Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PERIODIK UNSUR

A.Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan perkembangan sistem periodik unsur
2. Menenentukan letak suatu unsur berdasarkan periode dan golongan dalam sistem
periodik unsur
3. Menjelaskan pengertian konsfigurasi elektron
4. Menjelaskan pengertian jari-jari atom, energi ionisasi, elektronegatifitas, afinitas
elektron, sifat logam.

B. Landasan Teori
A. Perkembangan Sistem Periodik Unsur

Sistem periodik adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur yang dikemas
secara berkala dalam bentuk periode dan golongan berdasarkan kemiripan sifat-sifat
unsurnya.Upaya untuk mengelompokkan unsur-unsur ke dalam kelompok-kelompok
tertentu sebenarnya sudah dilakukan para ahli sejak dulu, tetapi pengelompokan masa
itu masih sederhana. Pengelompokan yang paling sederhana ialah membagi unsur ke
dalam kelompok logam dan nonlogam.

Sejak lama beberapa unsur telah menjadi beberapa bagian kehidupan manuasia,
seperti tembaga , perak ,dan emas yang telah digunakan sebagai alat tukar dalam
perdagangan maupun sebagai perhiasan. Seiring waktu para ahli mulai mengetahui
bahwa setip unsur memiliki sifat – sifat yang khas. Namun demikian sifat unsur
tersebut di tentukan oleh sifat atom-atomnya. Saat ini sudah di temukan 115 dan masih
akan di temukan lagi unsur – unsur baru lainnya. Unsur – unsur ini ada yang sifatnya
mirip ada yang sama sekali berbeda dengan yang lain. Sistem periodik unsur yang
sekarang ini adalah berdasarkan kenaikan nomor atom dan penempatan unsur – unsur
dengan sifat-sifat yang mirip di tempatkan dalam satu golongan. Pengelompokkan
unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur tersebut di dasarkan atas adanya
kemiripan sifat-sifatnya. Pengelompokkan ini mengalami perkembangan dari mulai
pengelompokkan unsure berdasarkan Sistem Lavoisier, Triad Dobreiner, Newlands,
Mendeleev dan sistem periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang.

1. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan System Lavoisier

Dalam sistem ini pengklasifikasikan unsur di dasarkan pada kemampuan unsur itu
untuk menghantarkan listrik dan panas. Menurut sistem ini unsur di kelompokkan
menjadi dua jenis yaitu:
a. Unsur logam ( unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas), misalnya
besi, tembaga, perak, emas, dan sebagainya.
b. Unsur non logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus listik dan panas),
misalnya belerang, oksigen, klor, nitrogen, arsen, fosfor, hydrogen, dan karbon.
Dari semua unsur yang sudah di temukan pada masa itu. Sebagin besar unsur
kurang lebih 70% adalah logam sehingga para ahli mengelompokkan unsur menjadi
dua bagian yaitu logam dan nonlogam antara lain sebagai berikut :
a) Logam,
Sifat logam
 Dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan tinggi )
 Mudah di bentuk atau padat (dapat di tempat dan diregangkan seperti kawat).
 Mengkilap terlebih jika digosok.
 Keelektron positif. Pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar.
 Bersifat reduktor atau basa ( mengalami oksidasi = melepaskan electron)

b) Nonlogam
Sifat non logam
 Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan rendah )
 Yang berwujud padat umumnya rapuh (sukar di bentuk).
 Tidak mengkilap atau buram
 Ada yang berwujud padat, cair, atau gas.
 Bersifat oksidator atau asam (Mengalami reduksi = menyerap elektron).

2. Pengelompokan unsur berdasarkan Triade Dobreiner

Pada tahun 1829 Johan Wolfgan Dobereiner (1780 – 1849) membagi unsur –
unsur dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari tiga unsur yang di sebut Triade.
Menurutnya, anggota triade yang berada di tengah memiliki sifat – sifat diantara kedua
nggota triade lainnya dan memiliki massa atom relative yang merupakan rata – rata
dari unsur yang mengapitnya.

Sebagai contoh, kelompok unsur klor (Cl), brom (Br),dan Iod (I), di mana
brom memiliki massa atom relatif rata – rata dari massa atom Klor dan Iod. Klor
berwujud gas, iod berwujud padat, maka Brom dapat di ramalkan berwujud di
antaranya, yaitu cair. Demikian pula kelompok triade Li, Na, K dan Ca, Sr, Ba.
Kreatifan unsur Na berada diantara kereaktifan unsur Li dan K.

Triad Ar Rata-rata Ar Unsur Pertama dan Wujud


Ketiga
Klorin 35,5 35,5+127 Gas
= 81,2
79,9 2 Cair
Bromin
Iodin 127 Padat

Dalam perkembangannya pengelompokkan triade ini dirasakan tidak


efesien mengingat semakin banyaknya unsur – unsur di temukan dan anggota suatu
kelompok unsur tidak hanya terdiri tiga unsur. Namun bagaimanapun Tried Doberier
merupakan pijakan awal dari pembuatan sistem periodik yang ada sekarang.

3. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Hukum Newlands

Pada tahun 1869 Jhon Alexander Reina Newlands (1838–1898) mencoba


mengelompokkan unsur – unsur berdasarkan pertambahan ( kenaikan ) massa atom.
Ternyata Newlands menemukakan bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai
dengan pengulangan not lagu (oktaf), artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama
dengan unsur kedelapan, unsur kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur
kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal
dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands. Sama halnya Dobereiner, dalam
perkembangannya pengelompokkan Newlands ini dirasakan kurang efesien dan tak
mampu menampung jumlah unsur yang semakin banyak.
Tabel Daftar Oktaf Newlands
1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
8. F 9. Na 10. Mg 11. Al 12. Si 13. P 14. S
15. Cl 16. K 17. Ca 18. Ti 19. Cr 20. Mn 21. Fe
22. Co, Ni 23. Cu 24. Zn 25. Y 26. In 27. As 28. Se
29. Br 30. Rb 31. Sr 32. Ce, La 33. Zr 34. Di, Mo 35. Ro, Ru
36. Pd 37. Ag 38. Cd 39. U 40. Sn 41. Sb 42. Te
43. I 44. Cs 45. Ba, v 46. Ta 47. W 48. Nb 49. Au
50. Pt, Ir 51. Os 52. Hg 53. Ti 54. Pb 55. Bi 56. Th

Hukum Oktaf hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika di teruskan,
ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup
perbeda dengan Be, Mg, dan Ca. hal itu merupakan kelemahan hukum oktaf.
Anggapan akan kegagalan usaha pengelompokkan unsur – unsur oleh Newlands
memunculkan upaya baru dari para ahli kimia untuk mencari pola pengelompokkan
unsur – unsur yang lebih tepat.
4. Pengelompokkan unsur berdasarkan Meyer dan Mendelev

Pada tahun 1869, Julius Lothar Meyer di jerman dan Dmitri Ivanovich
Mendeleyev di rusia, masing – masing mengumumkan system pengelompokkan unsur
– unsur yang lebih sempurna. Mendeleev menyusun unsur – unsur menurut kenaikan
massa atom relatifnya dari kiri kekanan dan dari atas kebawah. Unsur – unsur yang
sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur vertikal yang di sebut perioda. Dengan
mengelompokkan tersebut, Mendeleev menyimpukan bahwa sifat unsur adalah fungsi
periodik dari massa atomnya”. Ini di sebut Hukum periodik Mendeleev. Meyer
menyusun unsur – unsur berdasarkan sifat - sifat fisika, sedangkan Mendeleev
berdasarkan sifat – sifat fisika dan kimia. Meyer dan Mendeleev menyusun system
periodik unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Mendeleev mempunyai kelebihan yaitu berani menukar letak unsur –
unsur demi mempertahankan kemiripan sifat periodik. Meskipun hal itu menyalahi
aturan keperiodikan yang di kemukakan yaitu massa atomnya menjadi menurun bukan
naik. Pengelompokkan unsur – unsur oleh Mendeleev di mulai dengan menuliskan
lambang unsur serta sifat – sifatnya pada kartu – kartu yang berbeda. Kemudian kartu
– kartu di susun berdasarkan kenaikan massa atom relatif unsur dengan
memperhatikan keperiodikan unsur – unsur tersebut.
Hukum Mendeleev disebut juga hukum periodik. Terdapat dua alasan Hukum
Mendeleev jauh lebih maju dibandingkan sistem pengelompokkan Newlands yaitu
: pertama, pengelompokkan yang dilakukan Mendeleev memiliki massa atom dan sifat
– sifat yang lebih akurat . kedua, pengelompokkan Mendeleev memungkinkan untuk
memprediksi sifat – sifat beberapa unsur yang belum di temukan hingga saat ini.
Tabel Periodik Mendeleev
Gol I Gol II Gol III Gol IV Gol V Gol VI Gol VII Gol VIII
No R2O RO R2O 3 RH4 RH3 RH2 RH RO4
Ro 2 R2O 5 RO3 R2O7

1 H=1
2 Li = 7 Be = Be = 11 C = 12 N = 14 O = 16 F = 19 FE=56,CO=59
9,4 NI=59,CU=63
3 Na = 23 Al=27,3 Si = 28 P = 31 S = 32 Cl=35,5
4 K = 39 Mg = - = 44 Ti = 48 V = 51 Cr = 52 Mn= 55 Ru=104,,Rh=104
24 Pd=106,Ag =108
5 (Cu = 63) Ca = 40 - = 68 - = 27 As = 75 Se =78 Br = 80
6 Rb = 85 Yt = 88 Zr = 90 Nb =94 Mo= 96 -= 100
Zn = 65 Os=195,Ir=197,
7 (Ag=108) Sr = 87 In=113 Sn=118 Sb=122 Te 125 J = 127 Pt=198,Au=99
8 Cs = 133 Di= 138 Ce=140 - - -
9 (-) Cd=112 - - - -
10 - Ba= Er= 178 La=180 Ta=182 W=184 -
137
11 (Au=199 - Ti = 204 Pb=207 Bi=208 -
12 - - -
- Th=231 - U=240 -
Hg200
-

Sistem periodik Mendeleev tersusun atas delapan golongan dan dua belas
periode. Dalam tabel tampak rumus R2O, RO, dan seterusnya yang merupakan
lambing oksida unsurnya. R adalah lambang unsur pada golongan itu, sedangkan O
adalah oksigen. Misalnya R2O berarti unsur- unsur pada golongan I dapat membentuk
H2O, Li2O, Na2O, dan seterusnya.mendeleev juga menyediakan kotak kosong dalam
sistem periodiknya dalam unsur – unsur yang hingga saat itu belim di temukan. Unsur
– unsur ini bernomor massa 44, 68, 72, dan 100.mendeleev juga telah memprediksi
sifat – sifat unsur dan ternyata peridiksinya sangat dekat dengan sifat – sifat unsur
setelah di temukan. Misalnya untuk eka-aluminium, dan eka-silikon yang kemudian
di ketahui sebagai germanium dan gallium, seperti tertera dalam table berikut :

Sifat Prediksi : Observasi : Prediksi : Observasi :


Eka- Aluminium Galium (1875) Eka- Silikon Germanium
(1871) (1871) (1886)
Massa 68 69,9 72 72,6
Atomdesitas 5,9 (g/cm3) 5,94(g/cm3) 5,5 (g/cm3) 5,47(g/cm3)
Rumus Ea2O3 Ga2O3 EsO2 GeO2
oksidasi
5. Pengelompokkan Berdasarkan System Periodik Modern

Pada tahun 1913, seorang ahli fisika muda berkebangsaan Ingris henry
Moseley (Henry Gwyn-Jeffreys Moseley ,1887-1915) menemukan hubungan antara
nomor atom dengan frekuensi sinar-X yang dihasilkan dari penembakan unsur tersebut
dengan elektron berenergi tinggi, dengan beberapa pengecualian, moseley menemukan
bahwa nomor atom meningkat seiring dengan meningkatnya massa atom. Berdasarkan
kenyataan ini Moseley memodifikasi sistem periodik Mendeleev dan
menghasilkan Sistem Periodik Modernyang kita kenal sekarang ini.

Penyusunan sistem periodik unsur berdasarkan nomor atom dan sifat atom
dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa unsur – unsur yang sama berarti memiliki
sifat – sifat yang sama,dapat memiliki massa atom yang berbeda atau isotop. Dengan
demikian sifat – sifat kimia suatu unsur tidak ditentukan oleh massa atomnya,
melainkan di tentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jika jumlah proton
merupakan nomor atom unsur, unsur – unsur di susun berdasarkan kenaikan nomor
atom bukan berdasarkan nomor massanya.
Periode
Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode. Sistem periodik modern
terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut.

Periode Jumlah Unsur Nomor Atom

1 2 1-2
2 8 3-10

3 8 11-18

4 18 19-36

5 18 37-54

6 32 55-86

7 32 87-118

Periode 1, 2,3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur, sedangkan
periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.

Golongan
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan unsur
dalam golongan berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri atas 18
kolom vertikal. Ada dua cara penamaan golongan, yaitu:

 Sistem 8 golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang
masing-masing terdiri atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan
(golongan B). Unsur-unsur golongan B disebut juga unsur transisi. Nomor golongan
ditulis dengan angka Romawi. Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan
IIIA. Golongan VIIIB terdiri atas 3 kolom vertikal.
 Sistem 18 Golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi kedalam 18 golongan,
yaitu golongan 1 sampai dengan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur
transisi terletak pada golongan 3-12
Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama khusus,
diantaranya:

 Golongan IA : logam alkali (kecuali hidrogen)


 Golongan IIA : logam alkali tanah
 Golongan VIIA : halogen
 Golongan VIIIA : gas mulia
Unsur transisi dan transisi dalam
 Unsur Transisi
Unsur-unsur yang terletak pada golongan-golongan B disebut unsur transisi atau unsur
peralihan. Unsur-unsur tersebut merupakan peralihan dari golongan IIA ke golongan
IIIA, yaitu unsur-unsur yang dialihkan hingga ditemukan unsur yang mempunyai
kemiripan sifat dengan golongan IIIA

 Unsur transisi dalam


Dua baris unsur yang ditempatkan dibagian bawah Tabel Periodik disebut unsur
transisi dalam, yaitu terdiri dari:

 Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57-70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini
mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium (La), sehingga disebut lantanoid atau
lantanida
 Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89-102 (14 unsur). Ke-14 unsur ini sangat
mirip dengan aktinium, sehingga disebut aktinoida atau aktinida
Semua unsur transisi dalam sebenarnya menempati golongan IIIB, yaitu lantanida
pada periode keenam dan aktinida pada periode ketujuh. Jadi, golongan IIIB periode
keenam dan periode ke tujuh, masing-masing berisi 15 unsur.

Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik


Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik dengan konfigurasi elektronnya
dapat disimpulkan sebagai berikut.

 Nomor periode sama dengan jumlah kulit


 Nomor golongan sama dengan elektron valensi.

B. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah pengisian atau penyebaran elektron – elektron
pada kulit – kulit atom. Pengisian elektron pada kulit-kulit atom mempunyai aturan-
aturan tertentu sebagai berikut :
a. Jumlah maksimum elektro pada suatu kulit memenuhi 2 n
b. Jumlah maksimum pada kulit terluar adalah 8. Hal ini disebabkan pada sistem
periodik hanya ada 8 golongan
c. Pada keadaan normal, pengisian electron dimulai dari kulit bagian dalam (kulit K)
untuk unsure nomor atom 1 sampai 18, kulit bagian luar diisi setelah kulit bagian
dalam terisi penuh.
Table Pengisian Atom dalam Elektron
Atom Jumlah electron Kulit k Kulit L Kulit M Kulit N
1 H 1 1
3
Li 3 2 1
7
N 7 2 5
13 Al 13 2 8 3
35 Br 35 2 8 18 7

Pada kilit berikutnya ternyata jumlah elektron tidak cukup, tetapi lebih besar dari
kulit sebelumnya maka di isi sama dengan kulit sebelumnya. Kemudian pada kulit
terluar di isi dengan elektron sisanya.

C. Sifat – Sifat Periodik Unsur


Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur -
unsur. Sifat – sifat unsur dalam sistem periodik meliputi :
1) Jari – jari atom
Jari – jari atom adalah jarak dari inti
atom hingga kulit terluarnya. Secara umum
bahwa jari – jari atom dalam satu golongan
akn semakin besar dari atas kebawah.
Sementara dalam satu periode semakin
kekanan jari – jari atomnya semakin kecil.
Dalam satu golongan, semakin kebawah letak
suatu unsur dalam sistem periodik, semakin
bertambah periodenya. Unsur – unsur dalam
satu golongan dari atas kebawah jari – jari atomnya semakin besar karena jumlah kulit
atom semakin bertambah. Dalam satu periode semua unsur memiliki jumlah kulit yang
sama. Semakin kekanan letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah
jumlah elektron pada kulit terluarnya, yang diikuti dengan bertambahnya jumlah
proton pada inti atom. Dengan demikian, gaya tarik menarik antara protan dan
elektron semakin besar dan akibatnya jari – jar atom semakin kecil.
2) Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang di perlukan oleh suatu atom netral
atau ion untuk melepas satu elektron yang terikat paling luar dalam fase gas terisolasi.
Suatu atom netral di beri energi hingga sebuah elektronnya terlepas, energi yang di
berikan ini di sebut sebagai potensial ionisasi pertama.ionisasi pertama merupakan
energy yang digunakan untuk ionisasi.

Apabila terdapat Na+ (g) di berikan lagi energi sehingga terbentuk Na2+(g) , energy yang
di berikan ini di sebut sebagai potensial ionisasi kedua, dan seterusnya. Elektron –
electron dalam suatu atom atau ion saling tarik menarik dengan inti atom atau ion
tersebut sehingga potensial ionisasinya berharga positif. Semakin kecil jari – jari atom,
potensial ionisasinya semakin besar. Dalam satu periode unsur – unsur memiliki
jumlah kulit atom yang sama. Semakin kekanan letak suatu unsur dalam sistem
periodik, semakin bertambah jumlah elektron pada kulit terluarnya.

3) Aifnitas elektron
Afinitas elektron adalah energy yang di lepaskan atau di serap ketika satu
elektron ditambah ke atom atau ion dalam fase gas terisolasi. Afinitas elektron
umumnya bersifat eksotermis (melepaskan energi), karena elektron yang masuk akan
mengalami gaya tarik – menarik dengan inti atom. Variasi afinitas elektron juga di
pengaruhi oleh ukuran atom. Semakin dekat atom ke inti atom, semakin besar pula
pengaruh gaya tarik inti yang di rasakan elektron tersebut.
Atom yang memiliki ukuran yang paling kecil akan memiliki muatan inti
efektif yang tinggi pada kulit terluarnya, sehingga memiliki afinitas elaktron yang
tinggi. Secara umum dalam satu golongan semakin kebawah, afinitas elektronya
semakin kecil. Sementara dalam satu periode semakin ke kana, afinitas elektronnya
semakin besar. Semakin kecil jari – jari atom afinitas elektronnya semakin besar.
Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai
afinitas elektronn bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan
halogen.

4) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan ukuran kemamapuan suatu atom untuk menarik
elektron dalam ikatannya ketika atom – atom tersebut membentuk ikatan. Unsur –
unsur yang memiliki keelektronegatifan tinggi memiliki kemampuan lebih besar
untuk menarik elektron ikatannya. Dalam suatu molekul, unsur yang lebih
elektronegatif bermuatan parsial negatif, sedangkan unsur – unsur yang kurang
elektronegatif akan bermuatan parsial positif. Keelektronegatifan merupakan suatu
konsep dan tidak memiliki satuan karena hanya merupakan perbandingan kemampuan
untuk menarik electron.
Secara umum dalam satu periode semakin kekanan, keelktronegatiffan unsur –
unsur semakin meningkat seiring dengan menurunnya karakter logam. Sebaliknya,
dalam satu golongan semakin ke bawah keelektronegatifan unsur – unsur semakin
menurun. Semakin kecil jari – jari atom, keelktronegatifannya semakin besar.

5) Sifat Logam
Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu
kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung
pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur –unsur logam cenderung
melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur
bukan logam cenderung menangkap elektron (memiliki keelektronegatifan yang
besar).
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat
logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:
1. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat
nonlogam bertambah.
2. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat
nonlogam berkurang.
Sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur. Reaktif artinya
mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur makin ke bawah
semakin reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah melepaskan elektron.
Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik makin ke bawah makin
kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena semakin sukar menangkap elektron. Jadi,
unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali) dan unsur
nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen).

6) Titik Leleh dan Titik Didih


Berdasarkan titik leleh dan titik didih dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai golongan
IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki oleh unsur
golongan VIIIA.
2. Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur-unsur golongan IA
– IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah; unsur-unsur
golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.

7) Kereaktifan

Kereaktifan suatu unsur begantung pada kecenderungannya melepas atau menarik


elektron. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun
kemudian bertambah hingga golongan VIIA.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi 3. Jakarta : Erlangga.

Bakti Mulyani. 2009. Kimia. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

David, Goldbero E. 2007. Ikatan Kimia. Yogyakarta : Rineka Cipta.

Hiskia,achmad. 2001. kimia dan unsur dan radio kimia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Petruci, Ralph, (1987), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.

Surakiti. 1989. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB


Uji Kompetensi
1. Bilangan-bilangan kuantum yang mungkin dimiliki oleh suatu elektron adalah ....
a. n = 2, l = 2, m = 0, s = +½
b. n = 3, l = 0, m = +1, s = +½
c. n = 4, l = 2, m = -3, s = +½
d. n = 3, l = 3, m = 0, s = -½
e. n = 2, 1 = 0, m = 0, s = -½
Jawab : E
a. n = 2, l = 2, m = 0, s = +½
2d(Pada kulit kedua hanya ada dua sub kulit yaitu s dan p)
b. n = 3, l = 0, m = +1, s = +½
3s (Ketidaksesuaian terdapat pada bilangan kuantum azimuth, pada sub kulit s bilangan
kuantum azimuth= 0)
c. n = 4, l = 2, m = -3, s = +½
4d (Bilangan kuantum Azimuth pada sub kulit d adalah -2 s.d +2)
d. n = 3, l = 3, m = 0, s = -½
3f (Pada kulit ketiga hanya terdapat 3 sub kulit yaitu s,p dan d)
e. n = 2, 1 = 0, m = 0, s = -½
2s2
2. Konfigurasi elektron unsur X adalah : ls 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 10 4p 4. Dalam sistem
periodik, X terletak pada ....
a. Golongan VIA periode 4
b. Golongan IVA periode 4
c. Golongan VIB periode 4
d. Golongan IVB periode 4
e. Golongan VIIIA periode 4
Jawab : A
34 X = ls 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 10 4p 4
Periode = Jumlah kulit = 4
Golongan = 4s 2 4p 4
Elektron valensi pada kulit terluar adalah 6 maka unsur tersebut terletak pada golongan VIA

3. Bilangan kuantum dari elektron terakhir suatu atom unsur dengan nomor 40 adalah.
a. n = 4 l = 2 m = +1 s = -½
b. n = 4 l = 2 m = -1 s = +½
c. n = 5 l = 0 m = 0 s = -½
d. n = 5 l = 2 m = 1 s = +½
e. n = 4 l = 2 m = 0 s = -½
Jawab : B
40 X = 1s2 2S2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2
n=4;l=2; m = -1 ; s = + 1⁄2
↑ ↑
-2 -1 0 +1 +2
4. Unsur dengan konfigurasi elektron : 1s2 2S2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d8 5s2 terletak pada ....
a. periode ke 5, golongan VIII B
b. periode ke 5, golongan II B
c. periode ke 5, golongan II A
d. periode ke 4, golongan II A
e. periode ke 4, golongan VIII A
Jawab : A
46 X = 1s2 2S2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d8
Periode = 5
5s2 4d8

5. Ion X2- mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s2 4p6 dalam sistem periodik unsur X
terletak pada ....
a. golongan II A, periode ke 4
b. golongan VIA, periode ke 4
c. golongan II A, periode ke 6
d. golongan IV A, periode ke 6
e. golongan VIII A, periode ke 4
Jawab :E
konfigurasi elektron Ion X2- = [Ar] 3d10 4s2 4p6
Periode = 4
Golongan = 4s2 4p6 Jumlah elektron valensi = 8
Maka unsur tersebut terletak pada golongan VIIIA

6. Konfigurasi ion besi (III), 26Fe3+, mempunyai elektron tidak berpasangan sebanyak…
a. Dua d. Lima
b. Tiga e. Enam
c. Empat
Jawab : B
3+
26Fe = 1s2 2S2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
n = 3; l = 2; m = 0; s = + 1⁄2
↑ ↑ ↑
-2 -1 0 +1 +2
Jumlah elektron tidak berpasangan adalah 3

7. Suatu logam divalent L sebanyak 8 gram, dilarutkan ke dalam HCl berlebih dan diperoleh
4,48 dm3 gas hidrogen (STP). Jika logam ini memiliki 20 netron, maka letaknya dalam
system periodik ...
a. golongan IIA, periode 2
b. golongan IIA, periode 3
c. golongan IIA, periode 4
d. golongan IVA, periode
e. golongan IVA, periode 4
Jawab : C
L + 2HCl → LCl2 + H2
𝑉 4,48 𝐿
n H2 = = = 0,2 mol
𝑉 (𝑆𝑇𝑃) 22,4
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐿 1
nL= x mol H2 nL= x 0,2 mol = 0,2 mol
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐻2 1
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐿 8 𝑔𝑟𝑎𝑚
Ar L = = = 40
𝑚𝑜𝑙 𝐿 0,2
40
20 X = 1s2 2S2 2p6 3s2 3p6 4s2
Periode = 4 ; golongan = IIA

Anda mungkin juga menyukai