T /Eang c n-trSud penBhayatan iman dalam poiitikdi sini adalah hidup bermoral oranB beriman
I fl a^l^* criang politik. Jadi bagairnana orang beriman mewujudkan imannya dalam politik?
Wl art in ;r rang akan direnungkan dalam pokok bahasan ini.
{J politik selaiu n-eny,angkut hal negara dan hal warga negara. Dalam bukunya yang berjudul
,,Republik", Plato mengemukakan pendapatannya mengenai negara yang ideal. Negara ideal adalah
negara ),ang penul. dengan kebajikan clan keadilan. Setiap warga negara berfungsi sebagaimana
mestinya dalam upa\a merealisasikan negara ideal itu. Pendidikan yangdiaturoleh negara menjadi
halyang sangat penting dalam mewujudkan negara ideal ini1. Aristoteles berpendapat, bahlva negara
harus menguparakan dan menjamin kesejahteraan bersama yanB sebesar-besarnya.
Bagi Aristoteles nal rni merupakan kebaikan tertinggi (The highestgood) bagi manusia, sebab
hanya dalam keselahteraan bersama (umum) kesejahteraan individu dapat dipero,leh. Untuk menca-
pai tujuan ini maka hal r ang sangat penting ialah menyusun hukum atau konstitusi terbaik yang men-
jadi sumber kekuasaan dan menjadi pedoman pemerintahan bagi para penguasa2. Sejalan dengan
pendapat dua orang filsuf ini, bahkan negara lndonesia telah menggariskan secara jelas dan tegas
tentang tujuan negara, sebagaimana diru,.nuskan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empatyang
menyatakan meiindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah lndonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa. lvlenurut Kaelan (2004), ini merupakan tuju-
an khusus, yang meliputi tujuan nasional, sebagai tujuan bersarna bangsa lndonesia dalam memben-
tuk negara untuk me*ujudkan suatu masy,arakatyarrgadil dan makmur, material maupun spiritual3.
Oleh sebab itu penulis menekankan bahwa tujuan politis suatu negara, bagi negara itu sendiri
adalah kebajikan dan keadilan, kesejahteraan umum yang adil makmur. Sarananya adalah konstitusi
untuk mengatur negara itu, Secara logis dapat dikatakan kalau ada sekelompok manusia di suatu
74 Meniadi Pribadi Re/igius dan Humanis
tenrpat, hidup bersarna maka perlu aturan, nor!"na, hukum konstitusi. Norma ini
harus diXandasi kebajikan. L)erigan kebajikan orang merasa drperlakukan adtt.
Dengan perlakuan adil maka keselanteraan bagi semua {ercag.}dt. JtKa Ke5c;dlt-
teraan sernua tercapai maka disebut makmur. Semua ini menyangkut tujuan
dldirikannya suatu negara.
Politik lebih menyangkut semua usaha praktek untuk mengupayakan
tercapainya tujuan negara itu. fulenurut Kaelan (2004) politik memiliki makna
bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem negara yang menyangkut pro-
ses penentuan tujuan dari sistem itu dan pelaksanaan tujuan-tujuan itul. Ma-
carn-macam kegiatan dalam suatu sistem ini bertujuan untuk mengupayakan
tercapainya cita-cita bersama. Yang jelas dalam suatu politik ada sebuah kegia-
tan, yang berkoridor konltitusi, untuk mengupayakan tercapainya kesejahte-
raan bersama, yang berkeadilan. Kegiatan ini dilakukan baik oleh pemerintah
maupun warga negara. Selanjutnya bagaimana seharusnya peran pemerintah
dan warga negara, yang beriman, mewujudkan imannya dalam bidang politik.
Bagaimana mereka hidup bermoral dalam politik?
Kedua, pemerintah dan rakyat harus insyaf bahwa mereka hidup bersa-
ma dan saling tergantung. Mer,eka ada di bawah dan diatur oleh hukum yang
sama7. Pelaksanaan hukum secara adil merupakan prioritas utama. Tindak
sewenang-wenang menyelewengkan hukum, memperjualbelikan hukum den-
gan mental kolusi dan nepotis seharusnya sudah menjadi hal yang memalukan
semua pihak.
Ketiga, dalam era demokratisasi, semua pihak perlu terlibat secara propor-
sional datram pro'ses pengambilan keputusan kebijakans. Semua ada normanya.
Mental primordialis, superioritas kelompok dan pemaksaan oleh kelompok ter-
tentu demi keuntungan kelompok itu, merupakan penyakit hidup demokrasi.
Mental "yang penting kelompokku" tak layak untuk dibawa ke forum hidup
demokrasi. Hidup demokrasi harus terarah pada tercapainya kesejahteraan
umum, bukan kesejahteraan kelompok. Beda itu boleh, tetapi sikap "nyempal"
dari kebersarnaan adalah kekanak-kanakan.
Perwuiudan lntan dan Bidang SosiaI Poiitik
kritik. Bijak ber-arti analitis dan n'lampu memfilter saran dan k. Tanggap
berarti cep:t koreksi diri, mengakui kesalahan dan lekas
baliknya dari iakvat perlu menyampaikan saran dan kritik secara .H
kesan brutal dan anarkhis, kesan melempar kecewa dan frustasi, sebab
Hre FC€r-ii^ iniian kalau manusia bermOral, dan tidak membawa efek
manusiawils.
l;
76
Menjadi Pribadi Re/iglus dan Humanis
K{empatbelas, lberkaitan
-- ---" dengan
-'---o-"' subsidiaritasle. Hendaknya fungsionaris
"l
negara l,angan menggunakan kekuasaannya secara sewenang-wenang hingga
merebut sumber nafkal^1 orang kecil. Negara perlu menyediakan sarana untuk
mengerilrbangkannya. d,naaik"ata negara perlu mengelolanfaf r;kr;;=r;d;;
sumbe7itutetapdilibatlianikutmemilikidanmenikmatihasilnya.
Kelimabelas, keberpihakan kepada yang kecil dan kurang beruntung serta
sektor pertanian dan lingkrungan hidup merupakan hal paling urgent. Menurut
penulis tiga hal ini nnerupakan tolok ukur keberhasilan suatu negara, sebab
' Perwuiudan lman dan BidangSosia/ Potitik 77
negari berhasil jika semua mengalami keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.
Itu semua didukung oleh sektor pertanian yang men-support pangan, sandang.
Semua itu mungkin terjadi jika lingkungan hidup baik. Departemen Sosial, Per-
tanian dan Kehutanan/Lingkungan Hidup sangat diharapkan peranan besarnya.
i..eer,ambelas, mental cinta dan bangga akan tanah air perlu terus di-
kembangkan Sejelek dan sebaik apapun sebuah negara adalah tanah tumpah
darah. Srkap mencela dan kecewa akan pemerintah tidak perlu diteruskan. Si-
kap bangga terhadap bangsa/tanah air orang lain adalah sikap munafik, sebab
orang lat-r: nrakan, minum dari tanah airnya sendiri. Merupakan pengkhiana-
tan kala,- seseorang lahir di tanah air tertentu, ia jadi kaya raya, tetapi bangga
dan sorrrong karena ia beretnis tertentu dan membanggakan negara yang se-
etnis cengan cirin',,a, seolah-olah ia lahir di negara asing, setelah berhasil me-
ngu:'as l'ala.,.eia',aan di negeri tempat ia lahir, seolah ia ingin pergi ke negara
asing,,ang se€t- s Cengan dia, padahal negara asing itu "antah berantah'tak
jelasl P:"a-;-a: lrr,r'a patriotisme dan cinta tanah air perlu digelorakan terus
demr t.sat-.- lan persatuan bangsa. Ketujuhbelas, adalah baik dan layak ka-
lau orang-l,ang ..ang sukses studi luar negeri, tetap komitmen menyumbang-
kan keparla :' '! a untrrk kemajuan negaranya sendiri.
Catatan:
1 Kees Bertens: Seiarah Filsafat Yunani, hlm. 1 '14'123.
2. lbid, hlm. 161}-165.
3. Kaelan: Pendidikan Pancasil4 hlm. 164.
4. lbid. hlm.95. Bdk Lo,rem Bagus: Kamus Filsafat, hlm. 857.
5. Magnis Suseno: Etika Sosial, hlrn. 91-92.
6. lbid. hlm. I 19 eu hlam Etika Politik. Hlrn. 314-317.
7. Yang dim&ud disini dalah Undang-Undang Dasar (hukum tertulis) dan Convensi
(hukum * Ertulis) Lih. F.relan: Pendidikan Pancasila, hlm. 177'192.
8. lbid. hlm. l8l-187.
9. lni adalah h{uan mgara yang khusus, seperti terdapat dalam Pembukaan UUD
tr945, alinea IV.
10. Ketidakadilan fitoral diteCIhui bila terjadi : ada sekelompok orang yang jadi
korban dan betapryrm orang berusaha tetapi ia tidak memperoleh haknya. Lih.
Magrris.Suserrc : Eildra Sosia!. Hlm. 12&136. Bdk. Caudium et Spes. art 63 dan art
66.
1 AM. Hadjana fendrafan AFma. Hlm. 119131.
1.
1 2. Kaetan: Pendidikan-Pa;Gsila. hlm. 1 I I -1 9 I
t
MenjaCi Pribadi Re/igius dan Humanis
-oo000-
.,1,..
,..