Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PERIODIK

A. Penyajian Materi

6.1 Perkembangan Sistem Periodik


Sistem Periodik Mendeleev
Dmitri Mendeleev seorang ahli kimia Rusia dan Lothar Meyer ahli kimia
Jerman hampir secara bersamaan mengembangkan tabel periodik berdasarkan
kenaikan massa atom. Dalam penelitiannya, Mendeleev menyusun seperangkat
kartu, setiap kartu berisi atom dan sifat-sifat kimianya. Kartu disusun secara
berurutan menurut kenaikan massa atom dan sifat kimianya. Beritkut tabel periodik
Mendeleev.
Tabel 6.1 Sistem Periodik Mendeleev
Gol I Gol II Gol III Gol IV Gol V Gol VI Gol VII Gol VIII
1 H1
2 Li 7 Be 9,4 B 11 C12 N 14 O16 F 19
3 Na 23 Mg 24 Al 27,3 Si 28 P 31 S 32 Cl 35,5
4 K 39 Ca 40 44 Ti 48 V 51 Cr 52 Mn 55 Fe 56, Co 59
Ni 59, Cu 63
5 (Cu 63) Zn 65 68 72 As 75 Se 78 Br 80
6 Rb 85 Sr 87 ?Yt 88 Zr 90 Nb 94 Mo 96 100 Ru 104, Rh 104
Pd 105, Ag 100
7 (Ag 108) Cd 412 Ln 113 Sn 118 Sb 122 Te 128 I 127
8 Cs 133 Ba 137 ?Di 138 ?Ce 140 - - - - -
- -
9 - - - - - - - -
10 - - ?Er 178 ?La 180 Ta 182 W 184 - Os 195, Ir 197
Pt 198, Au 199
11 (Au 199) Hg 200 Tl 204 Pb 207 Bi 208 -
12 - - - Th 231 - U 240 -

Mendeleev membagi atom atas 8 golongan dan 12 periode, sehingga unsur


dalam satu golongan mempunyai kemiripan sifat dan dalam satu periode disusun
berdasarkan kenaikan massa atomnya. Mendeleev mengosongkan beberapa tempat,
hal ini dilakukan untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Contoh:
Mendeleev menetapkan Ti (Ar = 48) pada golongan IV dan membiarkan golongan
III kosong, karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada B dan Al. Mendeleev
juga dapat meramalkan sifat atom yang belum dikenal seperti ekasilikon.

Tabel 6.2 Sifat eka-silikon yang diramal Mendeleev dibandingkan germanium


Sifat eka-silicon germanium
Massa atom relatif 72 72,32
Rapat massa 5,5 5,47
Volume atom 13 13,22
Valensi 4 4
Kalor jenis 0,073 0,076
Rapat jenis dioksida 4,7 4,703
Titik didih tetrakhlorida (°C) <100 86

Kelebihan system periodik Mendeleev adalah:

 Sifat kimia dan fisika unsure dalam satu golongan mirip dan berubah secara
teratur
 Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan golongannya
 Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan waktu itu dan telah
mempunyai tempat yang kosong

Kelemahan dari sistem periodik Mendeleev adalah masih terdapat atom-


atom yang massanya lebih besar letaknya di depan atom yang massanya lebih kecil,
contoh: Telurium (Te) = 128 terletak pada golongan VI sebelum Iodin (I) = 127
yang terletak pada golongan VII. Hal ini dikarenakan atom yang mempunyai
kemirpan sifat diletakkan dalam satu golongan.

Sistem Periodik Mendeleev versi Modern

Moseley (1915) memperbaiki susunan sistem periodik Mendeleev. Moseley


berhasil menemukan nomor atom, sehingga disusun sistem periodik baru yang
didasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat unsur. Sistem ini disebut
sistem periodik Mendeleev versi modern. Dalam sistem ini, unsur dibagi atas 8
golongan dan 7 perioda. Perioda ada yang pendek (1, 2, 3) dan yang panjang (4, 5,
6, dan 7). Disamping itu, juga dikenal golongan Lantanida dan Aktinida.
Sistem Periodik Modern

Sistem periodik yang dipakai sekarang adalah sistem periodik modern


(sistem periodik panjang), disusun berdasarkan kenaikan nomor atom mengikuti
aturan Aufbau. Letak atom ditentukan oleh orbital yang terisi paling akhir. Karena
ada empat macam orbital, maka ada empat blok atom, yaitu blok s, p, d, dan f.
Blok s : atom-atom yang elektron terluarnya mengisi orbital s. Dalam susunan
berkala atom-atom yang elektron terluarnya mengisi orbital s adalah atom-
atom golongan IA dan IIA.
Blok p : atom-atom yang elektron terluarnya mengisi orbital p. Dalam susunan
berkala atom-atom yang elektron terluarnya mengisi orbital p adalah atom-
atom golongan IIIA sampai golongan VIIIA.
Blok d : atom-atom yang elektron terluarnya mengisi orbital d. Dalam susunan
berkala atom-atom yang elektron terluarnya mengisi orbital d adalah atom-
atom golongan transisi IB sampai golongan VIIB ditambah golongan VIIIB.
Blok f : atom-atom yang elektron terluarnya mengisi orbital f. atom-atom blok f ini
meliputi atom-atom Lantanida dan aktinida.

Gambar 6.1 Sistem Periodik Modern


6.2 Penggolongan Periodik Unsur-Unsur
Menurut jenis subkulit yang terisi, unsur-unsur dapat dibagi menjadi
beberapa golongan unsur utama, gas mulia, unsur transisi (logam transisi), lantanida
dan aktinida. Menurut Gambar 6.2 unsur-unsur utama (golongan utama) adalah
unsur-unsur dalam Golongan 1A hingga 7A, yang semuanya memliki subkulit s
atau p dengan bilangan kuantum utama tertinggi yang belum terisi penuh.
Dengan pengecualian pada Helium, seluruh gas mulia (unsur-unsur
golongan 8A) mempunyai subkulit p yang terisi penuh (konfigurasi elektronnya
adalah 1s2 untuk Helium dan ns2 np6 untuk gas mulia yang lain, dimana n adalah
bilangan kuantum utama untuk kulit terluar). Logam transisi adalah unsur-unsur
dalam Golongan 1B dan 3B hingga 8B, yang mempunyai subkulit d yang tidak
terisi penuh atau mudah menghasilkan kation dengan subkulit d yang tak terisi
penuh. Lantanida dan aktinida disebut unsur transisi blok f karena kedua golongan
ini memiliki subkulit f yang tidak terisi penuh.

Gambar 6.2 Konfigurasi elektron pada keadaan dasar. Agar sederhana, hanya
ditampilkan konfigurasi kulit terluar.
Berdasarkan sifat kelogaman, unsur dapat dibagi tiga, yaitu:
 Logam
 Bukan logam
 Metalloid (semi logam)
Yang termasuk logam adalah unsur blok s (kecuali H), blok d, blok f dan
sebagian blok p (bagian kiri bawah). Unsur bukan logam adalah sebagian blok p,
yaitu bagian kanan atas, sedangkan unsur metaloid terletak pada blok p yaitu antara
logam dan bukan logam. Yang termasuk unsur metaloid adalah B, Al, Si, Ge, As,
Sb, dan Te.

Menetukan Golongan dan Perioda Unsur


Sistem periodik modern disusun berdasarkan konfigurasi elektron.
Konfigurasi elektron dapat dibuat jika nomor atom suatu unsur diketahui. Jadi, letak
suatu unsur dalam sistem periodik dapat dicari dari nomor atomnya. Dari
konfigurasi elektron dapat dihitung jumlah elektron kulit terluar atau elektron
valensinya.
Jika elektron terakhir (electron valensi) pada orbital s atau p maka unsure
termasuk golongan utama (golongan A).
Contoh:
7X : 2s2 2p3 Golongan VA
1s2
11Y: 2s2 2p6 3s1 Golongan IA
1s2

Unsur elektron terakhir (elektron valensi) pada orbital d termasuk golongan


transisi.
Contoh:
24P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 Golongan VIB
47Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d9 konfigurasi elektron

menjadi: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10 Golongan IB

Periode unsur dapat ditentukan dari bilangan kuantum (n) yang terbesar atau
n kulit terluarnya. Dengan demikian, perioda keempat unsur di atas adalah:
7X : 1s2 2s2 2p3 Periode 2 karena n terbesar 2, yaitu 2s2 atau 2p3
11Y : 1s2 2s2 2p6 3s1 Periode 2 karena n terbesar 3, yaitu 3s1

24P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 Periode 4 karena n terbesar 4, yaitu 4s2

47Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10Periode 5 karena n terbesar
5, yaitu 5s1

Latihan:
1. Apa dasar pengelompokkan sistem periodik Mendeleev?
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan sistem periodik Mendeleev!
3. Apakah perbedaan sistem periodik Mendeleev dengan sistem periodik
Mendeleev versi modern?
4. Apakah dasar sistem periodik modern?
5. Apakah yang dimaksud dengan golongan utama dan transisi?
6. Tentukan golongan dan perioda unsure yang mempunyai konfigurasi electron:
a. 1s2 2s1 c. 1s2 2s2 2p6 3s2
b. 1s2 2s2 2p4 d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
7. Tentukan golongan dan perioda unsure yang bernomor atom:
a. 12 c. 34
b. 27 d. 59
6.3 Sifat Periodik
Unsur Jari-Jari
Atom
Perbedaan inti dan jumlah electron akan mengakibatkan ukuran atom suatu
unsure berbeda dari atom lain. Ukuran itu dinyatakan dengan jari-jari atom.

Contoh klor, jari-jari dihitung dari panjang ikatan molekul Cl2 (Cl – Cl).
Panjangnya 1,98 A0, maka jari-jari atom klor adalah setengahnya, yaitu 0,99A0.
Atom dapat menjadi ion positif atau ion negatif. Ion positif terjadi bila atom
kehilangan elektron, maka jari-jari ion positif lebih kecil dari atomnya (Gambar
6.3).
Gambar 6.3 Jari-jari Na (154pm) dan ion Na+ (95pm)
Ion negatif terbentuk bila atom menerima electron, maka jari-jari ion
negatif lebih besar dari atomnya (Gambar 6.4).

Gambar 6.4 Jari-jari Cl (99pm) dan Cl- (181)

Jari-jari atom beberapa unsur dapat dilihat pada Gambar 6.5. unsur golongan
utama mempunyai satu jenis ion yang stabil, sedangkan golongan transisi
mempunyai dua atau lebih ion yang stabil.

Gambar 6.5 Jari-jari atom (dalam pikometer) unsure golongan utama


Unsur dalam satu periode, mempunyai kulit yang sama, tetapi nomor atom
bertambah dari kiri ke kanan, sehingga daya tarik inti pada kulit terluar makin
besar dari kiri ke kanan. Contoh: atom Na dan Mg mempunyai nomor atom
masing-masing 11 dan 12. Daya tarik inti Na lebih kecil dari pada inti Mg terhadap
elektron kulit terluarnya (Gambar 6.6). Akibatnya, jari-jari atom Na (1,90) lebih
besar dari Mg (1,60).
Dalam satu golongan, unsur mempunyai elektron valensi sama, tetapi
jumlah kulitnya bertambah dari atas ke bawah. Akibatnya, jari-jari atom bertambah
dari atas ke bawah, contohnya Na (1,90) dan K (2,35) (Gambar 6.7). dengan
demikian dapat disimpulkan:
Dalam satu perioda, jari-jari berkurang dari kiri ke kanan
Dalam satu golongan, jari-jari bertambah dari atas ke bawah

Gambar 6.6 Daya Tarik inti terhadap elektron terluar atom Na dan Mg

Gambar 6.7 Jari-jari Na lebih kecil dari pada jari-jari K karena kulit K lebih banyak
dari pada Na
latihan:
Tentukanlah urutan unsur dibawah ini berdasarkan kenaikan jari-jari atomnya.
a. 16S, 8O, 52Te c. 38Sr, 12Mg, 4Be
b. 7N, 6C, 5B d. 14Si, 13Al, 11Na
Energi Ionisasi
Elektron suatu atom dapt lepas dari tarikan dan meninggalkan atom sehingga
membentuk ion positif, contoh:
Na(g) Na+(g) + e-
Proses ini disebut ionisasi (pembentukan ion).
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan
dasarnya.
Makin besar energi ionisasi, makin sukar untuk melepaskan elektronnya.
Jumlah electron yang lepas dari suatu atom mungkin satu, dua atau tiga,
bergantung pada atom dan energy yang diberikan. Energi untuk melepaskan satu
elektron pertama disebut energi ionisasi pertama (I1), kedua disebut energi ionisasi
kedua (I2), ketiga disebut energi ionisasi ketiga (I3), contohnya atom Aluminium
seperti gambar 6.8.
Al(g) Al+(g) + e- ∆H = 577,4 kJ mol-1
(I1) Al+(g) Al2+(g) + e- ∆H = 816 kJ mol-1 (I2)
Al2+(g) Al3+(g) + e- ∆H = 2744 kJ mol-1
(I3)
Oleh karena itu, untuk unsur yang sama, energi ionisasi selalu bertambah
sesuai dengan urutan berikut:
I1 < I2 < I3

Gambar 6.8 Ionisasi Aluminium


Berarti setelah satu electron keluar dari atom, daya tarik inti terhadap
electron yang tinggal menjadi besar, karena jari-jari,
rA > rA+ > rA2+ > ….
Pengecilan jari-jari terjadi karena elektron saling tolak menolak, dan bila
satu elektron keluar maka daya tolaknya menjadi lebih kecil, sehingga terjadi
pengerutan seperti Al menjadi Al+. pengecilan juga terjadi bila setelah elektron
keluar mengakibatkan jumlah kulit berkurang, seperti Na menjadi Na+ (Gambar
6.9).

Gambar 6.9 Ionisasi Natrium (Na)


Tabel 6.3 mencantumkan energi ionisasi untuk 20 unsur pertama yang
dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ/mol), yaitu jumlah energy dalam kilojoule
yang diperlukan untuk melepaskan 1 mol elektron dari 1 mol atom (ion) dalam
keadaan gas. Energi yang diserap oleh atom (atau ion) dalam proses ionisasi
mempunyai nilai positif.
Tabel 6.3 Energi Ionisasi (kJ/mol) untuk 20 Unsur Pertama
Unsur Pertama KeduaKetigaKeempat Kelima Keenam
Nilai energi ionisasi unsur ternyata:
Dalam satu perioda, energi ionisasi pertama bertambah dari kiri ke
kanan
Dalam satu golongan, energi ionisasi pertama bertambah dari bawah ke
atas

Bila jarak makin kecil maka daya tarik makin besar. Akibatnya energy
ionisasi makin besar. Sebaliknya, bila jarak makin besar maka daya tarik makin
kecil. Dalam satu perioda, jari-jari berkurang dari kiri ke kanan, sehingga energy
ionisasi pertama bertambah dari kiri ke kanan. Sedangkan dalam satu golongan,
energi ionisasi pertamanya akan bertambah dari bawah ke atas, karena jari-jari
atomnya makin kecil.

Latihan:
Tentukanlah urutan unsur di bawah ini berdasarkan kenaikan energy ionisasinya:
a. Sr, Ba, Mg, Ca
b. Ca, K, Ge, Ga
Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan oleh suatu atom (dalam
wujud gas) ketika menangkap satu elektron membentuk ion negatif. Karena energi
dilepas, maka harga afinitas elektron diberi tanda minus.

Cl(g) + e¯ → Cl¯(g) (∆H=-348kj)

Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali


golongan IIA dan VIIIA. Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA.
Semakin besar energy yang dilepas, ion negatif yang terbentuk semakin stabil.
Atom golongan IIA dan VIIIA tidak membentuk ion negative yang stabil. Harga
afinitas elektronnya positif.
Tabel Perkiraan perubahan entalpi untuk atom atau anion

Dari tabel diatas dapat disimpulkan:


S(g) + e- S-(g) ∆EAH = -201
S-(g) + e- S2-(g) ∆EA
H = + 640
Atom S yang menerima satu electron menghasilkan anion S - membebaskan
energy sebesar 201, sedangkan anion S- menerima satu electron menghasilkan anion
S2- membutuhkan energy sebesar 640, ini disebabkan karena adanya gaya tolak
menolak dari muatannya yang sama.

Kecenderungan afinitas elektron


a. Dalam satu golongan afinitas elektron dari atas ke bawah makin
kecil, karena jari-jari atom bertambah besar. Meskipun jumlah
muatan positif dalam inti bertambah tetapi gaya tarik inti terhadap
elektron terluar makin lemah.
b. Dalam satu periode afinitas elektron dari kiri ke kanan makin besar,
karena jari- jari atom berkurang, sehingga gaya tarik inti terhadap
elektron makin kuat.

Latihan:
Tentukanlah urutan unsure di bawah ini berdasarkan kenaikan
afinitas elektronnya:
a. Na, Al, Mg
b. S, O, Se
B. Daftar Pustaka
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai