Anda di halaman 1dari 16

Ikatan Kimia

Senin, 20 November 2017


1. Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi apabila atom-atom suatu unsur
bergabung. ikatan kimia tersebut digunakan untuk membentuk suatu molekul dari dua
atom atau lebih.

2. Pengikatan dalam Ikatan Ion


Atom logam (energi ionisasi rendah) cenderung melepaskan elektronnya, lalu
diterima oleh atom nonlogam (afinitas elektron besar). Dari proses transfer elektron
dari atom logam ke atom nonlogam ini akan terbentuk ion positif dan ion negatif
dengan konfigurasi elektron gas mulia yang saling tarik menarik dengan gaya
elektrostatis yang disebut ikatan ionik. Sebagai contoh, dalam pembentukan senyawa
ionik NaCl terjadi transfer elektron dari atom Na ke atom Cl.

Contoh ikatan ion adalah :


Unsur Na dengan Cl yang membentuk senyawa NaCl.
11Na : 2,8,1 à Na+
17Cl : 2,8,7 à Cl-
Na+ + Cl- à NaCl
Unsur Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya
sama dengan gas mulia (8), dan unsur Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya
sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia (8). Jika unsur melepaskan
elektron, maka unsur tersebut bermuatan positif, namun jika unsur menerima elektron,
maka unsur tersebut bermuatan negatif.
Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :

 Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA).


Contoh : NaF, KI, dan CsF
 Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA).
Contoh : Na2S, Rb2S, Na2O
 Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA). Contoh “ CaO,
BaO, MgS

3. Symbol/Lambang Lewis
Struktur Lewis dari suatu molekul adalah cara menggambarkan bagaimana
atom-atom berikatan membentuk molekul dengan menggunakan penanda seperti
noktah atau tanda x untuk mewakili elektron yang terlibat dalam pembentukan
molekul. Elektron yang terlibat ini biasanya hanya elektron valensi (elektron yang
berada di kulit terluar).
Prinsip dalam menggambarkan struktur Lewis suatu molekul adalah
mengupayakan agar elektron di sekitar atom dalam setiap molekul berjumlah delapan
atau mengikuti aturan oktet. Dengan memiliki elektron sebanyak 8 setiap atom
diharapkan menjadi stabil dengan membentuk ikatan.
Berikut ini adalah contoh beberapa lambang lewis dalam unsur, molekul atau
senyawa.
Lambang Titik
Gambar struktur lewis unsur N

Gambar struktur lewis molekul O2

Lambang Silang
Gambar struktur lewis unsur F

Gambar struktur lewis Cl2


Lambang Bulatan
Gambar struktur lewis unsur Ne

Gambar struktur lewis H2O

Lambang Kombinasi
Gambar struktur lewis NH3

Gambar struktur lewis SiF4


Lambang struktur lewis dapat disederhanakan dengan mengganti lambang titik
atau silang atau bulatan menjadi sepotong garis. Lambang garis pada struktur lewis ini
disebut dengan rumus bangun. Dimana sepotong garis menyatakan sepasang
elektron yang digunakan bersama. Perhatikan aturan berikut

1 garis = 1 pasang elektron ikatan (2 elektron)


2 garis = 2 pasang elektron ikatan (4 elektron)
3 garis = 3 pasang elektron ikatan (6 elektron)
Lambang Garis
Gambar rumus bangun H2O

Gambar rumus bangun O2

4. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan pasangan elektron
oleh dua atom yang berikatan. Ikatan ini terjadi oleh unsur nonlogam dengan unsur
nonlogam. Senyawa yang berikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
Ikatan kovalen terdiri dari ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, ikatan
kovalen rangkap tiga dan ikatan kovalen koordinasi.
Contoh senyawa: HNO3
"ciri-ciri Senyawa kovalen" sebagai berikut :
a. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah;
b. Berwujud padat, cair dan gas;
c. Bersifat isolator dalam keadaan murni.
Atom-atom nonlogam cenderung tidak ingin melepaskan elektronnya (energi
ionisasi tinggi) dan ingin menarik elektron-elektron dari atom lainnya (afinitas
elektron besar) sehingga terdapat satu atau lebih pasangan elektron yang dipakai
untuk berbagi bersama. Ikatan kimia yang terbentuk dari sharing elektron terlokalisasi
antara atom ini disebut ikatan kovalen. Sebagai contoh, 2 atom H berikatan kovalen
membentuk molekul H2 dan 2 atom Cl berikatan kovalen membentuk molekul Cl2.

Struktur Lewis untuk senyawa kovalen dapat digambarkan dengan setiap pasangan
elektron ikatan (PEI) digambarkan sebagai satu garis dan pasangan elektron bebas
(PEB) digambarkan sebagai titik-titik. Berikut struktur Lewis untuk beberapa senyawa
kovalen.

Ikatan kovalen dengan berbagi satu pasangan elektron disebut sebagai ikatan kovalen
tunggal (ikatan tunggal). Ikatan kovalen dengan berbagi dua pasangan elektron
disebut ikatan rangkap dua, contohnya CO2. Ikatan kovalen dengan berbagi tiga
pasangan elektron disebut ikatan rangkap tiga, contohnya N2

5. Menggambar Struktur
Untuk bisa menggambarkan struktur lewis suatu molekul atau senyawa, kalian
harus mengetahui terlebih dahulu tentang pasang elektron ikatan (PEI) dan pasangan
elektron bebas (PEB).
Pasangan elektro ikatan atau PEI adalah pasangan elektron valensi yang dipakai
bersama oleh dua atau lebih atom dalam suatu ikatan kimia. Sedangkan pasangan
elektron bebas atau PEB adalah pasangan elektron yang tidak terlibat dalam
pembentukan ikatan kimia.

Berikut ini adalah langkah-langkah sistematis untuk menggambarkan struktur


lewis molekul atau senyawa.
1. Tentukan elektron valensi tiap atom dalam molekul
Untuk bisa dengan mudah menentukan elektron valensi atom bisa dilihat dari
golongan unsur dalamTabel Periodik Modern.
2. Jumlahkan semua elektron yang ada pada molekul tersebut
3. Tentukan jumlah pasangan elektron ikatan (PEI)
Nilai PEI ini menunjukkan jumlah ikatan pada molekul. Untuk menghitung PEI,
gunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah Total Elektron
PEI =
8
Sisa elektron pada perhitungan PEI tidak berpengaruh pada PEI, namun digunakan
untuk perhitungan PEB.
4. Tentukan jumlah pasangan elektron bersama (PEB)
Nilai PEI ini menunjukkan jumlah pasangan elektron bebas pada atom pusatnya.
Untuk menentukan PEI, gunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah Elektron Sisa pada PEI
PEB =
2
Untuk menentukan atom pusat pada struktur lewis suatu molekul atau senyawa
dapat digunakan beberapa teknik sebagai berikut:

Cara menentukan atom pusat suatu molekul atau senyawa


1 Dalam senyawa, atom yang jumlahnya paling sedikit akan menjadi atom
pusat
2 Jika dalam senyawa terdapat dua atau lebih atom yang jumlahnya sama, maka
atom pusat adalah atom yang keelektronegatifannya lebih rendah, atau kalau
dalam satu periode posisinya sebelah kiri dari atom lain, bila segolongan yang
bertindak sebagai atom pusat ada pada paling bawah.
3 Atom H dan F tidak pernah berperan sebagai atom pusat. Pada asam oksi
(asam yang mengandung oksigen, seperti H2SO4, HNO3, H3PO4, H2CrO4, dan
lain-lain) atom H jarang sekali terikat pada atom pusat secara langsung, tetapi H
lebih sering terikat pada atom O lebih dahulu).

5. Jika ditemui pola yang janggal, bisa disesuaikan dengan kaidah oktet yang
paling mungkin
Dalam menentukan struktur lewis suatu senyawa, tidak harus mengikuti kaidah
oktet (elektron valensi harus 8) atau kaidah duplet (2 elektron valensi), karena pada
beberapa jenis unsur memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk itu ada beberapa
pengecualian yang harus diperhatikan dalam menggambarkan struktur lewis molekul.

Pengecualian kaidah Oktet-Duplet dalam menggambarkan struktur lewis

1 B (boron) maksimal hanya dapat memiliki 6 elektron ketika berikatan


2 N (nitrogen) pada beberapa jenis senyawa hanya memiliki 7 elektron ketika berikatan
3 Unsur yang berada pada periode 3 (seperti P, S, Cl, Br, I) dan unsur logam transisi berkemun
elektron lebih dari 8 ketika berikatan
Berikut ini adalah contoh cara menggambarkan struktur lewis pada beberapa
molekul atau senyawa.
Contoh Cara Menggambarkan Struktur Lewis Suatu Senyawa
1. Cara menentukan struktur lewis senyawa XeO2F2
Tentukan jumlah elektron valensi pada senyawa XeO2F2 yaitu sebagai berikut
Jumlah elektron valensi Xe
=8

Jumlah elektron valensi O2 =2×6 =


12
Jumlah elektron valensi F2 =2×7 =
14
Jumlah total elektron valensi =3
4

Kemudian kita tentukan jumlah PEI dan PEB, dengan rumus yang telah disebutkan
di atas,
PEI = 34/8 = 4 sisa 2
PEB = 2/2 = 1
Dari hasil perhitungan PEI dan PEB di atas berarti senyawa XeO2F2 memiliki 4
ikatan dan 1 pasang elektron bebas di atom pusat. Dan yang menjadi atom pusat dari
senyawa XeO2F2 adalah Xe karena jumlah atomnya paling sedikit. Kemudian
gambarkan struktur lewis XeO2F2 dengan Xe sebagai pusat dengan 1 pasang elektron
bebas dan dikelilingi oleh 2 atom O dan F.

Kemudian kita analisis elektron valensi masing-masing atom


Elektron valensi Xe = 8 (sudah oktet)
Jumlah elektron bebas =2, jadi sisa elektron Xe untuk berikatan dengan atom lain
adalah 6 elektron
Elektron Valensi F = 7
Untuk mencapai kaidah oktet, maka atom F membutuhkan 1 elektron, sehingga 2
atom F membutuhkan 2 elektron dari Xe. Sisa elektron Xe untuk berikatan adalah 6 –
2 = 4 elektron.
Elektron Valensi O = 6
Untuk mencapai kaidak oktet, maka atom O membutuhkan 2 elektron, sehingga 2
atom O membutuhkan 4 elektron dari Xe. Dan sisa elektron Xe adalah nol.
Pola struktur lewisnya adalah sebagai berikut
PEI Xe = 6 elektron

memasangkan memasangkan
Xe → 1 elektron 1 elektron ← F
PEI Xe = 6 – 1 = 5 elektron PEB F = 7 – 1 = 6 elektron
Xe → 1 elektron 1 elektron ← F
PEI Xe = 5 – 1 = 4 elektron PEB F = 7 – 1 = 6 elektron
Xe → 2 elektron 2 elektron ← O
PEI Xe = 4 – 2 = 2 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron
Xe → 2 elektron 2 elektron ← O
PEI Xe = 2 – 2 = 0 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron

Sehingga gambar struktur lewis untuk senyawa XeO2F2 adalah sebagai berikut:

Struktur lewis XeO2F2 apabila disederhanakan dengan rumus bangun lewis adalah
sebagai berikut

2. Cara menentukan struktur lewis senyawa SO3


Tentukan jumlah elektron valensi pada senyawa SO3 yaitu sebagai berikut
Jumlah elektron valensi S
=6

Jumlah elektron valensi O3 =3×6 =


18
Jumlah total elektron valensi =2
4
Kemudian kita tentukan jumlah PEI dan PEB, dengan rumus yang telah disebutkan
di atas,
PEI = 24/8 = 3 sisa 0
PEB = 0
Dari hasil perhitungan PEI dan PEB di atas berarti senyawa SO3 memiliki 3 ikatan
dan tidak ada pasangan elektron bebas di atom pusat. Dan yang menjadi atom pusat
dari senyawa SO3 adalah S karena jumlah atomnya paling sedikit. Kemudian
gambarkan struktur lewis SO3 dengan S sebagai pusat dikelilingi oleh 3 atom O.

Kemudian kita analisis elektron valensi masing-masing atom


Elektron valensi S = 6
Karena tidak ada pasangan elektron bebas maka jumlah elektron S untuk berikatan
dengan O adalah 6 elektron
Elektron Valensi O = 6
Untuk mencapai kaidah oktet, maka atom O membutuhkan 2 elektron, sehingga 3
atom O membutuhkan 6 elektron dari S. Dan sisa elektron S adalah nol.
Pola struktur lewisnya adalah sebagai berikut
PEI S = 6 elektron

memasangkan memasangkan
S → 2 elektron 2 elektron ← O
PEI S = 6 – 2 = 4 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron
S → 2 elektron 2 elektron ← O
PEI S = 4 – 2 = 2 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron
S → 2 elektron 2 elektron ← O
PEI S = 2 – 2 = 0 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron
Sehingga gambar struktur lewis untuk senyawa SO3 adalah sebagai berikut:

Struktur lewis SO3 apabila disederhanakan dengan rumus bangun lewis adalah
sebagai berikut

1. Orde Ikatan dan Bebarapa Sifat Ikatan


Orde ikatan adalah jumlah ikatan kimia antara sepasang atom. Misalnya,
dalam nitrogen diatomik N≡N, orde ikatan adalah 3, dalam asetilenaH−C≡C−H orde
ikatan antara dua atom karbon juga 3, dan orde ikatan C−H adalah 1. orde ikatan
memberikan indikasi stabilitas ikatan. Unsur dengan nilai orde ikatan 0 tidak dapat
ada, namun senyawa dapat memiliki nilai ikatan 0. Spesi isoelektronik memiliki
bilangan ikatan yang sama.
Dalam molekul yang memiliki resonansi atau ikatan nonklasikal, orde ikatan tidak
perlu bilangan bulat. Dalam benzena, di mana orbital molekulterdelokalisasi
mengandung 6 elektron pi di atas enam karbon yang pada dasarnya menghasilkan
setengah ikatan pi bersama dengan ikatan sigma untuk masing-masing sepasang atom
karbon, memberikan orde ikatan yang terhitung sebesar 1.5.

2. Resonansi
Resonansi atau mesomerisme merupakan penggunaan dua atau lebih struktur
Lewis untuk menggambarkan molekul tertentu. Struktur resonansi adalah salah satu
dari dua atau lebih struktur Lewis untuk satu molekul yang tidak dapat dinyatakan
secara tepat dengan hanya menggunakan satu struktur Lewis. Tanda panah dua arah
menyatakan bahwa struktur-struktur yang diberikan merupakan struktur resonansi.
Masing-masing struktur resonan dapat melambangkan struktur Lewis, dengan
hanya satu ikatan kovalen antara masing-masing pasangan atom. Beberapa struktur
Lewis digunakan bersama-sama untuk menjelaskan struktur molekul. Namun struktur
tersebut tidak tetap, melainkan ada sebuah osilasi antara ikatan
rangkap dengan elektron, saling berbolak-balik. Maka dari itu disebut dengan
resonansi. Struktur yang sebenarnya mungkin saja adalah peralihan dari dua struktur
resonan. Bentuk peralihan (intermediet) dari struktur resonan disebut dengan hibrida
resonan.
Resonansi dalam kimia diberi symbol garis dengan dua panah.perhatikan contoh
resonansi berikut :

Pada ozon, terdapat perpindahan electron antar inti yang dijelaskan dengan anak
panah,perhatikan contoh berikut :

Molekul atau ion yang dapat beresonansi mempunyai sifat-sifat berikut:


1. Dapat dituliskan dalam beberapa struktur Lewis yang disebut dengan struktur
resonan. Tetapi tidak satupun struktur tersebut melambangkan bentuk asli molekul
yang bersangkutan.
2. Di antara struktur yang saling beresonansi bukanlah isomer.
3. Masing-masing struktur struktur Lewis harus mempunyai jumlah elektron valensi dan
elektron tak berpasangan yang sama.
4. Ikatan yang mempunyai orde ikatan yang berbeda pada masing-masing struktur tidak
mempunyai panjang ikatan yang khas.
5. Struktur yang sebenarnya mempunyai energi yang lebih rendah dibandingkan energi
masing-masing struktur resonan.

3. Muatan Resmi dan Seleksi Struktur Lewis


Muatan formal adalah suatu alat imajinatif (artifisial/buatan) yang ada dalam
benak para ahli kimia yang kemudian digunakan untuk mempelajari sifat-sifat
senyawa. Aslinya dalam molekul itu tidak ada yang disebut muatan formal ;) . Muatan
formal ini digunakan untuk membantu melacak bagaimana konfigurasi elektron dalam
ikatan. Muatan formal adalah muatan suatu atom dalam molekul atau ion poliatomik
jika semua elektron yang digunakan berikatan itu dibagi rata di antara atom-atom
yang berikatan itu. Muatan formal ini digunakan untuk memprediksi manakah struktur
molekul yang dianggap "terbaik", yang lebih stabil di antara kemungkinan yang ada.
Atom-atom yang berikatan sama dengan nol atau yang paling mendekati nol ini akan
dianggap paling stabil. Secara normal andai terdapat muatan negatif biasanya akan
dimiliki oleh atom yang elektronegativitasnya lebih tinggi.
Aturan perhitungan muatan formal suatu atom dalam molekul: 1) elektron yang
berupa pasangan elektron bebas suatu atom menjadi milik atom itu sendiri, 2) elektron
yang berupa pasangan elektron berikatan dibagi 2 sama rata, 3) total muatan formal
molekul netral harus sama dengan nol, total muatan pada ion poliatomik sama dengan
muatannya.

Muatan formal = elektron valensi - Σ elektron bebas - ½ Σ elektron berikatan

atau dapat disederhanakan

Muatan formal = elektron valensi - Σ elektron bebas - Σ ikatan di sekitar atom

Contoh penerapan perhitungan muatan formal pada ion NCS-:

Sama halnya dengan muatan formal, bilangan oksidasi ini juga suatu alat imajinatif
(artifisial/buatan) yang ada dalam benak para ahli kimia yang kemudian digunakan
untuk mempelajari sifat-sifat senyawa terutama reaksi reduksi oksidasi. Aslinya dalam
molekul itu tidak ada yang disebut biloks ;) .

Biloks ini digunakan untuk membantu melacak bagaimana konfigurasi elektron dalam
reaksi yang rumit di mana elektron mengatur ulang untuk pembentukan ikatan baru.

Bilangan oksidasi atom = Σ EV − Σ ES


Σ EV = jumlah elektron valensi atom
Σ ES = jumlah elektron yang dapat dimiliki atom ketika berikatan dengan atom lain di
sekitarnya.
Jumlah elektron valensi suatu atom dapat dilihat pada golongan unsur pada tabel
periodik unsur atau dari konfigurasi elektron bila diketahui nomor atom-nya.

Jumlah elektron yang dapat dimiliki atom ketika berikatan dengan atom lain di
sekitarnya ditentukan dengan aturan atom yang memiliki elektronegativitas
tinggi lebih "berhak" untuk "mengambil" elektron untuk dimilikinya sedangkan
bila atom yang berikatan itu sama maka elektron dibagi 2 sama banyak.

Contoh penerapan perhitungan bilangan oksidasi pada ion NCS-:

Gambar struktur Lewis H2SO4 (asam sulfat)

Gambar struktur Lewis H2O2 (hidrogen peroksida)


Gambar struktur Lewis OF2 (oksigen diflorida)

Gambar struktur Lewis S2O32- (anion tiosulfat)

4. Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan Kovalen Koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara
penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang
berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya bisa
menerima pasangan elektron yang digunakan bersama. katan kovalen di mana salah
satu atomnya mendonasikan pasangan elektron yang dimilikinya. Pada ikatan kovalen
koordinasi, pasangan elektron ikatannya hanya berasal dari satu atom, bukan dari
kontribusi bersama kedua atom yang berikatan. Contoh:

5. Molekul Polar dan Elektonegativitas


Elektronegativitas paling sederhana didefinisikan sebagai daya tarik dari sebuah
unsur pada elektron itu untuk berbagi ikatan. Ketika dua atom berbagi elektron,
seperti tarik tambang ada di antara mereka. Elektron akan menghabiskan lebih banyak
waktu di sekitar unsur yang lebih elektronegatif, dan semakin besar perbedaan
elektronegativitas, akan semakin tidak merata pembagiannya. Sebaliknya, Jika dua
unsur memiliki elektronegativitas yang mirip, mereka akan berbagi elektron dengan
cara yang kurang lebih sama.Ikatan kimia di mana elektron-elektron digunakan
bersama secara setara dan merata, seperti pada Cl2 dan N2, disebut sebagai ikatan
kovalen nonpolar. Ikatan di mana salah satu atom memiliki daya tarik elektron
(elektronegativitas) yang lebih tinggi terhadap elektron-elektron ikatan dibanding
atom lainnya, sehingga terjadi pembentukan dipol (pemisahan muatan negatif dan
muatan positif), seperti pada HF, disebut sebagai ikatan kovalen polar. Ukuran
kepolaran dinyatakan dengan besaran yang disebut momen dipol (μ). Semakin besar
momen dipol, semakin besar kepolarannya. Satuan momen dipol adalah debye (D), di
mana 1 D = 3,34×10−30 Cm.Jika dua muatan berlawanan dengan besar muatan sama
Q+ dan Q− terpisah dengan jarak r, maka momen dipolnya adalah hasil kali Q dan r:
μ = Qr

Anda mungkin juga menyukai