Anda di halaman 1dari 12

Budidaya Tanaman Rempah

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN VANILI

KELOMPOK VII

Nama : Saiful Haruna (G111 16 556)


Tenri Marwah (G111 16 009)
Sulasmi (G111 16 037)
Zhalzha Natasya As Zhahra (G111 16 048)
Mariam Umar (G111 16 549)
Dika Narti (G111 15 044)
Kelas : Budidaya Tanaman Rempah A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman Vanilla planifolia adalah tanaman yang menghasilkan bubuk vanili
yang biasanya dijadikan pengharum makanan. Vanili banyak digunakan pada
industri makanan sebagai penyedap rasa. Harga komoditas pertanian ini cukup
mahal, sehingga vanili disebut juga emas hijau. Dapat dimaklumi jika harganya
mahal karena masih jarang yang membudidayakannya dan proses pascapanennya
pun lebih rumit dibandingkan dengan komoditas yang lain. Vanili diperjualbelikan
dalam bentuk bubuk vanili/vanila, yang dihasilkan dari buahnya yang berbentuk
polong.

Salah satu penyakit utama yang menjadi kendala dalam budidaya vanili
adalah penyakit busuk batang, yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum
f.sp. vanillae. Penyakit ini menyebabkan kerugian yang sangat besar akibat matinya
tanaman (50% - 100%), memperpendek umur produksi dari 10 kali panen menjadi
dua kali, bahkan tidak dapat berproduksi, serta mutu buah sangat rendah. Hingga
saat ini pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dalam budidaya
tanaman pangan dan hortikultura masih mengandalkan penggunaan pestisida
sintetik (herbisida, fungisida, insektisida), tetapi pada beberapa dekade terakhir
pengendalian OPT mulai beralih pada penggunaan teknik pengendalian hayati
sebagai alternatif pengendalian secara kimiawi.

Salah satu teknik pengendalian hayati yang akhir-akhir ini berkembang pesat
ialah penggunaan mikroorganisme yang berasosiasi secara alami dengan perakaran
tanaman dan memiliki kemampuan untuk memperbaiki pertumbuhan dan
mengendalikan penyakit tanaman. Penggunaan rhizobakteri sebagai agensia hayati
yang memacu pertumbuhan tanaman, memperbaiki kesehatan tanaman, dan
meningkatkan hasil tanaman, diprediksi akan menjadi kajian menarik yang terus
berkembang di bidang pertanian pada masa mendatang (Sutarti dan Wahab, 2010).
Sejauh ini masalah penyakit busuk batang vanili belum bisa diatasi secara
efektif dan belum ada kultivar unggul vanili yang tahan terhadap Fusarium
oxysporum f.sp. vanillae penyebab penyakit busuk batang. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya penekanan jamur F. oxysporum f.sp. vanillae melalui teknik isolasi
dan skrining Rhizobakteri. Evaluasi daya hambat rhizobakteri terhadap
pertumbuhan koloni patogen secara in vitro merupakan langkah awal untuk
mengetahui keefektifannya sebagai agensia hayati (Nurcahyani et al., 2012).

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui Hama apa saja yang menyerang tanaman vanili dan cara
penanggulangannya?
2. Mengetahui penyakit yang menyerang tanaman vanili dan cara
penanggulanggannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Vanili


Tanaman vanili ini merupakan tanaman tahunan yang tergolong dalam jenis
suku Orchideceae yang memiliki berbagai macam spesies ( lebih dari 1500 spesies
). Genus Vanilla memiliki penyebaran yang sangat luas, hampir terdapat di seluruh
dunia, baik itu di wilayah tropis dan sub tropis, mulai dari wilayah tropis Amerika
hingga tropis Asia, New Guinea dan Afrika Barat. Panili adalah salah satu
komoditas ekspor yang bernilai ekonomi sangat tinggi. Karena itu, panili sangat
merangsang petani untuk mengusahakannya (Hadisutrisno, 2004).

2.2 Hama Tanaman Vanili


Adapun hama yang menyerang tanaman vanili adalah sebagai berkut :

1. Bekicot
Bekicot (Achatina fulica) adalah salah satu arthropoda yang sering menjadi
hama bagi usaha budidaya tanaman vanili. Bekicot memakan batang, daun, bahkan
buah tanaman vanili. Serangan dan jumlah hama ini meningkat ketika musim hujan.
Jika tidak dikendalikan dengan baik, hama ini akan dapat menggagalkan panen
bahkan dapat merusak kebun vanili. Pengendalian serangan bekicot dapat
dilakukan secara fisik-mekanis dengan mengumpulkan bekicot yang berada di
sekitar kebun untuk kemudian di musnahkan atau dijadikan pakan ternak. Namun
agar lebih praktis, pengendalian juga dapat dilakukan secara kimiawi dengan
memanfaatkan insektisida kontak dengan bahan aktif metiocarb, copersulfate, penta
chloro phenol, atau niclosamide dengan konsentrasi 2 sampai 3 ppm.
2. Belalang Kepinding
Belalang kepinding (Mertila sp.) adalah salah satu insekta yang menjadi hama
bagi tanaman vanili. Serangga ini menyerang beberapa bagian tanaman seperti
batang, daun, bunga, buah, bahkan akar dengan menghisap cairan tanaman pada
bagian tersebut dengan mulutnya. Bekas hisapan tersebut meninggalkan bekas
berupa bercak-bercak hitam. Pada musim hujan, bercak-bercak ini seringkali
terinfeksi oleh jamur patogen dari jenis fusarium. Jika dibiarkan terus menerus
bercak tersebut dapat membesar dan mengakibatkan kematian bagi tanaman.
Pengendalian hama ini paling efektif dilakukan dengan aplikasi insektisida.

3. Kutu Lamtoro
Kutu lamtoro (Ferrisa virgata) adalah hama yang menyerang tanaman vanili
secara tidak langsung. Kutu lamtoro hanya menyerang tanaman pelindung tanaman
vanili dari jenis lamtoro. Meski demikian, jika terus dibiarkan serangan kutu
lamtoro dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman penaung menjadi terhambat.
Dan jika pertumbuhan penaung terhambat, baik secara langsung maupun tidak,
produktivitas tanaman vanili yang dibudidayakan pun akan menjadi turun.

4. Belalang pedang (holoclora sp)


Belalang ini sering meletakkan telur-telurnya di dalam batang vanili. Luka
yang disebabkan oleh gigitan belalang ini merupakan sarana masuknya bibit
penyakit.
5. Hama Ulat Bulu
Ulat bulu biasanya merusak bagian pucuk, daun, batang dan bunga.
Pengendaliannya dapat menggunakan pestisida yang dianjurkan
6. Hama Penggerek Batang
Hama penggerek batang berupa dimana larva hama ini merusak/menggerek
batang tanaman panili yang menyebabkan tanaman panili lambat laun layu dan
mati. Pengendaliannya dapat menggunakan pestisida yang dianjurkan
2.3 Penyakit Tanaman Vanili

1. Busuk Batang Vanili


Kendala dalam usaha panili di Indonesia adalah serangan penyakit busuk
batang yang disebabkan oleh Fusariumoxysporum f.sp vanilla. Penyakit ini dapat
menggagalkan pertanaman panili sampai 80% dan telah menyebar ke seluruh sentra
produksi dan daerahpengembangan panili lainnya. Patogen tersebut menginfeksi
seluruh bagian tanama sehingga menyulitkan usaha pengendaliannya.

Gejala penyakit busuk batang umumnya timbul pada tanaman panili berumur
3 tahun atau lebih.Bila keadaan tidak menguntungkan bagi perkembangan penyakit
pada batang terjadi becak-becak yang panjangnya beberapa cm berbatas tegas,
berwarna coklat dan mengendap. Tetapi kalau keadaan menguntungkan terjadi
becak yang berbatas kurang tegas berwarna hitam, dengan cepat meluas melingkar
pada ruas batang. Setelah itu bagian yang terserang keriput, warna coklat dan
akhirnya mongering. Penyakit dapat meluas dari satu ruas ke ruas sampingnya,
meskipun penjalaran tampak agak terhambat oleh buku-buku. Pada bagian yang
busuk dan kriput itu terdapat bintik-bintik putih kekuningan yang terdiri dari
kumpulan konidiofor dan konidium jamur.

Masalah yang selalu mengganggu dalam budidaya panili adalah penyakit.


Adanya penyakit menyebabkan pertanaman menjadi kurang produktif dan bahkan
dapat berakibat kematian tanaman. Pada tanaman panili telah dilaporkan ada 7 jenis
penyakit dengan berbagai penyebabnya dan tingkat serangannya (Tabel 3). Dari ke
tujuh jenis penyakit ternyata penyakit busuk pangkal batang (BBP) adalah jenis
yang dapat mematikan tanaman. Untuk memecahkan masalah BBP ini sebaiknya
arah dan strategi pengembangan panili perlu dipertajam. Teknologi yang telah
ditemukan mulai dari kesesuaian lahan dan iklim, bahan tanaman, teknologi
budidaya perlu diarahkan pada pencegahan dan pengendalian BBP.

Gambar 1. Penyakit busuk batang vanili


Dalam upaya pengendalian BBP ini, pertanaman panili sebaiknya
dikembangkan di daerah yang sesuai, bibit dapat diinduksi dengan FoNP. Selain itu
dapat dengan bahan yang mengandung agen hayati Bacillus dan Trichoderma yang
merupakan musuh alami penyakit BBP. Sedang fungisida nabati mengandung
eugenol yang di formulasi dari minyak cengkeh yang toksik terhadap beberapa
patogen termasuk penyakit BBP (Hadipoentyanti et al., 2004).
Pengendalian Penyakit Busuk Batang Panili dengan Teknologi Bio-
FOB pada prinsipnya yaitu membuat tanaman menjadi kebal/imun dengan
menggunakan cendawan antagonis dan penggunaan pupuk organik. Teknologi Bio-
FOB untuk Mengendalikan Penyakit Busuk Batang Panili Pengendalian Penyakit
Busuk Batang Panili dengan Teknologi Bio-FOB pada prinsipnya yaitu membuat
tanaman menjadi kebal/imun dengan menggunakan cendawan antagonis dan
penggunaan pupuk organik. Selain itu, Mitol 20 EC dapat digunakan untuk
mengendalikan penyakit BBP dan busuk pucuk Phytophthora, terutama yang
menyerang bagian atas tanaman. Serangan Phytophthora dapat bersamaan
dengan BBP, sehingga menyebabkan pucuk akan cepat membusuk. Pengendalian
penyakit ini dengan Mitol 20 EC dengan cara memotong pucuk yang busuk ± 1 cm
dari gejala penyakit kemudian dioles dengan larutan Mitol 20 EC. Bagian potongan
tersebut kemudian dimusnahkan. Dapat pula dengan penyemprotan secara rutin
pada tanaman terutama pada awal musim hujan dan setelah panen dengan dosis 3-
5 ml/l air (dapat dicampur dengan zat perekat) interval 1-2 bulan sekali.
2. Penyakit Busuk Pucuk Buah
Busuk buah biasanya ditemukan pada buah panili muda dengan menimbulkan
gejala: muncul bila menyerang pangkal buah muda sehingga banyak buah yang
berguguran dan bila menyerang tengah buah akan hitam, kering selanjutnya mati.
Pathogen penyakit ini adalah phytophthora parasitica yang menyerang buah,
puncuk, daun dan batang vanili yang masih muda.
Penyakit ini sering terjadi pada daerah pertanaman vanili yang curah
hujammya cukup tinggi dan serangganya sering dijumpai hanya pada pucuk dan
buah saja. Pucuk yang terserang akan menjadi busuk yang berwarna coklat
kekuningan, kemudian menjadi hitam. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu
dengan cara memangkas cabang pohon pamjat untuk mengurangi kelembaban dan
memusnahkan bagian tanaman yang sakit.
3. Penyakit Antraknosa
Penyakit ini disebabkan adanya jamur Calospora vanillae, Mass. Jamur ini
menyebabkan gejala bercak pada batag dan daun yang telah tua. Gejala bercak
dapat terjadi mulai dari tepi daun atau bagian tengah. Batang, daun, buah berwarna
coklat muda kekuningan tampak licin dan terlihat jelas bagian terserang dan tidak.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pembuangan cabang-cabang pohon
panjat dengan tujuan mengurangi kelembaban lingkungan di sekitar vanili,
sehingga mengurangi serangan pathogen penyakit vanili pada tanaman yang sehat,
selain itu pengaturan drainase juga perlu dilakukan.

4. Penyakit Busuk Pangkal Batang


Penyakit ini umumnya mengerang tanaman vanili pada musim hujan dan
pada kondisi kelembaban yang tinggi yang disebabkan oleh adanya jamur
Sclerotium sp. Dengan gejala: pangkal batang vanili menjadi busuk tampak
berwarna coklat dan kebasah-basahan, bagian tanaman yang diserang dan tanah
sekitar terdapat misellium jamur berwarna putih seperti bulu dan pada stadia lebih
lanjut miselia tersebut membentuk sclerotium yang berwarna coklat. Pengendalian
penyakit ini dilakukan secara preventif dengan cara menggunakan bibit/benih yang
sehat dan bebas dari penyakit busuk pangkal batang. Pemupukan dilakukan secara
teratur dan sesuai dosis yang dianjurkan, serta pemangkasan untuk mengurangi
kelemaban. Serta penggunaan musuh alami dan pestisida nabati seperti Tricoderma
spp. yang mampu menekan serangan pathogen Sclerotium.

5. Penyakit Busuk Akar


Gejala yang timbul antara lain akar hitam, tanaman menjadi kecoklat-
coklatan dan akhirnya mati; biasanya terjadi pada saat produksi tertinggi pertama
kali tercapai. Pengendaliannya yaitu dengan menjaga kesuburan tanah dengan
pemupukan, pemberian kapur secukupnya, dan mengatur kelembaban.
6. Penyakit Bercak Coklat Pada Buah
Barcak coklat pada buah vanili disebabkan oleh cendawan Phytophthora sp. dan
menyerang buah panili yang hampir masak. Adapun gejala yang timbul yakni:
bercak-bercak coklat tua dan akhirnya busuk. Pengendalian: segera petik buah
terserang kemudian membakarnya; dan penyemprotan dengan insektisida yang
dianjurkan
7. Penyakit Karat merah
Karat merahpada daun disebabkan oleh Ganggang parasit Cephaleuros
heningsii, Schm. Gejala yang timbul akibat serangan penyakit ini adalah bercak
pada daun yang lebarnya hingga 2 cm dan terus meluas hingga daun kering
selanjutnya mati. Pengendalian: Singkirkan bagian terserang dan atur kelembaban
kebun dengan pemangkasan pohon pelindung.
8. Penyakit Pasca Panen
Penyakit yang sering timbul pada pasca panen yaitu adanya jamur. Jamur atau
cendawan yang biasanya menyerang pada buah vanili setelah dipanen antara lain :
jamur Aspergillus, Penicillium, Rhizopus, sp dan Sclerotium, sp. Untuk
menghindari serangan jamur-jamur tersebut, sebaiknya disimpan pada ruangan
dengan temperature 15o C dan kelembaban nisbi 50%.
III.PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

I Nyoman Sutedja, Ida Ayu, 2016. Penanggulangan Penyakit Busuk Batang


Panili(Fusarium Batatatis Wr.) Melalui Pelaksanaan Intensif Teknologi
Budidayanya. Fakultas Pertanian. Universitas Udayana
Kartika, A dan Rosman R, 2017. Sirkuler. Informasi Teknologi Tanaman Rempah
dan Obat. Budidaya Vanili. Badan Penilitian dan Pengembangan
Pertanian. ISBN : 978-979-548-054-9.
Lita Nopiya Sari1), Oetami Dwi Hajoeningtijas2), Sukamto3) . 2014. Isolasi Dan
Skrining Rhizobakteri Untuk Pengendalian Patogen Fusarium Oxysporum
Pada Tanaman Panili (Vanilla Planifolia). Seminar Nasional Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Nurcahyani, E., I. Sumardi, B. Hadisutrisno Dan E. Suharyanto. 2012.
Penekanan Perkembangan Penyakit Busuk Batan Vanili (Fusarium
Oxysporum F.Sp. Vanillae) Melalui Seleksi Asam Fusarat Secara In Vitro.
Jurnal Hpt Tropika 12, 1: 12–22.
Suada, I. K. 2013. Keragaman Aktivitas Antifungi Biota Laut Terhadap Fusarium
Oxysporum F.Sp. Vanillae, Penyebab Busuk Batang Vanili. Universitas
Udayana. Bali

Anda mungkin juga menyukai