Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KIMIA

Sistem Periodik Unsur


DOSEN PENGAMPU:DWI AGUSTINI M.PD

DI SUSUN
O
L
E
H
DAOLIAN AGIS HAMID

AL HASHAMI

PROGRAM :STUDI MATEMATIKA MURNI


FAKULTAS: MIPA
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN
2024

Anjani,ahad-8-januari-2024
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Sejalan dengan ilmu perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,manusia dak terlepas
dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan ,olehnya para ilmuan selalu mengkaji persoalan
yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara keseluruhan.Dengan hal tersebut Sejarah
perkembangan yang di angkat lewat latar belakang ini adalah Sejarah perkembangan system periodic
unsur mulai dari pengelompokkan unsur-unsur yang sederhana hingga mengelompokkan yang secara
moderen .Sistem priodik merupakan suatu cara untuk menglompokkan unsur-unsur berdasarkan
sifatanya .pengolompokan unsur mengalami Sejarah perkembanga,sifat logam,non logam,hukum-
hukum,golongan,periode,dan sifat sifat unsur dalam system periodic moderen.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas maka peyusun dapat merumuskan beberapa hal
yang menjadi masalah sebagai berikut:
1.Bagaimana medeskripsikan sejerah perkembangan periodik unsur
2.Menjelaskan pengolompokan unsur unsur berdasarkan sifat logam dan nonlogam
3.Pengelompokan unsur unsur bedasarkan hukum hukum
4.Pengelompokan unsur unsur bedasarkan periodic moderen
5.Menjelaskan sifat-sifat unsur dalam system periodic unsur

C.Tujuan
Tujuan meyusun makalah ini adalah:
1.Untuk memproleh gambaran tentang pandangan konsep kimia yang khususnya meyangkut system
periodik unsur.
2.Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan kuhususnya ilmu kimia terutama yang berkaitan
dengan system periodic unsur.
3.Agar mampu menjelaskan dan memahami tentang system perodik unsur.

BAB II

PEMBAHASAN

SISTIM PERIODIK UNSUR

A. Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur.


Sejak lama beberapa unsur telah menjadi beberapa bagian kehidupan manuasia, seper
tembaga , perak ,dan emas yang telah digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan
maupun sebagai perhiasan. Seiring waktu para ahli mulai mengetahui bahwa se p unsur
memiliki sifat – sifat yang khas.
Namun masih akan di temukan lagi unsur – unsur baru lainnya. Unsur – unsur ini ada
yang sifatnya mirip ada yang sama sekali berbeda dengan yang lain. Sistem periodik unsur
yang sekarang ini adalah berdasarkan kenaikan nomor atom dan penempatan unsur – unsur
dengan sifat-sifat yang mirip di tempatkan dalam satu golongan. Pengelompokkan unsur-
unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur tersebut di dasarkan atas
adanyakemiripansifat-sifatnya. Pengelompokkan ini

mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan unsure berdasarkan Sistem Lavoisier, Triad
Dobreiner, Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang.
Berikut ini penjelasan dari pengelompokkan unsur – unsur :

1. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan System Lavoisier

Dalam sistem ini pengklasifikasikan unsur di dasarkan pada kemampuan unsur itu untuk
menghantarkan listrik dan panas. Menurut sistem ini unsur di kelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a. Unsur logam ( unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas), misalnya besi, tembaga, perak,
emas, dan sebagainya.
b. Unsur non logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus lis k dan panas), misalnya belerang,
oksigen, klor, nitrogen, arsen, fosfor, hydrogen, dan karbon. Dari semua unsur yang sudah di temukan
pada masa itu. Sebagin besar unsur kurang lebih 70% adalah logam sehingga para ahli
mengelompokkan unsur menjadi dua bagian yaitu logam dan nonlogam antara lain sebagai berikut :

a) Logam,
Sifat logam
 Dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan nggi )
 Mudah di bentuk atau padat (dapat di tempat dan diregangkan seper kawat)
 Mengkilap terlebih jika digosok.
 Keelektron posi f. Pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar.
 Bersifat reduktor atau basa ( mengalami oksidasi = melepaskan electron )
b) Nonlogam
Sifat non logam
 Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan rendah )
 Yang berwujud padat umumnya rapuh (sukar di bentuk).
 Tidak mengkilap atau buram
 Ada yang berwujud padat, cair, atau gas.
--Bersifat oksidator atau asam (Mengalami reduksi = menyerap elektron).
2. Pengelompokkan unsur berdasarkan Triade Dobreiner
Pada tahun 1829 Johan Wolfgan Dobereiner (1780 – 1849) membagi unsur – unsur
dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari ga unsur yang di sebut Triade. Menurutnya,
anggota triade yang berada di tengah memiliki sifat – sifat diantara kedua nggota triade
lainnya dan memiliki massa atom rela ve yang merupakan rata – rata dari unsur yang
mengapitnya.

Sebagai contoh, kelompok unsur klor (Cl), brom (Br),dan Iod (I), di mana brom
memiliki massa atom rela f rata – rata dari massa atom Klor dan Iod. Klor berwujud gas, iod
berwujud padat, maka Brom dapat di ramalkan berwujud di antaranya, yaitu cair. Demikian
pula kelompok triade Li, Na, K dan Ca, Sr, Ba. Krea fan unsur Na berada diantara kereak fan
unsur Li dan K.
Massa atom rela f Stronsium (Sr) merupakan rata – rata dari massa atom rela f
kalsium (Ca) dan Barium (Ba). Massa atom rela f kalsium 40,08 dan Barium 137,3 sehingga
massa atom rela f Stronsium dapat di hitung dari rata – rata kedua unsur yang mengapitnya,
yaitu :

Dalam perkembangannya pengelompokkan triade ini dirasakan dak efesien


mengingat semakin banyaknya unsur – unsur di temukan dan anggota suatu kelompok unsur
dak hanya terdiri ga unsur. Namun bagaimanapun Tried Doberier merupakan pijakan awal
dari pembuatan sistem periodik yang ada sekarang
3. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Hukum Newlands
Pada tahun 1869 Jhon Alexander Reina Newlands (1838–1898) mencoba
mengelompokkan unsur – unsur berdasarkan pertambahan ( kenaikan ) massa atom.
Ternyata Newlands menemukakan bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan
pengulangan not lagu (oktaf), ar nya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsur
kedelapan, unsur kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands.
Sama halnya Dobereiner, dalam perkembangannya pengelompokkan Newlands ini dirasakan
kurang efesien dan tak mampu menampung jumlah unsur yang semakin banyak.
Tabel Da ar Oktaf Newlands

1.H 2.Li 3.Be 4.B 5.C 6.N 7.O


8.F 9.Na 10.Mg 11.AL 12.SI 13.P 14.S
15.CI 16.Na 17.K 18.TI 19.CR 20.MN 21.Fe
22.Co,Ni 23.Cu 24.Zn 25.Y 26.In 27.As 28.Se
29.Br 30.Rb 31.Sr 32.Ce,La 33.Zr 34.Di,Mo 35.Ro,Ru
36.Pd 37 . Ag 38.Cd 39.U 40.Sn 41.Sb 42.Te
43.I 44 .CS 45.Ba,V 46.Ta 47.W 48.Nb 49.Au
50.Pt,IR 51.Os 52.Hg 53.Ti 54.Pb 55.Bi 56.Th

Hokum Oktaf hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika di teruskan, ternyata kemiripan
sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup perbeda dengan Be, Mg, dan Ca.
hal itu merupakan kelemahan hukum oktaf. Anggapan akan kegagalan usaha pengelompokkan unsur
– unsur oleh Newlands memunculkan upaya baru dari para ahli kimia untuk mencari pola
pengelompokkan unsur – unsur yang lebih tepat.

4. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Meyer dan Mendeleev.

Pada tahun 1869, Julius Lothar Meyer di jerman dan Dmitri Ivanovich Mendeleyev di rusia,
masing – masing mengumumkan system pengelompokkan unsur – unsur yang lebih sempurna.
Mendeleev menyusun unsur – unsur menurut kenaikan massa atom rela fnya dari kiri kekanan dan
dari atas kebawah.

Unsur – unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur ver kal yang di sebut perioda.
Dengan mengelompokkan tersebut, Mendeleev menyimpukan bahwa sifat unsur adalah fungsi
periodik dari massa atomnya”. Ini di sebut Hukum periodik Mendeleev. Meyer menyusun unsur –
unsur berdasarkan sifat - sifat fisika, sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat – sifat fisika dan kimia.
Meyer dan Mendeleev menyusun system periodik unsur berdasarkan kenaikan massa atom
rela fnya.

Mendeleev mempunyai kelebihan yaitu berani menukar letak unsur – unsur demi
mempertahankan kemiripan sifat periodik. Meskipun hal itu menyalahi aturan keperiodikan yang di
kemukakan yaitu massa atomnya menjadi menurun bukan naik. Pengelompokkan unsur – unsur oleh
Mendeleev di mulai dengan menuliskan lambang unsur serta sifat – sifatnya pada kartu – kartu yang
berbeda. Kemudian kartu – kartu di susun berdasarkan kenaikan massa atom rela f unsur dengan
memperha kan keperiodikan unsur – unsur tersebut.

Hukum Mendeleev disebut juga hukum periodik. Terdapat dua alasan Hukum Mendeleev jauh
lebih maju dibandingkan sistem pengelompokkan Newlands yaitu : pertama, pengelompokkan yang
dilakukan Mendeleev memiliki massa atom dan sifat – sifat yang lebih akurat . kedua,
pengelompokkan Mendeleev memungkinkan untuk memprediksi sifat – sifat beberapa unsur yang
belum di temukan hingga saat ini

No Gol Gol II Gol III Gol IV Gol V Gol VI Gol VII Gol VIII
R2O RO R2O3 RH4 RH3 RH2 RH2 RH
Ro2 R2O5 RO3 RO3 R2O7

1 H=1
2 Li=7 Be B=11 C=12 N=14 O=19 F=19 FE=56,CO=59
= NI=59,CU=63
3 Na=23 9,4 Al=27,3 Si=28 P=31 S=32 Ci=35,5
4 K=39 -=44 Ti=48 V=51 Mn=55 Mn=55 Ru=104,Rh=104
Mg Pt=106,Ag=108
5 (Cu=63) = -=68 =27 As=75 Te125 Br=80
6 Rb=85 24 Yt=88 Zr=90 Nb=90 - -=100 OS=195,Ir=197
Ca=40 - Pt=198,AU=99
7 (Ag=108) In=113 Sn=118 Sb=122 -
8 Cs=133 Zn=65 Di=138 Ce=140 - -
9 (-) Sr=87 - - -Ta=182 W=184 J=127
10 - Er=178 La=204 -
Cd=112 - - - -
11 (Au=199) Ba= Ti=204 U208 - -
12 - 137 - U=240 -
- -
-
Hg200
-

System periodik Mendeleev tersusun atas delapan golongan dan dua belas periode. Dalam
tabel tampak rumus R2O, RO, dan seterusnya yang merupakan lambing oksida unsurnya. R adalah
lambang unsur pada golongan itu, sedangkan O adalah oksigen. Misalnya R2O berar unsur- unsur
pada golongan I dapat membentuk H2O, Li2O, Na2O, dan seterusnya.mendeleev juga menyediakan
kotak kosong dalam sistem periodiknya dalam unsur – unsur yang hingga saat itu belim di temukan.
Unsur – unsur ini bernomor massa 44, 68, 72, dan 100.mendeleev juga telah memprediksi sifat –
sifat unsur dan ternyata peridiksinya sangat dekat dengan sifat – sifat unsur setelah di temukan.
Misalnya untuk eka-aluminium, dan eka-silikon yang kemudian di ketahui sebagai germanium dan
gallium, seper tertera dalam table berikut :

Sifat Peridiksi: Observasi: PeridiksiL: Observasi:


Eka-Aluminium Galium(1875) Eka-Slikon Germanium
(1871) (1871) (1886)
Massa 68 69,9 72 72
Atomdesitas 5,9(g/cm3) 5,94(g/cm3) 5,5(g/cm3) 5,47(g/cm3)
Rumus oksidasi Ea2O3 Ga2O3 ES O2 Ge O 2

5. Pengelompokkan Berdasarkan System Periodik Modern

Pada tahun 1913, seorang ahli fisika muda berkebangsaan Ingris henry Moseley (Henry Gwyn-
Jeffreys Moseley ,1887-1915) menemukan hubungan antara nomor atom dengan frekuensi sinar-X
yang dihasilkan dari penembakan unsur tersebut dengan elektron berenergi nggi, dengan beberapa
pengecualian, moseley menemukan bahwa nomor atom meningkat seiring dengan meningkatnya
massa atom. Berdasarkan kenyataan ini Moseley memodifikasi sistem periodik Mendeleev dan
menghasilkan Sistem Periodik Modernyang kita kenal sekarang ini.

Penyusunan sistem periodik unsur berdasarkan nomor atom dan sifat atom dilakukan
berdasarkan kenyataan bahwa unsur – unsur yang sama berar memiliki sifat – sifat yang sama,dapat
memiliki massa atom yang berbeda atau isotop. Dengan demikian sifat – sifat kimia suatu unsur dak
ditentukan oleh massa atomnya, melainkan di tentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut.
Jika jumlah proton merupakan nomor atom unsur, unsur – unsur di susun berdasarkan kenaikan
nomor atom bukan berdasarkan nomor massanya.

B. Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron adalah pengisian atau penyebaran elektron – elektron pada kulit – kulit
atom. Pengisian elektron pada kulit-kulit atom mempunyai aturan-aturan tertentu sebagai berikut :

a. Jumlah maksimum elektro pada suatu kulit memenuhi 2 n

b. Jumlah maksimum pada kulit terluar adalah 8. Hal ini disebabkan pada system periodik hanya ada
8 golongan c.

c. Pada keadaan normal, pengisian electron dimulai dari kulit bagian dalam (kulit K) untuk unsure
nomor atom 1 sampai 18, kulit bagian luar diisi setelah kulit bagian dalam terisi penuh.

Table Pengisian Atom dalam Elektron

Atom Jumlah electron Kulit K Kulit L Kulit M Kulit N


1
H 1 1
3
Li 3 2 1
7
N 7 2 5
13
Al 13 2 8 3
35
Br 35 2 8 18 7
Pada kilit berikutnya ternyata jumlah elektron dak cukup, tetapi lebih besar dari kulit sebelumnya
maka di isi sama dengan kulit sebelumnya. Kemudian pada kulit terluar di isi dengan elektron sisanya.

C. Sifat – Sifat Periodik Unsur

Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur - unsur. Sifat – sifat
unsur dalam sistem periodik melipu :

1) Jari – jari atom


Jari – jari atom adalah jarak dari in atom hingga kulit terluarnya. Secara umum bahwa jari
– jari atom dalam satu golongan akn semakin besar dari atas kebawah. Sementara dalam satu
periode semakin kekanan jari – jari atomnya semakin kecil. Dalam satu golongan, semakin
kebawah letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah periodenya. Unsur –
unsur dalam satu golongan dari atas kebawah jari – jari atomnya semakin besar karena jumlah
kulit atom semakin bertambah. Dalam satu periode semua unsur memiliki jumlah kulit yang
sama. Semakin kekanan letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah jumlah
elektron pada kulit terluarnya, yang diiku dengan bertambahnya jumlah proton pada in atom.
Dengan demikian, gaya tarik menarik antara protan dan elektron semakin besar dan akibatnya
jari – jar atom semakin kecil.
2) Potensial Ionisasi
Potensial ionisasi adalah energi minimum yang di perlukan oleh suatu atom netral atau ion
untuk melepas satu elektron yang terikat paling luar dalam fase gas terisolasi. Suatu atom netral
di beri energi hingga sebuah elektronnya terlepas, energi yang di berikan ini di sebut sebagai
potensial ionisasi pertama.ionisasi pertama merupakan energy yang digunakan untuk ionisasi
sesuai persamaan berikut ini
Apabila terdapat Na+ (g) di berikan lagi energi sehingga terbentuk Na2+ (g) , energy yang di
berikan ini di sebut sebagai potensial ionisasi kedua, dan seterusnya. Elektron – electron dalam
suatu atom atau ion saling tarik menarik dengan in atom atau ion tersebut sehingga potensial
ionisasinya berharga posi f. Semakin kecil jari – jari atom, potensial ionisasinya semakin besar.
Dalam satu periode unsur – unsur memiliki jumlah kulit atom yang sama. Semakin kekanan letak
suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah jumlah elektron pada kulit terluarnya.
3) Aifnitas elektron
Afinitas elektron adalah energy yang di lepaskan atau di serap ke ka satu elektron
ditambah ke atom atau ion dalam fase gas terisolasi.
Afinitas elektron umumnya bersifat eksotermis (melepaskan energi), karena elektron yang
masuk akan mengalami gaya tarik – menarik dengan in atom. Variasi afinitas elektron juga di
pengaruhi oleh ukuran atom. Semakin dekat atom ke in atom, semakin besar pula pengaruh
gaya tarik in yang di rasakan elektron tersebut. Atom yang memiliki ukuran yang paling kecil
akan memiliki muatan in efek f yang nggi pada kulit terluarnya, sehingga memiliki afinitas
elaktron yang nggi. Secara umum dalam satu golongan semakin kebawah, afinitas elektronya
semakin kecil. Sementara dalam satu periode semakin ke kana, afinitas elektronnya semakin
besar. Semakin kecil jari – jari atom afinitas elektronnya semakin besar.
4) Keelektronega fan
Keelektronega fan merupakan ukuran kemamapuan suatu atom untuk menarik elektron
dalam ikatannya ke ka atom – atomtersebut membentuk ikatan. Unsur - unsur Yang memiliki
keelektronega fan nggi memiliki kemampuan lebih besar untuk menarik elektron ikatannya.
Dalam suatu molekul, unsur yang lebih elektronega f bermuatan parsial nega f, sedangkan
unsur – unsur yang kurang elektronega f akan bermuatan parsial posi f. Keelektronega fan
merupakan suatu konsep dan dak memiliki satuan karena hanya merupakan perbandingan
kemampuan untuk menarik electron.
Secara umum dalam satu periode semakin kekanan, keelktronega ffan unsur – unsur
semakin meningkat seiring dengan menurunnya karakter logam. Sebaliknya, dalam satu
golongan semakin ke bawah keelektronega fan unsur – unsur semakin menurun. Semakin kecil
jari – jari atom, keelktronega fannya semakin besar

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan makalah diatas maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan

1. Pengelompokkan unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur didasarkan atas adanya
kemiripan sifat-sifatnya

2. Pengelompokkan system periodik mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan unsur


berdasarkansistem lavoisier, Triad Dobreiner Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern yang
kita gunakan sampai sekarang.

3. System Lavoisier terdiri dari dua unsure yaitu unsure logam ( unsur yang dapat menghantarkan
listrik dan panas), dan Unsur non logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus lis k dan panas)

4. System triad dari Johan Wolfgang Dobereiner (1826) Hukum Triade Dobereiner mengungkapakan
“ bahwa atom (Ar) unsur ke dua (yang) dalam triade merupakan harga rata – rata dari unsur pertama
dan ke ga”.

5. Hukum Oktaf Newlands (1864) dalam hukum ini unsur – unsur di susun berdasarkan urutan
kenaikan massa atom rela f di mana unsur ke delapan mempunyai sifat yang sama dengan unsur
pertama, unsur kedua mempunyai sifat yang mirip dengan unsur kesembilan, demikian seterusnya.
Sifat dari unsur – unsur tersebut akan berulang pada ap unsur kedelapan. Berdasarkan hukum ini,
unsur F, dan Cl mempunyai kemiripan sifat. Demikian halnya dengan unsure Li, Na, dan K, demikian
pula unsure-unsur lainnya

6. Hukum Mendeleev (1871) bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not
lagu (oktaf), ar nya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsure kedelapan, unsur kedua
memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan yang ditemukan
Newlands ini terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands.

7. Konfigurasi elektron adalah pengisian atau penyebaran elektron – elektron pada kulit – kulit atom.
Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur – unsur terdiri dari : Jari –
jari atom, Potensial ionisasi, Aifnitas elektron,dan Keelektronega fa

Anda mungkin juga menyukai