Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MIKOLOGI KELOMPOK V

“PERANAN JAMUR DALAM INDUSTRI KESEHATAN”

Disusun oleh:

Stephen Lengkong (18101102027)

Andhio Saputra (211014020063)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2021

1
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peranan jamur dalam kehidupan manusia sudah dikenal sejak dahulu, karena jamur
hidupnya kosmopolitan sehingga banyak terdapat pada macam-macam benda yang
berhubungan dengan manusia seperti makanan, pakaian, rumah dan perabotannya dapat
ditumbuhi jamur. Hal tersebut berlaku pula pada tumbuhan dan binatang peliharaan.
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dengan kelembapan berkisar antara 70-
90% dan temperatur rata-rata 30ºC. Faktor-faktor tersebut sangat optimal untuk
pertumbuhan dan perkembangan jamur (Townsend et al., 2017).
Kepentingan jamur di dalam kehidupan manusia bermacam-macam. Peranan jamur
dalam bidang kesehatan ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Jamur
yang menguntungkan bagi manusia memiliki banyak manfaat, contohnya dalam bidang
industri obat-obatan (Suryani et al., 2020). Manfaat jamur untuk kesehatan yang dilansir
dari surat kabar online Tribun Kesehatan (2021), antara lain meningkatkan kesehatan
jantung, meningkatkan keseheatan tulang, mencegah diabetes, membantu menurunkan berat
badan, mencegah anemia, menurunkan tekanan darah, mencegah kanker, memberikan
energi dan meningkatkan fungsi otak, menurunkan peradangan, dan meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Pada peranan jamur yang merugikan adalah jamur-jamur yang jika masuk
ke dalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit atau mengeluarkan zat yang bersifat
racun bagi manusia (Suryani et al., 2020).
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mulai mempelajari
pemanfaatan jamur melalui berbagai penelitian, terkhususnya dalam industri obat-obatan,
seperti pembuatan antibiotik atau pembuatan antioksidan. Manusia juga terus mempelajari
karakteristik jamur dan menurunkan ilmu tersebut dari generasi ke generasi manusia
berikutnya melalui pembelajaran di sekolah dan di universitas. Makalah ini dibuat untuk
menyelasikan tugas yang diberikan dosen, sekaligus memberi wawasan tentang peranan
jamur di bidang kesehatan bagi penulis maupun pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja peranan jamur yang menguntungkan di industri kesehatan?
2. Apa saja peranan jamur yang merugikan di bidang kesehatan?
1.3 Tujuan
1. Mengkaji dan menjelaskan peranan jamur yang menguntungkan di bidang kesehatan.
2. Mengkaji dan menjelaskan peranan jamur yang menrugikan di bidang kesehatan.

2
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Peranan Jamur yang Menguntungkan


Dalam dunia kehidupan jamur harus mampu berkompetisi di dalam lingkungannya.
Sifat kompetitif ini menghasilkan suatu excresi metabolit yang kita kenal dengan antibiotik
yaitu suatu anti kehidupan organisme lain di luar tubuhnya, umunya hal ini berlaku untuk
bakteri dan jamur. Sebagian besar jamur-jamur yang berperan dalam industri obat-obatan di
manfaatkan sebagai bahan antibiotik (Kursia et al., 2017). Selain itu ada pula yang
digunakan sebagai bahan campuran jamu-jamuan contohnya supa kakabu di Indonesia
(Syafitri, 2019). Jenis jamur lain ada yang di sejajarkan dengan tanaman penyebab halusinasi
contohnya Clytocybe, sehingga di larang dijual bebas (Putra et al., 2018). Berikut beberapa
peranan jamur yang menguntungkan di bidang kesehatan:
1. Antibiotika
Antibiotika adalah suatu golongan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau
bahan hayati yang kerjanya antagonis terhadap mikroorganisme lain pada konsentrasi 100
um/ml atau kurang. Antibiotika banyak di hasilkan oleh species fungus biasa, tetapi
kebanyakan di peroleh dari macam-macam bakteri mirip fungus yaitu golongan
Actinomycetes dan sedikit sekali yang dihasilkan oleh bakteri asli, kecuali yamg dihasilkan
oleh Bacillus (Wiley & Sons, 2012). Antibiotika sukar dideteksi di lingkungan alamiah
karena antibiotik dapat langsung diabsorpsi ke dalam material lingkungan misalnya tanah, di
samping itu organisme harus dalam keadaan tumbuh sebelum ia memproduksi antibiotika.
Jika tidak antibiotik akan sulit untuk di lihat keberhasilannya. Produksi antibiotika adalah
bentuk antagonis yang berperan secara langsung, meliputi parasit dan predasi, serta
kompetisi yang berpengaruh secara langsung dalam memperoleh kebutuhan hidup (Anonim,
2017).

Table 1. Contoh Jamur Penghasil Antibiotika (Suryani et al., 2020)

Antibiotika Jamur Penghasil Aksi Terhadap Tempat Aksi


Penisilin P. Notatum Bakteri gram – Sintesis dinding sel
P. chrysogenum
Cephalosporin Cephalosporium sp Bakteri gram + Spindle

Griseofulvin P. griseofulvum Bakteri gram + Mitosis


P. nigricans
XVI. Usticae

3
Fusidik acid Patulin Fusarium coccineu Fungus Ribosom
Mucor ramannianus
Fumagilin P. padulum Bakteri gram + Respirasi

Ristocetin A. fumigatus Bakteri gram + Respirasi

Synnematin B Nocardia lurida Fungus Respirasi


Cephalosporium
Balmosynnematum

Penicillium adalah genus dari fungi ascomycota yang sangat penting dalam lingkungan
alam, pada pembusukan makanan, serta produksi makanan dan obat. Beberapa anggota dari
genus menghasilkan penisilin, molekul yang digunakan sebagai antibiotik, yang membunuh
atau menghentikan pertumbuhan beberapa jenis bakteri di dalam tubuh. Contoh spesies nya
yaitu, jamur Penicillium chrysogenum (sebelumnya Penicillium notatum), yang memproduksi
antibiotik penisilin (Kirk et al., 2008)

Gambar 1. Penicillium sp.. (Kirk et al., 2008)


Penisilin adalah sebuah kelompok antibiotik β-laktam yang digunakan dalam
penyembuhan penyakit infeksi karena bakteri, biasanya berjenis Gram positif. Penisilin
bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri, dengan menghambat
digabungkannya asam N-asetilmuramat non esensial ke dalam struktur mukopeptida yang
biasanya membuat sel menjadi kaku dan kuat. Cara kerja ini juga berarti bahwa penisilin
hanya akan aktif bekerja pada satuan patogen yang sedang tumbuh dengan aktif.[2] Sebutan
"penisilin" juga dapat digunakan untuk menyebut anggota spesifik dari kelompok penisilin.

4
Semua penisilin memiliki dasar rangka Penam, yang memiliki rumus molekul R-
C9H11N2O4S, di mana R adalah rangka samping yang beragam (Pelczar, 2005)

Dalam fungsi klinis, penisilin dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu benzatin penisilin
untuk mengatasi indikasi profilaksis dari demam reumatik, sifilis awal atau laten. Ada
penisilin G untuk indikasi penyakit selulit, endokarditis, bakteri, meningitis, pneumonia,
aspirasi, abses, paru-paru, sifilis, dan septisemia pada anak-anak. Ada juga penisilin V, obat
ini untuk indikasi spesifik infeksi Streptococcus pyogenes (Tonsilitis, Faringitis, dan Infeksi
kulit), profilaksis demam reumatik, dan gingivitis sedang hingga parah. Lalu, ada penisilin
prokain, adalah kombinasi dari benzilpenisilin dengan prokain agen anestesi lokal untuk
indikasi spesifik sifilis, infeksi saluran pernapasan, dan selulitis (Rossi, 2006).

2. Antioksidan

Antioksidan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses


oksidasi molekul lain. Oksidasi adalah reaksi kimia yang dapat menghasilkan radikal bebas,
sehingga memicu reaksi berantai yang dapat merusak sel. Antioksidan seperti tiol atau asam
askorbat (vitamin C) mengakhiri reaksi berantai ini (Schuler, 1991). Jamur tiram (Pleurotus
ostreatus) merupakan jamur yang sangat bermanfaat, yaitu sebagai makanan, menurunkan
kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan
enzim oksidasi (Khatun et al., 2007).

Jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat
tinggi dan membantu pencernaan. Jamur tiram ini mengandung senyawa pleuran yang
berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan.
Adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucans pada jamur tiram mempunyai efek positif
sebagai antitumor, antikanker, antivirus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, antijamur,
antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Pada jamur tiram, produk ini disebut
sebagai plovastin yang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen
aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia)
(Egra et al., 2018). Selain jamur tiram ada juga beberapa jamur antioksidan lainnya seperti
jamur paha ayam (Coprinus comatus) dan jamur (Ganoderma lucidum) (Susanto et al., 2018;
Nuraeni & Sembiring, 2019)

Selain jamur tiram, jamur endofit juga berperan sebagai antioksidan dengan
memproduksi senyawa metabolit sekunder yang mirip dengan tumbuhan. Hal ini diduga
karena jamur endofit mengalami koevolusi transfer genetik dari inangnya. Kandungan utama

5
senyawa aktif pada tumbuhan, seperti alkaloid, glikosida, flavonoid, fenol, saponin, tanin,
dan minyak atsiri juga dapat ditemukan pada jamur endofit. (Hasiani et al., 2015).

3. Vaksin Berbasis Ragi

Ketersediaan urutan genom yang lengkap, matang, dan non-patogen dari spesies ragi
Saccharomyces cerevisiae dan Pichia pastoris menjadikannya sistem model yang ideal untuk
pengembangan vaksin baik untuk kesehatan masyarakat maupun untuk konsumsi di lahan
pertanian. Pengembangan lainnya, yaitu pembuatan vaksin untuk ancaman virus Hepatitits B
pada pada bayi dan target lain yang rentan, terutama bagi orang-orang yang mau melakukan
perjalanan antar negara. Vaksin yang dikembangkan menggunakan teknologi yeast vaccine
vector, vaksin hepatitis B mengandung salah satu protein dari permukaan virus hepatitis B
(HepB surface antigen, atau HBsAg). Protein ini dibuat dengan memasukkan kode genetik ke
dalam sel ragi, yang menghilangkan risiko virus DNA masuk ke produk akhir. Proses ini
disebut teknologi DNA rekombinan (Kumar & Kumar, 2019).

Gambar 2. Produksi Vaksin Hepatitits B (Blambs, 2013)

2.2 Peranan Jamur yang Merugikan


1. Infeksi yang disebabkan dari pertumbuhan jamur

6
Penyakit jamur atau mikosis adalah suatu penyakit kronis menahun, yang
menyebabkan infeksi yang lama dan hebat terhadap manusia dan hewan, yang memerlukan
suatu perhatian yang khusus. Contohnya, yaitu Apergillosis. Aspergillosis adalah berbagai
jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur dari genus Aspergillus. Penyakit ini menyebar
akibat spora jamur Aspergilus di udara bebas. Kelainan yang disebabkan penyakit ini antara
lain: aspergilosis paru yang menimbulkan kelainan seperti asma bronkial akibat alergi
terhadap jamur yang berada di paru, otomycosis yang sering disertai infeksi bakteri, kelainan
akibat otomycosis seperti keluhan gatal pada liang telinga, nyeri, dan kadang bernanah, dan
onychomycosis yang menyebabkan kelainan pada kuku (Thorton dan Kristoper, 2020).

Gambar 3. Penyakit Aspergillosis (KlikDokter, 2021)


Jamur kuku atau dalam dunia kedokteran sering disebut Tinea unguium atau
onychomycosis merupakan infeksi jamur yang terjadi pada kuku tangan maupun kuku kaki.
Walaupun bukan termasuk keadaan berbahaya tapi onychomycosis adalah infeksi kuku
jamur yang bisa menular ke orang lain melalui beberapa cara seperti kontak kulit langsung
ke kulit ataupun penularan yang terjadi melalui penumpahan sel kulit mati yang mengalami
infeksi jamur. Awal mula jamur ini menyerang penderita bisa dilihat dari beberapa
perubahan awal seperti warna kuku yang terlihat putih atau kuning pada ujungnya.
Terkadang kelainan yang muncul pada kuku seperti jamur juga dapat mengindikasikan
adanya gangguan kesehatan yang lebih serius (Widiyarti & Yayuk, 2018).

Pada dermatomikosis, infeksi jamur terjadi pada tangkai rambut, kuku dan stratum
corneum (kulit) yang disebabkan oleh Genus Jamur Tinea. Ada juga dermatophytosis yang
menyebabkan Trichophytosis, Epidermophytosis, Ringworm of the hand and foot,
Hongkong foot, athletefoot. Penyakit ini tersebar di daerah tropik dan subtropik.
Penyebabnya yaitu dari jamur Trichophyton, Epidermophyton floccosum dan Candida

7
albicans. Sangat banyak sekali kerugian dari infeksi pertumbuhan jamur dalam tubuh
manusia yang merugikan sehingga semuanya tidak dapat dijelaskan pada makalah ini
(Suryani et al., 2020).

2. Jamur beracun (Penghasil Mikotoksin)

Jamur Aspergillus flavus memproduksi suatu zat yang di sebut aflatoksin penyakitnya
disebut aflatoksikosis. Menurut hasil penelitian di Jawa Barat aflatoksikosis banyak terdapat
pada itik dan manusia. Pada hewan dan manusia aflatoksin dapat mengakibatkan kanker hati
karena tersumbatnya pembuluh vena hepatica yang bersamaan dengan terjadinya proliferasi
pada saluran empedu. Gejala klinik yang nampak adalah lemah, tidak ada nafsu makan,
kurus, dan lumpuh yamg di susul kemudian dengan kematian (Rahayu, 2020).

Ada juga jamur .Amanita phalloides (Tudung Kematian). Secara klinis racun Amanita
belum diketahui secara pasti sifat-sifat dan cara kerja racunnya. Paling sedikit 10 jenis toxin
protoplasma telah dapat diekstrasi dari badan buah Amanita phalloides yang dapat dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu phallotoxin dan amatoxin. Keduanya berhubungan secara
kimiawi. Yang termasuk ke dalam phallotoxin adalah phalloidin sedangkan yang termasuk
ke dalam Amatoxin adalah amanitin. Akumulasi phalloidin dapat menyerang membram
plasma dari sel hati dan mengganggu kemampuan sel-sel ini untuk mengontrol pergerakan
ion-ion. Juga dapat mengganggu membram sel lain, dapat menyebabkan organel
melepaskan enzim ke dalam sitoplasma dan sel mulai mencerna diri sendiri sehingga
akhirnya hancur. Bila dimasukkan dalam saluran darah pada hewan percobaan dengan alat
injeksi interaperitonia akibatnya cepat terlihat (Loizides et al., 2018).

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Peranan jamur yang menguntungkan dalam industri kesehatan, yaitu dalam pembuatan
antibiotik, antioksidan, dan vaksin berbasis ragi.

2. Peranan jamur yang merugikan di bidang kesehatan, yaitu infeksi yang disebabkan oleh
pertumbuhan jamur dan jamur beracun yang memproduksi mikotoksin.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Why Antibiotics Can't be Used to Treat Your Cold Or Flu.
www.health.qld.gov.au. 6 May 2017. Retrieved 13 May 2020.

Blambs. 2013. Hepatitits B Vaccine. https://www.canstockphoto.com/hepatitis-b-vaccine-


14738899.html. Diakses pada tanggal 27 September 2021.

Hasiani, V. V., Ahmad, I., & Rijai, L. (2015). Isolasi Jamur Endofit dan Produksi Metabolit
Sekunder Antioksidan dari Daun Pacar (Lawsonia inermis L.). Jurnal Sains Dan
Kesehatan, 1(4), 146-153.

Khatun, K., Mahtab H., Khanam, P.A., Sayeed, M.A, dan Khan, K.A. 2007. Oyster Mushroom
Reduced Blood Glucose and Cholesterol and Diabetic Subjects. Mymensingh Med J, 16
(1): 94–9.

Khatun K, Mahtab H, Khanam PA, Sayeed MA, Khan KA. 2007. Oyster Mushroom Reduced
Blood Glucose and Cholesterol in Diabetic Subjects. Mymensingh Med J, 16 (1): 94–9.

Kirk, PM; Cannon, PF; Minter, DW; Stalpers, JA. 2008. Dictionary of the Fungi (edisi ke-10th).
Wallingford, UK: CABI.

KlikDokter. 2021. Pengertian Aspegilosis. https://www.klikdokter.com/penyakit/aspergilosis.


Diakses pada tanggal 27 September 2021.

Kumar, R dan Kumar, P. 2019. Yeast-Based Vaccines: New Perspective in Vaccine


Development and Application. FEMS Yeast Research, 19(2): 1-21.

Kursia, S., Ali, A., Sami, J.S., dan Adhawiyah, R. 2017. Pemanfaatan Jamur Endofit dari Daun
Murbei (Morus alba L.) sebagai Antibiotik. As-Syifaa, 9(1): 67-74.

Loizides M, Bellanger JM, Yiangou Y, Moreau PA. (2018). Preliminary Phylogenetic


Investigations into the Genus Amanita (Agaricales) in Cyprus, with A Review of
Previous Records and Poisoning Incidents. Documents Mycologiques, 37: 201–218.

Nureni, F. dan Sembiring, S.B.B. 2019. Aktivitas Antioksidan dan Identifikasi Senyawa Ekstrak
Jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum) dengan Liquid Chromatography-Mass
Spectrometry(Lc-Ms). Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup,
19(2): 65-72.

Pelczar, Jr., MT. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi (edisi ke-1). Jakarta: UI Press.

9
Putra, I.P., Sitompul, R., dan Chalisya, N. 2018. Ragam dan Potensi Jamur Makro Asal Taman
Wisata Mekarsari Jawa Barat. Al-Kauniyah, 11(2): 133-150.

Rahayu, E.S. 2020. Aspergillus flavus dan Para Saudara Dekatnya.


https://cfns.ugm.ac.id/2020/08/15/aspergillus-flavus-dan-para-saudara-dekatnya/.
Diakses pada tanggal 27 September 2021.

Rossi, S. (2006). Australian Medicines Handbook. Adelaide: Australian Medicines Handbook.


ISBN 0-9757919-2-3. Diakses pada tanggal 27 September 2021.

Saxon, W. 1999. Anne Miller, 90, First Patient Who Was Saved by Penicillin. The New York
Times.

Suryani, Y., Taupiqurrahman, O., dan Kulsum, Y. 2020. Mikologi. Bandung: Freeline Cipta
Granesia.

Susanto, A., Nuniek, N.A., dan Ekowati, N. 2018. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tubuh Buah
Jamur Paha Ayam (Coprinus comatus) dengan Pelarut Berbeda. A. Scientific Journal,
35(2): 63-68.

Syafitri, U. 2019. Studi Etnobotani Tumbuhan yang Berpotensi sebagai Obat Penyakit dalam di
Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Negeri
Walisongo

Thornton dan Christopher, R. (2020). 1. Detection of the 'Big Five' mold killers of humans:
Aspergillus, Fusarium, Lomentospora, Scedosporium and Mucormycetes". In Gadd,
Geoffrey M.; Sariaslani, Sima (eds.). Advances in Applied Microbiology. Academic
Press. pp. 4–22.

Townsend, J.P., Trail, F., Wang, Z., Stefanko, K., dan Cubba, C. 2017. The Anchestral Levels
of Transcription and The Evolution of Sexual Phenotypes in Filamentous Fungi. PloS
Genetics, 13(7): 1-32.

Tribun Kesehatan. 2021. 10 Manfaat Jamur Bagi Kesehatan, Cegah Kanker hingga Tingkatkan
Sistem Kekebalan Tubuh. https://www.tribunnews.com/lifestyle/2019/11/08/10-
manfaat-jamur-untuk-tubuh-tingkatkan-kesehatan-jantung-hingga-kekebalan-tubuh.
Diakses pada tanggal 27 September 2021.

10
Widiyarti dan Yayuk. 2018. Jamur Kuku Tampak Sepele tapi Susah Diobati, sampai Perlu
Operasi. Tempo. https://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_kuku. Diakses pada tanggal 27
September 2021.

Wiley, J. & Sons, I. 2012. Chemical Analysis of Antibiotic Residues in Food. ISBN 978-1-4496-
1459-1. Diakses pada tanggal 27 September 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai