PERCOBAAN X
OLEH
NAMA : WAHYUNINGSIH
KELOMPOK : IV (EMPAT)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
analgesik. Biji pala juga bisa mengatasi gangguan tidur, stres oksidatif dan
digunakan sebagai obat untuk sakit perut dan rematik. Pohon pala mempunyai
tinggi 15-20 m, tumbuh di Indonesia dan di India bagian barat. Minyak pala
terdiri dari 90% hidrokarbon. Komponen terbanyak yang dapat ditemukan dalam
buah pala adalah SOH, α, dan β pireina. Minyak pala dipakai terutama pada
khusus yang berasal dari biji kering dan fuli. Biji kering pala menghasilkan 6-7%
kadar minyak sedangkan kandungan minyak astiri paling tinggi terdapat difuli
yaitu 7-18%. Minyak pala Indonesia memiliki nilai tinggi di pasar dunia karena
Biji buah pala mengandung trigliserida terutama ester gliserol yaitu asam
lemak tunggal dan asam myristic, yang disebut trimiristin. Trimiristin yang
terkandung dalam biji buah pala kering kira-kira 25%-30% beratnya. Trimiristin
merupakan bentuk kental dan tidak berwarna serta tidak larut dalam air. Biji pala
juga mengandung lemak alami yang mempunyai rantai panjang dan sejumlah
ikatan rangkap yang berhubungan satu sama lain. Berdasarkan latar belakang
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
D. Manfaat
A. Tanaman Pala
berasal dari kepulauan Maluku dan termasuk tanaman penting diantara tanaman
rempah. Tanaman pala menghasilkan dua produk bernilai ekonomi penting yaitu
biji pala dan fuli atau kembang pala yang menyelimuti biji. Kedua produk ini
menghasilkan minyak pala, atsiri, rempah, bahan obat, dan juga dimanfaatkan
sebagai pengawet makanan dan minuman. Selain itu, minyak pala memiliki
potensi antimikroba atau bioinsektisida. Dari hasil pala ini daging buahnya dapat
dimanfaatkan dalam industri manisan pala, sirup, selai, dan produk lainnya.
Ordo : Magnoliales
Famili : Myristicaceae
Genus : Myristica
(Nurhasanah, 2014).
B. Senyawa Trimiristin
yang bisa dimanfaatkan sebagai aditif untuk kosmetik. Trimiristin dalam biji pala
diolah menjadi senyawa turunannya, yaitu asam miristat dan miristil alkohol.
pembuatan kosmetik kulit sebagai pemutih (whitening agent) dan harganya sangat
tinggi. Selama ini lemak trimiristin hanya dihasilkan dari minyak kelapa (coconut
oil), minyak inti sawit (palm kernel oil), dan minyak babassu (babassu oil).
rendah dibanding dalam fixed oil biji pala. Lemak dari biji pala banyak juga
(lubricant). Trimiristin juga dapat diolah menjadi senyawa turunannya, yaitu asam
pembuatan sabun, detergen, dan bahan kosmetika lainnya, seperti shampo, lipstik,
C. Metode Ekstraksi
bahan. Proses ekstraksi memiliki dua perbedaan kelarutan bahan. Ekstrak disaring
dengan kain saring agar terpisah antara ampas dengan filtratnya. Ekstraksi adalah
pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut
antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut
diandalkan untuk memisahkan lemak yang terdapat pada sampel. Prinsip dari
metode soxhlet ini pada dasarnya sama dengan metode ekstari lainnya, pada
pengujian ini pelarut yang digunakan adalah heksana dan air. Heksana diletakan
dalam labu alas bulat sedangkan air terdapat pada pendingin bola. Lemak
merupakan senyawa organik dan bersifat nonpolar, heksana juga merupakan suatu
pelarut organik dan bersifat nonpolar, karena kepolaran yang sama ini maka
Praktikum ini di laksanakan pada hari Senin, 21 Mei 2018, pukul 13.00-
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah satu set alat ekstraktor
soxhlet, corong, batu didih, mortal, pastel, elektromantel, gelas kimia 100 ml,
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah buah pala, vaselin, n-
1. Preparasi sampel
Biji Pala
- dibersihkan
- dikeringkan
- dihaluskan menggunakn mortal
Serbuk Biji Pala
2. Metode soxhlet
Ekstrak Residu
- dievaporasi
- ditambahkan aseton untuk melarutkan n-heksan
- didinginkan dalam air es hingga terbentuk
kristal
Kristal
- ditimbang
Hasil pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
2. Data Pengamatan
= 1,01 gram
Jawab :
massa kristal
Rendemen % = ×100%
massa sampel
1,01 gram
= ×100%
15 gram
= 6,733%
B. Pembahasan
buah pala(miristica fragrans). Isolasi trimiristin ini dapat dijadikan suatu contoh
sederhana dari isolasi senyawa bahan alam yang biasanya memakan waktu dan
dalamnya. Kandungan trimiristin dalam biji pala cukup tinggi sehingga bisa
perlakuan pertama yaitu perparasi sampel. Biji buah pala dihaluskan terlebih
dahulu agar menjadi serbuk. Penggunaan pala dalam bentuk serbuk tujuannya
adalah agar lebih mudah larut dengan pelarut. Karena semakinhalus serbuk maka
semakin luas permukaan sentuh antara pelarut dengan sampel sehingga akan
dalam n-heksana karena n-heksan bersifat non polar sehingga dapat melarutkan
trimiristin yang juga bersifat non polar disamping itu juga karena titik didih n-
heksan rendah. Dengan titik didih pelarut yang rendah, maka yang akan menguap
dilakukan bertujuan agar serbuk pala dan n-heksan tercampur sempurna. Dalam
proses refluks terjadi pertahanan reaksi dalam jangka waktu lama yaitu dengan
labu reaksi. Soxhletasi dilakukan dengan penjagaan suhu di bawah 340C (titik
untuk memisahkan residu (ampas serbuk pala) dengan filtrat yang berwarna
kuning, yang merupakan campuran n-heksana dan trimiristin. Setelah itu, filtrat
didih n-heksan agar n-heksan menguap. Fungsi penguapan n-heksan adalah untuk
menghilangkan pelarut agar tidak ada lagi n-heksan dalam filtrat tersebut.
membersihkan trimiristin. Sebab pada biji pala terdapat senyawa lain selain
trimiristin berupa pengotor pada filtrat. Pengotor itu dapat berupa gliserol, asam
lemak, ester dan lain-lain. Sedangkan dalam percobaan ini diharapkan agar
diperoleh trimiristin murni. Kemudian dilakukan proses pendinginan pada suhu
kamar sehingga larutan tidak panas lagi dan dilanjutkan pendinginan dalam es
batu hingga terbentuk calon kristal yang masih lunak dan belum terpisah dari
larutannya. Pendinginan dua tahap ini dilakukan agar perubahan suhu yang terjadi
pada proses kristalisasi tidak berubah drastis, sehingga kristal yang didapat sesuai
yang diharapkan.
Kristal yang diperoleh dengan pendinginan dua tahap dan satu tahap jauh
berbeda. Jika dilakukan pendinginan satu tahap, penurunan suhunya terlalu cepat
pertumbuhan kristal, sehingga diperoleh kristal yang kecil dan rapuh. Sedangkan
maka kristal yang diperoleh lebih besar. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini
sebagai berikut.
1. Isolasi senyawa trimiristin dari biji pala dapat dilakukan dengan ekstraksi
pelarut yaitu memisahkan dua jenis campuran yang tidak saling melarutkan.
pengembunan uap, serta menjaga kestabilan suhu di bawah titik didih pelarut.
2. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah kristal berwarna putih yang
Angelia, I.O., 2016, Analisis Kadar Lemak Pada Tepung Ampas Kelapa, Jurnal
Tech, 4(1).
Hidayati, N., Ratri A.N. dan Yunita T., 2016, Persamaan Transfer Massa Pada
Isolasi Trimiristin Biji Pala (Myristica Fragrance) Dan Aplikasinya
Sebagai Aditif Masker, Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016,
ISSN : 2407 – 1846
Ma’mun, 2013, Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua
(Myristica Argentea), Jurnal Littri, 19(2).
Prasetiyo, A.W., Wignyanto M.S. dan Arie F.M., 2015, Ekstraksi Oleoresin Jahe
(Zingiber officinale, Rosc.) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi (Kajian
Rasio Bahan Dengan Pelarut Dan Jumlah Sirkulasi Ekstraksi Yang Paling
Efisien), Jurnal Industria, 10(2).