Disusun Oleh:
Kinanto Prabu Werdana
240110120019
Program
Studi
Tempat
Praktek
Teknik Pertanian
:
Pusat Penelitian dan Pengembangan
:
Tanggal
Praktek
Judul Laporan
Kebutuhan Air
Tanaman
NIP. 196006011987031003
Mengetahui,
Koordinator PKL TMIP
NPM
240110120019
Program Studi
Teknik Pertanian
Tempat Praktek
Tanggal Praktek
Judul Laporan
Nilai Akhir
:
Jatinangor, Februari 2015
Menyetujui,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat serta izin-Nya laporan praktek kerja lapangan yang berjudul Analisis
Kebutuhan Air Tanaman Pakan Ternak Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) Di
Pulau Sumba dapat diselesaikan. Penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini adalah
sebagai salah satu dasar penilaian praktek kerja lapangan.
Laporan praktek kerja lapangan ini menjelaskan proses praktek kerja lapangan
yang dilaksanakan pada 30 Juni 2015 14 Agustus 2015.
Penulis menyadari bahwa mulai dari proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan ini
menerima berbagai masukan baik moral ataupun material dari berbagai pihak sehingga
pada kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ir. Chay Asdak, M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan
pada penulis pada saat pelaksanaan hingga penyusunan laporan praktek kerja lapangan
ini.
2. Asri Widyasanti. STP., M.Eng selaku dosen koordinator mata kuliah praktek kerja
lapangan.
3. Ir. Wawan Herawan, M.Si. selaku dosen pembimbing lapangan yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Balai Hidrologi dan Tata Air
PUSAIR.
4. Drs Irfan Sudono, MT. Selaku kepala Balai Hidrologi dan Tata Air yang telah
memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan.
5. Seluruh staf Puslitbang Sumber Daya Air, khususnya di Balai Hidrologi dan Tata Air
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
6. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dan material sehingga kegiatan
Praktek Kerja Lapangan dapat terlaksanakan dengan lancar.
7. Sahabat serta rekan, khususnya sahabat kompakos yang telah memberikan dukungan,
ruang, semangat, dan komitmen yang begitu bertubi-tubi kepada penulis begitu pun
dengan Sifa,Wanti dan Musfiq yang sudah menemani berdiskusi selama PKL
berlangsung
8. Seluruh pihak yang sudah membantu dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan praktek kerja lapangan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangatlah diperlukan untuk perbaikan
penulisan selanjutnya. Semoga ide yang terdapat pada laporan praktek lapangan ini
dapat diterima dengan baik dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Aamiin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PUSAIR (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air) merupakan
lembaga institusi dibawah Kementrian Pekerjaan Umum yang bergerak dalam
pengelolaan sumber daya air untuk memberi masukan serta rekomendasi kebijakan
terhadap permasalahan yang ada di suatu daerah dan mencoba menawarkan solusi
sesuai dengan kajian dan penilitan.
Sesuai dengan latar belakang yang ada yaitu bidang kajian teknik konservasi
tanah dan air, penulis melakukan praktek kerja lapangan di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Air di Jalan Ir.H Juanda, Bandung. Penulis melakukan
kegiatannya di Balai Hidrologi dan Tata Air. Di Balai Hidrologi dan Tata Air ini penulis
berkesempatan untuk menganalisis kebutuhan air tanaman untuk tanaman pakan ternak
rumput gajah (Pennisetum purpureum) di Pulau Sumba.
Air merupakan sumberdaya alam yang mutlak dibutuhkan oleh makluk hidup,
air juga merupakan sumberdaya alam yang sifatnya dapat diperbarui, karena air selalu
mengalir dalam satu siklus yang disebut daur hidrologi. Meskipun air dapat diperbarui,
akan tetapi air juga mengalami perubahan, baik dari segi jumlah (kuantitas) maupun
mutu (kualitas).
Dalam kasus ini penulis akan membahas kebutuhan air tanaman yang dapat di
maksimalkan dari potensi air permukaan yang berada di Pulau Sumba, sehingga lebih
air yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk keperluan irigasi
tanaman pakan ternak, yaitu rumput gajah, karena secara umum di Pulau Sumba
mayoritas masyarakatnya berkerja sebagai perternak hewan rumnansia seperti
Kuda,Kerbau,Sapi, hingga Babi
Pemilihan rumput gajah sebagai pakan ternak pun didasari karena Rumput
Gajah merupakan salah satu rumput unggul yang berasal dari Philipina dan rumput ini
mempunyai produksi yang cukup tinggi. Selain itu menghasilkan banyak anakan,
mempunyai akar kuat, batang yang tidak keras dan mempunyai ruasruas daun yang
banyak serta struktur daun yang muda sehingga sangat disukai oleh ternak.
kemampuan
kemahasiswa
dalam
mengidentifikasi,
BAB II
ANALISIS KEBUTUHAN AIR TANAMAN UNTUK PAKAN TERNAK
RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) DI PULAU SUMBA
2.1 Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja lapangan adalah Analisis kebutuhan
air tanaman untuk ternak ruminansia yang berada di Pulau Sumba untuk mengetahui
waktu kapan diperlukannya irigasi dan disaat kapan bisa mengandalkan air permukaan,
Lalu menghitung nilai Eto (Evaporasi) yang akan terjadi menggunakan metode
tronthwhite sehingga mendapatkan jumlah debit air serta melakukan pencarian pustaka
dan literatur yang berkaitan dengan kapasitas kebutuhan air.
Oleh karena faktor diatas sehingga tanaman rumput gajah ini cocok untuk
pakan untuk perternakan yang ada di pulau sumba yang memang lebih dari 20.000
ekor per kabupaten. Dan memang pembudidayaan yang bisa dibilang sangat
mudah dilakukan untuk para petermak dan tidak ada perlakuan khusus.
2.3.3 Penentuan pemasangan pos hidrologi untuk mewakili Pulau Sumba
1. Pos Hidroklimatologi Waikabubak
Pemasangan Pos Hidroklimatologi telah dipasang di Pos Waikabubak, Desa Waikero
Kecamatan Waikabubak pada kordinat 9 38' 38.65" dan 119 23' 12.86" dengan elevasi
455 mdpl di Rumah Ibu Diana sebagai Operator Alat (Gambar 1).
Kegiatan
pemasangan berupa pemasangan pagar pelindung pos hidrologi, sangkar meteo yang
diisi oleh thermometer maksimum dan minimum, dan Pos Hujan ARR Otomatis, Pos ini
mewakili data karakteristik suhu dan curah hujan di wilayah Pulau Sumba bagian barat.
2.
Pendugaan ETo metode Thorntwaite ini hanya menggunakan data suhu rata-rata
bulanan saja,
Metode ini cocok digunakan apabila data yang didapatkan sangat minim dan
hasilnyapun tidak akan terlalu jauh dari metode-metode pendugaan evaporasi lainnya.
Untuk menduga ETo metode Thornthwaite bisa menggunakan rumus. Rumus ini
berlaku untuk suhu udara rata-rata bulanan (t < 26,5 C), yaitu
ETo = 1.6 (10 t/I)a ..... (1)
Dimana :
ETo = evaporasi potensial bulan (cm/bulan)
t =suhu rata-rata bulanan (oC)
I = akumulasi indeks panas dalam setahun,
I diperoleh dengan rumus :
...(2)
a = 0,000000675 I3 0,0000771 I2 + 0,01792 I + 0,49239 .. (3)
F = faktor koreksi terhadap panjang hari dari letak lintang (diperoleh dari tabel)
Sedangkan untuk data suhu t >= 26,5 C, gunakan rumus :
ETo (t >= 26,5 C) = - 0,0433 t2 + 3,2244 t 41.545 ....(4)
Nilai ETO yang diperoleh ini belum dikoreksi dengan faktor kedudukan matahari
atau faktor lintang (F). Nilai F dapat dilihat dalam Tabel 1. Sehingga nilai :
ETo (terkoreksi) = ETO . F ....(5)
Tabel 2. Faktor koreksi (F) untuk kedudukan matahari atau faktor lintang utara
LU
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1,04
1,04
1,04
1,03
1,03
1,02
1,02
1,02
1,01
1,01
1,00
2
0,9 4
0,9 4
0,9 4
0,9 4
0,9 3
0,9 3
0,9 3
0,9 3
0,9 2
0,9 2
0,9 1
3
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 3
1,0 3
1,0 3
1,0 3
1,0 3
1,0 3
1,0 3
4
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 2
1,0 2
1,0 2
1,0 2
1,0 2
1,0 3
1,0 3
1,0 3
5
1,0 4
1,0 4
1,0 5
1,0 5
1,0 6
1,0 6
1,0 6
1,0 7
1,0 7
1,0 8
1,0 8
Bulan
6
7
1,0 1 1,0 4
1,0 1 1,0 4
1,0 2 1,0 5
1,0 2 1,0 5
1,0 3 1,0 6
1,0 3 1,0 6
1,0 3 1,0 6
1,0 4 1,0 7
1,0 5 1,0 7
1,0 5 1,0 8
1,0 6 1,0 8
8
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 5
1,0 5
1,0 5
1,0 5
1,0 6
1,0 6
1,0 7
1,0 7
9
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 2
1,0 2
1,0 2
10
1,04
1,04
1,04
1,04
1,03
1,03
1,03
1,03
1,03
1,02
1,02
11
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 0
1,0 0
0,9 9
0,9 9
0,9 9
0,9 9
0,9 8
0,9 8
12
1,04
1,04
1,04
1,03
1,03
1,02
1,02
1,01
1,01
1,00
0,99
Tabel 3. Faktor koreksi (F) untuk kedudukan matahari atau faktor lintang selatan
LU
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1,04
1,04
1,05
1,05
1,06
1,06
1,06
1,07
1,07
1,08
1,08
2
0,9 4
0,9 4
0,9 4
0,9 4
0,9 5
0,9 5
0,9 5
0,9 6
0,9 6
0,9 7
0,9 7
3
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 3
1,0 3
1,0 3
4
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 0
1,0 0
1,0 0
1,0 0
0,0 9
0,0 9
0,0 8
5
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 3
1,0 3
1,0 2
1,0 2
1,0 2
1,0 1
1,0 1
1,0 1
Bulan
6
7
1,0 1 1,0 4
1,0 1 1,0 4
1,0 1 1,0 4
1,0 0 1,0 3
0,9 9 1,0 3
0.9 9 1,0 2
0.9 8 1,0 2
0,9 8
1,0 2
0,9 7 1,0 2
0,9 7 1,0 1
0,9 6 1,0 1
8
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 4
1,0 3
1,0 3
1,0 3
1,0 3
1,0 2
1,0 2
1,0 2
9
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 0
1,0 0
1,0 0
1,0 0
1,0 0
0,9 9
0,9 9
0.9 8
10
1,04
1,05
1,05
1,05
1,05
1,05
1,05
1,03
1,02
1,02
11
1,0 1
1,0 1
1,0 1
1,0 2
1,0 3
1,0 3
1,0 3
1,0 4
1,0 4
1,0 5
1, 05
12
1 ,04
1 ,04
1 ,05
1 ,05
1 ,05
1 ,06
1 ,02
1 ,01
1 ,01
1 ,00
0 ,99
Sehingga didapatkan Nilai ETo (Terkoreksi) dari 3 Titik di Pulau Sumba sebagai
berikut :
1. Pos Waykabubak
Jumlah I = 92.33648
Nilai a = 2.021106
ETO* = ETO dibawah titik konvergensi (t < 26.5 C)
ETO** = ETO dibawah titik konvergensi (t >= 26.5 C)
Kordinat kecamatan Waykabubak (LS) = 9.64406 derajat
Tabel 4. Perhitungan ETo Terkoreksi Waykabubak
Bulan
Novemb
er
Desemb
er
T
rata2
Bulan
11.9
8
11.1
1
12.2
7
10.6
1
12.4
8
12.4
2
11.0
2
10.4
1
25.79
24.53
Januari
26.2
Februari
23.8
Maret
26.5
April
26.40
Mei
24.4
Juni
23.5
a
ETo*
ETo** F
ETo
2.0211 12.7
12.7
06
5 12.81 1.05
5
2.0211 11.5
11.5
06
2 11.49 1.09
2
2.0211 13.1
13.1
06
6 13.21 1.08
6
2.0211 10.8
10.8
06
4 10.66 0.97
4
2.0211
13.4
13.4
13.4
06
7
9 1.05
9
2.0211 13.3
13.3
06
7 13.40 0.99
7
2.0211 11.4
11.4
06
0 11.35 1.01
0
2.0211 10.5
10.5
06
6 10.31 0.96
6
ETo
terkore
ksi
13.39
12.63
14.22
10.51
14.16
13.24
11.51
10.18
2. Pos Lewa
Jumlah I = 87.30538
Nilai a = 1.918415
ETO* = ETO dibawah titik konvergensi (t < 26.5 C)
ETO** = ETO dibawah titik konvergensi (t >= 26.5 C)
Kordinat kecamatan Lewa (LS) = 9.7117 derajat
Tabel 5. Hasil Perhitungan ETo Terkoreksi Lewa
Bulan
October
Novemb
er
Decemb
er
T
bulan
rata2
30.19
21.85
23.73
i
15.2
1
9.32
10.5
6
ETo
ETO*
terkore
a
ETO* *
F
ETo
ksi
1.9184 17.5 16.3
16.3
15
3
3 1.06
3
17.31
1.9184
15
9.12 8.23 1.05 9.12
9.57
1.9184 10.7 10.5
10.7
15
8
8 1.09
8
11.82
January
Februar
y
21
23.92
8.78
10.6
9
March
22.18
9.53
April
20.85
8.68
May
18.74
7.39
June
18.25
7.10
1.9184
15
1.9184
15
1.9184
15
1.9184
15
1.9184
15
1.9184
15
8.42
10.9
5
7.07
10.8
0
1.08
0.97
8.42
10.9
5
9.40
9.09
10.62
8.67
1.05
9.40
9.87
8.29
6.86
0.99
8.29
8.21
6.68
3.67
1.01
6.68
6.75
6.34
2.87
0.96
6.34
6.10
3. Pos Paberiwai
Jumlah I = 91.397
Nilai a = 2.001523
ETO* = ETO dibawah titik konvergensi (t < 26.5 C)
ETO** = ETO dibawah titik konvergensi (t >= 26.5 C)
Kordinat kecamatan Pabiwerai (LS) = 10.0038 derajat
Tabel 6. Perhitungan ETo Terkoreksi Pabiwerai
23.51
a
10.4 2.0015
1 23
ETO
ETO*
terkore
ETO* *
F
ETO
ksi
10.5 10.3
10.5
7
2
1.1
7
11.63
21
2.0015
8.78 23
8.42
7.07
1.08
8.42
9.09
24.02
10.7 2.0015
6 23
11.0
4
10.9
2
0.97
11.0
4
10.71
26.7
12.6 2.0015
3 23
13.6
8
13.6
7
1.05
13.6
7
14.36
April
23.08
10.1 2.0015
3 23
10.1
9
9.81
0.99
10.1
9
10.09
Mei
21.50
2.0015
9.10 23
8.83
7.77
1.01
8.83
8.92
Juni
21.33
2.0015
8.99 23
8.69
7.53
0.96
8.69
8.34
Juli
20.86
2.0015
8.69 23
8.30
6.87
8.30
8.30
Bulan
Desemb
er
Januari
Februari
Maret
T
bulan
rata2
langkah
selanjutnya
adalah
menentukan
nilai
koefisen
bisa
berbeda-beda
dan
dibagi
fase
yaitu
pada
saat
Cameroon Grass
0.39
0.79
0.56
5.2232
99 Maret
10.580
53
7.5001
21
4.9291
72 April
9.9847
33
7.0777
85
5.5465
61 Mei
11.235
34
Initial
Mediu
m
Final
Initial
Mediu
m
Final
Initial
Mediu
m
5.5258
65
11.193
42
7.9345
75
5.1658
63
10.464
18
7.4176
5
4.4920
65
9.0993
12
Final
7.9642
93
4.1024
42 Juni
8.3100
75
5.8906
86
Final
6.7526
63 Maret
13.678
47
Initial
5.5258
65
Mediu
m
11.193
42
9.6961
31
Final
7.9345
75
3.7361
6
Initial
5.1658
63
7.5681
18
Mediu
m
10.464
18
Final
5.3647
42
Final
7.4176
5
Initial
4.6125
21
Initial
4.4920
65
Initial
Februari
Mediu
m
Final
Initial
Mediu
m
Final
6.4501
45
3.9720
51
8.0459
49
5.7034
57
Januari
April
Mei
Mediu
m
9.3433
12
Mediu
m
9.0993
12
Final
6.6231
08
Final
6.4501
45
Initial
3.5467
61
Initial
3.9720
51
Februari
Juni
Mediu
m
7.1844
64
Mediu
m
8.0459
49
Final
5.0927
85
Final
5.7034
57
Initial
Mediu
m
4.5383
96 April
9.1931
61
Mediu
m
3.9360
09
7.9729
42
Final
6.5166
Final
5.6517
Initial
71
Initial
3.5467
61
Mediu
m
Initial
3.4810
49
7.1844
64
Mediu
m
7.0513
55
Final
5.0927
85
Final
4.9984
29
Initial
4.1794
48
Initial
3.2536
09
Januari
Februar
i
06
Mei
Juni
Mediu
m
8.4660
61
Mediu
m
6.5906
45
Final
6.0012
58
Final
4.6718
49
Initial
5.6012
81 Juli
11.346
19
Initial
3.2399
39
Mediu
m
6.5629
54
8.0428
66
Final
4.6522
2
Maret
Mediu
m
Final
CH
Bulanan
Rata2
Etcrop
Etcrop/Bul
an
novemb
er
decemb
er
janua
ry
februa
ry
marc
h
187
392
462
226
204
154
352
323
7.76
7.33
233.03
227.24
8.24
255.7
1
6.10
170.8
2
8.21
254.7
5
7.68
230.
47
6.68
207.
09
5.90
177.
21
april
may
june
Selisih
-46.03
164.75
206.2
8
50.75
55.17
76.4
7
144.
90
145.
78
Etcrop/Bulan
decemb
er
january
februar
y
421
415.8
174.2
73
152.5
273
197
march
april
may
june
CH
Bulanan
Rata2
Etcrop
Etcrop/Bul
an
5.55
6.85
5.27
6.16
5.72
4.76
3.91
172.24
212.64
147.69
171.81
147.73
117.56
Selisih
248.75
203.15
26.50
191.06
118.06
-19.31
125.26
79.43
january
february
march
april
may
june
Etcrop/Bulan
decemb
er
januar
y
februa
ry
406.5
438.9
318.1
138.5
363.7
223.9
58.5
27.6
6.74
6.21
174.0
3
5.85
175.6
0
5.17
160.4
8
4.83
145.1
6
144.0
6
8.33
258.2
3
119.7
3
188.0
9
63.41
86.66
4.81
149.3
6
121.7
7
CH
Bulanan
Rata2
Etcrop
Etcrop/Bul
an
209.23
5.27
163.5
1
Selisih
197.26
275.3
8
marc
h
april
may
june
july
april
may
june
july
Etcrop/Bulan
Dilihat dari ketiga grafik diatas kita dapat simpulkan bahwa disaat bulan
apa di setiap pos diperlukan perlakuan irigasi karena mengalama deficit, dan
dibulan apa untuk keperluan irigasi bisa menggunakan potensi curah hujan yang
tersedia, curah hujan diukur perhari dalam rentan waktu October 2014 Juli 2015
dan menghasilkan hasil sebagai berikut:
Di Pos Waykabubak yang mempresentasikan kondisi hidrologi di wilayah
sumba barat mendapatkan hasil dari deficit atau kekurangan air untuk tanaman
pakan ternak rumput gajah (pennisetum purpereum) di bulan November 2014
sebesar -46.0395 mm/bulan, dan Maret dan April 2015 sebesar -50.7565
mm/bulan dan -76.477 mm/bulan selebihnya di bulan bulan lain kebutuhan air
tanaman masih bisa dipenuhi dari curah hujan yang tersedia di daerah tersebut
Di wilayah bagian tengah pulau sumba, tepatnya di Pos Lewa medapatkan
hasil yang sedikit berbeda, dari penilitian selama bulan Desember 2014 hingga
Juni 2015 hanya mengalami deficit air di bulan Maret dan April 2015 sebesar
-118.065 mm/bulan dan -19.317 mm/bulan sementar selebihnya air bisa tercukup
dari curah hujan yang tersedia di wilayah tersebut
Di wilayah timur sumba tepatnya di pos hidrologi Pabiwerai dilakukan
peneilitian dari bulan Desember 2014 hingga Juli 2015 dan didapatkan hasil
deficit air di bulan maret 2015 dan juni, juli 2015 sebesar -199.733 mm/bulan,
-86.661 mm/bulan, dan 121.77 mm/bulan dan di bulan- bulan selain itu curah
hujan cukup untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah tersebut
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penanaman rumput gajah di pulau
sumba sebagai pakan ternak bisa dilakukan dengan catatan penambahan saluran
irigasi tanaman pada bulan-bulan musim kemarau air atau sekitar bulan maret
hingga juli, selebihnya petani bisa mengandalkan curah hujan yang tersedia.
BAB III
PENUTUP
Kegiatan praktek kerja lapangan di Balai Hidrologi dan Tata Air, Puslitbang
Sumber Daya Air ini meliputi pengenalan institusi, pengenalan dunia pekerjaan
dan pengenalan tahapan serta pengetahuan mengenai analisis kebutuhan air
tanaman untuk pakan ternak rumput gajah (pennisetum purpureum) di Pulau
Sumba. Seluruh kegiatan tersebut memberikan wawasan baru mengenai dunia
profesi dan pengetahuan akademik tambahan.
Adapun secara garis besar proses analisis analisis kebutuhan air tanaman untuk
pakan ternak rumput gajah (pennisetum purpureum) di Pulau Sumba yang
dilakukan di Balai Hidrologi dan Tata Air Puslitbang Sumber Daya Air adalah
sebagai berikut :
1. Penetuan Pakan ternak rumput gajah (Pennisetum purpureum)
2. Karakteristik Rumput Gajah ((Pennisetum purpureum)
3. Penentuan pemasangan pos hidrologi untuk mewakili Pulau Sumba
4. Penentuan Nilai Evaporasi dari 3 Titik Pos menggunakan metode
thronthwaite
5. Penetuan Nilai ETcrop
6. Analisis Curah hujan dengan ETcrop
Dari penulisan laporan ini penulis ini mengalam sedikit kendala karena
susahnya mencari referensi yang sesuai dengan kebutuhan karena penilitian
tentang kebutuhan air tanaman untuk rumput gajah ini masih belum ada, dan sulit
mencari nilai crop koefisien yang sesuai litelatur.
Selain itu, begitu luas nya dunia profesi di bidang teknik pertanian. Penulis
merasa mata kuliah yang diberikan begitu kurang jika dibandingkan dengan apa
yang harus dilaksanakan di lapangan. Penulis banyak sekali belajar hal baru yang
tidak sempat dipelajari di bangku perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
Doorenbos J, W.O Pruite dkk, Crop water requirement: Food And Agriculture
Organization Of The United Nations 24. Tahun 1984.
Mulatsih,R.T [jurnal] Pertumbuhan Kembali Rumput Gajah dengan Interval
Defoliasi dan Dosis Pupuk Urea yang Berbeda. Jurnal ilmiah Universitas
Diponogoro Semarang Tahun 2012
Jaguarao, R.S, Suistainable water management in the tropics dan subtropics and
case studies in Brazil. Fundacao Universidade Federal do Pampa, Tahun
2012
Profil Puslitbang Sumber Daya Air [Homepage Puslitbang Sumber Daya Air],
[Online]. Tersedia di http://www.pusair-pu.go.id/index.php/profil
(Diakses pada 2 September 2015 pukul 8:46 WIB).
Puslitbang SDA. 2014. Laporan Akhir Penelitian Potensi Sumber Daya Air
Untuk Penyediaan Air Baku (Studi Kasus: Pulau Sumba Nusa Tenggara
Timur. Balai Hidrologi dan Tata Air.
SK Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah No. 57/KPTS/2000 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Hidrologi.
SK Menteri PU No. 316-321/KPTS/1985. Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai-Balai Penyelidikan di Lingkungan Balitbang PU.
SK Menteri PU No. 336/KPTS/1995. Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kerja
Balai Hidrologi.
Vicente-Serrano, Sergio M. Dkk.. [jurnal] A Multiscalar Drought Index Sensitive
to Global Warming : The Standardized Precipitation Evapotranspiration
Index. Jurnal ilmial American Meteorogical Society vol 23 tahun 2010
LAMPIRAN
Puslitbang Sumber Daya Air merupakan salah satu dari 4 (empat) Pusat
Litbang yang berada di bawah Badan Litbang Kimpraswil. Instansi ini sudah ada
sejak tahun 1936 dengan nama Departement Verheer en Waterstaat. Pada tahun
1947 nama tersebut berubah menjadi Institute Voor Wegen Waterboukundige
Orderzoekingen dan pada tahun 1950 berubah menjadi Institut Teknik Air dan
Tanah. Pada tahun 1966 setelah nama instansi berubah menjadi Lembaga
Penyelidikan Masalah Air. Pada tahun 1974, nama instansi berubah nama menjadi
Direktorat Penyelidikan Masalah Air. Pada tahun 1984, nama instansi berubah
nama menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan berada di bawah
Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum.Pada tahun 1999 nama instansi
berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Sumber Daya Air
berada di bawah Badan Litbang Departemen Permukiman dan Pengembangan
Wilayah (Kimbangwil).
Pada tahun 2001, nama instansi menjadi Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air di bawah Badan Litbang Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil). Pada Tahun 2004, nama
instansi berubah menjadi Pusat Litbang Sumber Daya Air, berada dibawah8 Badan
Litbang Departemen Pekerjaan Umum. Pada tahun 2010, nama instansi ini pun
berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, berada
dibawah Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum.
Visi :
Menjadi lembaga terkemuka dalam menyediakan jasa keahlian teknologi
untuk mendukung tersedianya infrasruktur sumber daya air yang handal
Misi :
Meneliti dan mengembangkan teknologi tepat guna bidang sumber daya
air (SDA) yang kompetitif dan ramah lingkungan Menyusun norma, standar,
pedoman, manual bidang konstruksi dan bangunan sumber daya air Menunjang
penyelenggaraan penyediaan tenaga ahli pengelola Sumber Daya Air melalui
kegiatan diseminasi teknologi. Memberikan Advice dan pelayanan teknis bidang
sumber daya air Menyediakan data dan informasi bidang sumber daya air
30
domisili dan tata kerja Balai Hidrologi dan Tata Air mempunyai fungsi untuk melakukan
penyusunan program, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data atau informasi,
penyediaan sarana litbang, pengembangan laboratorium, pelaksanaan survei, investigasi,
penelitian dan pengembangan, perekayasaan, penunjang ilmiah, pemberian saran teknis, advis
teknis, pengujian laboratorium dan lapangan, serta pembinaan teknis berskala nasional yang
berkaitan dengan kegiatan hidrologi dan tata air.
31
Unit Kerja
Jumlah
32
1. Bandung
44
16
16
20
35
52
41
2. Surakarta
Balai Sungai
42
3. Yogyakarta
Balai Sabo
61
4. Bekasi
Balai Irigasi
54
Balai Pantai
21
Balai Rawa
14
5. Buleleng
6. Banjarmasin
Jumlah
416
33
Untuk melaksanakan berbagai kegiatan tersebut Balai HITA memiliki berbagai fasilitas,
seperti laboratorium kalibrasi current meter dan alat klimatologi, peralatan pengukuran, dan
workshop hiodrologi. Selain itu juga tersedia studio pengolahan data hidrologi, telemetri,
sarana dan prasarana pelatihan, serta fasilitas perangkat lunak untuk studi tentang hidrologi.
Cakupan kegiatan litbang meliputi: banjir, kekeringan, peramalan dan peringatan dini banjir,
erosi-sedimentasi, hujan-aliran, air tanah, instrumentasi hidrologi, klimatologi dan tata air.
Inovasi dan perekayasaan teknologi ini dapat mendukung pembangunann prasarana sumber
daya air seperti untuk pengendalian sungai, pembangunan bendung dan bendungan,
pengendalian bencana alam, pengelolaan dan operasional bangunan pengairan, serta
penyusunan norma, standar, pedoman, serta manual yang berkaitan dengan hidrologi dan tata
air. Basisi data yang terdapat dalam balai HITA meliputi curah hujan, klimatologi, debit
sungai, tinggi muka air, cekungan air tanah.
34
Lampiran 2. Surat Tugas Praktek Kerja Lapangan
35
Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Praktek Kerja Lapangan
36
Lampiran 4. Formulir Penilaian Praktek Kerja Lapangan Oleh Pembimbing Lapangan