai kontrol positif dan cakram kertas ditetesi pelarut pengencer sebagai
kontrol negatif.

Metode penanaman bakteri yang digunakan dalam penelitian ini yaitu


menggunakan metode agar tuang. Media tanam bakteri yang digunakan pada
penelitian uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun dadap serep ini yaitu
Nutrien Agar. Pemilihan Nutrien agar sebagai media tanam bakteri ini karena
Nutrien agar merupakan media pendukung bagi banyak pertumbuhan
mikroorganisme (Pratiwi, 2008). Media yang dituangkan kedalam cawan petri
sebanyak 10 mL. Pengukuran volume ini bertujuan untuk memberikan perlakuan
yang sama pada setiap sampel yang digunakan. Dengan demikian mengurangi
resiko terjadinya perbedaan volume media agar ketika proses penuangan kedalam
cawan petri.

Dari hasil uji yang tercantum pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa ekstrak
daun dadap serep memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli. Daya hambat
yang terbentuk relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan daya hambat dari
amoksisilin. Pada keempat konsentrasi tersebut terdapat perbedaan daya hambat
terhadap bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak dapat
mempengaruhi daya hambat terhadap bakteri E. coli.

Daya hambat terhadap pertumbuhan E. coli menunjukkan bahwa senyawa


metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak daun dadap serep memiliki
aktivitas antibakteri. Penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa
beberapa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antibakteri adalah alkaloid,
flavonoid, dan tanin. Ketiga senyawa metabolit sekunder tersebut juga terkadung
dalam daun dadap serep. Senyawa alkaloid pada tumbuhan dapat menjadi
antibakteri karena dapat mengganggu pembentukan penyusunan peptidoglikan
pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
menyebabkan kematian sel tersebut (Liana, 2010). Senyawa tanin akan
menghambat sintesis protein dan terganggunya permeabilitas (Aljizah, 2004).
Senyawa flavonoid dapat berperan juga sebagai antibakteri karena dapat melisis
sel, menghambat sintesis protein dan asam nukleat, serta menghambat ikatan ATP
pada membran sel (Widiana, 2012). Selain senyawa metabolit sekunder, dalam
ekstrak daun dadap serep mengandung senyawa potensial yang sifatnya sebagai
antibakteri, yaitu erycristagallin dan oreintal B (Hussain et al, 2016).

VI. PENUTUP

VI.1 Kesimpulan
Ekstrak etanol daun dadap serep (Erythrina lithosperma Miq.) memiliki
aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli ATCC 8939 dengan kategori
respon hambat yang lemah pada konsentrasi 40%, 60% dan 80% (b/v).

VI.2 Saran

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan paper ini, maka


dari itu disarankan bagi pembaca untuk dapat mengkaji lebih lanjut mengenai
daun dadap serep terhadap bakteri patogen lainnya.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Aljizah, A, 2004, Sensivitas Salmonella typhium Terhadap Ekstrak Daun Psidium


guajava L, Bioscientiae, 1(1), 31
Anggraini, N., & Saputra, O. (2016). KHASIAT BELIMBING WULUH (Averrhoa
bilimbi L) TERHADAP PENYEMBUHAN ACNE VULGARIS., Jurnal
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
Centers for Disease Control and Prevention. (2014). Escherichia coli (E. coli).
(Online) diakses dari http://www.cdc.gov/ecoli/general/index.htm l diakses
pada 11 Januari 2022.
Fauzi, A. (2017). Aneka Tanaman Obat dan Khasiatnya, PT.Buku Seru, Jakarta,
hal 40-41.
Faturohman, M. F. (2020). EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN DADAP (Erythrina
lithosperma Miq) TERHADAP PENGENDALIAN PERTUMBUHAN
BAKTERI Staphylococcus aureus (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).
Girard F, I. Batisson, J. Harel and J.M. Fairbrother. 2003. Use of Egg Yolk-
Derived Immunoglobulins as an Alternative to Antibiotic Treatment for
Control of Attaching and Effacing Escherichia coli Infection. 103rd General
Meeting of American Society for Microbiology, Washington D.C. Virginie,
USA. (Abstract).
Haryanto, S. (2012). Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia, Palmal, Yogyakarta,
hal 143-144.
Hussain.,et al, 2016, Contituents of Erythrina – aPotential Source of Secondary
Metabolities : A Review.Bangladesh Pharmaceutical Journal 19(2): 237-253.
Ii, B. A. B., & Serep, A. D. (2018). Kajian Tentang Dadap Serep ( Erythrina
Lithosperma Miq ), Bakteri ( Staphylococcus Aureus ), Ekstrak , Ekstraksi.
7–23.
Kaper, J.B., J.P. Nataro and H.L. Mobley. 2004. Pathogenic E. coli. Nature
Reviews Microbiology 2 (2): 123-140.
Kholidha, A. N., H. & Suherman, I. P. W. P. (2016). Uji Aktivitas Ekstrak Etanol
Daun Dadap Serap (Erythrina lithosperma Miq) sebagai Antibakteri terhadap
Bakteri Salmonella typhi. 4(1), p. 281–290.
Kristian, A. (2013). Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH Dan
Penetapan Kandungan Fenolik Total Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanolik
Daun Dadap Serep (Erythrina Subumbrans (Hassk.) Merr.)
Liana, I, 2010, Aktivitas Antimikroba Fraksi dari Ekstrak Metanol Daun
Seranggani (Melastoma candidum D.) terhadap Staphylococcus aureus dan
Salmonella typhimurium serta Profil Kromatografi Lapis Tipis Teraktif.
Skripsi Jurusan Biologi F-MIPA Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Nurhasnawati, H, Sukarmi dan Hadnayani, F, 2017, Perbandingan Metode
Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Etanol Daun Jambu Bol (Syzygium malaccense L.), Jurnal Ilmiah
Manungtung 3(1), 91-95.
Pan, X., Fenqin C., Tianxing W., Honggang T., and Zhayun Z., 2009, The acid
bile tolerance and antimicrobial property of Lactobacillus acidophilus NIT,
Journal Food Control, Volume 20.
Pratiwi, Sylvia, 2008, Mikrobiologi Farmasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Public health agency of Canada. (2014). E. coli. diakses dari
http://www.phacaspc.gc.ca/fs-sa/fs-fi/ecoli-eng.php, pada 11 Januari 2022
Rahayu, S. A., & Gumilar, M. M. H. (2017). Uji cemaran air minum masyarakat
sekitar Margahayu Raya Bandung dengan identifikasi bakteri Escherichia
coli. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology, 4(2),
50-56.
Rahman, A. A., Firmansyah, R., & Setyabudi, L. (2019). Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Dadap Serep (Erythrina Lithosperma Miq.) Terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli. Pharmacoscript, 1(1).
https://doi.org/10.36423/pharmacoscript.v1i1.105
Setyowati, W.A.E, Arini, S.R.D, Ashadi, Mulyani, B dan Rahmawati, C.P, 2014,
Skrining Fitokimia dan Identifikasi Komponen Utama Ekstrak Metanol Kulit
Durian (Durio zibethinus Murr.) Varietas Petruk, SN-KPK (Seminar Kimia
dan Pendidikan Kimia) VI, 274-275.
Widiana, Rina, S., & Si, M, 2012, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Ekstrak
Daun Teh (Camellia sinensis L) pada Escerichia coli dan Salmonella sp.
Journal Pelangi 4(2).

Anda mungkin juga menyukai