Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH ANTIBAKTERI DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn)

TERHADAP AKTIVITAS BAKTERI GRAM POSITIF


(Staphylococcus aureus) dan BAKTERI GRAM NEGATIF (Escherichia Coli)

Dosen Pengampu :
Dr. Dra. Siti Harnina Bintari, MS
Dr. Ari Yuniastuti, S.Pt., M.Kes.

Oleh :
Laila Isyatun Haniyati (0402515054)
Muntachobah Nafisah (0402515078)
Denik Islamiyah (0402515093)
PENDAHULUAN
Penyakit yang diderita manusia
timbul dari berbagai macam faktor,
salah satu factor yang menyebabkan
terjadinya penyakit pada manusia
adalah bakteri

Bakteri S auresus dan E Indonesia mempunyai


coli dapat menyebabkan: keanekaragaman hayati
keracunan makanan, yang sangat besar banyak
sindroma syok toksik Latar sekali bahan alam
(SST), infeksi Belakang (tanaman) yang dapat
dimanfaatkan sebagai
Gastroenteritis, dll bahan baku obat.

Daun sirih hijau dipercaya oleh masyarakat berkhasiat sebagai obat


antibakteri yang cukup kuat.
Diduga pada daun sirih hijau mempunyai kandungan kimia minyak
atsiri(kadinen,kavikol,sineol,eugenol,karvakol) yang dapat
digunakan sebagai green antibiotic alternative. Dan
untuk pemanfaatannya bisa dalam bentuk infuse
PENDAHULUAN

Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

Bagaimanakah pengaruh infusa terhadap bakteri gram


positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri gram negatif
(Escherichia coli).

Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh infusa terhadap bakteri


gram positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri gram
negatif (Escherichia coli).
KAJIAN PUSTAKA

1. Staphylococcus aureus

Klasifikasi :

 Kingdom : Eubacteria
 Filum : Firmiculates
 Kelas : Bacilli
 Ordo : Bacillales
 Famili : Staphylococcaceae
 Genus : Staphylococcus
 Spesies : Staphylococcus aureus
Sifat dan Karakteristik

Bakteri gram positif


berbentuk coccus/bulat
berdiameter 0,7-1,2 μm,
non motil,
tidak membentuk spora,
bersifat aerob
tumbuh pada suhu optimum 37 ºC
menghasilkan enterotoksin
Patogen (bersifat invasif)
Penyebab hemolisis
2. Escherichia coli

Klasifikasi :

 Kingdom : Bacteria
 Filum : Proteobacteria
 Kelas : Gamma Proteobacteria
 Ordo : Enterobacteriales
 Famili : Enterobacteriaceae
 Genus : Escherichia
 Spesies : Escherichia coli
Sifat dan Karakteristik
 Bakteri gram negatif
 Bakteri ini berbentuk batang
 berukuran 0,4-0,7 x 1,0-3,0 μm
 dapat hidup soliter maupun berkelompok
 umumnya motil
 tidak membentuk spora
 fakultatif anaerob
 Menghasilkan enterotoksin
 bersifat patogen (menyebabkan enteritis)
 suhu pertumbuhannya dari 7 ºC-50 ºC
Infusa
 Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu
90°C selama 15 menit.
 Pembuatan infusa merupakan cara yang paling
sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan
lunak seperti daun dan bunga.
 Teknik infusa mempunyai beberapa keuntungan bila
dibandingkan dengan teknik pembuatan ekstrak yaitu
karena teknik infusa lebih murah, lebih cepat, dan alat
serta caranya sederhana, sedangkan dalam pembuatan
ekstrak, kandungan dari bahan tumbuhan dan pelarut
yang paling tepat untuk masing-masing kandungan
harus diketahui lebih dahulu.
Hal-hal yang harus diperhatikan
untuk membuat sediaan infusa
1. Jumlah simplisia
2. Derajat halus simplisia
Apabila bahan yang digunakan berupa bahan
kering, maka derajat halus nya adalah sebagai berikut:
Derajat halus tanaman

Serbuk (5/8) Akar manis, daun kumis kucing, daun sirih, daun sena

Serbuk (8/10) Dringo, kelembak

Serbuk (10/22) Laos, akar valerian, temulawak, jahe

Serbuk (22/60) Kulit kuni, akar ipeka, sekale kornutum

Serbuk (85/120) Daun digitalis


Hal-hal yang harus diperhatikan untuk
membuat sediaan infusa
3. Banyaknya ekstra air
Umumnya untuk membuat sediaan infusa diperlukan
penambahan air sebagai berikut:
 Simplisia segar : sejumlah infuse yang dibuat
 Simplisia ½ kering : sejumlah infuse yang dibuat + ( 1 x berat
simplisia)
 Simplisia kering : sejumlah infuse yang dibuat + ( 2 x berat
simplisia)
4. Cara menyerkai
5. Penambahan bahan-bahan lain

( Anonim, 1997, Farmakope Indonesia Edisi IV )


Sirih Hijau (Piper betle Linn.)
 Morfologi :
Tumbuhan merambat pada batang pohon
lain, tingginya 5-15 meter.
Memiliki daun tunggal letaknya berseling
dengan bentuk bervariasi, pangkalnya
berbentuk jantung, ujung daun runcing,
pinggir daun rata agak menggulung ke
bawah, panjang 5-18 cm, lebar 3-12 cm.
Daun berwarna hijau, permukaan atas rata,
licin agak mengkilat, tulang daun agak
tenggelam, permukaan bawah agak kasar
kusam, bau aromatiknya khas, rasanya pedas.
Batang tanaman berbentuk bulat dan lunak
berwarna hijau agak kecoklatan dan
permukaan kulitnya kasar serta berkerut-
kerut.
Sirih Hijau (Piper betle Linn.)
Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Family: Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle Linn
Kandungan Aktif Daun
Sirih Hijau
 Daun sirih hijau mengandung 4.2% minyak atsiri yang komponen
utamanya terdiri dari bethel phenol dan beberapa derivatnya
diantaranya Euganol allypyrocatechine 26.8-42.5%, Cineol 2.4-
4.8%, methyl euganol 4.2-15.8%, Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-
9.8%, hidroksi kavikol, kavikol 7.2-16.7%, kavibetol 2.7-6.2%,
estragol, ilypyrokatekol 0-9.6%, karvakrol 2.2-5.6%, alkaloid,
flavonoid, triterpenoid atau steroid, saponin, terpen, fenilpropan,
terpinen, diastase 0.8-1.8% dan tannin 1-1.3%.
 Kegunaan Tanaman sirih (Piper betle L)
Dapat dijadikan obat alternatif (sebagai antiseptik dan antibiotik
yang aman)
Pembuatan infusa Daun sirih
Hijau (Piper betle Linn.)

Menurut Acuan Sediaan Herbal Vol. V BPOM RI, Tahap-tahap


pembuatan infuse daun sirih hijau adalah sebagai berikut :
1. Timbang daun sirih bersih, potong- potong 2-3 mm,
dimasukkan kebejana infuse
2. Ukur aqua sebanyak 120 ml masukkan kebejana infuse
3. Panaskan diatas penangas air selama 15 menit terhitung
mulai suhu mencapai 90°C sambil sekali-sekali diaduk.
supaya minyak atsiri dalam daun sirih terekstraksi
sempurna, setelah itu angkat, dinginkan.
Pembuatan infusa Daun sirih
Hijau (Piper betle Linn.)

4. Infuse dingin disaring dengan kain flannel ditampung


filtratnya pada beker 1/wadah.
5. Ampas sirih yang ada dalam bejana infuse ditambah air
panas, Air yang ditambahkan untuk ampas yaitu kira-kira
berapa kurangnya infuse hasil filtrat pada beker I, mengapa
hasil infuse bisa kurang dari vol air awal? Dikarenakan ada
air yang menguap dan ada air yang terserap dikain flannel.
Dinginkan, saring dengan kain yang sama masukkan
kebeker II
Antibakteri
 Antibakteri didefinisikan sebagai agen yang dapat menghambat
pertumbuhan dan aktivitas antimikroba
 Pengujian aktivitas antibakteri adalah teknik untuk mengukur
berapa besar potensi atau konsentrasi suatu senyawa sehingga
dapat memberikan efek bagi organisme.
 Antibakteri dapat bersifat membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel bakteri yaitu denga mekanisme sebagai
berikut:
1) Mengganggu sintesa dinding sel
2) Mempengaruhi permeabilitas membran
3) Mempengaruhi Sintesis Protein dan Asam Nukleat Sel
4) Mempengaruhi metabolisme sel mikroba
Senyawa antibakteri Daun
sirih Hijau (Piper betle
Linn.)
 Seperti halnya dengan antibiotika, daun sirih juga mempunyai daya
antibakteri. Daun sirih mengandung 4,2 % minyak atsiri yang
sebagian besar terdiri dari Chavicol dan kavibetol yang merupakan
turunan dari fenol.
 Chavicol dan kavibetol pada daun sirih bertanggung jawab terhadap
bau khas pada sirih dan bersifat antibakteri kuat yaitu 5 kali dari
fenol.
 Cara kerja fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan
cara mendenaturasi protein sel. Dengan terdenaturasinya protein sel,
maka semua aktivitas metabolisme sel dikatalisis oleh enzim yang
merupakan suatu protein yang menyebabkan sel membran bakteri
mengalami lisis.
Senyawa antibakteri Daun
sirih Hijau (Piper betle
Linn.)
 Euganol, Cineol methil euganol dan Caryophyllen yang terkandung
dalam daun sirih bekerja dengan merusak membran sel, mengganggu
lapisan fosfolipid dari membran sel yang mengakibatkan peningkatan
permeabilitas sehingga makromolekul dan ion dalam sel akan keluar,
menyebabkan kerusakan ataupun kematian dari sel bakteri tersebut.
 Saponin dan tannin dalam daun sirih bersifat sebagai antiseptik
pada luka permukaan, bekerja sebagai bakteriostatik yang biasanya
digunakan untuk infeksi pada kulit, mukosa dan melawan infeksi
pada luka (anti inflamasi).
Pengaruh antibakteri Daun Sirih
Hijau terhadap S.aureus dan E.coli
1 Dalam penelitian Anang (2007)

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih hijau dengan


pelarut DMSO (Dimethil Sulfoxide) 2,5 %, 5% dn 10% dengan metode disc
diffusion dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dengan efektifitas lebih kuat, sedangkan pada Eschericia coli akan
menunjukkan aktivitas menghambat pertumbuhan pada kadar 10%.
Dalam penelitiannya, Anang menyebutkan bahwa daya antibakteri minyak
atsiri daun sirih hijau disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan turunannya
yang bekerja sebagai senyawa toksik mengakibatkan struktur tiga dimensi
protein terganggu dan terbuka menjadi struktur acak tanpa adanya kerusakan
pada struktur kerangka kovalen (ikatan disulfida) menyebabkan rantai
polipeptida tidak dapat mempertahankan bentuk asalnya sehingga
menyebabkan kerusakan pada dinding sel.
2 Dalam penelitian Suliantari, dkk (2008)

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak sirih hijau yang diperoleh


dengan ketiga jenis pelarut yaitu air, etanol dan etil asetat secara umum
mempunyai kemampuan menghambat yang beragam ( 10-24 mm) terhadap
bakteri uji Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Dari ketiga jenis pelarut
yang digunakan, ekstrak dengan air mempunyai kemampuan menghambat
bakteri uji terendah disusul kemudian pelarut etil asetat dan etanol.
Ekstrak air mempunyai kemampuan penghambatan terhadap Escherichia coli
dengan diameter penghambatan 10 mm dan 11.5 mm untuk Staphylococcus
aureus.
Ekstrak etil asetat mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan diameter
penghambatan yang lebih tinggi dari pada ekstrak air yaitu 12.7 mm untuk
Escherichia coli dan 16 mm untuk Staphylococcus aureus.
Ekstrak etanol sirih hijau mempunyai kemampuan menghambat tertinggi
terhadap Staphylococcus aureus (24 mm) dan terhadap Escherichia coli (14 mm).
2 Dalam penelitian Suliantari, dkk (2008)

Menurut Suliantari ekstrak etanol sirih hijau positif mengandung komponen aktif
seperti alkaloid, tanin, fenolik dan steroid.
Alkaloid mempunyai pengaruh sebagai bahan antimikroba melalui mekanisme
penghambatannya adalah dengan mengkelat DNA.
Tanin sebagai bahan antimikroba diduga karena tanin akan berikatan dengan
dinding sel bakteri sehingga akan menginaktifkan kemampuan menempel bakteri,
menghambat pertumbuhan, aktivitas enzim protease dan dapat membentuk
ikatan komplek dengan polisakarida.
Fenol dapat berperan sebagai racun bagi mikroba yaitu dengan menghambat
aktivitas enzim, berikatan dengan gugus sulfhidril dan protein.
Flavonoid dapat berfungsi sebagai bahan antimikroba dengan membentuk
ikatan komplek dengan dinding sel dan merusak membran.

 Perbedaan diameter daya hambat yang ditunjukkan daun sirih hijau pada
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli karena perbedaan struktur
dinding sel yang dimiliki oleh masing – masing bakteri.
PENUTUP
Kesimpulan :
 Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C
selama 15 menit.
 Dari hasil penelitian tentang pengaruh ekstrak daun sirih
(Piper betle L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli dengan metode difusi disk yang
dilakukan Anang Hermawan (2007) diperoleh kesimpulan
bahwa ekstrak daun sirih (Piper betle L.) berpengaruh
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli yang ditunjukkan dengan adanya daerah
jernih (clear zona) yang terbentuk pada media uji.
 Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih
hijau terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai