JUSNA
D1B121379
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
paling umum di dunia. Penyakit ini merupakan penyebab utama kehilangan gigi,
selama ini kerusakan gigi dan penyakit periodontal masih menjadi masalah global.
Sekitar 35% atau 2,3 miliar penduduk dunia menderita kerusakan gigi pada semua
diperkirakan 2,3 miliar orang di seluruh dunia memiliki gigi berlubang pada gigi
tetapnya dan 530 juta pada gigi sulungnya. Angka kerusakan gigi di Indonesia yang
terjadi pada usia 12 tahun sebesar 3,9%, pada usia 15 tahun sebesar 37, %, pada
usia 18 tahun sebesar 51,1%, pada usia 35 tahun sebesar 80,1 sampai 65 tahun ke
kerusakan gigi. Kerusakan gigi atau gigi berlubang dapat menyerang siapa saja, pria
dan wanita dari latar belakang etnis, ras, dan tingkat sosial apapun, gigi berlubang
terbentuk karena interaksi kompleks antara gigi, makanan, bakteri di mulut dalam
plak serta faktor lingkungan dan genetik. Plak yang menempel kuat pada
permukaan gigi dan garis gusi berpotensi menyebabkan kerusakan gigi. Kondisi ini
disebabkan oleh plak yang menumpuk berbagai bakteri dan produk metabolisme
(Tanjung et al 2022).
mutans adalah yang paling umum ditemukan dan penyebab utama kerusakan gigi.
ditemukan pada permukaan rongga mulut. Bakteri ini merupakan bakteri patogen
di dalam mulut karena kelembaban yang tinggi, keberadaan makanan terlarut yang
Beberapa penelitian saat melihat bakteri yang ada pada plak gigi, ternyata hanya
obat tradisional banyak digunakan, mudah diperoleh, ekonomis dan memiliki efek
samping yang relatif rendah. Daun pegagan (Centella asiatica. L) merupakan salah
satu jenis tumbuhan yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat potensial
lignin, stilbena, tanin, flavonoid, kuinon, kumarin, alkaloid, amina, betalain, dan
metabolit lainnya Salah satu manfaat yang bisa didapatkan dari tanaman pegagan
karena daun pegagan (Centella asiatica. L) mengandung zat antibakteri antara lain
flavonoid, saponin, tanin, fenol dan steroid (Fatimah. Et, al. 2022).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Mahasiswa
pembaca dan penulis tentang Formulasi dan uji aktivitas antibakteri sediaan obat
3. Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Umbilales
Famili : Umbilaferae (Apicaea)
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica (L), (Tjitrosoepomo. G 2013).
2. Morfologi Tanaman
a. Daun (Folium)
Bentuk daun Pegagan (Centella asiatica. L) atau helaian daun
berbentuk ginjal, lebar dan bulat, diameter 1-7 cm. daun pegagan terdiri
al. 2020).
b. Tangkai (Petiolus)
sehingga jika dilihat secara horizontal tidak akan tampak bulat tetapi
c. Akar (Radix)
akar utama yang bercabang menjadi banyak akar yang lebih kecil.
d. Bunga (Flos)
reproduksi karena sering memiliki benang sari atau putik. Karena bunga
3. Nama Lain
menyebutnya tikus dan orang Bali menyebutnya taiduh. Ada banyak nama
(Hasibuan, 2021).
(Filipina), brahma butu (India), John's wort (Inggris Raya), dan pegagan
(Sri Lanka). Di Cina, itu disebut ji xue tinggi, yang diyakini oleh penduduk
4. Kandungan Kimia
lainnya. Bahan aktif yang paling penting adalah triterpenoid dan saponin,
5. Kegunaan
adalah salah satu tanaman obat dengan berbagai khasiat antara lain untuk
B. Ekstraksi
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
berupa bahan yang telah dikeringkan (Azizah N & Widaryanto E, 2018). Simplisia
nabati, simplisia hewani, dan simplisia mineral (Azizah N & Widaryanto E, 2018).
didasarkan pada kemampuan atau daya larut analit dalam pelarut tertentu. Dengan
demikian pelarut yang digunakan harus mampu menarik komponen analit dari
a. Ekstraksi Panas
1. Infusa
temperatur 90ºC selama 15-20 menit keuntungan dari metode ini adalah
pembuatannya cepat, alat dan bahan mudah didapat. Kerugian dari metode
ini ialah pelarut yang digunakan adalah air sehingga dapat menyebabkan zat
aktif yang tersari tidak murni, dan infusa tidak dapat disimpan terlalu lama
2. Soxhletasi
dengan cara meletakkan bahan yang akan diekstraksi dalam sebuah kantong
ekstraksi (kertas sari) dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja
kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik dan
kedalam labu atas bulat setelah melewati pipa sifon. Keuntungan dari
metode ini adalah menggunakan pelarut yang lebih sedikit. Kekurangan dari
metode ini adalah tidak dapat digunakan pada bahan yang memiliki yang
2018).
3. Refluks
Refluks dilakukan pada titik didih pelarut selama waktu tertentu dengan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Proses
ekstraksi biasanya dilakukan 3-5 kali pada residu pertama. Keuntungan dari
refluks ini ialah hemat dalam penggunaan pelarut. Kekurangan dari metode
ini ialah memerlukan waktu yang lama dan proses ekstraksi berlangsung
dengan suhu yang tinggi sehingga senyawa senyawa yang tdk tahan panas
b. Ekstraksi Dingin
1. Maserasi
zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari,tidak mengandung zat yang
tiraks dan lilin. Keuntungan dari metode ini adalah cara pengerjaan dan
2. Perkolasi
pelarut yang dibutuhkan, selain itu waktu yang dibutuhkan juga lebih lama. Jika
ukuran serbuk sampel dalam percolator tidak homogen maka akan mempersulit
C. Mulut
berkumpulnya bakteri, hal ini dikarenakan di dalam rongga mulut terdapat sisa-sisa
makanan yang nantinya akan diuraikan oleh bakteri sehingga menghasilkan kondisi
asam yang merupakan tempat tinggal bakteri, selain itu rongga mulut dapat
menyebabkan bakteremia. Beberapa jenis bakteri dan jamur yang biasa terdapat di
Rongga mulut manusia merupakan salah satu organ tubuh yang banyak
mengandung bakteri. Lebih dari 500 jenis mikroorganisme dapat ditemukan dalam
mulut yang tidak terkontrol selain dapat menyebabkan bau mulut, juga mampu
menimbulkan banyak penyakit seperti karies gigi dan penyakit periodontal yang
akan memicu timbulnya penyakit sistemik berbahaya dan dapat menimbulkan
Mulut juga disebut rongga mulut. Dalam anatomi manusia lubang tempat
makanan dan udara yang kemudian masuk ke dalam tubuh. Makanan akan dicerna
pertama kali baik secara mekanik oleh gigi maupun secara kimiawi oleh enzim
Infeksi bakteri pada rongga mulut yang sering terjadi disebabkan oleh
Beberapa penyakit dalam rongga mulut yang dapat disebabkan oleh Streptococcus
mucositis, dan denture stomatitis (Warbung et al., 2015). Abses dapat terjadi pada
semua struktur atau jaringan rongga mulut. Abses rongga mulut yang paling sering
terjadi adalah abses periodontal dan abses periapikal. Pemberian obat antibiotik dan
D. Antibakteri
pertumbuhan dan reproduksi suatu bakteri. Sampai saat ini, bakteri masih
merupakan salah satu obat yang paling sering digunakan. Obat untuk membasmi
bakteri penyebab infeksi pada manusia harus memiliki sifat toksisitas selektif
setinggi mungkin, artinya obat tersebut haruslah sangat toksik untuk bakteri
(Gunawan, 2018).
Mekanisme kerja antibakteri secara umum dengan cara merusak dinding sel,
dimana merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel bakteri gram
positif maupun gram negatif dan mengubah permeabilitas membran atau merusak
a. Antiseptik merupakan suatu zat kimia yang bekerja, dan dapat membunuh,
anubis.
e. Antibiotik, adalah obat yang berasal dari seluruh atau bagian tertentu
2018) :
meliputi banyak cocci gram positif dan gram negatif serta kebanyakan
sintesis proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau sering dapat
Golongan ini hanya dapat digunakan pada infeksi saluran kemih (ISK) tanpa
tertentu dalam sel serta mengatur aktivitas difusi bahan-bahan penting dan
DNA dan RNA yang mempunyai peran yang sangat penting sebagai bahan
mikroba.
sehingga dapat menghalangi sintesis asam folat yang merupakan asam amino
gram lalu dilarutkan dengan air suling hingga 100 ml pada labu erlenmeyer
dan dipanaskan hingga larut kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu
121̊ C, tekan 1 atm selama 15 menit. Untuk inokulasi bakteri sebanyak 5 ml,
Kultur murni bakteri Streptococcus mutans diambil satu ose dan inokulasi
secara aseptis dengan cara digoreskan pada agar miring dari medium
Nutrient agar, lalu diinkubasi secara anaerob pada suhu 37̊ C selama 24 jam
(Hartina, 2017).
E. Streptococcus mutans
(Rollando,2019).
gram positif bergaya bulat yang khas mewujudkan pasangan atau rantai
glikoprotein yang lengket berawet digigi buat mulai penjadian plak digigi.
Didurasi yang bersamaan berjuta-juta mikroba yang dikenal selaku
kondisi anaerob adalah asam laktat. Asam laktat ini menciptakan kadar
mutans ini yang memiliki satu enzim yang disebut glucosyl transferase di
atas ikatan glukosa alfa (1-6) alfa (1-3) (Carmano, et.al. 2011).
Penjadian alfa (1-3) ini sangat lengket sengat tidak beraroma dalam
Kingdom : Monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
F. Obat Kumur
mempunyai efek terapi dan mencegah karies (Sri Hernawati, 2019). Penggunaan
obat kumur merupakan salah satu upaya tambahan untuk memberikan efektivitas
pembersihan rongga mulut yang maksimal karena upaya pencegahan bau mulut,
karies hanya dengan cara mekanis seperti penggunaan sikat gigi dan Dental Floss
tidak menjamin mampu menghilangkan semua plak penyebab karies, bau mulut,
terutama di daerah yang sulit dijangkau. Penggunaan obat kumur, selain mampu
lebih banyak menjangkau permukaan gigi, juga dapat membunuh bakteri pada
(Handayani, 2018).
3) Obat kumur sangat efektif karena kemampuannya menjangkau tempat yang
sulit dibersihkan dengan sikat gigi dan dapat merusak pembentukan plak
(Handayani, 2018).
reproduksi bakteri dan mengakibatkan kematian sel. Menurut Sri Hernawati (2019)
efektifitas obat kumur dipengaruhi oleh konsentrasi bahan aktif dalam larutan, suhu
larutan, pH rongga mulut, waktu kontak antara bahan aktif dan bakteri, kemampuan
organisme untuk bertahan serta adanya bahan organik lain yang dapat menghambat
kontak obat kumur sering dipengaruhi oleh formulasi obat kumur, konsentrasi
bahan aktif, dosis, substantivity, pelaksanaan serta interaksi dengan zat kimia lain
Sediaan yang telah dibuat harus memiliki stabilitas fisik yang baik selama
waktu penyimpanan. Stabilitas fisik sediaan obat kumur dapat diketahui dengan
melakukan evaluasi uji mutu fisik terhadap sedian obat kumur yang telah dibuat.
1. Uji Organoleptik
warna, bau, dan rasa pada sediaan obat kumur (Fitri et al., 2018).
2. Uji pH
kumur yang baik ialah mendekati ph mulut yang netral, yakni antara ph 6-7
Uji cycling test dilakukan dengan cara sediaan mouthwash disimpan pada
suhu 40C selama 24 jam dan pada suhu 400C selama 24 jam, penyimpanan dua
suhu tersebut dianggap 1 siklus. Percobaan ini diulang selama 6 siklus atau
dilakukan selama 12 hari dan dibandingkan kondisi fisik sediaan sebelum dan
G. Kerangka Konsep
Variable bebas
Variable perantara
Variable terikat
H. Kerangka Teori
Antibakteri
Streptococcus
I. Hipotesa
mutans.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun alat yang digunakan ialah Autoklaf (ALP), batang pengaduk, benjana,
cawan petri, cawan porselin, corong plastik, erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur,
gegep, Inkubator, Jangka Sorong, kawat ose, kawat kasa, kaki tiga, kertas saring,
lampu spiritus, mangkok kaca, mikro pipet, mortir, pipet tetes, pipet ukur, pinset,
pH meter, rak tabung, sudip, tabung reaksi, timbangan analitik, toples kaca.
Adapun bahan yang digunakan ialah air suling, aluminum foil, Daun Pegagan
(Centella asiatica) kontrol positif povidone iodine 1%, etanol 96%, gliserin,
Atreptococcus mutan, handscoon, kapas, kertas whatman, peppermint oil, medium
1. Penyiapan Sampel
Diambil Daun Pegagan (Centella asiatica. L) pada pagi hari pada jam
yang ada pada tanaman terdapat di daun, kemudian dikumpulkan lalu di cuci
bersih dengan air mengalir kemudian dikeringkan dengan cara diangin anginkan
ditutup dan disimpan selama 3 x 24 jam ditempat yang tidak terkena sinar
etanol 96% yang baru dengan jumlah yang sama. Ini dilakukan selama 3 x 24
ekstrak kental.
3. Rancangan Formulasi Sediaan obat kumur
Konsentrasi
Bahan Kegunaan
F0 F1 F2 F3
⁎
Kontrol (+) = obat kumur Komersial
Formula kedua, ditimbang 10 gram ekstrak etanol daun pegagan dan bahan
oil secukupnya untuk memberi aroma dan warna yang menarik sebelum
Formula ketiga, ditimbang 15 gram ekstrak etanol daun pegagan dan bahan
oil secukupnya untuk memberi aroma dan warna yang menarik sebelum
Sedangkan pada kontrol negatif natrium benzoat digerus dengan air suling
peppermint oil. Tanpa ada penambahan zat aktif, kemudian dicukupkan dengan
air suling.
5. Uji Evaluasi Sediaan obat kumur
a. Uji Organoleptik
warna, bau, dan rasa pada sediaan obat kumur (Fitri et al., 2017).
b. Uji pH
obat kumur yang baik ialah mendekati ph mulut yang netral, yakni antara
c. Uji Viskositas
pada suhu 40C selama 24 jam dan pada suhu 400C selama 24 jam,
Nutrient agar 2,8 gram lalu dilarutkan dengan air suling hingga 100 ml pada
labu erlenmeyer dan dipanaskan hingga larut kemudian disterilkan dalam
autoklaf pada suhu 121̊ C, tekanan selama 15 menit. Untuk inokulasi bakteri
(Hartina, 2017).
inokulasi secara aseptis dengan cara digoreskan pada agar miring dari
medium Nutrient agar, lalu diinkubasi secara anaerob pada suhu 37̊ C
asiatica).
spuit dan dibiarkan sampai memadat. Diambil 1 ose bakteri yang telah
cawan petri secara zig zag dan merata. Digunakan paper disk yang telah
asiatica) konsentrasi 2%, 4%, 8% dengan kontrol negatif (obat kumur tanpa
ekstrak) dan kontrol positif (obat kumur komersial). Kemudian
diinkubasikan pada suhu 37̊ C selama 24 jam lalu diukur diameter zona
C. Analisis Data
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif berupa data hasil evaluasi sediaan obat kumur pada uji organoleptik. Uji
suatu metode analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi,
yaitu :
a. Bila p value < α (0,5) maka hasil bermakna/signifikan, artinya ada hubungan
b. Bila p value < α (0,5) Ho diterima, hal ini berarti bahwa data sampel tidak
mendukung adanya perbedaan yang bermakna. Bila p value > α, maka perlu
Anjastika, L. S., Haryati, E., & Kholifah, N. (2022). Uji Aktivitas Antibakteri
Serbuk Instan Perasan Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia, Swingle)
Terhadap Bakteri Streptococcus mutans. Praeparandi, 5(2), 86–99.
Azizah R, Antarti AN. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dan Getah Pelepah
Serta Bonggol Pisang Kepok Kuning (Musa paradisiaca Linn.) Terhadap
Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumoniae Dengan
Metode Difusi Agar. JPSCR J Pharm Sci Clin Res.;4(1):29.
doi:10.20961/jpscr.v4i1.26544.
Andayani, N. P., & Artawa, I. M. B. 2018. Pengaruh Penyakit Gigi dan Mulut
Terhadap Halitosis. Journal Kesehatan Gigi, Vol 4 No. 1.
Arya, V. 2018. Perbedaan Daya Hambat Formula Obat Kumur Daun Sirih Dengan
Formula Obat Kumur Lidah Buaya Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus. Universitas Andalas.
Leba Maria Aloisia Uron, 2018. ”Ekstreaksi dan Real Kromatografi”. Penerbit
Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama ) ; Yogyakarta.
Mulyanti, R., Putra, M. R., Tanjung, D. S., & Salsabila, S. (2021). Pengaruh
Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kumis Kucing Terhadap Bakteri
Streptococcus Mutans. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 189–
195. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i1.578
Rollando. 2019. Senyawa Antibakteri Dari Fungi Endofit. Malang : CV. Seribu
Bintang.
Susetyani, E., Latifa, R., Poncojari, W., & Nurrohman, E. (2020). Atlas Morfologi
Dan Anatomi Pegagan (Centella asiatica(L) Urban) Disertai Dengan
Pengamatan SEM. 1–12.
Sri Handayani. 2021. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Penerbit Sains Buku
Indonesia.
Tanjung, D. S., Wijaya, S., & Silaen, M. (2022). Efektifitas antibakteri ekstrak daun
serai ( Cymbopogon citratus ) konsentrasi 20 %, 30 %, 40 %, dan 50 %
terhadap Streptococcus mutans Labolatorium Peneliitan serta Pengembangan
Tanaman Obat ASPETRI Pengda Sumatra Utara . Pengujian. 5(1), 17–22.
https://doi.org/10.34012/primajods.v5i1.2536
Warbung YY, Wowor VNS, Posangi J. 2018. Daya Hambat Ekstrak Spons Laut
Callyspongia sp terhadap Pertubuhan Bakteri Staphylococcus aureus
Pendahuluan Mulut kaya akan mikroorganisme , di antaranya yaitu
Staphylococcus epidermidis , Staphylococcus aureus , dan beberapa
mikrokokus berpigmen yang te. J e-GIGI.;1:1-12.
SKEMA KERJA
Maserasi
Etanol 96%
Simplisia kering
Ekstrak cair
-panen -pencucian Rotavapor
-sortasi basah -pengeringan
Ekstrak kental
-sortasi kering
Pembahasan
Kesimpulan