Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIAORGANIK II

PERCOBAAN IX

ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma domestica val.)

OLEH:

NAMA : WAHYUNINGSIH
NIM : F1C1 16 084
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : 1. AMRIN

2. AMAL ASTAM

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2018
I. PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Indonesia memiliki kekeayaan hayati yang sangat beragam. Secara umum

tumbuhan atau tanaman tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan,

obat-obatan dan sebagainya. Di Indonesia banyak tanaman yang berpotensi untuk

dijadikan sebagai obat-obatan dan dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit

yang diderita oleh manusia. Karena tersebutlah, Indonesia termasuk dalam salah

satu negara megabiodiversity terbesar di dunia yang dikenal sebagai gudangnya

tumbuhan obat (herbal) sehingga mendapat julukan live laboratory.

Sekitar 9000 spesies tanaman yang berhasiat sebagai obat tumbuh di

Indonesia. Namun, yang dimanfaatkan sebagai bahan fitofarma baru sekitar 5%

sedangkan yang dimanfaatkan sebagai jamu telah mencapai 1000 jenis. Kondisi

seperti ini yang membuat Indonesia sangat berpotensi sebagai sentral

pengembangan obat bahan alam berorientasi ekspor karena memiliki lahan yang

variatif dari pantai hingga pegunungan, ditambah banyaknya lahan tidur yang

belum dimanfaatkan, hal inilah yang menyebabkan peluang Indonesia semakin

terbuka. Salah satu tumbuhan di Indonesia dalam pemanfaatannya dijadikan

sebagai obat adalah tumbuhan kunyit (Curcuma Domestica Val).

Kunyit banyak mengandung senyawa yang berkhasiat obat yang biasa

disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, destoksikumin sebanyak 10%,

bisdestoksikumin sebanyak 1-5% dan zat-zat bermanfaat lainnya seperti minyak

atsiri yang terdiri dari ketonsequiiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingiberen 25%,

felandren, sabinen, borneol dan senil. Kunyit juga mengandung lemak sebanyak
1-3%, karbohidrat sebanyak 3% protein sebanyak 30%, pati 8%, vitamin 45-55%

dan garam-garam mineral seperti zat besi, fosfor dan kalsium. Berdasarkan uraian

dari latar belakang diatas maka perlu diadakannya pengujian keberadaan

kurmumin dalam kunyit, maka dilakukan praktikum isolasi kurkumin dari kunyit.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum isolasi kurkumin dari kunyit adalah

bagaimana proses dan teknik pemisahan kurkumin dari kunyit secara

kromatografi serta sifat-sifat kurkumin?

C. Tujuan praktikum

Tujuan pada praktikum isolasi kurkumin dari kunyit adalah untuk

mmengetahui proses dan teknik pemisahan kurkumin dari kunyit secara

kromatografi serta sifat-sifat kurkumin.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum isolasi kurkumin dari kunyit

adalah dapat mmengetahui proses dan teknik pemisahan kurkumin dari kunyit

secara kromatografi serta sifat-sifat kurkumin.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Maserasi

Maserasi merupakan metode yang paling umum digunakan untuk ekstraksi

andrografolid karena mudah dilakukan dan menggunakan alat yang sederhana.

Namun, teknik maserasi kurang efisien karena membutuhkan waktu cukup lama

dalam pengerjaannya dan hanya dilakukan perendaman tanpa bantuan gaya lain

sehingga osmosis pelarut ke dalam padatan berlangsung statis (Susanti dkk.,

2015).

B. Kunyit (Curcuma Domestica Val)

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu tanaman obat

tradisional yang dapat mempertahankan kualitas pakan dari kerusakan akibat

jamur karena peranannya sebagai antioksidan dan antitoksin dalam pakan, kunyit

sebagai antioksidan berperan memberikan aroma yang khas pada makanan dan

memberikan sifat-sifat ketahanan dan pengawetan. Kunyit sebagai antitoksin

berperan untuk menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Kunyit

(Curcuma domestica) mengandung zat hidrat arang, damar, gom, pati, minyak

atsiri dan zat kuning kurkumin. Komponen utama pigmen kunyit yang bersifat

antioksidan dan antitoksin adalah kurkumin


Klasifikasi kunyit

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica Val.

(Hartati dkk., 2015). Curcumadomestica Val

C. Senyawa Kurkumin(C21H20O6) Curcumadomestica Val

Species : Curcuma
Kurkumin merupakan senyawa flavonoid yang tidakdomestica Valair tetapi
larut dalam

larut dalam ethanol, dimethilsulfoxid dan aseton. Curkumin mempunyai titik didih

183oC dan Rumus molekul C21H20O6, Berat molekul 368, 37 g/mol (Sethi at al,

2009). Ada 3 jenis kurkumin yaitu kurkumin I (kurkumin), kurkumin II (

Demethoxykurkumin), kurkumin III (bisdemethoxykurkumin) (Nahar dan Sarker,

2007). secara spektrofotometri kurkumin mempunyai absorbansi maximal pada

panjang gelombang 430 nm yang mengikuti hukum Lambert-Beer pada range

konsentrasi 0,5 sampai 5 μg/mL.larutan kurkumin 1% dalam pelarut aceton pada λ

415-420 nm memberikan absorbansi 1650.


Struktur kurkumin

(Mutiah, 2015).

D. Kromatografi

Kromatografi mengeksploitasi perbedaan dalam mempartisi perilaku

antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen dalam campuran.

Senyawa campuran berinteraksi dengan fase diam berdasarkan muatan, kelarutan

relatif atau adsorpsi. Retensi adalah ukuran kecepatan di mana suatu zat bergerak

dalam sistem kromatografi. Dalam sistem pengembangan berkelanjutan seperti

HPLC atau GC di mana senyawa dielusi dengan eluen, retensi biasanya diukur

sebagai waktu retensi (rt), waktu antara injeksi dan deteksi. Dalam sistem

pengembangan tanpa interupsi seperti TLC, retensi diukur sebagai faktor retensi

(Rf), panjang lintasan dari senyawa dibagi dengan panjang lintasan depan eluen.

Rf = jarak yang ditempuh oleh bagian depan pelarut (Chaudhari dkk., 2012).

E. Kromatografi Kertas

Kromatorafi kertas menguntungkan dalam hal kesederhanaan, efektivitas

biaya dan deteksi di tempat. Selain tu potongan kertas dapat memisahkan

campuran dengan kemampuan kapiler yang melekat padanya fluidic.

Penggandengan kertas kromatografi telah dialakukan sebelumnya untuk

mendeteksi warna dan obat-obatan. Semua penelitiannya melibatkan partikel

logam mulia (Zhang dkk, 2017).


F. Metanol

Metanol umumnya digunakan sebagai pelarut industri. Metanol adalah

bentuk alkohol tidak berwarna dan larut dalam air. Metanol dioksidasi menjadi

formaldehida dengan enzim dehidrogenase alkohol dan formaldehida menjadi

asam formik dengan enzim dehidrogenase formaldehida. Metabolit metanol ini

yang bertanggung jawab pada keracunan. Secara khusus, asam format

menyebabkan metabolik asidosis dan kerusakan jaringan dengan menyebabkan

sitokrom yang penghambatannya lebih besar. Dosis mematikan untuk metanol

adalah 1-2 ml/kg. Tapi kebutaan dan kematian sementara telah terjadi dan

dilaporkan dengan dosis serendah 0,1 ml / kg. Masalah visual seperti penglihatan

ganda, penglihatan kabur, penglihatan berkurang, gangguan refleks cahaya,

fotofobia dan kebutaan dapat diamati dalam kasus keracunan. Masalah-masalah

ini bersifat sementara di sebagian besar kasus (Turkmen dkk., 2013).

G. Kloroform

Kloroform adalah trihalo metana utama (THM) yang ditemukan dalam air

minum, trihalo metana ini adalah senyawa karbon tunggal tersubtitusi oleh

halogen dengan rumus umum CHX3 , di mana X mewakili halogen yang bias

berupa fluor, klorin, bromin, atau yodium, atau kombinasi. Trihalo metana paling

sering hadir di air minum adalah kloroform (CHCl3), bromo dikloro metana atau

dikloro bromo metana (CHBrCl2), dibromo chloro methane atau chloro dibromo

methane (CHClBr2) dan bromoform (CHBr3) (El-Halim dkk., 2015).


III. METODELOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan Isolasi Kurkumin dari Kunyit dilaksanakan pada hari Minggu, 20

Mei 2018 pukul 10.00-12.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia

Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu

Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan isolasi kurkumin dari kunyit adalah

gelas kimia 50 mL, erlenmeyer 250 mL, corong, spatula, cawan petri, oven, statif

dan klem.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan isolasi kurkumin dari kunyit adalah

Rimpang kunyit kering, kloroform (CHCl3), methanol (CH3O), aluminium foil

dan kertas krab.


C. Prosedur Kerja

50 gram rimpang kunyit

- dimasukkan kedalam gelas kimia


- ditambahkan kloroform sebanyak 150
mL
- diaduk
- dimaserasi selama 2 jam
- disaring

Filtrat Residu

- dimasukkan dalam cawan petri


- dikeringkan dalam oven selama beberapa
menit
- diuji menggunakan kromatografi kertas

Hasil Pengamatan
IV. PEMBAHASAN

Percobaan isolasi kurkumin dari kunyit bertujuan untuk mengetahui proses

dan teknik pemisahan kurkumin dari kunyit secara kromatografi serta sifat-sifat

kurkumin. Percobaan ini dilakukan dengan dua perkuan, perlakuan pertama ialah

perparasi sampel dan perlakuan kedua ekstrasi. Perlakuan pertama kunyit yang

digunakan sebagai sampel terlebih dahulu dibersikan kulitnya, kemudian diiris

tipis tipis. Pengerisin tipis tipis bertujan untuk mempercepat proses pengeringan.

Kemudian dikering, pengeringan bertujuan untuk menghilangkan kadar air dalam

sampel. Setelah kering dilanjutkan dengan menghaluskan rimpang kunyit tersebut,

agar mempermudah pemisahan kurkumin dari kunyit dan hasil yang akan

diperoleh lebih maksimal. Tujuan penghalusan rimpang kunyit yaitu untuk

mempermudah proses ekstraksi dan hasil yang diperoleh dapat semaksimal

mungkin.

Perlakuan kedua dilakukan proses ekstraksi, ekstraksi yang digunakan

pada percobaan ini adalah ekstraksi dingin (maserasi) dengan menggunakan

pelarut kloroform dan methanol. Pengunaan pelarut yang berbeda untuk melihat

pelarut mana yang paling cocok untuk sampel, serta bertujuan juga untuk

memaksimalkan proses isolasi. Dengan menggunakan pelarut yang bersifat

nonpolar sebab kurkumin juga bersifat nonpolar. Setelah dilakukan maserasi

filtrat hasil dari maserasi tersebut dipeketkan. Pemekatan filtrate dilakuakan

dengan proses pengovenan.Pengovenan atau pemanasan dari filtrat tersebut

bertujuan untuk menghasilkan suatu sampel yang benar-benar siap untuk diuji

berapa kadar kurkumin yang terkandung rimpang kunyit tersebut.Dari hasil


pemekatan tersebut diambil sedikit, lalu ditotolkan pada kertas kemudian

dicelupkan dalam pelarut klorofom dan methanol. Diperoleh nilai Rf 0,3dan 0,2.

Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa yang paling sesuai dengan

sampel yang digunakan adalah klorofom. Disebabkan karena kloroform paling

cepat bereaksi dengan sampel dibandingkan dengan methanol.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan makadapat disimpulkan

bahwa proses pemisahan senyawa kurkumin dari kunyit dapat dilakukan dengan

menggunakan metode kromatografi kertas. Dimana prinsip dasar ekstraksi yaitu

untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu sampel

(rimpang kunyit).

B. Rekomendasi

Sebaiknya pengelolah laboratorium lebih memperhatikan kondisi alat dan

bahan yang ada di laboratorium untuk melancarkan proses praktikum yang

dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Chaudhari, H., Falguni C., Madhavi P., Pradhan and Upadhyay, 2012, A Review
on a Flash Chromatography, International Journal of Pharmaceutical
Development & Technology, 2(2).

El-Halim M.I.A., Mohammed S.Y., Idris O.f. dan M.K. Sabahelkheir, 2015,
Histopathological effect on different rat tissues induced by the
trihalomethane- chloroform administered in drinking water, International
Journal of Advanced Research, 3(11).

Turkmen, S., Umut E., Aynur S., Seda M. dan Abdulkadir G., 2015, An Unusual
Presentation of Methanol Poisoning, Journal of Experimental and
Clinical Medicine, 30(367-368).

Zhang, K., Jiang Q., Han G., Ji J dan Baohong L., 2017, Coupling Shell Isolated
Nanoperticle Enchanged Raman Spectroscopy with Paper
Chromatography for Multi Components on Ste Analysis, Talanta, 52(56).

Anda mungkin juga menyukai