TINJAUAN PUSTAKA
H. Sifat Selasih
Selasih merupakan tanaman semak semusim dengan tinggi antara 80-100 cm.
Batang berkayu segi empat, daun tunggal bulat lancip tetapi bergerigi, panjang daun
4-5 cm dan lebar 6-30 mm. Bunga selasih berwarna putih atau ungu. Tanaman mudah
tumbuh di ladang atau di tempat terbuka.
Para ahli taksonomi masih kesulitan untuk mengolongkan Ocimum, apakah
termasuk jenis, sub jenis atau tipe. Oleh karena itu untuk identifikasi lebih mudah
berdasarkan pada komposisi kandungan kimianya. Ocimum digolongkan menjadi11
jenis yang terkenal di dunia, empat diantaranya ada di Indonesia yaitu: Ocimum
sanctum, Ocimum bascillicum, Ocimum minimum, Ocimum methaefolium (Budi et
al.,2004),Lihat table 2.
Tabel 2. Kandungan Senyawa Kimia Ocimum
No
1
Jenis
Ocimum sanctum L.
Kandunagn Kimia
Eugenol (76%), metil kavikol (3%), linalol,
sineol
Ocimum bascillicum L.
Ocimum minimum L.
Ocimum methaefolium L.
nyamuk
yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, K. dan Firmansyah. (2005). Kemangi versus selasih dari pecel lele,
obat herba sampai parfum. http://www.pikiranrakyat.com/ Diakses
6
Maret 2013.
Agusta,
A. (2000). Minyak
Bandung: ITB
Atsiri
Tumbuhan
Tropika
Indonesia.
Axtell RC. (1986). Fly Control in Confined Livestock and Poultry Production.
USA: CIBA.
Bajan J. (2013) . House Fly Eggs (Musca domestica) [media online].
http://www.justbajan.com/health/art icles/flyeggs/. [ 21 Maret 2013].
Bulan, R. Reaksi Asetilasi Eugenol dan Oksidasi Metil Iso Eugenol. Sumatera
Utara: Fak. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Borror, D.J, Triplehorn, C.A., & Johnson, N.F. (1992) . Pengenalan
Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pp
670-674.
Brown,W.H. 1976. Introduction to Organic and Biochemistry. Ed ke-2.
Massachusetts: Willard Grant Press.
Dewi, E.K. (2006). Jumlah lalat rumah (Musca Domestica) yang Berhasil
Menjadi Dewasa pada Feses Ayam yang Diberi Pakan Serbuk
Kunyit (Curcuma domestica val.).[Skripsi]. Bogor: IPB
Dewi, I.R. (2007). Preospek Insektisida yang Berasal dari Tumbuhan untuk
Menanggulangi Organisme Pengganggu Tanaman. Bandung:
Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran.
Depkes RI, (1991). Petunjuk Teknis Sanitasi Pemberantasan Lalat. Jakarta:
Direktorat Jendral PPM dan PL.
3
Trend di dunia saat ini adalah dengan slogan Back to Nature, yaitu semangat hidup
sehat dengan kembali ke alam atau menggunakan bahan-bahan alami, termasuk dalam
usaha menanggulangi penyakit demam berdarah. Indonesia merupakan negara yang
sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Beberapa jenis tanaman yang ada di
Indonesia berpotensi sebagai anti/pengusir nyamuk, seperti serai wangi, geranium,
kayu putih, kayu manis, rosemary, selasih, bawang putih dan lainnya (MEDLINE dan
DRUG REFERENCE, 2002). Satu di antara ribuan jenis tanaman yang berpotensi
sebagai pengusir nyamuk adalah selasih (Ocimum spp.) (GBOLADE et al., 2000).
Tidak semua jenis selasih dapat dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk, namun
hanya selasih yang mengandung bahan aktif eugenol, tymol, cyneol atau
estragole yang dapat dimanfaatkan karena bahan - bahan ini bersifat repellent
(pengusir) serangga (GBOLADE dan SOREMEKUN, 1998), sedangkan jenis selasih
lainnya seperti O. minimum, O. tenuiflorum dan O. sanctum pada umumnya
mengandung metil eugenol yang bersifat menarik (attractant), khususnya terhadap lalat
buah (KARDINAN, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
and O.L. SOYELU. 2.000.
Mosquito repellent activities of essential oils from two Nigerian Ocimum species. J. Trop. Med. Plants: Vol.
1 : 146-148.
GBOLADE, A.A.,
KARDINAN, A.
2003. Selasih : Tanaman Keramat MultiManfaat. PT. Penebar Swadaya, Jakarta. 80pp.
and DRUG REFERENCE, 2003. Health risk and benefits of insect repellents. Cliggot
publishing, Division of Communications. Insect Med 19(6):256264. http://www.Medscape.com/viewarticle/438257_2.
MEDLINE
Tanaman selasih ungu (Ocimum sanctum), terutama daunnya, mengandung minyak atsiri, saponin,
flavonoid, dan tanin. Dari suatu hasil analisis di laboratorium menunjukkan bahwa daun selasih
ungu yang berumur sekitar 2 bulan mengandung sekitar 80% dengan rendeman minyak sebesar
0,15%, yang berumur 3 bulan mengandung rendeman minyak sebesar 0,3%, dan yang berumur 4
bulan mengandung rendeman minyak sebesar 0,85%. Minyak dari daun mengandung sekitar 64,5%
metil eugenol, 5,2% eugenol, 4% sineol, 2,3% linalol, dan 1% terpenol, dan dari bunga
mengandung metil eugenol sebesar 74,5% (Kardinan, 2007).
Kardinan. 2007. Tanaman Aromatik Pengendali Hama Lalat Buah. PT Penebar swadaya, Jakarta.
Kardinan. 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
sekitar 1%, terdiri atas linalool, metilkavikol, osimen, 1,8 sineol, eukaliptol,
geraniol, limonen, eugenol, eugenol metil eter, anetol, metil sinamat, 3-heksan-1-ol,
3- oktanon, dan furfural (Dalimartha, 2000).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ekstrak etanol daun selasih
memiliki aktivitas terhadap S.aureus dengan Minimum Inhibitory Concentration
(MIC) pada konsentrasi 60 g/0,1 mL (Durga dkk., 2008). Ekstrak etanol daun
selasih pada konsentrasi 2 mg/disk memiliki aktivitas antimikroba terhadap
S.aureus dengan
antibakteri ekstrak etanol daun selasih (Ocimum basilicum L.) terhadap S.aureus
sensitif dan multiresisten antibiotik dengan metode difusi. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam menambah wawasan kepada
masyarakat tentang obat tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Adiguzel, A., Gulluce, M., Sengul, M., Ogutcu, H., & Sahin, F., 2005,
Antimicrobial Effects of Ocimum basilicum (Labiatae) Extract, Turk J
Biol, 29, 155-160.
Dalimartha S., 2000, Atlas Tumbuhan Indonesia, Jilid ke-2. Jakarta, Trubus
Agriwidya
Durga, K. R., Karhikumar, S., & Jegatheesan, K., 2008, Isolation of Potential
antibacterial and antioxidant compounds from Acalypha indica and
Ocimum basilicum, Research Journal of Medicinal plants, 3 (10), 703706.
Dwiprahasto, I., 2005, Kebijakan untuk Meminimalkan Resiko Terjadinya
Resistensi Bakteri di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit, JMPK, 8(04),
177-180.
Ganiswara, S. G., 2005, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 571-571, Jakarta,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Gupta, C. P., Batra, R., Chauhan, A., Goyal, P., & Kaushik, P., 2009,
Antibacterial activity and TLC Bioautography of Ocimum basilicum L.
Against pathogenic bacteria, Research Article, 3 (3), 407-409.
Hadipontyanthi dan Wahyuni, S., 2008, Keragaman Selasih (Ocimum spp.)
Berdasarkan Karakter morfologi, Produksi dan Mutu Herba, Jurnal Littri,
14 (4), 141-148.
Jawetz, E., Melnick, J. L., & Adelberg, E. A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran,
315-326, 352-360, Jakarta, Penerbit Salemba Medika.
Pratiwi, S, T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, 164, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Radji, M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi &
Kedokteran, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC
Siswandono dan Soekardjo, B., 2004, Kimia Medisinal, Surabaya, Erlangga.
Tomar, U. S., Daniel, V., Shrivastava K., Panwar M. S., & Pant. P., 2009,
Comparative Evaluation And Antimicrobial Activity Of Ocimum
Basilicum Linn. (Labiatae), JGPT, 2 (5), 49-53.