Anda di halaman 1dari 3

2.1.

1 Klasifikasi dan Morfologi


A.Klasifikasi
Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava.Adapun tanaman jambu biji
diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn.(Parimin, 2008)
B. Morfologi
Jambu biji berasal dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah yang gembur maupun
liat, pada tempat terbuka, dan mengandung air yang cukup banyak. Pohon jambu biji
banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan. Namun sering tumbuh liar dan dapat
ditemukan pada ketinggian 1 m sampai 1.200 m dari permukaan laut. Jambu biji
berbunga sepanjang tahun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 2 m sampai 10 m, percabangan
banyak. Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, berwarna coklat kehijauan. Daun
tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan
atas daun tua licin. Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul,
pangkal membulat, tepi rata agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang 6
sampai 12 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm. Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak
daun, berkumpul 1 sampai 3 bunga, berwarna putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat
sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah
yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah
banyak mengumpul ditengah, kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan
(Dalimartha,2000).
2.1.2 Kandungan kimia dari Bioaktivitas daun
Daun jambu biji mengandung senyawa aktif seperti tannin, triterpenoid, saponin,
kuersetin, guayaverin, leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, asam oksalat, dan
eugenol.Senyawa dalam daun jambu biji yang berupa flavonoid, tannin dan terpenoid
mempunyai efek antibakteri dengan merusak struktur membrannya. (Anonymus,2004
dan Prof. Dr. dr. Sumarno, DMM, Sp MK, dkk,).
Adapun senyawa aktif yang terdapat dalam daun jambu biji :
* Flavonoid guaijaverin dan avikularin sebagai senyawa antibakteri,antidiare (Prabu
dkk., 2006).
* Tanin sebagai antiseptik,antibakteri,antidiare dan juga untuk pengobatan luka bakar
dengan cara mempresipitasikan protein (Masduki,1996)
* Polifenol sebagai antiseptik (Harbone,1987)
* Kuersetin sebagai antibakteri dan antidiare (Adnyana, i. K.,2004).
* Terpenoid sebagai antibakteri dengan merusak struktur membran sel (Ajizah, 2004.),
* Eugenol sebagai antibakteri (Ajizah, 2004.),
* Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mengganggu proses terbentuknya
membran dan dinding sel .

2.4.1 Pengertian Tablet


Tablet adalah bentuk sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling populer di masyarakat.
Bentuk sediaan tablet terbukti menguntungkan, karena masanya dapat dibuat secara
mesin dan harganya murah, tablet takarannya tepat, praktis transportasi dan
penyimpannya, stabilitas obatnya terjaga dalam sediaannya, serta mudah cara
pemakaiannya (Voigt, 1994). Berdasarkan metode pembuatan, tablet dapat digolongkan
sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa
serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Tablet kempa dibuat
dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.
Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan tergantung
pada desain cetakan. Komposisi utama dari tablet adalah zat berkhasiat yang terkandung
di dalamnya, sedangkan bahan pengisi yang sering digunakan dalam pembuatan tablet
yaitu bahan penghancur, bahan penyalut, bahan pengikat, bahan pemberi rasa dan bahan
tambahan lainnya (Ansel, 1989).

Daftar Pustaka
Adnyana, i. K.,2004. Efek ekstrak daun jambu biji daging buah putih dan jambu biji daging
buah meraH sebagai anti diare . Acta Pharmaceutica Indonesia. Vol XXIX. No. 1. Hal.
18-20

Ajizah, A. 2004. Sensivitas Salmonella typhimurium terhadap ekstrak daun Psidium guajava
l. Bioscientiae. Vol.1 (31-38)
Anonymous. 2004. Jambu Biji (Psidium guajava).
http://www.agribisnis.deptan.go.id/pustaka/teknopr o/leaftleat%20No%2025.htm.

Ansel, H.C., 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi Edisi IV, Ibrahim, F.,
penerjemah, Jakarta: Universitas Indonesia Press, terjemahan dari: introduction to
pharmaceutical dosage forms.

Dalimartha, S., 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2, Trubus Agriwidya: Jakarta

Harborne, 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan .


Padmawinata, K. & I. Soediro
Masduki, I. 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S.aureus
dan Ecoli in vitro. Cermin Dunia Kedokteran 109:21-24.
Prof. Dr. Dr. Sumarno, dmm, sp mk,dkk,.2013.EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN
JAMBU BIJI (Psidium guajava Lamk.) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN
VITRO.

Voigt, R., 1994, Buku pelajaran teknologi farmasi Edisi V, soendani noerono, penerjemah.
Yogyakarta: Gajah Mada University press, terjemahan dari: Lehrbuch der
Pharmazeutischen Tecnologie

Anda mungkin juga menyukai