IKATAN KIMIA
Penyajian Materi
A. Lambang Titik Lewis
Konfigurasi elektron memberikan landasan untuk pembentukan molekul dan
senyawa. Gilbert Lewis menyatakan bahwa atom bergabung untuk mencapai
konfigurasi elektron yang stabil, yang dicapai jika konfigurasi elektron sama dengan
konfigurasi elektron gas mulia. Atom berinteraksi membentuk ikatan kimia hanya
dengan elektron valensi. Sistem titik yang disusun oleh Lewis digunakan untuk
menggambarkan elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukan
ikatan kimia.
Lambang Lewis terdiri dari lambang unsur dan titik-titk yang setiap
titiknya menggambarkan setiap elektron valensi dari atom-atom unsur. Lambang
titik Lewis untuk beberapa unsur dan gas mulia diperlihatkan pada Gambar 7.1.
jumlah elektron valensi dalam setiap atom, kecuali Helium, sama dengan nomor
golongan dari unsur tersebut. Contoh: atom Li termasuk golongan IA dan memiliki
1 elektron valensi yang digambarkan dengan satu titik; atom Be unsur golongan IIA
memiliki 2 elektron valensi (dua titik) dst.
Gambar 1 Lambang titik Lewis untuk unsur golongan utama dan gas mulia.
Jumlah titik berkaitan dengan jumlah ikatan yang dapat dibentuk oleh atom.
B. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama
sepasang electron atau lebih. Senyawa kovalen adalah senyawa yang hanya
mengandung ikatan kovalen.
Ikatan kovalen dalam atom-atom berelektron banyak hanya melibatkan
electron valensi. Contoh: ikatan pada molekul fluorin, F 2 ( 9F Z= 9). Konfigurasi
electron F adalah 1s2 2s2 2p5. Electron pada orbital 1s tidak terlibat dalam
pembentukan ikatan karena tingkat energinya rendah, maka electron valensi yang
dimiliki F (electron pada orbital 2s dan 2p) artinya F mempunyai 7 elektron valensi
sehingga mempunyai 7 titik. Sesuai dengan letak golongan atom F berada pada
golongan VIIA. Ada satu electron yang tidak berpasangan, sehingga pembentukan
molekul F2 adalah:
Ikatan rangkap tiga terbentuk jika dua atom menggunakan bersama tiga
pasang electron, seperti dalam molekul N2:
Molekul asetilena (C2H2) juga mengandung ikatan rangkap tiga, yaitu pada
ikatan antara dua atom karbon:
b.
SO2
c.
H2SO4
D. Muatan Formal
Muatan formal suatu atom adalah jumlah elektron valensi dalam atom bebas
dikurangi dengan jumlah elektron yang dimiliki oleh atom tersebut di dalam struktur
Lewis.
Untuk menentukan jumlah electron atom dalam struktur Lewis, kita gunakan
aturan berikut:
Semua electron nonikatan dalam atom tersebut dinyatakan milik atom itu
Kita membagi ikatan antara atom tersebut dengan atom lain dan menyatakan
separuh electron ikatannya sebagai milik atom tersebut
Contoh1 : molekul ozon (O3), struktur Lewis untuk O3
Muatan formal pada setiap atom dalam O3 dapat dihitung dengan menurut
skema berikut:
Elektron valensi 6 6 6
Elektron yang dinyatakan “milik” atom 6 5 7
Selisihnya (muatan formal) 0 1 -1
Contoh 2 : tulislah muatan formal pada ion karbonat
Muatan formal pada setiap atom dapat dihitung dengan menggunakan prosedur
yang telah diberikan.
Muatan formal Atom C: 4 – 4 = 0
Muatan formal Atom O pada C=O : 6 – 6 = 0
Muatan formal Atom O pada C – O : 6 – 7 = -1
Muatan formal Atom O pada C – O : 6 – 7 = -1
Latihan:
Tulislah muatan formal dari ion nitrit (NO2-).
E. Konsep Resonansi
Struktur Resonansi adalah salah satu dari dua atau lebih struktur Lewis untuk
satu molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya menggunakan
satu struktur Lewis.
Contoh struktur Lewis Ozon (O3):
Latihan:
Tulislah struktur resonansi dari:
a. CO2
-
b. NO2
BK = 3 BK = 5
PB = 1 PB = 0
Dari jumlah BK dan PB atom pusat dapat diramalkan struktur molekul senyawa
dengan teori VSEPR, berdasarkan aturan:
Pasangan electron cenderung meminimumkan gaya tolakan sesamanya. Atom
pusat yang tidak mempunyai pasangan bebas (PB) mempunyai bentuk ideal
sesuai dengan BK-nya (Tabel 7.1)
BK dua adalah liniear
BK tiga adalah segitiga
BK empat adalah tetrahedron
BK lima adalah trigonal bipiramid
BK enam adalah oktahedron
Molekul yang Atom Pusatnya Memiliki Satu atau Lebih Pasangan Elektron Bebas
AB2E ; Belerang dioksida (SO2)
BK = 2, PB = 1 berstruktur V atau “tekuk”
AB3E ; Amonia (NH3)
BK = 3, PB = 1 berstruktur segitiga bipiramida
A. Daftar Pustaka
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.