Anda di halaman 1dari 21

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


MANAJEMEN AGRIBISNIS TERNAK

ANALISIS AGRIBISNIS AYAM PETELUR CV. PUTRA JAWA FARM


DESA LIMPAKUWUS KECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS

Oleh :

KELOMPOK 2A

Diterima dan disetujui


Pada tanggal : 19 November 2019

Koordinator Asisten Asisten Pendamping

Zian Fahri Ahriza Atin Faiqotun Ni’mah


NIM. D1A016164 NIM. D1A017214

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya dan juga
shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan juga kepada kita selaku umatnya.
Laporan Praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kapita
Selekta I. Laporan Praktikum ini tidak mungkin terselesaikan tanpa bantuan pihak lain.
Dalam hal ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih untuk siapapun yang telah
menolong dan memandu penulis dalam menyelesaikan laporan ini, terutama penulis
mengucapkan terima kasih yang dalam-dalamnya kepada:
1. Orang tua
2. Dosen mata kuliah “Kapita Selekta I”
3. Asisten praktikum
4. Peternakan Putra Jawa Farm yang telah bersedia untuk di wawancara
5. Teman-teman mahasiswa D3 Agrobisnis
Semoga laporan praktikum ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Purwokerto, 17 November 2019

Penulis
iv

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................vi
I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat .......................................................................................................................... 2
1.4 Waktu dan Tempat ....................................................................................................... 2
II. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1 Hasil ................................................................................................................................. 3
2.1.1 Biaya investasi ................................................................................................... 3
2.1.2 Biaya Tetap ................................................................................................................. 3
2.1.3 Biaya Variabel ............................................................................................................. 4
2.1.4 Analisis Finansial ................................................................................................ 4
2.2 Pembahasan................................................................................................................... 6
2.2.1 Profil dan Sejarah .............................................................................................. 6
2.2.2 Fungsi Manajemen ............................................................................................ 8
2.2.3 Analisis Input ..................................................................................................... 8
2.2.4 Analisis Produksi ............................................................................................... 9
2.2.5 Analisis Pengolahan Hasil dan Pemasaran ........................................................ 9
2.2.6 Dukungan Pembiayaan Agribisnis ................................................................... 10
2.2.7 Analisis Kerja SDM ........................................................................................... 12
III. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 16
v
vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Biaya Investasi.......................................................................................................... 3


Tabel 2. Biaya Tetap .............................................................................................................. 3
Tabel 3. Biaya Variabel .......................................................................................................... 4
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara agraris yang kaya akan sumber daya alam. Sebagai
Negara argaris, Indonesia memiliki peluang besar untuk mempercepat laju pembangunan
dan pertumbuhan ekonominya melalui sektor pertanian. Sektor peternakan merupakan
bagian dari pertanian memiliki peranan yang penting. Pembangunan peternakan
merupakan bagian dari pembangunan pertanian yang mendukung penyediaan pangan
asal ternak, yang bergizi dan berdaya saing tinggi, serta menciptakan lapangan kerja di
bidang agribisnis peternakan.
Kemampuan sektor peternakan sebagai salah satu andalan perekonomian
Indonesia, dapat dilihat dari besarnya sumbangan pada Produk Domestik Bruto Indonesia.
Sektor ini menempati urutan ketiga di bidang pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan setelah tanaman bahan pangan dan tanaman perkebunan. Kontribusi sektor ini
semakin meningkat dari tahun ke tahun dan menunjukkan tingkat minat yang semakin
tingggi terhadap lapangan usaha peternakan. Lapangan usaha peternakan yang saat ini
diminati masyarakat adalah usaha peternakan unggas. Hal tersebut dikarenakan usaha
peternakan unggas dapat dilakukan mulai dari skala usaha rumah tangga sampai skala
besar.
Dalam pelaksanaan usaha ternak, setiap peternak selalu mengharapkan
keberhasilan dalam usahanya, salah satu parameter yang dapat dipergunakan untuk
mengukur keberhasilan suatu usaha adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dengan
cara pemanfaatan faktor-faktor produksi secara efisien. Kombinasi penggunaan faktor-
faktor produksi pada setiap usaha adalah syarat mutlak untuk memperoleh keuntungan.
Dalam mengelola usahanya merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya
tingkat keuntungan optimal dan efisiensi ekonomis. Dalam mengelola usaha unggas
peternakan ayam, tiap peternak harus memahami 3 (tiga) unsur penting dalam produksi,
yaitu : breeding (pembibitan), feeding (makanan ternak/pakan), dan management
(pengelolaan usaha peternakan).
2

Usaha peternakan ayam mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan karena
tingginya permintaan telur dan merupakan usaha yang sangat menguntungkan. Peran
ayam ras sebagai komodoti ternak penghasil telur sudah tidak disangsikan lagi
kehadirannya, karena telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat
terkenal yang dapat mengganti peran daging. Sebagai sumber protein hewani, baik dari
daging sapi, daging kerbau, daging ayam ataupun lainnya. Adanya telur ini cukup
membantu masyarakat yang menengah kebawah dalam asupan kebutuhan gizi mereka
sebagai menu makanan sehari – hari, dan perlu diketahui telur merupakan sumber
makannya yang memiliki kandungan gizi cukup padat yang baik dimanfaatkan sebagai
pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh yang telah rusak.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukan praktikum ini antara lain :


1. Untuk mengetahui sejarah peternakan
2. Analisis biaya peternakan tersebut

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah peternakan tersebut.


2. Mahasiswa dapat menghitung analisis biaya yang terjadi pada peternakan
tersebut.
3. Mahasiswa dapat mengetahui teknik budidaya ayam petelur dari penyediaan
bakalan (bibit), penyediaan dan pemberian pakan dan perawatan (management)

1.4 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, 04 Oktober 2019 pukul 09.00-selesai WIB,
bertempat di Peternakan Putra Jawa Farm yang terletak di Desa Limpakuwus, Kecamatan
Baturraden, Kabupaten Banyumas.
3

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil

2.1.1 Biaya investasi

Tabel 1. Biaya Investasi

N Macam Jumla Umur Harga Beli (Rp) Nilai Sekarang Penyusut


o Investasi h (th) (Rp) an
(periode)
1. Tanah 1,4 - 1 ubin = 600.000 1 ubin = -
Ha 1,4 Ha = 1.500.000 1,4
442.553.191 Ha =
1.106.382.000
2. Ternak 4.500 - 360. 525.000 - -
(pullet)
4 Kandang : 142.000.000/kand
104.614.2
a. layer 4 1 ang 7 kandang 0
86
b. DOC 3 = 994.000.000
5 Peralatan : 372.000
0
a. lampu 155 1,5 1.488.000 3.200.000
0
b. Pakan 70 1,5 34.500.000 0
108.186.2
Jumlah 1.833.066.191 1.106.382.000
86

1 periode = 1,5 tahun.

2.1.2 Biaya Tetap

Tabel 2. Biaya Tetap

No. Macam Biaya Tetap Jumlah Biaya


4

1 Penyusutan kandang Rp 104.614.286


2 Penyusutan peralatan lampu Rp 372.000
3 Penyusutan peralatan listrik Rp 3.200.000
4 Penyusutan pullet Rp 161.025.000
5 Tenaga kerja Rp 400.950.000
Jumlah Rp 670.161.286

2.1.3 Biaya Variabel

Tabel 3. Biaya Variabel

Jenis biaya Jumlah per hari Biaya per hari Biaya per periode
Pakan 270 kg / hari Rp 5500/kg (pakan Rp 801.900.000
buatan sendiri)
Rp 5350/kg (pakan
buatan pabrik)
OVK Rp 33.966.000
Listrik Rp 50.000/30 hari Rp 900.000
Transportasi Rp 56.000/hari Rp 30.240.000
Jumlah Rp 867.006.000

2.1.4 Analisis Finansial

1. BOP = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp 670.161.286 + Rp867.006.000

= Rp 1.537.167.286

2. Modal = ( B. Investasi + B. Tetap + B. Variabel) – Total Penyusutan


= (Rp 1.139.413.000 + Rp 670.161.286 + Rp 876.006.000) – Rp
269.211.286
= Rp 2.407.369.000
3. Penerimaan = Harga × Jumlah Produsi
5

Telur ayam = Rp 24.075 × 182 × 62 × Rp 17.000 = Rp 4.618.259.100

95
Afkir = 100 × Rp 28.500 = Rp 27.075

50
= Rp 27.075 × 100 = Rp 13.537,5

Rp 13.537,5 × 52.000 = Rp 703.950.000

Telur pecah = Rp 2500 × 10 × 18 × 30 = Rp 13.500.000

Feses = Rp 10500 × 18 × 30 = Rp 5.670.000

Total penerimaan = Rp 4.618.259.100 + Rp 703.950.000 + Rp 13.500.000

+ Rp 5.670.000

= Rp 5.341.379.100

4. Keuntungan = Penerimaan – BOP

= Rp 5.341.379.100 – Rp 1.537.167.286

= Rp 3.804.211.814

𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
5. Efisiensi Usaha (R/C) = 𝐵𝑂𝑃
Rp 5.341.379.100
= Rp 1.537.167.286

= 3,47
𝐵𝑂𝑃
6. BEP Harga = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘

Rp 1.537.167.286
= 271.662,3

= 5658,375439
𝐵𝑂𝑃
7. BEP Produk = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘

Rp 1.537.167.286
= Rp 17.000

= 90.421,60506

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
8. Payback period = 𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
6

Rp 2.407.369.000
= Rp 3.804.211.814

= 0,6

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
9. Rentabilitas = × 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

Rp 3.804.211.814
= × 100%
Rp 2.407.369.000

= 1,58 × 100%

= 1,58%

2.2 Pembahasan

2.2.1 Profil dan Sejarah

Perusahaan Putra Jawa Farm merupakan salah satu perusahaan perorangan yang
memperternakan ayam petelur sebagai komoditasnya. Perusahaan ayam petelur inii
berdiri pada tahun 2008 di Desa Limpakuwus, Kecamatan Baturraden, Kabupaten
Banyumas. Nama pemiliknya adalah Bapak Mario Suseno dan pendidikan terakhir beliau
adalah sarjana. Usaha beliau sekarang dikelola oleh seorang manajer yang bernama
Bapak Yusuf Winarto yang berumur 45 tahun degan pendididkan terakhir adalah sarjana
Putra Jawa Farm dibangun pada Maret 2008, didirikan oleh Bapak Mario Suseno,
beliau lulusan dari salah satu universitas di Amerika. Pak Mario Suseno tinggal disekitar
Pasar Wage dan beliau melihat peluang bisnis ayam petelur bagus untuk dikembangkan di
daerah Purwokerto. Sehingga, beliau membeli tanah seluas 1,4 hektar di daerah
Limpakuwus. Awalnya hanya dibangun 2 kandang ayam dan hingga saat ini sudah
berkembang menjadi 7 kandang yang terdiri dari 4 kandang produksi, 3 kandang
pembesaran. Saat ini usaha Pak Mario Suseno sudah semakin berkembang dan dikelola
oleh manajernya yang bernama Bapak Yusuf Winarto.
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara secara khusus
untuk diambil telurnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ayam ras petelur merupakan strain
unggul yang mempunyai daya produktifitas yang tinggi, baik jumlah maupun bobot
7

telurnya sehingga apabila diusahakan dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat


(Prihatman, 2000). Raysaf (2002), menyatakan bahwa pada umumnya ayam ras petelur
memiliki ciri-ciri; ukuran tubuh relatif kecil dan ramping, cepat dewasa kelamin, tingkah
laku lincah, mudah terkejut, sensitif terhadap stres dan efisiensi dalam mengolah zat-zat
makanan menjadi sebutir telur.
Telur merupakan bahan pangan yang sempurna, karena mengandung zat-zat gizi
yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup. Keunggulan telur sebagai produk
peternakan yang kaya gizi juga mempunyai suatu kendala karena termasuk bahan pangan
yang mudah rusak. Kerusakannya dapat berupa kerusakan fisik, kerusakan kimia, dan
kerusakan yang disebabkan oleh serangan mikroba melalui pori-pori kerabang telur.
Kualitas merupakan ciri-ciri dari suatu produk yang menentukan derajat kesempurnaan
yang akan mempengaruhi penerimaan konsumen (North dan Bell, 1990). Artinya semakin
tinggi nilai kualitas suatu produk maka respon penerimaan konsumen terhadap produk
tersebut semakin baik.
Kualitas telur dapat dilihat secara eksternal dan internal. Kualitas eksternal telur
difokuskan pada bobot telur, indeks telur, tebal kerabang. Sedangkan kualitas internal
telur difokuskan pada warna kuning telur dan Haugh Unit. Selain itu North dan Bell
(1990), menjelaskan bahwa komposisi fisik dan kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya bangsa ayam, umur, musim, penyakit dan lingkungan, pakan yang
diberikan serta sistem pemeliharaan.
Kandang merupakan salah satu bagian dari sistem pemeliharaan ternak unggas yang
sangat penting untuk diperhatikan karena fungsi utama dari kandang adalah memberikan
kenyamanan dan melindungi ternak dari panasnya sinar matahari pada siang hari, hujan,
angin, udara dingin dan untuk mencegah gangguan seperti predator. Selain itu, kandang
juga berfungsi untuk memudahkan tata laksana pemeliharaan dalam pemberian pakan
dan minum, pengawasan terhadap ayam yang sehat dan ayam yang sakit. Dimana sistem
perkandangan yang biasa digunakan oleh peternak adalah sistem kandang Close House
dan Open House. Menurut Suprapti (2002), kualitas telur ditentukan oleh beberapa hal,
antara lain oleh faktor keturunan, kualitas makanan, sistem pemeliharaan, iklim, dan
umur telur. Mengacu pada teori diatas maka kualitas telur yang dihasilkan pada sistem
pemeliharaan ayam petelur mengggunakan kandang Close House dan Open House akan
menghasilkan kualitas telur yang berbeda.
8

2.2.2 Fungsi Manajemen

Putra Jawa Farm merupakan usaha ternak yang membudidayakan komoditas ayam
petelur. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk
diambil telurnya. Jumlah total keseluruhan ayamnya yaitu kurang lebih 31.000 ekor yang
terdiri dari DOC, yang merupakan singkatan dari Day-old-chicken, sebanyak 4.000 ekor.
Ayam pullet yang merupakan ayam yang berumur 0-16 minggu, sebanyak 4.000 ekor.
Ayam layer sebanyak 20.000 ekor dan ayam siap panen sebanyak 3.000 ekor.
2.2.3 Analisis Input

Telur ayam yang biasa dikonsumsi berasal dari ras ayam petelur, yang mampu
memproduksi telur antara 250 - 280 butir per tahun (Zulfikar, 2013). Untuk memproduksi
telur dalam jumlah banyak dan berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya faktor pakan. Pakan juga mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan, dimana
75% dari total biaya produksi, dihabiskan hanya untuk memenuhi kebutuhan pakan
(Sunarso & Christiyanto, 2009).
Akibatnya, peluang peternak mengalami kerugian karena pengeluaran terhadap
biaya pakan yang besar menjadi sangat tinggi (Hakim, et al., 2016). Untuk itu diperlukan
suatu manajemen pakan berupa sistem yang didasarkan pada kualitas dan kuantitas
pakan, dengan cara mencari solusi optimal diantara kemungkinan kombinasi bahan pakan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian ayam petelur, sehingga mampu
memaksimalkan pendapatan peternak dengan biaya sekecil mungkin.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Marginingtyas, et al. (2015) menggunakan
algoritme genetika, bertujuan untuk mencapai biaya sekecil mungkin namun kebutuhan
nutrisi ayam petelur tetap terpenuhi. Pada penelitian tersebut dikatakan bahwa,
kromosom terbaik yang dihasilkan mampu memberi biaya terkecil, namun masih memiliki
nilai penalti, dalam arti komposisi pakan yang terpilih belum bisa memenuhi kebutuhan
nutrisi harian ayam petelur secara maksimal. Selain itu terdapat penelitian lain yang
dilakukan oleh Khaqqo, et al. (2015) untuk mencari solusi optimal dari komposisi pakan
sapi perah menggunakan algoritme Particle Swarm Optimization (PSO). Dimana PSO
terbukti efektif menghemat biaya pakan dan menambah produksi susu, dilihat dari hasil
9

perbandingan pakan sapi perah yang direkomendasikan oleh sistem dengan salah satu
data peternak.
2.2.4 Analisis Produksi

Produksi telur harian (hen day egg production) merupakan salah satu ukuran
produktivitas ayam petelur yang diperoleh dengan membagi jumlah telur dengan jumlah
ayam saat itu (Amrullah 2013). HDP pada suhu18o C dan 300C tidak berbeda secara
statistik. Bobot telur pada suhu 180C dan suhu 300C menunjukkan hasil yang berbeda
secara statisik. Bobot telur pada suhu 180C lebih tinggi dibandingkan dengan suhu 300C.
Bobot telur dan produksi telur berkorelasi negatif terhadap suhu. Penurunan produksi telur
dan bobottelur yang terjadi disebabkan oleh suhu tinggi. Suhu diatas270C memberikan
pengaruh negatif terhadap konsumsi pakan dan bobot telur (Talukder 2010). Suhu
lingkungan yang tinggi membutuhkan energi yang lebih banyak untukpengaturan suhu
tubuh, sehingga mengurangi penyediaan energi untuk produksi telur (Latipudin dan
Mushawwir 2011)

Turunnya konsumsi pakan menyebabkan berkurangnya nutrisi dalam tubuh dan


akhirnya menurunkan produksi telur (Siahaan et al. 2013). Egg mass pada suhu180C dan
suhu 300C menunjukkan hasil yang tidak berbedanyata secara statistik, meskipun pada
suhu 180C nilai egg mass lebih tinggi. Nilai egg mass tergantung dari persentase produksi
telur harian dan berat telur. Apabila egg massmeningkat maka produksi telur meningkat,
sebaliknya egg mass turun produksi telur menurun (Amrullah 2003).Semakin tinggi suhu
lingkungan maka ayam akan mengurangi konsumsi pakan dan meningkatkan konsumsi
minum untuk mengurangi panas tubuh. FCR pada suhu 180C dan 300C secara statistik
tidak berbeda. Secara umum, FCR merupakan jumlah pakan yang diberikanuntuk
menghasilkan produk dalam jumlah tertentu (Lokapirnasari et al. 2011)

2.2.5 Analisis Pengolahan Hasil dan Pemasaran

Produk utama dari Putra Jawa Farm adalah telur ayam. Sedangkan untuk produk
sampingan terdapat ayam afkir, telur pecah, dan feses. Telur ayam dengan kapasitas
produksi 271.662,3 kg, ayam afkir dengan kapasitas produksi 3000 ekor, telur pecah yang
dalam sehari bisa mencapai 50 butir, dan feses mencapai 50kg per hari.
10

Penanganan pada produk utama yaitu telur yaitu dengan cara manual atau
menggunakan tangan manusia secara langsung tanpa bantuan mesin atau alat tertentu.
Penanganan produk sampingan yaitu ayam afkir dengan memperhatikan ayam yang
sudah tua atau yang sudah tidak berproduksi lagi, telur pecah dibungkus dengan plastik
yang berisi 5 butir telur dan feses dikumpulkan dengan menggunakan alat seperti cangkul
lalu dimasukkan ke karung. Limbah yang dihasilkan berupa kotoran ayam, kemudian
dijual dengan harga Rp 10500 / karung yang dapat digunakan sebgai pupuk organik bagi
tanaman. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachid dkk. (2014: 662-671) menunjukkan
bahwa penerapan pupuk kandang ayam memperbaiki beberapa sifat tanah,
menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam tanah konduktivitas listrik (EC),
kandungan fosfor dan nitrat (NO3-) tergantung pada jumlah yang diterapkan dan sedikit
pengasaman setelah aplikasi pupuk kandang.
Jenis produk yang dipasarkan oleh Putra Jawa Farm antara lain telur ayam, ayam
afkir, telur pecah, feses atau kotoran ayam. Telur dikemas menggunakan peti kayu lalu
dijual dengan harga Rp 17000/kg, ayam afkir dijual dengan harga Rp 32000/kg, kotoran
ayam dikemas dengan karung berkapasitas 50 kg dijual dengan harga Rp 10500/karung,
dan telur pecah dikemas menggunakan plastik lalu dijual dengan harga Rp 2500/bungkus
yang berisi 5 butir telur pecah. Produk-produk ini didistribusikan menggunakan mobil truk
oleh pihak Pura Jawa Farm sendiri ke gudang milik sendiri di Pasar Wage Purwokerto, lalu
konsumen yang ingin membeli produk tersebut dapat langsung mengambil di Pasar
Wage.
2.2.6 Dukungan Pembiayaan Agribisnis

Usaha ternak Putra Jawa Farm merupakan suatu kegiatan usaha penghasil telur
konsumsi dan merupakan subsistem usahatani dalam sistem agribisnis. Tentunya
subsistem ini berkaitan dengan sektor bisnis pertanian, mencakup perusahaan-
perusahaan pemasok input agribisnis, pengolah produk agribisnis dan jasa pengangkutan
serta jasa keuangan. Pada hakekatnya usaha ternak Putra Jawa Farm ini di dirikan dengan
modal pribadi Guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja, peternak menggunakan tenaga
upahan dari luar, tidak melakukan peminjaman di bank atau lembaga keuangan lainnya,
Sehingga belum ada dukungan pembiayaan agribisnis dari lembaga lembaga lainnya.
11

Akan tetapi Putra Jawa Farm ini menjalin kerja sama dengan PT Agri Nusa, dimana
PT. Agri Nusa tersebut menjadi supplier dalam penyediaan obat, vaksin dan vitamin.
Untuk pengadaan pakan Putra Jawa Farm membeli dari perusahaan lain dan membuat
sendiri. Hal ini menghasilkan strategi ”Terjalinnya kerjasama melalui pola kemitraan
antara peternak dan pihak swasta/perusahaan peternakan”. Strategi ini dijalankan
melalui kerjasama antara peternak dengan perusahaan peternakan dalam penyediaan
bibit, pakan dan sarana produksi lainnya. Kemitraan akan menguntungkan karena
peternak dapat turut mengambil bagian manfaat dari pasar, modal, teknologi dan
manajemen yang dikuasai perusahaan besar. Strategi dalam pengembangan ayam petelur
menurut Kurniawan et al (2011) adalah strategi pertumbuhan agresif.
Untuk pemasaran Putra Jawa Farm di pasarkan langsung ke pedagang pengepul di
sebuah pasar tradisional di Purwokerto, kemudian baru di sebarkan ke pedagang
pedangan eceran. Untuk harganya tergantung tiap tiap daerah. Kondisi ekonomi makro
Indonesia yang mulai membaik. Akan memberikan harapan bagi kepastian usaha dan
investasi dalam usaha peternakan khususnya peternakan ayam petelur. (Adianto, 2011).
Harga telur yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat menyebabkan permintaan
pasar pada telur senantiasa tinggi. Demikian juga untuk telur produksi peternakan ayam
ras baik skala kecil maupun skala besar di Kabupaten Banyumas yang juga memiliki
permintaan cukup tinggi.
Adianto (2011) menyebutkan bahwa terdapat kecenderungan selera masyarakat
yang semakin menyukai telur ayam ras dari lapisan perkotaan hingga masyarakat
pedesaan. Meskipun permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras fluktuatif, tetapi
pada saat-saat tertentu permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras sangat tinggi,
misalnya untuk keperluan hajatan, hari-hari besar dan sebagainya, karena adanya budaya
dalam masyarakat kita menjadikan telur sebagai lauk wajib setiap acara. Kecendrungan ini
merupakan peluang pasar buat peternakan ayam ras petelur baik untuk skala besar
maupun untuk skala kecil.
Berdasarkan literatur yang kami baca, menurut kami Putra Jawa Farm merupakan
sebuah perusahaan yang cukup berkembang pesat dan maju, karena dengan modal
pribadi usaha tersebut bisa maju seperti sekarang dan memiliki banyak karyawan, akan
tetapi lebih baik jika Putra Jawa Farm tersebut berani menggambil resiko untuk
12

meminjam kepada lembaga lembaga keuangan, karena dengan hal tersebut maka
berkembangnya usaha Putra Jawa Farm akan semakin pesat.

2.2.7 Analisis Kerja SDM

Menurut Hasibuan (2011:28) analisis pekerjaan (job analysis) adalah menganalisis


dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya,
dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan. Analisis pekerjaan akan memberikan
informasi mengenai uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan
bahkan dapat memperkirakan pengayaan atau perluasan pekerjaan dan penyederhanaan
pekerjaan pada masa yang akan datang. Menurut Serdamayanti (2010:145) analisis
pekerjaan adalah cara sistematis mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang
pekerjaan dan kebutuhan tenaga manusia, serta konteks di mana pekerjaan dilaksanakan.
Analisis pekerjaan biasanya melibatkan pengumpulan informasi karakteristik pekerjaan
yang membedakan dengan pekerjaan lain.

Menurut Dessler (2015:119) analisis pekerjaan menghasilkan informasi untuk


menulis deskripsi pekerjaan (daftar yang berisi apa yang diminta oleh pekerjaan tersebut)
dan spesifikasi pekerjaan (atau “orang”) (Jenis orang yang harus dipekerjakan untuk
pekerjaan tersebut). Jumlah pegawai / karyawan yang dimiliki di PT Putra Jawa Farm yaitu
sejumlah 27 orang yang terdiri dari 9 laki laki dan 18 perempuan. Mekanisme perekrutan
karyawan dari warga sekitar dengan sehat jasmani dan rohani. Gaji dan penghargaan
karyawan PT Putra Jawa Farm untuk Perempuan Rp 25000 /hari dan Laki-laki Rp 30000
/hari. Keterangan tambahan yaitu karyawan mendapatkan libur dua kali dalam satu bulan
tetapi gaji masih tetap full satu bulan.
13

III. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1. Hasil R/C
Hasil efisiensi usaha dari peternak ayam petelur = 3,46

Jadi, usaha tersebut efisien karena R/C > 1,00

2. Hasil BEP Harga


Hasil BEP Harga = 5658,375439
Jadi, usaha tersebut layak karena harga jual produk lebih besar dari BEP Harga.
3. Hasil BEP Produk
Hasil dari BEP Produk = 90.421,60506
Jadi, usaha tersebut layak karena hasil produk yang dihasilkan lebih besar dari BEP
Produk.
4. Rentabilitas
Hasil Rentabilitas = 1,57%
5. PBP
Hasil PBP = 0,6
Jadi perusahaan tersebut dapat balik modal dalam waktu 0,6 periode atau kurang
lebih 10 bulan.

3.2 Saran

Sebaiknya para peternak untuk lebih bisa memaksimalkan jumlah ayam petelur
sesuai dengan kandang yang ada dan diharapkan lebih bisa memanfaatkan hasil
sampingan dari ayam petelur tersebut supaya mendapatkan profit yang lebih.
14

DAFTAR PUSTAKA

Khaqqo, A., Cholissodin, I. & Widodo, A. W., 2016. Optimasi Komposisi Pakan Sapi Perah
Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization. Jurnal Teknologii
Informasi dan Ilmu Komputer. Vol 8(2).
Kurniawan, M.F.T., D.P. Darmawan & N.W.S. Astiti. 2013. Strategi Pengembangan
Agribisnis Ayam Petelur di Kabupaten Tabana. Jurnal Manajemen Agribisnis, 1(2)
: 53- 66.
Marginingtyas, E., Mahmudy, W. F. & Indriati, 2015. Penentuan Komposisi Pakan Ternak
untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ayam Petelur dengan Biaya Minimum
Menggunakan Algoritma Genetika. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer, 5(12).
Palmarudi Mappigau & A. Sawe Ri Esso.2011. Analisis Strategi Pemasaran Telur Pada
Peternakan Ayam Ras Skala Besar Di Kabupaten Sidrap. Jurnal AGRIBISNIS Vol. X
(3) : 19-23
Rachid A., Mohamed E., Zhor A., Badr F., and Yahya K. 2014. Short Term Effects of Chicken
Mature Application on Soil Physicochemical Properties Cropped with Silage
Maize, International Journal of Innovation and Applied Studies, (Online), ISSN
2028-9324 Vol.9 No.2 Nov. 2014, pp. 662-671@2014 Innovative Space of
Scientific Research Journal.
Rasyaf, Muhammad. 2012. Panduan Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rohani, ABD Hamid Hoddi., Martha B. Rombe, Muhammad Ridwan. 2011. Bahan Ajar
“Pengelolaan Usaha Peternakan”. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Setyono, D., Maria Ulfah. Sri Suharti. 2013. Sukses Meningkatkan Produksi Ayam Petelur.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Sularso, E., Budi Hartono, Hari Dwi Utami. 2013. Analisis Ekonomi Usaha Peternakan
Ayam Petelur di Ud. Hs Indra Jaya Desa Ponggok Kecamatan Ponggok Kabupaten
Blitar. Universitas Brawijaya. Malang.
Sunarso & Christiyanto, M., 2009. Manajemen Pakan. http://nutrisi.awardspace.com
diakses pada Minggu, 17 November 2019 Pukul 13.17
15

Wahyuning, K. Sejati. 2011. Analisis Kelembagaan Rantai Pasok Telur Ayam Ras
Peternakan Rakyat Di Jawa Barat. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, 9 (2) : 183-
198
Zulfikar, 2013. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Ras. Jurnal Lentera,13(1).
16

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai