“ENDOGENALES”
Disusun oleh:
Kelompok 3 Mikologi:
Kurniasih (211014020066)
MANADO
2021
ENDOGENALES
A. Deskripsi Ordo Endogenales
Endogonales merupakan salah satu ordo dari filum Zygomycota dan juga merupakan
garis keturunan jamur awal divergen dalam Mucoromycota. Jamur ini bersifat heterotrof
saprofit (Kirk et al., 2008). Banyak spesies dalam ordo ini menghasilkan sporofor kecil
(sporokarpus) yang mengandung sejumlah besar zigospora, dan banyak spesies bersimbiosis
dengan tanaman. Beberapa anggota dari ordo ini hidup di darat dan di dalam tanah atau pada
anggota tumbuhan dan binatang yang membusuk. Spora terbentuk di ujung hifa ekternal di luar
perakaran di dalam tanah. Spora mula-mula berwarna kecokelatan dan akhirnya berubah
menjadi hialin hingga kuning kecoklatan serta berukuran lebih dari 300 milimikron
(Nicholoson, 1975).
Ordo ini terdistribusi luas, terutama pada daerah beriklim sedang (Kirk et al., 2008).
Tergantung pada spesiesnya, sporokarpus telah dicatat memiliki bau bawang, gula terbakar,
atau ikan. Endogone tumbuh di tanah, pada kayu yang membusuk, pada tumbuhan lumut
(sphagnum), atau bahan tanaman lainnya baik sebagai saproba atau rekan ektomikoriza
(Gerdemann & Trapp, 1974). Warchup (1990) melaporkan bahwa, spesies Endogone (Ordo
Endogonales) sangat penting dalam ekologi tanah yang miskin nutrisi. Misalnya, jamur
Endogone diketahui tumbuh di bukit pasir dengan substrat yang kurang nutrisi. Tanaman bukit
pasir bergantung pada jamur untuk pertumbuhan dan keberhasilan ekologis. Caranya, yaitu
miselium jamur membantu mengumpulkan dan menstabilkan pasir dalam jaringan hifa,
memberikan kohesi dan membantu tanaman suksesi awal membangun akar. Miselium terebut
juga menjebak dan mengikat fragmen bahan organik seperti akar dan rimpang yang membusuk.
Gambar 1. Sebuah sporocarp dari Endogone pisiformis yang berasosisasi dengan Sphagnum
(Berch dan Castellano, 1986)
Gambar 2. Zigospora berdinding ganda E. pisiformis (Berch dan Castellano, 1986)
Gambar 3. Sporokarpus yang mengandung banyak sporangia (A) dan spora tunggal (B, C)
Gambar 5. Hubungan Mikoriza Arbuscular yang menunjukkan terjadimya penetrasi oleh jamur ke
bagian jaringan akar tumbuhan (Dewi, I.R.A, 2007)
Gambar 6. Penampakan Makroskopis dan Mikroskopis Endogone sp. (Yamamoto et al., 2015)
Genus yang berikutnya, yaitu ada Peridiospora tatachia. Karateristiknya antara lain,
zigokarpus tunggal atau terkumpul di tanah atau di akar, mengandung zygosporangium secara
terpisah. Zygosporangia coklat kuning atau coklat kemerahan, dengan mantel kuning pucat, hifa
terjalin pada sporangiothecium, diameter 2,5-12,5 m. membentuk lapisan hifa setebal 15 m.
Gametangia berdinding tipis bersatu di ujungnya, dengan zigosporagnium terbentuk di atas titik
penyatuan. Zygosporangia globose, subglobose, atau obovoid 110-135 × 110-185 m (termasuk
mantel hifa). Zygosporangium terdiri dari dua dinding. Dinding 1, dinding satuan, tebal 2 m,
licin dan berwarna coklat; dinding 2, dinding membran, tebal kira-kira 1 m, hialin. Hifa peridial
dan dinding spora terluar masing-masing diwarnai coklat merah muda dan coklat kemerahan
dalam pereaksi Melzer (Gerdemann & Trappe, 1974).
Pada genus selanjutnya, ada spesies Sclerogone eucalypti tapi sejauh ini penulis belum
mendapatkan referensi yang cukup untuk deskripsi detilnya. Ada juga spesies Youngiomyces
multipleks, yang merupakan genus yang baru dimasukkan dalam ordo Endogonales. Spesies
terebut, memiliki bentuk yang sengat bervariasi, ada yang berbentuk ginjal, persegi panjang,
persegi, dan lain-lain. Jamur tersebut dibentuk elemen bola kecil yang banyak dengan sifat yang
keras dan memiliki ketahanan. Peridium tidak ada dan miseliumnya terbungkus dengan substrat
tanah sehingga sulit dijumpai. Sporanya berbentuk bola atau subglobe dengan jumlah berkisar
150-250. Ukuran sporanya besar, yaitu berkisar diantara 50 mikron-120 mikron (MICOEX,
2016).
Tubuh buah terbentuk di bawah substrat dan bersatu dalam jumlah yang bervariasi.
Youngiomyces multipleks merupakan jamur hypogeal yang langka, tetapi begitu melimpah di
daerah tempat ia dilahirkan. Butiran bulat yang membentuk sporokarpus dapat dilihat dengan
mata telanjang dan memberikan penampilan umum yang mengingatkan kita pada permen
(MICOEX, 2016).