Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRUKTUR MOLEKUL II

DOSEN PENGAMPU : Apt.Dr.Abd Rahman Razak,M.Si

Oleh :

SITI ALIYAH ANGGRENI


NIM G30123064

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI KIMIA
2023 - 2024
STRUKTUR MOLEKUL

PEMBAHASAN
itu ikatan kovalen, ikatan hidrogen dan ikatan ion, serta ikatan-iktan kimia lainnya. Dan atom
tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia) sampai
jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau bahkan DNA). Bentuk molekul,
yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang, mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan
kimia molekul tersebut. Kebanyakan molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima
bentuk geometri yang berbeda.
Molekul-molekul di dalam berikatan, mengacu pada beberapa aturan dan bentuk-
bentuk ikatan kimia. Apabila molekul ingin berikatan harus sesuai dengan aturan-aturan atau
syarat-syarat unsur-unsur tersebut dalam membentuk sebuah molekul. Karena tidak sembarang
suatu unsure membentuk molekul.
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling
berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup
stabil. Menurut definisi ini, molekul berbeda dengan ion poliatomik. Dalam kimia organik dan
biokimia, istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga molekul organik dan
biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.
Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada
partikel gas apapun tanpa bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini, atom-atom gas
mulia dianggap sebagai molekul walaupun gas-gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak
berikatan.
Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama (misalnya oksigen O2),
ataupun terdiri dari unsur-unsur berbeda (misalnya air H2O). Atom-atom dan kompleks yang
berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara
umum tidak dianggap sebagai satu molekul tunggal.
 Rumus Struktur
Rumus empiris sebuah senyawa menunjukkan nilai perbandingan paling sederhana
unsur-unsur penyusun senyawa tersebut. Sebagai contohnya, air selalu memiliki nilai
perbandingan atom hidrogen berbanding oksigen 2:1. Etanol pula selalu memiliki nilai
perbandingan antara karbon, hidrogen, dan oksigen 2:6:1. Namun, rumus ini tidak menunjukkan
bentuk ataupun susunan atom dalam molekul tersebut. Contohnya, dimetil eter juga memiliki
nilai perbandingan yang sama dengan etanol. Molekul dengan jumlah atom penyusun yang sama
namun berbeda susunannya disebut sebagai isomer.
Perlu diperhatikan bahwa rumus empiris hanya memberikan nilai perbandingan atom-
atom penyusun suatu molekul dan tidak memberikan nilai jumlah atom yang sebenarnya. Rumus
molekul menggambarkan jumlah atom penyusun molekul secara tepat. Contohnya, asetilena
memiliki rumus molekuler C2H2, namun rumus empirisnya adalah CH.

B. Peranan Elektron dalam Ikatan Kimia


Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis
sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang diketahui,
sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer.
Teori duplet dan oktet dari G.N. Lewis merupakan dasar ikatan kimia. Lewis
mengemukakan bahwa suatu atom berikatan dengan cara menggunakan bersama dua elektron
atau lebih untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia.
Unsur yang paling stabil adalah unsur yang termasuk dalam golongan gas mulia.
Semua unsur gas mulia di alam ditemukan dalam bentuk gas monoatomik dan tidak ditemukan
bersenyawa di alam.
Kestabilan unsur gas mulia berkaitan dengan konfigurasi elektron yang
menyusunnya seperti yang dikemukakan oleh Gibert Newton Lewis dan Albrecht Kossel. Dilihat
dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur gas mulia mempunyai konfigurasi penuh yaitu
konfigurasi oktet yang berarti mempunyai delapan elektron pada kulit terluar kecuali untuk unsur
helium yang mempunyai konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit terluarnya).
Unsur yang paling stabil dan sukar bereaksi adalah unsur- unsur gas mulia.
Sedangkan unsur seperti unsur kalium, natrium, fluorin, dan klorin merupakan unsur yang
mempunyai sifat reaktif.
a. Aturan Oktet
G.N. Lewis dan W. Kossel mengaitkan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi
elektronnya. Gas mulia mempunyai konfigurasi penuh yaitu konfigurasi oktet (mempunyai 8
elektron pada kulit luar), kecuali helium dengan konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit luar).
Kecenderungan unsur-unsur menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia dikenal
sebagai aturan oktet.
Aturan oktet merupakan kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi
elektron-nya sama seperti unsur gas mulia. Konfigurasi oktet dapat dicapai oleh unsur lain selain
unsur golongan gas mulia dengan pembentukan ikatan.
Konfigurasi oktet dapat pula dicapai dengan serah-terima atau pemasangan elektron.
Serah terima elektron menghasilkan ikatan ion sedangkan ikatan kovalen dihasilkan apabila
terjadi pemasangan elektron untuk mencapai konfigurasi oktet.
Reaksi natrium dengan klorin membentuk natrium klorida merupakan contoh
pencapaian konfigurasi oktet dengan cara serah-terima elektron.

10Ne : 1s2 2s2 2p6 atau K=2, L=8


11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 atau K=2, L=8 M=1, pelepasan 1 elektron akan menjadikan konfigurasi
menyerupai unsur gas mulia neon.
17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau K=2, L=8, M=7, penerimaan 1 elektron menjadikan konfigurasi
menyerupai unsur gas mulia argon
18Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 atau K=2, L=8, M=8

b. Teori Lewis
Gibert Newton Lewis dan Albrecht Kossel pada tahun 1916 mengemukakan teori
tentang peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia.
 Elektron pada kulit terluar (elektron valensi) berperan penting dalam pembentukan ikatan kimia.
 Ion positif dan ion negatif membentuk ikatan kimia yang disebut ikatan ionik.
 Pembentukan ikatan kimia dapat juga terjadi dengan pemakaian elektron ikatan secara bersama
yang dikenal dengan ikatan kovalen.
 Pembentukan ikatan ionik dan ikatan kovalen bertujuan untuk mencapai konfigurasi stabil
golongan gas mulia.
c. Lambang Lewis
Lambang Lewis merupakan lambang atom yang dikelilingi oleh sejumlah titik yang
menyatakan elektron. Lambang Lewis untuk unsur golongan utama dapat disusun dengan
mengikuti tahapan berikut:
• Banyaknya titik sesuai dengan golongan unsur
• Satu titik ditempatkan untuk tiap atom dengan jumlah maksimum empat titik. Titik kedua dan
selanjutnya berpasangan hingga mencapai aturan oktet.

Penyusunan tabel periodik dan konsep konfigurasi elektron telah membantu para
ahli kimia menjelaskan proses pembentukan molekul dan ikatan yang terdapat dalam suatu
molekul.
Gilbert Lewis, seorang kimiawan berkebangsaan Amerika, mengajukan teori
bahwa atom akan bergabung dengan sesama atom lainnya membentuk molekul dengan tujuan
untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil.
Kestabilan dicapai saat atom-atom memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia
(semua kulit dan subkulit terisi penuh oleh elektron serta memiliki 8 elektron valensi).Saat
atomatom berinteraksi, hanya elektron valensi yang terlibat dalam proses pembentukan ikatan
kimia.
Untuk menunjukkan elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan, para
ahli kimia menggunakan simbol Lewis dot, yaitu simbol suatu unsur dan satu dot untuk
mewakili tiap elektron valensi unsur bersangkutan.
Jumlah elektron valensi suatu unsur sama dengan golongan unsur bersangkutan.
Sebagai contoh, unsur Mg terletak pada golongan IIA, sehingga memiliki 2 elektron valensi (2
dot). Sementara, unsur S yang terletak pada golongan VIA, akan memiliki 6 elektron valensi (6
dot). Unsur yang terletak pada golongan yang sama akan memiliki struktur Lewis dot yang
serupa. Semua elektron valensi gas mulia telah berpasangan.
Teori ini mendapat beberapa kesulitan, yakni:
1. Pada senyawa BCl3 dan PCl5, atom boron dikelilingi 6 elektron, sedangkan atom fosfor
dikelilingi 10 elektron.
2. Menurut teori ini, jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk suatu unsur tergantug jumlah
elektron tak berpasangan dalam unsur tersebut.
Contoh : 8O : 1s2 2s2 2p2 2px2 2py1 2pz1
Ada 2 elektron tunggal. sehingga oksigen dapat membentuk 2 ikatan (H-O-H; O=O). akan tetapi:
5B : 1s2 2s2 2px1

Sebenarnya hal ini dapat diterangkan bila kita ingat pada prinsip Hund, dimana cara pengisian
elektron dalam orbital suatu sub kulit ialah bahwa elektron-elektron tidak membentuk pasangan
elektron sebelum masing-masing orbital terisi dengan sebuah elektron.

Contoh : 5B : 1s2 2s2 2px1 (hibridisasi) 1s2 2s1 2px1 2py1

Tampak setelah terjadi hibridisasi untuk berikatan dengan atom B memerlukan tiga buah
elektron, seperti BCl3

3. Menurut teori di atas, unsur gas mulia tidak dapat membentuk ikatan karena di sekelilingnya
telah terdapat 8 elektron. Tetapi saat ini sudah diketahui bahwa Xe dapat membentuk senyawa,
misalnya XeF2 den XeO2.

C. Macam-Macam Ikatan Kimia


Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi
gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik
atau poliatomik menjadi stabil.
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara
sebagai berikut :
 atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima
elektron)
 penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
 penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan
Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu
unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu
atom/unsur yang terlibat. Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1
golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 8A (gas mulia). Maka dari itu,
dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada
unsur gas mulia. Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet,
yaitu atom Helium). Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya
sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet

1. Ikatan Ion
Ikatan ion sering disebut dengan ikatan elektrovalen atau heteropolar. Ikatan ion
terjadi akibat gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif dengan ion negatif. Ikatan ion
dibentuk antara atom yang mudah melepaskan elektron dengan atom yang mudah menangkap
elektron. Apabila atom netral melepaskan elektron, akan terbentuk ion positif. Sebaliknya bila
atom netral menerima atau menangkap elektron maka akan terbentuk ion negatif.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl)
bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na +), sedangkan
atomatom klor menerima elektron untuk membentuk anion (Cl -). Ion-ion ini kemudian saling
tarikmenarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium klorida.

Na + Cl → Na+ + Cl- → NaCl

Natrium merupakan logam dengan reaktivitas tinggi karena mudah melepas elektron
dengan energi ionisasi rendah sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas atau daya
penagkapan elektron yang tinggi. Apabila terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom
klorin akan menarik satu elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin
menjadi ion negatif. Adanya ion positif dan negatif memungkinkan terjadinya gaya tarik antara
atom sehingga terbentuk natrium klorida. Pembentukan natrium klorida dapat digambarkan
menggunakan penulisan Lewis sebagai berikut:
Pembentukan NaCl dengan lambang Lewis

Pembentukan NaCl

Dalam struktur senyawa ion natrium klorida, ion positif natrium (Na+) tidak
hanya berikatan dengan satu ion negatif klorin (Cl -) tetapi satu ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl -
demikian juga sebaliknya. Struktur tiga dimensi natrium klorida dapat digunakan untuk
menjelaskan susunan senyawa ion.

Struktur Kristal kubus NaCl

2. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen sering disebut juga dengan ikatan homopolar. Ikatan kovalen adalah
ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan.
Ikatan ini biasanya terjadi antara atom logam dan atom non logam. Penggunaan bersama
pasangan elektron biasanya menggunakan notasi titik electron atau lebih dikenal dengan struktur
Lewis. Contohnya: HF, CH4, NH3, H2, dan lain-lain. Ikatan kovalen dapat dibedakan sebagai
berikut:
- Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal terjadipada senyawa seperti hidrogen (H 2), asam klorida (HCl),
metana (CH4), air (H2O) dan sebagainya. Pembentukan ikatan kovalen tunggal dapat dilihat dari
pembentukan molekul-molekul berikut ini:

 Pembentukan molekul H2
1H = H * 1H = H 
Tanda titik dan silang menunjukkan elektron berasal dari atom yang berbeda.

H * H ditulis H  H

 Pembentukan molekul HCl

1H : 1s1 atau K=1 digambarkan H*


17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau K=2, L=8, M=7 digambarkan
o

ditulis H  C CH

d. Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan
bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron
Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan
bersama.
Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda
anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
Dalam ikatan kovalen koordinasi, pasangan elektron ikatan hanya berasal dari salah satu
atom yang berikatan. Dengan demikian, atom-atom yang berikatan secara kovalen koordinasi
salah satunya harus mempunyai pasangan elektron bebas dan atom pasangannya harus
mempunyai orbital kosong. Ikatan kovalen koordinasi sering disebut ikatan semipolar.
Contoh:
a. Terbentuknya senyawa BF3-NH3

Rumus Lewis
•ikatan logan

Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam suatu unsur logam dengan menggunakan interaksi antar
elektron valensi. Unsur logam mempunyai kecenderungan untuk menjadi ion positif karena energi potensial
ionisasi yang rendah dan mempunyai elektron valensi kecil.

Ikatan logam terjadi karena adanya saling meminjamkan elektron, namun proses ini
tidak hanya terjadi antara dua atau beberapa atom tetapi dalam jumlah 8 tidak terbatas. Setiap
atom memberikan elektron valensinya untuk digunakan bersama, sehingga terjadi ikatan atau
tarik menarik antara atom-atom yang saling berdekatan.

DAFTAR RUJUKAN

Chang, R. 2005. KIMIA DASAR KONSEP-KONSEP INTI Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga: Jakarta
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan-logam.html. diakses
pada tanggal 14 November 2011
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan-hidrogen.html. diakses pada
tanggal 14 November 2011
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan-ion.html. diakses tanggal 14
November 2011
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan-Kovalen.html. diakses
tanggal 14 November 2011
Ningsih, S.R, dkk. 2007. Sains KIMIA 2 SMA/MA KELAS XI. Bumi Aksara: Jakarta
Santosa, S.J,. 2005. KIMIA untuk Kelas X JILID 1A SMA. Intan Pariwara: Klaten
www.wikipedia_indonesia.com. diakses pada tanggal 14 November 2011

Anda mungkin juga menyukai