Anda di halaman 1dari 6

BAB 1.

IKATAN KIMIA

A. Peranan Elektron dalam Ikatan Kimia


Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas tetapi menyatu dengan
atom lain membentuk senyawa. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa atom yang
bergabung lebih stabil daripada yang menyendiri. Penggabungan itu disebut
ikatan kimia dan terjadi bila ada daya tarik satu sama lain sehingga mengeluarkan
energi paling kurang 42 KJ per mol atom.
Berdasarkan teori atom modern, para ahli menyelidiki cara terbentuknya ikatan
kimia. Daya tarik kedua atom terjadi karena adanya elektron pada kulit terluar.
Elektron pada kulit ini mempunyai kecenderungan menyamai konfigurasi gas mulia,
dengan cara menerima atau memberikan elektron pada atom lain.
Kebanyakan atom ditemukan berikatan dengan atom lain, namun masih ada
yang didapati dalam bentuk monoatom, yaitu gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn).
Dengan kata lain gas mulia lebih stabil dalam bentuk monoatom (bebas), sedangkan
unsur yang lain lebih stabil bila berikatan.
Pada sistem periodik, gas mulia terletak dalam golongan VIIIA atau golongan
O. Jumlah elektron pada masing-masing kulit adalah seperti tertera pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah elektron tiap kulit gas mulia
He 2
Ne 2 8
Ar 2 8 8
Kr 2 8 18 8
Xe 2 8 18 18 8
Rn 2 8 18 32 18 8

Sebagai pembanding lihat kulit unsur golongan IA dan VIIA (Tabel 2). Dengan
memperhatikan secara cermat, ternyata keistimewaan gas mulia mempunyai jumlah
elektron valensi = 8 (kecuali helium = 2). Teori atom mekanika gelombang
menyatakan bahwa elektron kulit terluar yang penuh adalah 1s2 untuk He dan ns2np6
untuk Ne, Ar, Kr dan Xe.

1
Tabel 2. Jumlah elektron tiap kulit unsur golongan IA dan VIIA
H 1 F 2 7
Li 2 1 Cl 2 8 7
Na 2 8 1 Br 2 8 18 7
K 2 8 8 1 I 2 8 18 18 7
Rb 2 8 18 8 1 At 2 8 18 32 18 7
Cs 2 8 18 32 18 1

Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa atom akan stabil bila elektron kulit
terluar (elektron valensinya) terisi penuh. Jadi, bagi semua unsur berlaku suatu
ketentuan yang disebut aturan oktet.

Aturan oktet menyatakan bahwa suatu atom cenderung mempunyai elektron valensi
delapan, yaitu seperti gas mulia (kecuali helium = 2)
Tabel 3. Konfigurasi elektron berbagai unsur
NA Unsur Konfigurasi Elektron NA Unsur Konfigurasi Elektron
1 H 1s 53 I (Kr) 4d10 5s2 5p5
2 He 1s2 54 Xe (Kr) 4d10 5s2 5p6
3 Li (He) 2s 55 Cs (Xe) 6s
4 Be (He) 2s2 56 Ba (Xe) 6s2
5 B (He) 2s2 2p1 57 La (Xe) 5d 6s2
6 C (He) 2s2 2p2 58 Ce (Xe) 4f 5d 6s2
7 N (He) 2s2 2p3 59 Pr (Xe) 4f3 6s2
8 O (He) 2s2 2p4 60 Nd (Xe) 4f4 6s2
9 F (He) 2s2 2p5 61 Pm (Xe) 4f5 6s2
10 Ne (He) 2s2 2p6 62 Sm (Xe) 4f6 6s2
11 Na (Ne) 3s 63 Eu (Xe) 4f7 6s2
12 Mg (Ne) 3s2 64 Gd (Xe) 4f7 5d 6s2
13 Al (Ne) 3s2 3p1 65 Tb (Xe) 4f9 6s2
14 Si (Ne) 3s2 3p2 66 Dy (Xe) 4f10 6s2
15 P (Ne) 3s2 3p3 67 Ho (Xe) 4f11 6s2
16 S (Ne) 3s2 3p4 68 Er (Xe) 4f12 6s2

2
17 Cl (Ne) 3s2 3p5 69 Tm (Xe) 4f13 6s2
18 Ar (Ne) 3s2 3p6 70 Yb (Xe) 4f14 6s2
19 K (Ar) 4s 71 Lu (Xe) 4f14 5d 6s2
20 Ca (Ar) 4s2 72 Hf (Xe) 4f14 5d2 6s2
21 Sc (Ar) 3d 4s2 73 Ta (Xe) 4f14 5d3 6s2
22 Ti (Ar) 3d2 4s2 74 W (Xe) 4f14 5d4 6s2
23 V (Ar) 3d3 4s2 75 Re (Xe) 4f14 5d5 6s2
24 Cr (Ar) 3d4 4s2 76 Os (Xe) 4f14 5d6 6s2
25 Mn (Ar) 3d5 4s2 77 Ir (Xe) 4f14 5d7 6s2
26 Fe (Ar) 3d6 4s2 78 Pt (Xe) 4f14 5d9 6s
27 Co (Ar) 3d7 4s2 79 Au (Xe) 4f14 5d10 6s
28 Ni (Ar) 3d8 4s2 80 Hg (Xe) 4f14 5d10 6s2
29 Cu (Ar) 3d10 4s1 81 Tl (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p1
30 Zn (Ar) 3d10 4s2 82 Pb (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p2
31 Ga (Ar) 3d10 4s2 4p 83 Bi (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p3
32 Ge (Ar) 3d10 4s2 4p2 84 Po (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p4
33 As (Ar) 3d10 4s2 4p3 85 At (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p5
34 Se (Ar) 3d10 4s2 4p4 86 Rn (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p6
35 Br (Ar) 3d10 4s2 4p5 87 Fr (Rn) 7s
36 Kr (Ar) 3d10 4s2 4p6 88 Ra (Rn) 7s2
37 Rb (Kr) 5s 89 Ac (Rn) 6d 7s2
38 Sr (Kr) 5s2 90 Th (Rn) 6d2 7s2
39 Y (Kr) 4d 5s2 91 Pa (Rn) 5f2 6d 7s2
40 Zr (Kr) 4d2 5s2 92 U (Rn) 5f3 6d 7s2
41 Nb (Kr) 4d4 5s 93 Np (Rn) 5f4 6d 7s2
42 Mo (Kr) 4d5 5s 94 Pu (Rn) 5f6 7s2
43 Te (Kr) 4d5 5s2 95 Am (Rn) 5f7 7s2
44 Ru (Kr) 4d7 5s 96 Cm (Rn) 5f7 6d 7s2
45 Rh (Kr) 4d8 5s 97 Bk (Rn) 5f9 7s2
46 Pd (Kr) 4d10 98 Cf (Rn) 5f10 7s2
47 Ag (Kr) 4d10 5s 99 Es (Rn) 5f11 7s2
48 Cd (Kr) 4d10 5s2 100 Fm (Rn) 5f12 7s2

3
49 In (Kr) 4d10 5s2 5p 101 Ma (Rn) 5f13 7s2
50 Sn (Kr) 4d10 5s2 5p2 102 No (Rn) 5f14 7s2
51 Sb (Kr) 4d10 5s2 5p3 103 Lr (Rn) 5f14 6d 7s2
52 Te (Kr) 4d10 5s2 5p4

Kecenderungan Atom
Unsur yang elektron valensinya tidak terisi penuh berubah untuk menyamai gas
mulia, yaitu dengan cara melepas atau menerima elektron. Unsur selain gas mulia
(golongan IA s/d VIIA) cenderung berubah menjadi gas mulia (golongan VIII)
Kecenderungan unsur menerima elektron atau melepaskan elektron valensinya
bergantung pada besarnya energi yang dilepaskan atau diperlukan. Unsur yang energi
ionisasinya kecil akan melepaskan elektron, dan yang besar akan menerima elektron
lain. Jumlah elektron yang dilepaskan atau diterima bergantung pada jumlah elektron
valensi unsur yang bersangkutan.
Berdasarkan nilai energi ionisasi dari kiri ke kanan sistem periodik unsur, maka
unsur yang kecil energi ionisasinya adalah di bagian kiri bawah. Sebaliknya
yang besar nilainya adalah di bagian kanan atas. Akibatnya, unsur golongan IA
dan IIA cenderung melepaskan elektron, sedangkan golongan VIIA dan VI A
cenderung menerima elektron untuk menyamai konfigurasi elektron gas mulia.
Unsur golongan IIIA, IVA dan VA sebagian bersifat melepas, dan sebagian menerima
elektron. Unsur golongan transisi, karena berada di sebelah kiri blok p, akan
melepaskan elektron.
Jumlah elektron yang dilepaskan atau yang diterima, secara umum
bergantung pada golongan unsurnya. Unsur golongan IA karena elektron
valensinya satu, akan melepaskan satu elektron, kecuali H cenderung menerima satu
elektron supaya menyamai gas Helium. Unsur golongan IIA berelektron valensi dua,
maka cenderung melepaskan kedua elektronnya, dan sebagian unsur golongan IIIA
sencerung melepaskan ketiga elektron valensinya.
IA
H H + e H- (seperti He)
Li Li Li+ + e (seperti Ne)
Na Na Na+ + e (seperti Ar)

4
K
Rb
Cs

Aturan Fajans
Suatu atom akan netral bila jumlah elektron pada kulitnya sama dengan
jumlah proton pada inti. Jika atom melepaskan atau menerima elektron akan
membentuk partikel bermuatan yang disebut ion. Atom yang melepaskan elektron
membentuk ion positif dan yang menerima elektron menjadi ion negatif.
Tidak semua atom dapat menjadi ion bebas yang stabil karena harus memenuhi
empat aturan Fajans, yaitu sebagai berikut:
1. Struktur atom (konfigurasi elektronnya) harus stabil seperti gas mulia.
Contoh:
Na (2 8 1) melepaskan 1e Na+ (2 8) stabil
Ca (2 8 8 2) melepaskan 2e Ca2+ (2 8 8) stabil
melepaskan 1e Ca+ (2 8 8 1) tidak stabil
Cl (2 8 7) menerima 1e Cl- (2 8 8) stabil
2-
S (2 8 6) menerima 2e S (2 8 8) stabil
-
menerima 1e S (2 8 7) tidak stabil
2. Muatan ion yang terbentuk harus kecil.
Contoh:
Cl- ; S2- ; Na+ : stabil
Na3+ ; C4+ ; Be3+ : tidak stabil
3. Jari-jari ion positif lebih kecil dari atomnya.
Contoh:
Na+ < Na dan Ca2+ < Ca
4. Jari-jari ion negatif lebih kecil dari atomnya.
Contoh:
Cl- > Cl dan S2- > S

5
SOAL LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan atom yang stabil?
2. Apakah yang dimaksud dengan elektron valensi suatu unsur?
3. Tentukan elektron valensi unsur iod, berium, fosfor dan arsen?
4. Hitunglah elektron valensi unsur dengan nomor atom: (a) 12 ; (b) 37 ; (c) 14 ;
(d) 7 !
5. Apakah yang dimaksud dengan aturan oktet?
6. Mengapa atom unsur gas mulia bersifat monoatom? (karena gas mulia lebih
stabil dalam bentuk monoatom)
7. Bagaimana kecenderungan atom unsur dengan nomor atom: (a) 11 ; (b) 9 ; (c)
38 ; (d) 16
8. Tentukan unsur gas mulia yang akan disamai oleh unsur-unsur di bawah ini,
bila setelah melepaskan atau menerima elektron sesuai dengan
kecenderungannya, dengan nomor atom: (a) 9 ; (b) 20 ; (c) 32 ; (d) 35
9. Unsur golongan 1A cenderung melepaskan 1 elektron, tetapi mengapa
hidrogen cenderung menerima 1 elektron?
10. Terangkan 4 aturan Fajans dengan masing-masing satu contoh?
11. Mengapa jari-jari ion Cl- lebih besar daripada Cl
12. Mengapa jari-jari K+ lebih kecil daripada atom K
13. Manakah ion-ion di bawah ini yang lebih stabil:
a. Rb+ atau Rb2+
b. S- atau S2-
c. O- atau O2-
d. Al2+ atau Al3+

Anda mungkin juga menyukai