SOEBOWO ADJINEGORO
(J3M217200)
1
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN.................................................................................3
1.1. Latar Belakang...............................................................................3
1.2. Tujuan.............................................................................................3
1.3. Manfaat...........................................................................................4
II. METODOLOGI....................................................................................4
2.1. Alat dan Bahan...............................................................................4
2.2. Metode Kerja..................................................................................4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................5
3.1. Pembahasan....................................................................................5
IV. PENUTUP.............................................................................................8
4.1. Kesimpulan.....................................................................................8
4.2. Saran...............................................................................................8
V. DAFTAR PUSTAKA...........................................................................9
VI. LAMPIRAN........................................................................................10
2
I. PENDAHULUAN
3
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
II. METODOLOGI
4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tidak ada hama yang ditemukan sehingga Tidak ada hama ditemukan yang sehingga
tidak diberikan biopestisida. Kondisi tidak diberikan biopestida. Kondisi tanaman
tanaman segar dan hijau. segar dan hijau.
3.1. Pembahasan
5
menyatakan yang sama bahwa tanaman serai mengandung senyawa Sitronela yang
tidak disukai nyamuk dan berbagai serangga dengan demikian serai dapat
digunakan sebagai Pestisida Alami.
Biopestisida memiliki berbagai tujuan dalam target penggunaannya.
Terdapat jenis Bakterisida, Nematisida, Insektisida, Fungisida, Herbsida, dan
Rodentisida dalam biopestisida sedang, sereh tergolong mampu untuk mengatasi
permasalahn bakterisida, insektisida dan nematisida. Hal ini disebabkan oleh
kandungan Minyak Atsiri yang banyak pada sereh. Bakterisida ialah jenis pestisida
yang dibuat dan digunakan secara spesifik untuk mengendalikan penyakit pada
tanaman yang disebabkan oleh bakteri. Insektisida merupakan pestisida untuk
memberantas serangga, seperti nyamuk, kecoak, kutu busuk, rayap, semut,
belalang, wereng, ulat, dan sebagainya. Nematisida adalah pestisida untuk
memberantas hama cacing. Hama ini sering merusak akar atau umbi tanaman.
Contoh nematisida adalah oksamil dan natrium metam.
Kutu Putih (Paracoccus marginatus) merupakan serangga asli Amerika
Tengah dengan catatan tanaman yang dapat dijadikannya inang ialah mangga,
jambu, jagung, sirsak, akasia dsb. Hama ini menyebar dengan sangat mudah dan
cepat, serta pada serangan berat menyebabkan kematian pada tanaman (M. Abu
2014). Tidak adanya kehadiran hama Kutu Putih pada areal Sekolah Vokasi Institut
Pertanian Bogor menjadi kendala dalam pembuktian keefektivan ekstrak daun
Sereh dalam menangani sebaran hama Kutu Putih.
Biopestisida memiliki senyawa organik yang mudah terdegradasi oleh alam
dan lebih utama digunakan untuk pencegahan. Penggunaan ekstrak Sereh dengan
cara penyemprotan menjadikan ekstrak lebih mudah untuk menguap dan
kehilangan khasiatnya. Kutu Putih tergolong dalam hama serangga sehingga cara
kerja pestisida termasuk pada jenis Insektisida. Cara kerja insektisida dalam
menghambat atau mematikan hama adalah sebagai berikut: (1) merusak
perkembangan telur, larva, dan pupa dari serangga hama; (2) menggganggu
komunikasi serangga hama; (3) menyebabkan serangga hama menolak makan; (4)
menghambat reproduksi serangga hama betina; (5) mengurangi nafsu makan
serangga hama; (6) memblokir kemampuan makan serangga hama; dan (7)
mengusir serangga hama (Sumartini 2016).
Serai wangi sebagai pestisida nabati mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya adalah aktivitas biologinya berspektrum luas (dapat dimanfaatkan
untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman), tidak toksik, sistemik,
kompatibel dengan teknik pengendalian lain (seperti pengendalia dengan agens
hayati), mudah terurai dan lebih ramah lingkungan. Serai wangi tidak bersifat
toksik terhadap mamalia, burung, dan ikan. Di samping itu serai wangi juga
bersifat tidak persisten karena mudah terurai secara alami sehingga tidak tahan
lama dalam air, udara, di dalam tanah dan tubuh mamalia (Hartati dalam Rita
2016).
6
Kelemahan dari pestisida berbahan aktif minyak serai wangi adalah (1)
keefektifannya kurang meyakinkan, terutama apabila dibuat pada skala rumah
tangga; (2) sulitnya standarisasi mutu produk akibat besarnya keragaman genetik
tanaman dan tempat tumbuhnya, serta pemanenan yang masih dilakukan secara
tradisional; (3) kesulitan dalam pendaftaran dan paten; (4) nilai usaha tani belum
pasti karena pengaruh musim, sumber bahan baku, dan tingkat keefektifannya; (5)
stabilitas bahan aktif rendah karena bahan aktifnya bersifat volatil, yaitu tidak
tahan terhadap sinar matahari (mudah terdegradasi oleh sinar ultraviolet); (6) tidak
kompetitif terhadap pestisida sintetis (harga dan spektrum kerja); dan (7)
terbatasnya data keamanan terhadap mamalia dan lingkungan (Rita 2016).
7
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
8
V. DAFTAR PUSTAKA
Abu M, Rattaningsih R dan Jaya AI. 2014. Pengendalian Penyebaran Haama Kutu Putih
(Paracoccus marginatus). Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan (JIMT). Vol 11.
No 1. Hal 48-61.
Fahruddun A. 2018. Pengendalian Kutu Putih (Bemisa tabaci) Pada Buah Sirsak Dengan
Menggunakan Pestisida Nabati Ekstrak Serai (Cymbopogon nardus L.). Fakultas
Pertanian dan Kehutanan Program Studi Argoteknologi : Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya. Vol 5. No 1. Hal 17-26.
Rita Harni. 2016. Serai Wangi Sebaagai Pestisida Nabati Pengendalian Penyakit Vascular
Streak Dieback Untuk Mendukung Industri Kakao. Balai Penelitian Taanaman
Industri dan Penyegar (ID) : Sukabumi.
Sefrinus M D, dkk. 2018. Aktivitas Biolarvasida Ekstrak Daun Sirsak dan Serai Wangi
Terhadap Larva Nyamuk (Aedes aegypti). Jurnal Saintek Lahan Kering (JSLK) 1
(1). Hal 13-16.
Sumartini. 2016. Biopestisida untuk Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi. IPTEK Tanaman Pangan. Vol 11. No 2.
9
VI. LAMPIRAN
10