Anda di halaman 1dari 4

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Isolasi Bakteri Endofit dari Tanaman Serai (Cymbopogon nardus) yang


Berpotensi sebagai Penghasil Senyawa Antibakteri

OLEH:
NAMA

: DESRIANI R H

NIM

: 1403119446

KELAS

: C-BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara tropis yang memiliki beragam tanaman obat. Berbagai jenis
tanaman diketahui mengandung senyawa-senyawa bioaktif yang berpotensi untuk dikembangkan.
Bailey & Day (2003) menambahkan bahwa sebagian senyawa bioaktif tersebut
diketahui berasal dari hasil interaksi antara tanaman dan mikroba endofit yang berupa jamur
maupun bakteri.
Bakteri endofit dapat menghasilkan senyawa bioaktif yang karakternya mirip atau sama
dengan senyawa yang diproduksi oleh tumbuhan inangnya. Senyawa bioaktif bakteri endofit
dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri, antifungi, antivirus, antikanker, antidiabetes, antimalaria,
dan antiimunosupresif. Menurut World Health Organization (2014) senyawa aktif dari
bakteri endofit tanaman obat akan memiliki aktivitas antibakteri yang lebih besar dibandingkan
aktivitas senyawa aktif tumbuhan inangnya. Hal tersebut sangat menguntungkan karena siklus
hidup bakteri endofit lebih singkat dibandingkan siklus hidup tumbuhan inangnya sehingga dapat
menghemat waktu produksi dan jumlah senyawa antibakteri yang diproduksi dapat dibuat dalam
skala besar tanpa menggunakan tempat yang luas.
Antibakteri merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi bakteri, khususnya
bakteri yang bersifat merugikan manusia. Menurut Izza (2011) mekanisme kerja dari senyawa
antibakteri antara lain yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat keutuhan menghambat
sintesis dinding sel, menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat kerja
enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat dan protein. Salah satu zat antibakteri yang banyak
dipergunakan adalah antibiotik.
Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan oleh organisme hidup yang dibuat
secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan
mikroorganisme. Antibiotik telah lama digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan penyakit.
Penggunaan antibiotik semakin mengingkat seiring dengan peningkatan kasus penyakit, terutama
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri (Strobel & Daisy 2003).
Menurut Tan (2001) salah satu tanaman obat yang dapat dijadikan sumber bakteri endofit
adalah serai (Cymbopogon nardus). Serai sudah sangat familiar karena menjadi salah satu bahan
penting yang dipergunakan dalam masak-memasak di dapur. Serai ini biasanya digunakan untuk
memberi aroma pada makanan sehingga bisa menambah cita rasa dari aromanya. Namun, serai
juga mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan, salah satunya ialah serai bisa dijadikan
sebagai obat herbal. Serai atau biasa disebut sebagai sereh adalah tumbuhan anggota suku
rumput-rumputan. Bagian tanaman serai yang banyak digunakan adalah daunnya.Serai
mengandung minyak atsiri yang terdiri dari sitrat, sitronelol, geraniol, darnesol, metilheptenon,
n-desialdehida, dipenten, metil heptanenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil astet, sitronil
asetat, geranil asetat, beta-elemen, beta-kariofilen, beta-bergamoten, beta-kadinen, transmetilsoeugenol, elemol, kariofilen oksida. Contoh penelitian-penelitian yang telah berhasil
membuktikan bahwa beberapa mikroba endofit dapat menghasilkan senyawa antibakteri yaitu
Staphylococcus aureus merupakan aktinomiset endofit dari tanaman sirih hijau.

Permasalahan yang sering muncul ketika memanfaatkan tanaman sebagai obat adalah
bagaimana menyeimbangkan tingkat produksi obat dengan tanaman bahan baku sumber obat
yang jumlahnya terbatas. Apabila obat diproduksi dalam jumlah banyak dan terus menerus
terdapat kekhawatiran bahwa tanaman ini akan musnah kendala dalam budidayanya. Bahkan
diketahui bahwa bahan obat herbal yang diproduksi di Indonesia saat ini sebagian besar bahan
bakunya diimpor dari Negara lain (Radji 2005).
Dengan demikian, penelitian tentang bakteri endofit dari tanaman serai untuk menghasilkan
senyawa antibakteri yang berguna dalam pengobatan penyakit seperti kanker dan infeksi pada
lambung, usus, serta saluran kandung kemih perlu dilakukan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah karakteristik dan identifikasi isolate bakteri endofit penghasil senyawa
antibakteri yang diperoleh dari tanaman Serai (Cymbopogon nardus)?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
2. Mengkarakterisasi dan mengidentifikasi isolate bakteri endofit tanaman Serai (Cymbopogon
nardus) penghasil senyawa antibakteri.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang kesehatan dan medis melalui pemanfaatan
bakteri endofit untuk produksi senyawa antibakteri secara mikrobiologis dan nantinya digunakan
sebagai obat penyakit seperti kanker dan infeksi pada lambung, usus, serta saluran kandung
kemih.

DAFTAR PUSTAKA
Bailey C. & Day. 2003. Traditional plant medicines as treatments for diabetes. Journal of
Diabetes
Care. Vol.12 : 553-564.
Harris R. 1990. Tanaman Minyak Atsiri. Penebar Swadaya. Jakarta.
Izza I. 2011. Isolasi, Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri Endofit dari Tanaman Mahkota
Dewa (Phaleria macrocarpa) yang Berpotensi sebagai Penghasil Antimikrobia.
UIN Sunan Kalijaya. Yogyakarta.
Kurniawati N. 2010. Sehat dan cantik alami berkat khasiat bumbu dapur. Mizan Pustaka.
Bandung.
Melliawati R., C. Apridah, H. Sukiman. 2006. Pengkajian Bakteri Endofit Penghasil
Senyawa Bioaktif untuk Proteksi Tanaman. Jurnal Biodiversitas. Vol.7 No. 3 :
221-224.
Oyen L. & Dung. 1999. Plant Resources of South East Asia: Essential Oil Plants. Prosea
Foundation. Backhuys.
Prihatiningtias W. 2005. Senyawa Bioaktif Fungi Endofit Akar Kuning (Fibraure
Choloroleuca Miers) Sebagai Agensia Antimikroba. Tesis Program Studi
bioteknologi. Sekolah Pascasarjana UGM.
Radji. 2005. Peranan Bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal.
Jurnal Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol.2 : 113-126.
Santoso S. 2007. Statistik Deskriptif: Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Exel dan SPSS.
ANDI. Yogyakarta.
Sastrohamidjojo H. 2004.
Yogyakarta.

Kimia Minyak Atsiri.

Gadjah Mada University Press.

Segawa P.S. 2007. Medicinal plant diversity and uses in the Sango by area Southern
Uganda. Journal of Ethnopharmacologi. Vol.1 No.13 : 521-540.
Strobel G. & B. Daisy. 2003. Bioprospecting for microbial endophytes and their natural
products. Journal of Microbiology and Molecular Biology. Vol.6 (4) : 491-502.
Tan R. 2001. Endophytes: a rich source of functional metabolites. Nat.Prod.Rep. Vol. 5
(18) : 448-459.
World Health Organization. 2014. Definition and diagnosis of diabetes mellitus and
intermediate hyperglycemia. Geneva, Switzerlland, IDF 3 (5).

Anda mungkin juga menyukai