Capaian Pembelajaran Mata Kuliah: Setelah mempelajari materi kuliah ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Menggambarkan struktur Lewis dari berbagai macam senyawa kovalen
2. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar teori ikatan kovalen menurut teori ikatan
valensi
3. Menjelaskan prinsip-prinsip dasart teori ikatan kovalen menurut tori orbital
molekul
4. Menjelaskan konsep simetri dan overlap
5. Mengaplikasikan prinsip hibridisasi dalam menggambarkan struktur molekul
6. Menentukan konfigurasi elektron orbital molekul dan orde ikatan dari molekul
diatomik sederhana
7. Menjelaskan arti delokalisasi dan menuliskan struktur resonani yang mungkin
untuk suatu senyawa.
Ikatan kovalen merupakan salah satu dari beberapa macam ikatan kimia.
Ikatan kimia dapat didefinisikan sebagai gaya yang meyebabkan sekumpulan atom
yang sama atau berbeda menjadi satu kesatuan dengan perilaku yang sama. Ikatan
kimia terjadi karena sekelompok atom yang menunjukkan perilaku sebagai satu
kesatuan tersebut lebih stabil atau memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada
tingkat energi atom-atomnya dalam kedaan terpisah.
Aturan-aturan sederhana pembentukan ikatan kovalen. Beberapa aturan
sederhana dalam pembentukan ikatan kovalen adalah sebagai berikut:
1. Agar ikatan kovalen terbentuk, orbital-orbital atom-atom yang berikatan harus
saling tumpang tindih
2. Setiap ikatan kovalen terbentuk dari dua buah elektron yang berpasangan
dengan spin yang berlawanan
3. Untuk unsur-unsur pada periode dua, bila pada kulit valensi atom pusat (atom
C, N, O, dan F) terdapat empat atau lebih elektron, maka berlaku aturan oktet
4. Untuk unsur-unsur pada periode dua, bila pada kulit valensi atom pusat (atom
Li, Be, dan B) terdapat kurang dari empat elektron, pada pembentukan ikatan
kovalen aturan oktet tidak harus dipenuhi
5. Bila atom pusat memiliki orbital d yang terisi elektron, maka pada pembentukan
ikatan kovalen pada jumlah elektron pada kulit valensi atom pusat dapat lebih
dari delapan elektron.
Ada dua teori ikatan kovalen, yaitu teori ikatan valensi (Valence Bond Theory)
dan teori orbital molekul (Molecular Orbital Theory). Berdasarkan teori ikatan valensi
(TIV), pada pembentukan ikatan kovalen, dua buah atom (masing-masing dengan
orbital valensi dan sebuah electron) saling mendekati sampai jarak tertentu sehingga
orbital valensi dari dua atom tersebut saling tumpang tindih dan dua buah elektron
yang ada saling berpasangan atau memiliki spin yang berlawanan. Dua buah elektron
yang berpasangan tersebut ditarik oleh inti masing-masing atom sehingga dua buah
atom tersebut terikat satu dengan yang lain.
Dalam teori ikatan valensi, orbital-orbital valensi yang digunakan pada
pembentukan ikatan kovalen antara atom-atom merupakan orbital-orbital yang
terlokalisasi sehingga ikatan-iakatan kovalen yang terbentuk akan diarahkan pada
posisi tertentu dalam ruang. Hal ini menyebabkan senyawa yang dihasilkan memiliki
bentuk, geometri atau struktur tertentu oleh suatu molekul. Orbital valensi adalah
orbital atom yang dapat digunakan dalam pembentukan ikatan kovalen. Orbital valensi
ini adalah orbital terluar dari suatu atom. Dalam pembentukan ikatan H2, orbital
valensi dari masing-masing atom hydrogen adalah 1s, pada molekul F2 orbital valensi
dari masing-masing atom fluor adalah orbital 2pz, pada molekul HF orbital valensi dari
atom hydrogen adalah orbital 1s, sedangkan orbital valensi dari atom fluor adalah
orbital 2pz. Orbital valensi dapat juga berupa orbital hibrida yang terbentuk melalui
proses hibridisasi seperti orbital hibrida sp, sp 2, sp3, sp3d dan sp3d2.
Agar tumpang tindih antara orbital-orbital dari dua atom dapat menghasilkan
ikatan kovalen, maka harus dipenuhi dua persyaratan. Pertama, dua orbital yang
saling tumpeng tindih tersebut memiliki tingkat energi yang sama atau perbedaan
tingkat energinya kecil. Kedua, tanda fungsi gelombang dari dua orbital yang saling
tumpeng tindih adalah sama. Sebagai contoh pada pembentukan H2 orbital-orbital
atom yang saling tumpang tindih adalah orbital-orbital 1s dari masing-masing atom
hidrogen yang tingkat energinya sama. Ikatan kovalen pada molekul H2 disajikan pada
Gambar 1.
Gambar 1. Tumpang tindih antara orbital-orbital atom pada pembentukan
ikatan kovalen pada molekul H2
Gambar 4. Molekul yang pada kulit valensi atom pusatnya terdapat lebih dari
8 elektron
Muatan Formal
Muatan formal adalah muatan yang dimiliki oleh atom-atom yang
terdapat di dalam suatu molekul atau ion poliatomik apabila atom-atom tersebut
dianggap memiliki keelektronegatifan yang sama. Besarnya muatan formal (QF) dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
QF = NA – NM = NA –NLP - ½NBP …………………………………………(1)
QF : muatan formal
NA : Jumlah elektron valensi atom
NM : Jumlah elektron suatu atom dalam molekul
NLP : Jumlah pasangan elektron menyendiri (lone pair)
NBP : Jumlah elektron ikatan
Struktur 1 Struktur 2
Struktur dengan ikatan rangkap (struktur 2) lebih disukai karena semua atom
mempunyai muatan formal 0.
Struktur 1 Struktur 2
Struktur Resonansi
Struktur resonansi adalah salah satu dari dua atau lebih struktur Lewis untuk
satu molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya menggunakan
satu struktur Lewis.
Gambar 10. Hasil penggabungan orbital molekul σsp (overlap + +) 2 orbital s dan
px dan σsp* (overlap + -) 2 orbital s dan px (orbital p sepanjang sumbu X)
Gambar 13. Hasil overlap dari orbital s dan p yang memiliki simetri yang sama
N 2 1s
2
1s
*2
22s *2
2s 2 p y 2 p y 2 p
2 *2 2
10 - 4
bo
2
6
2
3 corresponding to a triple
bond in VB theory
*2px
*2py *2pz
2p 2p
2px
2py 2pz
*
2s
2s 2s
2s
*
1s
1s 1s
1s
Gambar 14. Pengisian elektron untuk molekul H2 sampai N2
Sifat Magnetik :
Paramagnetik: senyawa yang lemah menarik dalam medan magnet, senyawa ini
memiliki elektron tidak berpasangan
Diamagnetik: senyawa memiliki elektron berpasangan
Order Ikatan : jumlah ikatan antara dua atom, sebuah indikasi kekuatan mengikat
*2py *2pz
2p 2p
2py 2pz
2px
*
2s
2s 2s
2s
*
1s
1s 1s
1s
Gambar 15. Diagram Tingkat Energi untuk molekul O2 sampai Ne2
C
..
O
..
....
..
Bond order:
(10 – 4)/2 = 3
Atom C dan O memiliki keelektronegatifan yang berbeda sehingga diagram tingkat
energinya tidak sama, pengisian melalui diagram tingkat energi disajikan pada Gambar
16.
*2px
*2py *2pz
2p
2px 2p
2py 2pz
*
2s
2s
2s
2s
*
1s
1s
1s
1s
Gambar 16. Pengisian Diagram tingkat Energi untuk molekul heteronuklir
• Diagram orbital molekul untuk molekul heteronuklir telah diturunkan energinya
untuk orbital atom menggabungkan untuk memperhitungkan elektronegativitas
berbeda dari dua atom yang berikatan.
• Semakin elektronegatif atom maka energi lebih rendah daripada atom yang
kurang elektronegatif.
Pembentukan molekul HF menurut teori orbital molekul disajikan pada Gambar 17.
Diagram tingkat energinya disajikan pada Gambar 18.