Anda di halaman 1dari 26

Struktur Molekul

B AB III
STRUKTUR MOLEKUL

Dalam senyawa, atom-atom diikat bersama oleh gaya yang dikenal sebagai

ikatan kimia. Ikatan yang terjadi antara atom menyangkut konfigurasi elektron

terluar dari atom-atom yang bersangkutan. Konfigurasi elektron atom-atom

cenderung mengikuti konfigurasi elektron atom-atom gas mulia, hal ini

disebabkan karena atom-atom gas mulia sangat stabil karenanya sulit untuk

bereaksi dengan atom-atom unsur lain. Kestabilan atom-atom gas mulia

disebabkan kulit terluarnya terisi penuh (orbital-orbital pada bilangan kuanntum

utama terbesar terisi penuh), yaitu 8 elektron.

Atom-atom unsur lain dapat mencapai kestabilan seperti atom-atom gas

mulia dengan melepas, mengikat, atau memakai bersama-sama elektron.

Elektron-elektron memegang peranan penting dalam pembentukan ikatan

kimia.

1. Tinjauan Elektron Dalam Pembentukan Ikatan Kimia

Beberapa gagasan tentang pembentukan ikatan kimia telah dikemukakan

oleh kimiawan asal Amerika, Lewis dan Langmuir. Menurut mereka, apabila gas

mulia tidak bersenyawa dengan unsur lain, tentunya ada suatu keunikan dalam

konfigurasi elektronnya yang mencegah persenyawaan dengan unsur lain. Apabila

dugaan ini benar, atom yang bergabung dengan atom lain membentuk suatu

senyawa mungkin mengalami perubahan di dalam konfigurasi elektronnya yang

Kimia dasar I 36
Struktur Molekul

mengakibatkan atim-atom lebih menyerupai gas mulia. Teori yang dikembangkan

dari gagasan ini selanjutnya dikenal sebagai teori Lewis. Menurut teori Lewis :

1. Elektron-elektron, terutama yang berada pada kulit terluar (elektron valensi),

memainkan peranan utama dalam pembentukan ikatan kimia.

2. Dalam beberapa hal, pembentukan ikatan kimia terjadi karena adanya

perpindahan satu atau lebih elektron dari satu atom ke atom yang lain. Hal ini

mendorong terjadinya pembentukan isu positif dan negatif dan terbentuknya

suatu jenis ikatan yang disebut ikatan ion.

3. Dalam hal lain, pembentukan ikatan kimia dapat terjadi dari pemakaian

bersama pasangan elektron di antara atom-atom. Molekul yang dihasilkan ini

mempunyai suatu jenis ikatan yang disebut ikatan kovalen.

4. Perpindahan atau pemakaian bersama elektron berlangsung sedemikian rupa

sehingga setiap atom yang terlibat mendapat suatu konfigurasi elektron yang

mantap. Konfigurasi umumnya merupakan konfigurasi gas mulia yaitu

konfigurasi dengan 8 elektron pada kulit terluarnya yang disebut suatu oktet.

Untuk menggambarkan susunan elektron terluar dari sebuah atom, maka elektron-

elektron itu dilambangkan dengan titik. Penulisan tersebut disebut lambang

Lewis. Lambang kimia melambangkan butir atom yang terdiri dari elektron pada

inti atom dan kulit bagian dalam. Titik-titik melambangkan elektron pada kulit

terluar atau elektron valensi.

Contoh :

- 11 Na dengan 1 elektron terluar : Na 

- 15 P dengan 5 elektron terluar : P

Kimia dasar I 37
Struktur Molekul

Struktur Lewis

Meskipun teori Lewis berlaku terutama untuk ikatan kovalen, gagasannya dapat

digunakan untuk menggambarkan ikatan ion maupun kovalen. Struktur Lewis

adalah kombinasi lambang Lewis yang menggambarkan perpindahan atom

pemakaian bersama elektron di dalam suatu ikatan kimia.


+
Pembentukan ikatan ion : Na + Cl Na Cl
+

+
lambang Lewis struktur Lewis

Pembentukan ikatan kovalen : H + Cl H Cl


+

+
lambang Lewis struktur Lewis

Pada kedua contoh di atas, elektron dari suatu atom diberi lambang  dan dari

atom lain diberi simbol . Akan tetapi, tidak mungkin untuk membedakan

elektron-elektron di dalam atom yang terikat.

Konsep muatan formal

Selain penetapan jumlah oktat kulit terluar, elektron dalam struktur Lewis dapat

pula dihitung dengan cara berikut : Hitung semua elektron yang tidak berikatan

yang ada disekeliling atom. Hitung elektron yang berikatan dengan membagi dua

di antara atom-atom yang berikatan. Setelah banyaknya elektron dihitung,

tentukan apakah atom-atom dalam struktur Lewis mempunyai muatan formal.

Muatan formal adalah jumlah elektron kulit terluar (valensi) dalam atom terisolasi

dikurangi dengan jumlah elektron yang diperuntukkan bagi atom tersebut dalam

struktur Lewis. Atau dengan kata lain :

Muatan formal = jumlah elektron valensi  ½ (jumlah elektron ikatan)  jumlah

elektron tidak berikatan (pasangan elektron bebas)

Kimia dasar I 38
Struktur Molekul

Contoh 3.1 Manakah struktur yang lebih masuk akal untuk molekul hidrogen

sianida, HCN?

HCN: HNC:
(a) (b)

Penyelesaian :

2 elektron tidak 2 elektron tidak


berikatan pada N berikatan pada C

H C N: H N C:

2 elektron ikatan, 2 elektron ikatan,


1 untuk C dan 6 elektron ikatan, 1 untuk N dan 6 elektron ikatan,
1 untuk H 3 untuk C dan 1 untuk H 3 untuk C dan
3 untuk N 3 untuk N

Struktur (a) : Struktur (b) :


H C N H C N
Elektron valensi 1 4 5 1 4 5
Elektron yang diperuntukkan 1 4 5 1 5 4
Muatan formal 0 0 0 0 -1 +1
Sehingga struktur (a) lebih masuk akal karena tidak mempunyai muatan formal
pada atom-atomnya.

Aturan yang digunakan untuk meggambarkan struktur (a) sebagai yang masuk

akal adalah :

1. Suatu struktur Lewis yang didalamnya tidak terdapat muatan formal (semua

muatan formalnya nol) lebih masuk akal dibandingkan dengan struktur Lewis

yang mempunyai muatan formal. Jika muatan formal diperlukan, carilah

struktur dengan muatan formal sekecil mungkin.

2. Dalam pemilihan alternatif yang mempunyai sebaran muatan formal yang

sama, struktur Lewis yang paling masuk akal adalah yang muatan formalnya

negatif yang ditempatkan pada atom yang lebih elektronegatif. Sebagai

Kimia dasar I 39
Struktur Molekul

lanjutan dari penerapan ini diketahui bahwa atom pusat dalam suatu struktur

umumnya adalah atom dengan elektronegativitas paling kecil.

Contoh 3.2 Struktur manakah yang lebih masuk akal ?


:
:
:

:
:
:
: F S O: : F O S:
:

:
:F: :F:
:

:
(1) (2)

Penyelesaian :

Dalam kedua struktur (1) dan (2), elektron yang diperuntukkan atom F ada 7 dan

mempunyai muatan formal 7  7 = 0.

Pada struktur (1), elektron yang diperuntukkan atom S ada 5 dan mempunyai

muatan formal 6  5 = +1. Muatan formal atom O dalam struktur (1) adalah 6  7

= 1.

Pada struktur (2), elektron yang diperuntukkan atom S ada 7 dan mempunyai

muatan formal 6  7 = 1. Muatan formal atom O adalah 6  7 = +1.

Muatan formal ditemukan dalam struktur (1) dan (2), akan tetapi harus diketahui

atom mana yang memiliki elektronegativitas lebih besar atau yang bersifat bukan

logam. Dalam hal ini adalah oksigen. Jadi dipilih struktur Lewis dengan O (bukan

S), yang lebih cenderung menarik elektron dan memperoleh muatan formal 1,

sehingga struktur (1) yang lebih masuk akal.

2. Pembentukan Ikatan Ion

Kimia dasar I 40
Struktur Molekul

Ion adalah atom yang bermuatan. Muatan terjadi karena atom melepas satu

atau lebih elektron kulit terluarnya (membentuk ion positif). Bila atom menerima

satu atau lebih elektron pada kulit terluarnya, maka akan membentuk ion negatif.

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara ion positif dengan ion negatif.

Karena terjadi antara partikel-partikel bermuatan, maka gaya tarik menarik yang

terjadi antar ion adalah gaya tarik menarik elektrostatik.

Contoh :

11 Na → Na+ + e
(1s2 2s2 2p6 3s1) (1s2 2s2 2p6 3s0)

9F + e → F
(1s2 2s2 2p5) (1s2 2s2 2p6)

Unsur-unsur elektropositif mudah membentuk ion positif (kation), misalnya

golongan IA dan IIA sebaliknya unsur-unsur elektronegatif mudah membentuk ion

negatif (anion) misalnya golongan VIA dan VIIA. Umumnya ikatan ion terjadi

antara unsur-unsur golongan IA dan IIA dengan unsur-unsur golongan VIA dan

VIIA.

Beberapa contoh ikatan ion :

1. Ikatan ion yang terjadi antara 11Na dengan 17Cl.

Kimia dasar I 41
Struktur Molekul

Na
Gambar 1. Pembentukan ikatan ion
+5,1 eV +
Na Lepasnya sebuah elektron kulit terluar dari
-5,8 eV atom natrium disertai dengan mengecilnya
_ _ ukuran ion. Bila atom klor yang terisolasi
Cl (tidak berikatan) menerima sebuah elektron,
tidak akan terjadi perubahan ukuran. Data
-3,6 eV energi mengacu kepada energi untuk
melepaskan sebuah elektron dari Na (+5,1 eV)
Cl dan untuk menerima sebuah elektron oleh Cl (-
3,6 eV), serta energi interaksi kedua ion (-5,8
eV). Perubahan energi bersih adalah -4,3 eV.

Konfigurasi elektron masing-masing atom :

11 Na : 1s2 2s2 2p6 3s1

17 Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Atom natrium melepaskan satu elektron kulit terluarnya (3s 1) sehingga

konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia, sedangkan atom Cl menerima

satu elektron pada kulit terluarnya (3p) sehingga konfigurasi elektronnya sama

dengan gas mulia.

Dengan demikian, antara ion Na+ dan Cl terjadi gaya tarik menarik

elektrostatik sehingga terbentuklah senyawa ion dengan rumus NaCl yang

merupakan kristal padat. Pembentukan kristal ion merupakan bagian integral

dari keseluruhan proses pembentukan ikatan ion. Suatu bagian kristal ion NaCl

dilukiskan pada gambar 2.

Kimia dasar I 42
Struktur Molekul

Gambar 2. Pembentukan kristal ion

Setiap ion Na+ (bulatan kecil) dikelilingi oleh enam


ion Cl- (bulatan besar), dan sebaliknya setiap ion Cl -
dikelilingi oleh enam ion Na +. Sejumlah besar ion
berkelompok bersama membentuk kristal padat.

2. Ikatan ion yang terjadi antara 20Ca dan 9F

Konfigurasi elektron masing-masing atom :

9F : 1s2 2s2 2p5

20 Ca : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2

Atom Ca melepaskan dua elektron kulit terluarnya sehingga konfigurasinya

sama dengan gas mulia. Atom F hanya menerima satu elektron pada kulit

terluarnya agar konfigurasinya sama dengan gas mulia. Dengan demikian, satu

elektron lagi yang dilepas atom Ca akan ditangkap atom F lain. Dengan kata

lain, satu atom Ca akan berikatan dengan dua atom F. Senyawa ion yang

terbentuk akan mempunyai rumus CaF2.

Ciri-ciri ikatan ion :

a. Ikatan ion terbentuk karena adanya perpindahan elektron antara sebuah atom

logam dan sebuah atom bukan logam. Dalam perpindahan ini atom logam

menjadi ion yang bermuatan positif (kation) dan atom bukan logam menjadi ion

bermuatan negatif (anion).

Tabel 1. Konfigurasi elektron beberapa ion logam

“Oktet” “18” “18+2” Macam-macam

Kimia dasar I 43
Struktur Molekul

Na+ Mg2+ Cu+ Zn2+ In+ Cr2+ : [Ar]3d4


K+ Ca2+ Ag+ Cd2+ Tl+ Cr3+ : [Ar]3d3
Rb+ Sr2+ Au+ Hg2+ Sn2+ Mn2+ : [Ar]3d5
Cs+ Ba2+ Ga3+ Pb2+ Mn3+ : [Ar]3d4
Fr+ Ra2+ In3+ Sb3+ Fe2+ : [Ar]3d6
Al3+ Tl2+ Bi3+ Fe3+ : [Ar]3d5
Sc3+ Co2+ : [Ar]3d7
Y3+ Co3+ : [Ar]3d6
La3+ Ni2+ : [Ar]3d8
Ni3+ : [Ar]3d7
Konfigurasi oktet adalah konfigurasi dari gas mulia ns2 np6. Li+ dan Be2+ juga mempunyai
konfigurasi elektron gas mulia tetapi elektron pada kulit terluarnya tidak oktet. Konfigurasinya
seperti helium : 1s2.
Pada konfigurasi dengan tanda “18” semua elektron pada kulit terluar dari atom terionisasi. Ion
yang dihasilkan mempunyai kulit terluar yang baru dengan 18 elektron dalam konfigurasi ns2 np6
nd10. Untuk beberapa unsur transisi-purna (post-transition elements) semua elektron pada kulit
terluar kecuali kedua elektron s (“pasangan lembam”) terionisasi menghasilkan ion dengan
konfigurasi “18+2”, (n-1)s2 (n-1)p6 (n-1)d10 ns2.
Dalam pembentukan ion dari logam transisi, elektron s pada kulit terluar dan beberapa elektron d
terionisasi menghasilkan konfigurasi yang tertera sebagai “macam-macam”.
b. Atom bukan logam memperoleh sejumlah elektron yang cukup untuk

menghasilkan anion dengan konfigurasi elektron gas mulia. Beberapa

konfigurasi elektron yang berbeda untuk ion-ion logam disajikan pada tabel 1.

c. Kecuali dalam keadaan gas, senyawa ion tidak tersusun dari pasangan ion

sederhana atau sekelompok kecil ion. Dalam keadaan padat setiap ion

dikelilingi oleh ion-ion yang muatannya berlawanan, membentuk suatu susunan

yang disebut kristal.

d. Yang dimaksud satuan rumus suatu senyawa ion adalah sekelompok terkecil

ion-ion yang bermuatan netral. Satuan rumus diperoleh secara otomatis bila

struktur Lewis dituliskan.

3. Pembentukan Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama

pasangan elektron oleh dua atom. Ikatan kovalen terjadi pada unsur-unsur

Kimia dasar I 44
Struktur Molekul

elektronegatif atau unsur-unsur yang cenderung melepaskan elektron pada kulit

terluarnya. Ikatan kovalen disebut juga ikatan homopolar.

Pada ikatan kovalen, masing-masing atom meminjamkan satu atau lebih

elektron pada kulit terluarnya untuk dipakai bersama. Dengan demikian masing-

masing atom yang membentuk ikatan kovalen memperoleh konfigurasi elektron

gas mulia.

Contoh :

1. Ikatan antara atom H dan C dalam molekul CH4.

Konfigurasi elektron atom C : 1s2 2s2 2p2

Ditulis dalam lambang Lewis :

Tampak bahwa atom C memerlukan 4 elektron agar konfigurasinya sama

dengan gas mulia (10Ne). Sedangkan atom H hanya memerlukan satu elektron

saja agar konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia. Dengan demikian

setiap atom C mampu mambentuk 4 ikatan dengan 4 atom H untuk membentuk

molekul CH4. Ikatan yang terbentuk dapat digambarkan :

H H
C
x

+ 4H H C H atau H C H
x

x
x
x

H H

Dari contoh tersebut, tampak bahwa pemakaian bersama sepasang elektron

akan menghasilkan 1 ikatan kovalen dan disebut ikatan kovalen tunggal. Ikatan

kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terjadi dengan pemakaian bersama

sepasang elektron oleh dua atom.

2. Ikatan antaratom O dalam molekul O2.

Kimia dasar I 45
Struktur Molekul

Konfigurasi elektron atom O : 1s2 2s2 2p4

Ditulis dalam lambang Lewis :

Tampak bahwa tiap atom O memerlukan 2 elektron agar konfigurasi

elektronnya sama dengan gas mulia (10Ne). Dengan demikian tiap atom O

meminjamkan 2 elektronnya untuk dipakai bersama. Sehingga terdapat

pemakaian bersama 2 pasang elektron. Ikatan yang terbentuk dapat

digambarkan :
x
x

x
x

O O O O atau O O
x x
+ x x
x
x

x
x

Pasangan elektron valensi yang tidak turut ambil bagian dalam ikatan kovalen

dapat ditulis dengan garis (). Jadi, untuk molekul O2 dapat ditulis : O=O

Contoh diatas merupakan contoh pemakaian bersama 2 pasangan elektron akan

menghasilkan 2 ikatan kovalen dan disebut ikatan kovalen rangkap. Ikatan

kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang terjadi dari pemakaian bersama 2

pasang elektron oleh 2 atom.

3. Ikatan antaratom N dalam molekul N2

Konfigurasi elektron atom 7N : 1s2 2s2 2p3

Ditulis dalam lambang Lewis :

Tampak bahwa tiap atom N memerlukan 3 elektron agar konfigurasi

elektronnya sama dengan gas mulia. Dengan demikian tiap atom N

meminjamkan 3 elektronnya untuk dipakai bersama. Sehingga terdapat

Kimia dasar I 46
Struktur Molekul

pemakaian bersama 3 pasang elektron. Ikatan yang terbentuk dapat

digambarkan :

N x N N N atau N N

x
+
x x
x x x
x

x
x
Contoh di atas merupakan contoh pemakaian bersama 3 pasangan elektron akan

menghasilkan 3 ikatan kovalen dan disebut ikatan kovalen ganda tiga. Ikatan

kovalen ganda tiga adalah ikatan kovalen yang terjadi dari pemakaian bersama

3 pasang elektron oleh 2 atom.

Berdasarkan letak pasangan elektron yang dipakai bersama dalam ikatan,

ikatan kovalen dapat dibedakan menjadi :

a. Ikatan kovalen non polar

Ikatan kovalen non polar terjadi apabila pasangan elektron ikatan terletak

ditengah-tengah inti dua atom yang berikatan. Jadi pasangan elektron ditarik

sama kuat oleh dua inti atom yang berikatan. Ikatan tersebut terjadi bila ikatan

kovalen yang terbentuk berasal dari :

- Jenis atom yang sama, contoh : N2, O2, Cl2

- Molekul yang berbentuk simetris, contoh : CCl4, C6H6, CH4

b. Ikatan kovalen polar

Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika pasangan elektron yang dipakai

bersama tertarik lebih kuat ke salah satu atom. Contoh : molekul HCl

H Cl

Keelektronegatifan Cl lebih besar daripada H, sehingga atom Cl menarik

elektron lebih kuat dibandingkan dengan gaya tarik yang dilakukan hidrogen.

Kimia dasar I 47
Struktur Molekul

Jadi, HCl merupakan senyawa kovalen polar. Adanya kepolaran ikatan

disebabkan oleh perbedaan keelektronegatifan antara dua buah atom.

Akibatnya, makin besar perbedaan keelektronegatifan, makin polar pula

ikatannya (makin besar kepolaran ikatannya).

c. Ikatan kovalen semipolar (kovalen koordinat)

Suatu ikatan kovalen disebut semipolar jika pasangan elektron yang dipakai

bersama hanya berasal dari satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak

menyumbangkan elektron. Syarat terjadinya ikatan semipolar adalah atom

penyumbang pasangan elektron harus memiliki pasangan elektron bebas.

Contoh : Ikatan antara NH3 dan H+

Senyawa ionik dan senyawa kovalen

Ditinjau dari kekuatan ikatan, ikatan ion jauh lebih kuat dibandingkan

ikatan kovalen, sebab ikatan ion disebabkan oleh gaya tarik menarik elektrokimia.

Hal ini menyebabkan senyawa-senyawa ionik (senyawa-senyawa yang memiliki

ikatan ion) memiliki titik lebur dan titik didih yang relatif tinggi, sedangkan

senyawa-senyawa kovalen memiliki titik lebur dan titik didih yang relatif rendah.

Perbedaan lain antara senyawa ionik dan senyawa kovalen terletak pada daya

hantar listrik. Senyawa ionik terdiri dari ion-ion sehingga dalam keadaan cairan

murni (bentuk leburannya) dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa kovalen

dalam bentuk leburannya tidak dapat menghantarkan arus listrik sebab tidak

mengandung ion.

Beberapa senyawa kovalen polar, misalnya asam-asam, dapat teryrai

menjadi ion-ion jika dilarutkan kedalam air, sehingga larutan asam tersebut dapat

Kimia dasar I 48
Struktur Molekul

menghantarkan arus listrik sebab dalam larutan terdapat ion-ion. HCl murni,

misalnya tidak dapat menghantarkan arus listrik sebab tidak mengandung ion.

Tetapi jika HCl dilarutkan dalam air maka akan terurai menjadi ion H+ dan ion

Cl-. Akibatnya larutan HCl dalam air dapat menghantarkan arus listrik.

4. Ikatan-ikatan Lain
a. Ikatan logam

Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam suatu unsur logam dengan

perantaraan elektron-elektron valensi. Unsur logam mempunyai kecenderungan

besar untuk menjadi ion positif. Hal ini mengakibatkan elektron-elektron

valensinya dapat bebas bergerak diantara atom-atom logam tersebut. Hal ini

disebabkan elektron-elektron valensi atom logam memiliki tingkat energi yang

identik, sehingga dapat berpindah-pindah dari satu atom logam ke atom logam

lainnya. Oleh karena itu unsur logam dapat digambarkan sebagai kumpulan

atom-atom positif yang terapung dalam lautan elektron valensi.

elektron bebas

ion positif

Elektron valensi yang bergerak bebas menyebabkan logam berfungsi sebagai

penghantar listrik yang baik. Dalam satu golongan makin keatas ikatan

logamnya makin kuat. Dengan demikian titik didih/titik lebur unsur logam

makin ke atas makin besar.

b. Ikatan hidrogen

Kimia dasar I 49
Struktur Molekul

Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan antar-molekul yang disebabkan gaya tarik

menarik oleh atom yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) terhadap atom

hidrogen dalam molekul lain.

Contoh : Molekul H2O.

H H

O ikatan hidrogen

O
H H

Karena atom O sangat elektronegatif, elektron-elektron yang dipakai bersama

sangat tertarik ke arah atom O, sehingga terjadi dua kutub : okksigen menarik

muatan negatif ke arahnya, dan hidrogen menjadi positif.maka antara hidrogen

dan oksigen yang berlainan molekul terjadilah semacam jembatan yang disebut

ikatan hidrogen.

Senyawa-senyawa yang mengandung ikatan hidrogen dalam molekul-

molekulnya mempunyai titik didih yang tinggi, sebab untuk memutuskan ikatan

hidrogen itu diperlukan tambahan energi. Itulah sebabnya air, NH 3, HF, alkohol

dan sebagainya memiliki titik didih yang tinggi. Urutan titik didih makin besar

untuk asam halogen adalah HCl, HBr, HI, dan HF.

5. Bentuk Molekul
Bentuk molekul-molekul kovalen ditentukan oleh struktur dan ikatan

kovalen tersebut. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom hanya melibatkan

elektron-elektron pada kulit terluar. Elektron-elektron ini yang berasal dari dua

orbital atom akan bergabung setelah ikatan terbentuk. Orbital-orbital atom yang

bergabung disebut orbital molekul. Jumlah pasangan elektron ikatan menentukan

Kimia dasar I 50
Struktur Molekul

bentuk molekul senyawa yang terjadi. Bentuk-bentuk molekul dapat dilihat pada

uraian berikut:

Jumlah
Sudut
pasangan Bentuk molekul Contoh
ikatan
elektron
BeCl2, HgCl2,
2 1800 Linier
Ag(NH3)2+

3 1200 Segitiga datar BF3, BCl3, BH3

CH4, CCl4,
4 1090,28’ Tetrahedral
NH4+, SiH4

Segi empat Cu(H2O)42+,


4 900
datar Ni(CN)42

1200 dan Trigonal


5 PCl5, PF5, AsCl5
900 bipiramida

SF6, Fe(CN)63-,
6 900 Oktahedral
CoF63

a. Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi (VSEPR)

Teori pembentukan ikatan ini menyatakan bahwa baik pasangan elektron

dalam ikatan kimia ataupun pasangan elektron yang tidak dipakai bersama

Kimia dasar I 51
Struktur Molekul

(pasangan elektron bebas) saling tolak menolak. Pasangan elektron cenderung

untuk berjauhan satu sama lain. Atau, menurut asas eksklusi Pauli, jika

sepasang elektron menempati suatu orbital, elektron lain, bagaimanapun

rotasinya, tidak dapat berdekatan dengan pasangan tersebut. Teori VSEPR

(diucapkan “vesper”) menggambarkan arah pasangan elektron terhadap inti

suatu atom. Sebagai contoh, sebuah atom gas mulia seperti Ne, kemanakah

arah keempat pasangan elektron valensinya (2s2 sp6)? Seperti dikemukakan

melalui analogi “balon” pada gambar 3, pasangan elektron mengambil tempat

yang paling jauh bila mereka menempati sudut-sudut tetrahedron dengan inti

atom sebagai pusatnya.

Ne

Gambar 3
Pembentukan kristal ion

Bila dua balon yang memanjang saling diputarkan pada bagian tengahnya, akan terbentuk
empat pojok yang terpisah satu sama lain. Untuk mengurangi pengaruh tolakan sesamanya,
pojok-pojok menyebar ke dalam bentuk tetrahedral. (Sebuah tetrahedron mempunyai empat
bidang, masing-masing bidang merupakan segitiga sama sisi). Pojok tersebut dianalogikan
dengan pasangan elektron valensi. Penyebaran keempat pasangan elektron valensi dari sebuah
atom neon juga diperlihatkan di sini.

Sekarang perhatikan molekul metana, CH4, yang atom C pusatnya memperoleh

konfigurasi elektron Ne membentuk ikatan kovalen dengan empat atom H.

Kimia dasar I 52
Struktur Molekul

H
H C H
H

Metode ini memperkirakan bahwa CH4 membentuk molekul tetrahedral dengan

atom C pada pusat tetrahedron dan atom H pada sudut-sudutnya. Struktur ini

sesuai dengan hasil percobaan.

Dalam molekul NH3 dan H2O, atom pusatnya juga dikelilingi oleh empat

pasang elektron,

H H
H N H O H
dan

tetapi molekul-molekul ini tidak berbentuk tetrahedral.

Teori VSEPR hanya meramalkan sebaran pasangan elektron, tetapi bentuk

geometris molekul ditentukan oleh gambar geometris yang dihasilkan dengan

menghubungkan inti-inti atom dengan garis lurus.

Pada molekul NH3, hanya tiga pasang elektron yang merupakan

pasangan pembentuk ikatan dan pasangan elektron keempat adalah pasangan

tidak berikatan atau pasangan elektron bebas. Gambar geometris yang diperoleh

dengan menghubungkan inti atom H dengan inti atom N bukan merupakan

tetrahedron tetapi sebuah piramida (trigonal piramida). Piramida tersebut

mempunyai atom-atom H pada bidang dasar dan sebuah atom N di atasnya.

Dalam molekul H2O, dua dari empat pasangan elektron di sekeliling

atom O adalah pasangan pembentuk ikatan dan dua lagi adalah pasangan

elektron bebas. Gambar geometris yang diperoleh dengan menghubungkan inti

Kimia dasar I 53
Struktur Molekul

dari dua atom H dengan inti atom O merupakan sebuah bidang datar (planar).

Dapat dikatakan bahwa molekul ini berbentuk sudut atom bentuk V.

C H N H O H
H H
H H H

Gambar 4. Pembentukan kristal ion

Sudut ikatan yang dibentuk oleh sebaran tetrahedral dari pasangan

elektron adalah 109,50, yang disebut sudut ikatan tetrahedral. Dalam molekul

CH4 sudut ikatan H-C-H adalah 109,50. Sudut ikatan dalam NH3 dan H2O

sedikit lebih kecil yaitu 1070 untuk ikatan H-N-H dan 104,50 untuk H-O-H.

Perbedaan besarnya sudut ini diterangkan dengan menganggap bahwa awan

muatan dari pasangan elektron bebas menyebar dan mendorong pasangan

elektron pembentuk ikatan menjadi lebih dekat satu sama lain sehingga sudut

ikatan menjadi lebih kecil. Dalam molekul H2O, dengan dua pasangan elektron

bebas, pengaruhnya terbesar dan sudut ikatannya terkecil.

Teori VSEPR meramalkan semua ikatan kimia sebagai pusat muatan

negatif dan tidak membedakan antara ikatan tunggal dan ikatan rangkap. Suatu

cara untuk menangani struktur dengan ikatan rangkap adalah dengan

menganggap ikatan rangkap merupakan ikatan tunggal, yang berisi hanya

Kimia dasar I 54
Struktur Molekul

sepasang elektron tunggal di dalam ikatan. Gagasan ini diterapkan terhadap

struktur Lewis yang diperlihatkan untuk SO2. Jumlah pasangan elektron di

sekeliling atom pusat S adalah tiga, dua merupakan pasangan ikatan dan satu

pasangan elektron bebas. Geometri molekul ini adalah bentuk sudut.

b. Teori Ikatan valensi

Menurut pendekatan teori ikatan valensi, atom-atom yang terlibat dalam

pembentukan ikatan kovalen sama sekali tidak berubah dibandingkan keadaan

terisolasinya. Pembenrukan ikatan kovalen dianggap terjadi melalui

pertumpangtindihan (overlap) orbital-orbital atom dari individu-individu atom

yang terlibat. Dengan demikian, ikatan kovalen terbentuk karena tingginya

rapatan muatan elektron (besarnya peluang menemukan elektron) di daerah

pertumpangtindihan elektron di antara atom-atom yang berikatan.

Pertumpangtindihan dua buah orbital 1s dalam molekul hidrogen ditunjukkan

pada gambar di bawah.

1s1 1s1

Gambar 5. Pembentukan ikatan dalam H2 ditunjukkan oleh pertumpangtindihan orbital atom.

Pertumpangtindihan orbital atom yang terlibat dalam pembentukan ikatan

hidogen-belerang ditunjukkan pada gambar 6.

Kimia dasar I 55
Struktur Molekul

atom terisolasi
3pz
3py

1s
3px
H S

1s 3s 3p
H S [Ne]

ikatan kovalen

H S

Gambar 6. Ikatan kovalen dalam H2S ditunjukkan oleh pertumpangtindihan orbital atom
Dari gambar tersebut diperoleh bahwa :

1. Jumlah ikatan kovalen di antara atom-atom adalah sedemikian rupa sehingga,

biasanya, semua elektron menjadi berpasangan.

2. Jika elektron valensi dihitung dengan cara yang sama seperti dalam struktur

Lewis, setiap atom akan memperoleh konfigurasi elektron gas mulia.

3. Bentuk molekul ditentukan oleh orientasi geometris pertumpangtindihan

orbital atom dari atom-atomyang berikatan.

Jika pembentukan ikatan melibatkan dua atau tiga orbital p dari kulit valensi

atom pusat dapat diharapkan besarnya sudut ikatan adalah 900, karena orbital p

saling tegak lurus satu sama lain. Contoh : sudut ikatan dalam H 2S adalah 920,

akan tetapi sudut ikatan dalam H2O dan NH3 masing-masing adalah 104,50 dan

1070, bukan 900. Hal ini disebabkan karena keelektronegatifan O lebih besar

daripada H sehingga letak elektron lebih dekat ke atom O pada ikatan OH di

Kimia dasar I 56
Struktur Molekul

dalam molekul H2O. Hal ini mengakibatkan atom H sedikit bermuatan positif.

Atom-atom H tolak menolak satu sama lain dan akibatnya sudut ikatan

bertambah besar. Hal yang sama juga terjadi pada molekul NH3, tetapi pada H2S

tolak menolak kurang berarti karena S tidak seelektronegatif N dan O.

6. Struktur Kristal

Kristal adalah keadaan/bentuk materi yang teratur, partikel-partikel komponennya

(atom, ion atau molekul) tersusun secara tiga dimensi dalam ruang. Susunan

partikel-partikel kristal dalam ruang dapat digambarkan oleh titik-titik yang

menandakan kedudukannya, tetapi tidak menyatakan ukuran yang sebenarnya.

Susunan dalam ruang/tiga dimensi dari titik-titik yang menggambarkan

kedudukan partikel penyusun kristal disebut kisi kristal atau kisi ruang. Kisi

kristal tersusun lagi dari bagian yang lebih kecil yang disebut unit sel. Unit sel

merupakan bentuk geometrik terkecil dari kristal yang dengan perulangannya

membentuk bangun kristal seluruhnya.

Jenis-jenis struktur kristal antara lain :

1. Kristal logam

Di dalam kristal logam, partikel-partikel penyusun kisi kristal adalah atom-

atom logam. Atom-atom tersusun dalam bentuk yang teratur, menghasilkan

pola-pola tertentu. Susunannya bergantung pada konfigurasi elektron dan

ukuran atom logam. Atom-atom logam berikatan satu dengan yang lainnya di

dalam kristal logam menggunakan ikatan logam.

Kimia dasar I 57
Struktur Molekul

Contoh : Kristal logam Mg, Zn, Cd yang mempunyai kisi kristal berbentuk

heksagonal

2. Kristal ion

Di dalam kristal ion, partikel-partikel penyusun kisi kristal adalah ion-ion

(positif atau negatif). Ion-ion di dalam kisi kristal terikat satu sama lain dengan

gaya-gaya elektrostatik. Susunan ion-ion di dalam kristal tergantung pada

ukuran dan besarnya muatan ion.

Contoh :

- Kristal garam dapur (NaCl) yang kisi kristalnya berbentuk kubus sederhana

dengan tiap ion Cl dikelilingi oleh 6 ion Na+

- Kristal wurzit (ZnS), yang kisi kristalnya berbentuk heksagonal

= S2- = Zn2+

Gambar 8. Struktur kristal wurzit (ZnS)

3. Kristal kovalen raksasa

Di dalam kristal kovalen ini, partikel-partikel penyusun kisi kristal adalah

atom-atom yang saling berikatan kovalen satu dengan yang lainnya. Masing-

Kimia dasar I 58
Struktur Molekul

masing atom berikatan dengan beberapa atom lainnya sehingga terbentuk

molekul raksasa. Contoh : Kristal intan dan kristal grafit.

Gambar 9. Bentuk kisi kristal intan

lapisan ketiga

lapisan kedua

3,41 Ao

lapisan pertama
1,42 Ao

Gambar 10. Struktur kristal grafit yang terdiri dari lapisan-lapisan yang
ikatannya lemah. Oleh sebab itu tiap lapisan dapat bergeser

4. Kristal molekul

Kimia dasar I 59
Struktur Molekul

Di dalam kristal molekul, partikel-partikel penyusun kisi kristal adalah

molekul yang terikat satu sama lain oleh gaya yang sangat lemah. Umumnya

terdapat pada senyawa organik. Contoh : Kristal molekul CO2

= karbon

= oksigen

Gambar 11. Struktur kristal CO2


Bentuk-bentuk dari unit sel penyusun kisi kristal bermacam-macam. Sebagian

bentuk dasarnya dapat dilihat pada gambar 12.

c c

  c b b
 a b
a
a
a=b=c a=b=c a a=b=c a=b=c
 =  =  = 90o  =  =  = 90o  =  = 90odan  = 120o  =  =  = 90o
kubus tetragonal heksagonal rombohedral
c c
c

b
 b
a
a
b
a=b=c a=b=c a a=b=c
 =  =  = 90o  =  = 90o = 90o  =  =  = 90o
ortorhombis monoklin triklin

Kimia dasar I 60
Struktur Molekul

Gambar 12. Berbagai bentuk unit sel penyusun kisi kristal

Kimia dasar I 61

Anda mungkin juga menyukai