Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN X

ISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI PALA

OLEH

NAMA : WAHYUNINGSIH

STAMBUK : F1C1 16 040

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : SAMUEL MANGRURA

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak zaman kuno masyarakat Indonesia telah menggunakan pala sebagai

bumbu. Pala merupakan senyawa aromatik, stimulan, narkotika, astringen,

afrodisiak, hipolipidemik, anti-agregasi trombosit, aktivitas penenang dan

analgesik. Biji pala juga bisa mengatasi gangguan tidur, stres oksidatif dan

digunakan sebagai obat untuk sakit perut dan rematik. Pohon pala mempunyai

tinggi 15-20 m, tumbuh di Indonesia dan di India bagian barat. Minyak pala

terdiri dari 90% hidrokarbon. Komponen terbanyak yang dapat ditemukan dalam

buah pala adalah SOH, α, dan β pireina. Minyak pala dipakai terutama pada

penyedap makanan dan bahan tambahan dalam bermacam-macam minyak wangi.

Pala sebagai tanaman rempah-rempah menghasilkan minyak astiri dan lemak

khusus yang berasal dari biji kering dan fuli. Biji kering pala menghasilkan 6-7%

kadar minyak sedangkan kandungan minyak astiri paling tinggi terdapat difuli

yaitu 7-18%. Minyak pala Indonesia memiliki nilai tinggi di pasar dunia karena

aromanya yang khas dan rendamen minyaknya yang tinggi.

Biji buah pala mengandung trigliserida terutama ester gliserol yaitu asam

lemak tunggal dan asam myristic, yang disebut trimiristin. Trimiristin yang

terkandung dalam biji buah pala kering kira-kira 25%-30% beratnya. Trimiristin

merupakan bentuk kental dan tidak berwarna serta tidak larut dalam air. Biji pala

juga mengandung lemak alami yang mempunyai rantai panjang dan sejumlah

ikatan rangkap yang berhubungan satu sama lain. Berdasarkan latar belakang

tersebut maka dilakukan percobaan isolasi trimiristin dari biji pala.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengisolasi senyawa Trimiristin dari Biji Pala ?

2. Bagaimana menghitung kadar Trimiristin dalam Biji Pala ?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengisolasi senyawa Trimiristin dari Biji Pala.

2. Untuk menghitung kadar Trimiristin dalam Biji Pala.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengisolasi senyawa Trimiristin dari Biji Pala.

2. Dapat menghitung kadar Trimiristin dalam Biji Pala.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Pala

Pala (Myristica fragrans Houtt.) merupakan tanaman asli Indonesia yang

berasal dari kepulauan Maluku dan termasuk tanaman penting diantara tanaman

rempah. Tanaman pala menghasilkan dua produk bernilai ekonomi penting yaitu

biji pala dan fuli atau kembang pala yang menyelimuti biji. Kedua produk ini

menghasilkan minyak pala, atsiri, rempah, bahan obat, dan juga dimanfaatkan

sebagai pengawet makanan dan minuman. Selain itu, minyak pala memiliki

potensi antimikroba atau bioinsektisida. Dari hasil pala ini daging buahnya dapat

dimanfaatkan dalam industri manisan pala, sirup, selai, dan produk lainnya.

Klasifikasi dan morfologi tanaman pala ini adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Taracheobionta (Tumbuhan berpembulu)

Super divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub kelas : Magnoliidae

Ordo : Magnoliales

Famili : Myristicaceae

Genus : Myristica

Spesies : Myristica fragrans houtt

(Nurhasanah, 2014).
B. Senyawa Trimiristin

Buah Pala mengandung Trimiristin, trimiristin adalah salah satu lemak

yang bisa dimanfaatkan sebagai aditif untuk kosmetik. Trimiristin dalam biji pala

dapat disiolasi dengan menggunakan metode maserasi. Trimiristin juga dapat

diolah menjadi senyawa turunannya, yaitu asam miristat dan miristil alkohol.

Bahan-bahan tersebut banyak digunakan dalam pembuatan sabun, detergen, dan

bahan kosmetika (Hidayati dkk., 2016).

Trimiristin merupakan suatu jenis lemak yang banyak digunakan dalam

pembuatan kosmetik kulit sebagai pemutih (whitening agent) dan harganya sangat

tinggi. Selama ini lemak trimiristin hanya dihasilkan dari minyak kelapa (coconut

oil), minyak inti sawit (palm kernel oil), dan minyak babassu (babassu oil).

Namun, persentase kandungan trimiristin dari minyakminyak tersebut jauh lebih

rendah dibanding dalam fixed oil biji pala. Lemak dari biji pala banyak juga

digunakan dalam industri oleochemical untuk substitusi lemak nabati, seperti

lemakkakao danlemak pangan lainnya, dan juga dalam industri pelumas

(lubricant). Trimiristin juga dapat diolah menjadi senyawa turunannya, yaitu asam

miristat dan miristil alkohol. Bahan-bahan tersebut banyak digunakan dalam

pembuatan sabun, detergen, dan bahan kosmetika lainnya, seperti shampo, lipstik,

losion dan lain-lain (Ma’mun, 2013).

C. Metode Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan

bahan. Proses ekstraksi memiliki dua perbedaan kelarutan bahan. Ekstrak disaring

dengan kain saring agar terpisah antara ampas dengan filtratnya. Ekstraksi adalah
pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut

antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut

tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain (Prasetiyo, 2015).

Ekstrasi soxhlet merupakan salah satu metode pemisahan yang dapat

diandalkan untuk memisahkan lemak yang terdapat pada sampel. Prinsip dari

metode soxhlet ini pada dasarnya sama dengan metode ekstari lainnya, pada

pengujian ini pelarut yang digunakan adalah heksana dan air. Heksana diletakan

dalam labu alas bulat sedangkan air terdapat pada pendingin bola. Lemak

merupakan senyawa organik dan bersifat nonpolar, heksana juga merupakan suatu

pelarut organik dan bersifat nonpolar, karena kepolaran yang sama ini maka

lemak dapat terestrak ke dalam heksana (Angelia, 2016).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini di laksanakan pada hari Senin, 21 Mei 2018, pukul 13.00-

15.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah satu set alat ekstraktor

soxhlet, corong, batu didih, mortal, pastel, elektromantel, gelas kimia 100 ml,

statif dan klem

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah buah pala, vaselin, n-

heksana, es batu, aseton, kertas saring dan aluminium foil.


C. Prosedur Kerja

1. Preparasi sampel

Biji Pala
- dibersihkan
- dikeringkan
- dihaluskan menggunakn mortal
Serbuk Biji Pala

2. Metode soxhlet

Serbuk Biji Pala

- ditimbang sebanyak 15 gram


- dibungkus dengan kertas saring
- dimasukkan kedalam soxhlet
- diekstraksi selama 3 kali siklus dengan
menggunakan pelarut n-heksan
- disaring

Ekstrak Residu

- dievaporasi
- ditambahkan aseton untuk melarutkan n-heksan
- didinginkan dalam air es hingga terbentuk
kristal

Kristal

- dipisahkan kristal dari larutan dengan


menggunakan penyaring buchner

- ditimbang

Hasil pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Rangkaian Alat Soxhlet

2. Data Pengamatan

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


1. 15 gram biji pala diekstraksi Ekstrak biji pala
dengan n-heksan
2. Dievaporasi Ekstrak
3. Ekstrak ditambahkan 10 mL aseton Berat kristal 21,08 gram
dan didinginkan
3. AnalisisData

Dik : Massa Kristal + massa gelas kimia = 21,08 gram

Massa gelas kimia = 20,07 gram

Massa kristal = 21,08 gram – 20.07 gram

= 1,01 gram

Massa sampel = 15 gram

Dit : rendemen % =…..?

Jawab :

massa kristal
Rendemen % = ×100%
massa sampel

1,01 gram
= ×100%
15 gram
= 6,733%

B. Pembahasan

Trimiristin merupakan suatu trigliserida yang banyak terkandung alam biji

buah pala(miristica fragrans). Isolasi trimiristin ini dapat dijadikan suatu contoh

sederhana dari isolasi senyawa bahan alam yang biasanya memakan waktu dan

sangat rumit, karena sering tercampur dengan senyawa-senyawa sejenis di

dalamnya. Kandungan trimiristin dalam biji pala cukup tinggi sehingga bisa

diperoleh dengan cara ekstraksi eter yang sederhana dan kristalisasi.

Percobaan isolasi trimiristin dari pala dilakukan dengan dua perlakuan,

perlakuan pertama yaitu perparasi sampel. Biji buah pala dihaluskan terlebih

dahulu agar menjadi serbuk. Penggunaan pala dalam bentuk serbuk tujuannya

adalah agar lebih mudah larut dengan pelarut. Karena semakinhalus serbuk maka
semakin luas permukaan sentuh antara pelarut dengan sampel sehingga akan

semakin besar kontak dengan pelarut yang digunakan.

Perlakuan kedua serbuk yang dihasilkan dari perparasi sampel dilarutkan

dalam n-heksana karena n-heksan bersifat non polar sehingga dapat melarutkan

trimiristin yang juga bersifat non polar disamping itu juga karena titik didih n-

heksan rendah. Dengan titik didih pelarut yang rendah, maka yang akan menguap

hanya n-heksannya. Perlakuan ini menggunakan metode soxhlet. Metode soxhlet

dilakukan bertujuan agar serbuk pala dan n-heksan tercampur sempurna. Dalam

proses refluks terjadi pertahanan reaksi dalam jangka waktu lama yaitu dengan

memanaskan dan mengembunkan uap n-heksana dan uapnya akan kembali ke

labu reaksi. Soxhletasi dilakukan dengan penjagaan suhu di bawah 340C (titik

didih n-heksan). Pengkondisian suhu diusahakan di bawah tiitk didih n-heksan.

Setelah proses mengsoxhlet berakhir maka dilakukan proses penyaringan.

Penyaringan dilakukan dengan cara dekantasi. Penyaringan bertujuan

untuk memisahkan residu (ampas serbuk pala) dengan filtrat yang berwarna

kuning, yang merupakan campuran n-heksana dan trimiristin. Setelah itu, filtrat

yang merupakan campuran n-heksan dan trimiristin dipanaskan melebihi titik

didih n-heksan agar n-heksan menguap. Fungsi penguapan n-heksan adalah untuk

menghilangkan pelarut agar tidak ada lagi n-heksan dalam filtrat tersebut.

Kemudian dilakukan penambahan aseton panas yang fungsinya untuk

membersihkan trimiristin. Sebab pada biji pala terdapat senyawa lain selain

trimiristin berupa pengotor pada filtrat. Pengotor itu dapat berupa gliserol, asam

lemak, ester dan lain-lain. Sedangkan dalam percobaan ini diharapkan agar
diperoleh trimiristin murni. Kemudian dilakukan proses pendinginan pada suhu

kamar sehingga larutan tidak panas lagi dan dilanjutkan pendinginan dalam es

batu hingga terbentuk calon kristal yang masih lunak dan belum terpisah dari

larutannya. Pendinginan dua tahap ini dilakukan agar perubahan suhu yang terjadi

pada proses kristalisasi tidak berubah drastis, sehingga kristal yang didapat sesuai

yang diharapkan.

Kristal yang diperoleh dengan pendinginan dua tahap dan satu tahap jauh

berbeda. Jika dilakukan pendinginan satu tahap, penurunan suhunya terlalu cepat

sehingga kecepatan pertumbuhan inti kristal lebih cepat daripada kecepatan

pertumbuhan kristal, sehingga diperoleh kristal yang kecil dan rapuh. Sedangkan

bila dilakukan pendinginan dua tahap, penurunan suhu terjadi perlahan-lahan

sehingga kecepatan pertumbuhan kristal lebih cepat daripada pertumbuhan inti

maka kristal yang diperoleh lebih besar. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini

adalah kristal berwarna putih yang mengandung senyawa trimiristin dengan

rendemen sebesar 6,733 %.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan tujuan dapat disimpulkan bahwa

sebagai berikut.

1. Isolasi senyawa trimiristin dari biji pala dapat dilakukan dengan ekstraksi

pelarut yaitu memisahkan dua jenis campuran yang tidak saling melarutkan.

Metode yang digunakan yaitu metode soxhlet. Metode soxhlet menggunakan

prinsip mempertahankan reaksi dalam waktu lama dengan pemanasan dan

pengembunan uap, serta menjaga kestabilan suhu di bawah titik didih pelarut.

2. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah kristal berwarna putih yang

mengandung senyawa trimiristin dengan rendemen sebesar 6,733%.


DAFTAR PUSTAKA

Angelia, I.O., 2016, Analisis Kadar Lemak Pada Tepung Ampas Kelapa, Jurnal
Tech, 4(1).

Hidayati, N., Ratri A.N. dan Yunita T., 2016, Persamaan Transfer Massa Pada
Isolasi Trimiristin Biji Pala (Myristica Fragrance) Dan Aplikasinya
Sebagai Aditif Masker, Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016,
ISSN : 2407 – 1846

Ma’mun, 2013, Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua
(Myristica Argentea), Jurnal Littri, 19(2).

Nurhasanah, 2014, Antimicrobial Activity Of Nutmeg (Myristica fragrans Houtt)


Fruit Methanol Extract Againts Growth Staphylococus aureus and
Escherichia, Jurnal Bioedukasi, 3(1).

Prasetiyo, A.W., Wignyanto M.S. dan Arie F.M., 2015, Ekstraksi Oleoresin Jahe
(Zingiber officinale, Rosc.) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi (Kajian
Rasio Bahan Dengan Pelarut Dan Jumlah Sirkulasi Ekstraksi Yang Paling
Efisien), Jurnal Industria, 10(2).

Anda mungkin juga menyukai