Disusun Oleh:
Nama: Chika Zusrofa Farawla Virdine (04)
Rumaisa Najla Azzahra (32)
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KUDUS
Prambatan Kidul, Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah 59331, Telp. (0291) 431184
Website: www.man2kudus.sch.id E-mail: puskom@man2kudus.sch.id 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 2.2.3
Sirih hijau (Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan perdu merambat dan
bersandarkan pada batang pohon lain, batang berkayu, berbuku-buku, beralur,
warna hijau keabu-abuan, daun tunggal, bulat panjang, warna hijau, perbungaan
bulir, warna kekuningan, buah buni, bulat, warna hijau keabu-abuan (Damayanti
dkk, 2006). Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk
daunnya pipih menyerupai jantung, tangkainya agak panjang, tepi daun rata,
ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging
daun tipis. Permukaan daun warna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya
berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar
serta berbuku-buku. Daun sirih yang subur berukuran lebar antara 8-12 cm dan
panjangya 10-15 cm (Damayanti dkk, 2006).
Tanaman daun sirih merupakan salah satu jenis tumbuhan yang banyak
dimanfaatkan untuk pengobatan. Bagian dari tumbuhan sirih (Pipper batle L.) seperti
akar, biji, dan daun berpotensi untuk pengobatan, tetapi yang paling sering dimanfaatkan
adalah bagian daun. Daun sirih dimanfaatkan sebagai antisariawan, antibatuk, astrigent,
dan antiseptik. Kandungan kimia tanaman sirih adalah saponin, flavonoid, polifenol, dan
minyak astari. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Senyawa ini akan
mersak membran sitoplasma dan membunuh sel. Senyawa flavonoid diduga memiliki
mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat
diperbaiki lagi.
Kajian mengenai sirih hijau dalam bidang kesehatan telah dilakukan.
Sebagai contoh, daun sirih hijau yang diekstrak dengan akuades steril
menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap Streptococcus mutans secara in
vitro (Nalina & Rahim 2007). Al-Adhroey et al (2011) menyatakan bahwa esktrak
metanol daun sirih hijau memiliki aktivitas antimalaria terhadap Plasmodium
berghei.
Selain itu menurut Ukhradiya et al (2019), bakteri endofit yang berada
dalam tanaman sirih hijau kemungkinan besar mampu menghasilkan salah satu
senyawa aktif atau senyawa lain bersifat antibiotic. Sejauh ini belum dilaporkan
adanya isolasi bakteri endofit dari tanaman daun sirih hijau.
Gambar 2.3.3
Ukuran bijinya sangat kecil, bentuknya bulat dan berwarna coklat tua
memgkilap sampai hitam kelam. Bunga bayam berukuran kecil dan berjumlah
banyak, terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3.
Bunga keluar dari bagian ketiak cabang yang tersusun seperti malai yang tumbuh
tegak. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim (Rukmana, 1994).
2.4 Pupuk
Permentan No.2 tahun 2006, menggolongkan pupuk hayati kedalam
pembenah tanah, bukan pupuk organik. Pembenah tanah itu sendiri bisa
dikatakan organik ataupun non organik. Pupuk hayati termasuk dalam pembenah
tanah organik. Dalam peraturan tersebut pupuk organik didefinisikan sebagai
sekumpulan material organik yang terdiri dari zat hara (nutrisi) bagi tanaman. Di
dalamnya bisa mengandung organisme hidup atau pun tidak. Sedangkan pupuk
hayati adalah sekumpulan organisme hidup yang aktivitasnya dapat
memperbaiki kesuburan tanah. Dalam praktiknya, satu pupuk organik bisa saja
mengandung agen hayati atau sebaliknya. Meski begitu, tidak semua pupuk
organik yang mengandung mikroorganisme hidup dikatakan sebagai pupuk
hayati, kecuali kondisi mikroorganisme tersebut memenuhi syarat mutu tertentu.
Terdapat dua peran utama pupuk hayati dalam budidaya tanaman, yakni
sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator), penyubur tanah
kemudian tanah dan penyedia nutrisi tanaman (Feeding the soil that feed the
plant). Mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk bekerja dengan cara:
1. Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa mikroorganisme
berfungsi sebagai penambat N, tanpa bantuan mikroorganisme tanaman
tidak bisa menyerap nitrogen dari udara. Beberapa berperan sebagai pelarut
fosfat dan penambat kalium.
2. Aktivitas mikroorganisme membantu memperbaiki kondisi tanah baik
secara fisik, kimia maupun biologi.
3. Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.
4. Menghilangkan zat pengatur tumbuh yang dibutuhkan tanaman seperti
beberapa jenis hormon pertumbuhan.
5. Menekan pertumbuhan organisme parasit tanaman. Pertumbuhan
mikroorganisme baik akan berkompetisi dengan organisme patogen,
sehingga kemungkinan tumbuh dan berkembangnya organisme patogen
semakin kecil.
Susunan kimia pupuk kandang berbeda-beda tergantung dari jenis ternak, umur
ternak, macam pakan, jumlah amparan, cara penanganan dan penyimpanan pupuk yang
berpengaruh positif terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah, mendorong kehidupan
mikroba tanah yang mengubah berbagai faktor dalam tanah sehingga menjamin
kesuburan tanah (Sajimin, 2011). Pupuk organik dapat meningkatkan anion-anion utama
untuk pertumbuhan tanaman seperti nitrat, fosfat, sulfat, borat, dan klorida serta
meningkatkan ketersediaan hara makro untuk kebutuhan tanaman dan memperbaiki sifat
fisika, kimia dan biologi tanah (Lestari, 2015).
Menurut Hadisuswito dan Sukamto dalam Oktavia (2015) pupuk organik
berdasarkan bentuk dan strukturnya dibagi menjadi dua golongan yaitu pupuk organik
padat dan pupuk organik cair.
Pupuk organik mengandung asam humat dan asam folat serta zat pengatur tumbuh
yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman (Supartha, 2012). Frekuensi pemberian
pupuk dengan dosis yang berbeda menyebabkan hasil produksi jumlah daun yang
berbeda pula dan frekuensi yang tepat akan mempercepat laju pembentukan daun.
Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk
buatan yang berlebihan dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki
sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan
tanah, memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan antar partikel,
meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor, dan merevitalisasi
daya olah tanah (Kelik, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
MULAI
Studi literatur
Pemanenan bayam
Jumlah daun dihitung Lebar daun diukur dari 3 sampel berbeda Tinggi tanaman dari
manual menggunakan penggaris pangkal sampai ujung
Analisis data
SELESAI
DAFTAR PUSTAKA
(1): 72-80
Bintang. 2014. Isolasi Bakteri Endofit dari Tanaman Sirih Hijau (Piper betle L.)
Volume 1 (1): 51 – 57
Susan Camila Foeh, I Gede Rai Maya Temaja, Khamdan Khalimi. 2019.
Kabupaten Sumenep.
Nutritan.
Suwarni Tri Rahayu, Ali Asgar, Iteu M Hidayat, Kusmana, Diny Djuariah.
Subtilis Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Pertumbuhan Dan Produksi Pada Tanaman
oxysporum f.sp. capsica) Penyebab Penyakit Layu fusarium pada Cabai: Jurnal
Agroekoteknologi FP USU ISSN No. 2337- 659 Vol.7. No. 2, (42): 339-346