II.1.4 Sinonim
Hydrocotyle asiatica L. Pes, berasal dari daerah tropis di Asia. (1)
Pegagan juga dikenal dengan nama gotu cola, pennywort India,
Centella asiatica, Hydrocotyl asiatica, Centella cariacea, Hydrocotyl lunata,
cochia trisanthus, chinensis, barmi, bokkudu, brahma, herba kaki kuda, pepagan
herba, mandooka. (2)
II.2Kandungan Kimia
Berdasarkan penelitian kandungan senyawa pegagan terdiri atas
alkaloid, saponin, tannin, flavonoid, triterpenoid, dan glikosida. Selain itu
senyawa yang paling banyak terdapat pada pegagan yaitu asiatikosida. Senyawa
tannin dan flavonoid pada pegagan berfungsi sebagai antioksidan yang dipercaya
mampu mentralisir radikal bebas dalam tubuh. (4)
Triterpenoid merupakan senyawa paling penting dalam tanaman
pegagan. Triterpenoid berfungsi meningkatkan fungsi mental dan memberi efek
menenangkan. Senyawa ini juga dapat merevitalisasi pembuluh darah sehingga
memperlancar peredaran darah menuju otak. Asiatikosida merupakan bagian dari
triterpenoid yang berfungsi menguatkan sel-sel kulit dan meningkatkan
perbaikannya, menstimulasi sel darah dan sistem imun, dan sebagai antibiotik
alami. Pegagan juga meengandung kalsium, magnesium, fosfor, seng, tembaga,
betakaroten, serta vitamin B1, B2,B3, dan C. Kandungan kimiawi lainnya ialah
tankunisida, isotankunisida, madekasosida, asam brahmik, asam madasiatik,
meso-inositol, sentelosa, karotenoid, garamgaram mineral seperti kalium,
natrium, magnesium, kalsium, dan besi, vellarine dan zat samak yang bermanfaat
untuk menjaga kesehatan tubuh.(5)
II.4Bioaktivitas
II.4.1 Bioaktivitas Ekstrak
Ekstrak daun pegagan mengandung saponin yang dapat meningkatkan
permeabilitas membran sel bakeri sehingga dapat mengubah struktur dan fungsi
membrane, menyebabkan denaturasi protein membrane sehingga membrane sel
akan rusak dan lisis. Saponin mampu berinteraksi dengan kolesterol pada
membrane sel dan menyebabkan membrane sel mengalami modifikasi lipid yang
akan mengganggu kemamuan bakteri untuuk berinteraksi dengan membrane yang
sudah mengalmi modifikasi tersebut. (10)
Terganggunya interaksi antara bakteri dengan membrane selnya akan
menyebabkan kemampuan bakteri untuk merusak atau berinteraksi dengan
inangnya akan terganggu. Ketika membrane sel terganggu, zat antibakteri akan
dapat dengan mudah masuk ke dalam sel dan akan mngganggu metabolism
hingga akhirnya terjadilah kematian bakteri. (10)
Selain itu, ekstrak daun pegagan juga mengandung terpenoid dan
steroid. Mekanisme terpenoid sebagai antibakteri adalah bereaksi dengan porin
(protein transmembrane) paada membrane luar dinding sel bakteri, membentuk
ikatan polimer yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya
porin yang merupakan pintu keluar masuknya senyawa akan mengurangi
permeabilitas dinding sel bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri akan
kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati. (10)
II.4.2 Bioaktivitas Metabolit Sekunder
Pegagan (Centella asiatica L.) mengandung sejumlah besar senyawa
golongan saponin triterpenoid pentasiklik. Pegagan diketahui mempunyai
aktivitas farmakologi yang luas yaitu untuk penyembuhan luka terbuka, untuk
pengobatan berbagai kondisi kulit seperti kusta, lupus, varises, bisul, eksim,
psoriasis, diare, demam, ame nore, suatu penyakit pada saluran genitourinari
perempuan dan juga untuk menghilangkan kecemasan dan meningkatkan daya
ingat , antibakteri, antioksidan, antifungi, hemoroid serta antiinflamasi. (11)
Aktivitas farmakologi asam asiatat diantaranya yaitu sebagai
antiinflamasi dengan aktivitas antiinflamasi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan asiatikosida, berperan dalam penyembuhan luka terbuka, dan
hepatoprotektor. Dalam penelitian sebelumnya telah dilaporkan bahwa asam
asiatat mempunyai sifat farmakokinetik lebih baik dari pada asiatikosida, karena
sifat hidrofobisitas asam asiatat yang lebih besar, serta sifat absorbsi asam asiatat
di dalam usus yang lebih baik dari pada asiatikosida. (3)
II.5Metabolit Sekunder
Banyaknya khasiat dari tumbuhan pegagan sangat dipengaruhi oleh
senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan tersebut. Pada penelitian
sebelumnya telah melaporkan bahwa tumbuhan pegagan mengandung beberapa
senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, flavonoid, fenolik steroid,
tanin, dan triterpenoid. Sedangkan untuk senyawa kimia yang terdapat dalam
tumbuhan pegagan adalah quercetin dan kaemferol yang termasuk dalam
golongan flavonoid. Selain itu asiatikosida, asam asiatik, asam brahmat,
medasiatic acid, medakasosida yang termasuk dalam golongan triterpenoid,
sementara untuk sitosterol dan stigmasterol termasuk dalam golongan steroid
serta vallerin brahmosida golongan saponin.(8)
Penelitian sebelumnya telah melaporkan beberapa bioaktivitas dari
tumbuhan pegagan antara lain sebagai antitumor, antijamur dan sitotoksik.
Sedangkan untuk aktivitas antibakteri juga telah dilaporkan dari ekstrak etanol,
kloroform, petroleumeter, metanol, aseton, etil asetat, heksana, dan air. Terapat
ekstrak etanol, kloroform, petroleum eter, heksana dan air dari daun pegagan
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Proteus vulgaris, Staphylococcus
aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli . Ekstrak metanol dan heksana daun
pegagan dapat menghambat pertumbuhan bakteri mycobacterium tuberculosis.
Dhanalakshmi et al. (2018) telah melaporkan ekstrak etil asetat, etanol, aseton,
kloroform, petroleum eter dari daun tumbuhan pegagan memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Staphylococus heamolyticus, Staphylococus lentus,
Staphylococus aureus, Bacilus cereus, Escheria coli, Klebsiella pneumonia dan
Brevibacterium paucivorans. (8)
III. Metode Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
- Wadah untuk maserasi
- Kolom kromatografi
- Botol 100 mL
- Vial
- Pipet tetes
- Seperangkat alat rotary evaporator
- Chamber
- Penotol
III.1.2 Bahan
- Daun pegagan kering 100 gram
- Methanol
- Etil asetat
- Plat KLT
- Kapas
- Norit
- Penampak noda untuk triterpenoid
III.2 Cara Kerja
Grinder
No Hasil Gambar
1. Organoleptis :
- Warna : Putih dan kuning
- Bau : Seperti tembakau
- Bentuk: cairan