Anda di halaman 1dari 11

Nama : Fadhilah Widiani

NIM : A0A018046

Rombongan : 10

HASIL DAN ACC PRAKTIKUM

Kegiatan
No. Deskripsi Kegiatan Foto
Praktikum

1. Profil Pada kegiatan ini praktikan di jelaskan tentang

perusahaan Profil dan sejarah PT. Indo Java Rubber Planting

PT. Indo Co.

Java Rubber 1. Perkebunan karet ini terletak di daerah

Planting Co. Ciseru-Cipari, kabupaten Cilacap.

Didirikan pada tahun 1897 oleh The

Bombay Burmah Trading

Coorpporation Ltd.

2. Ciseru merupakan perkebunan yang

mengelola komoditi Karet dan memiliki

pabrik olah karet yang menghasikan karet

remah (SIR) sebagai bahan baku Industri ban

dan lain sebagainya. Perushaan ini memiliki

luas tanah sebesar 2.408,78 Ha.


Struktur organisasi pada PT. Indo Java Rubber

Planting Co. terdiri dari Manager yaitu Bapak

Heri Wasito Nugroho. SP, Askep yaitu

Bapak Rahdian, STP, Kepala Kantor yaitu

Bapak Kusyanto. SE, Kepala Pabrik yaitu

Bapak Poltak Manalu, Kepala Afdeling

yaitu Bapak Alaudin Syarif. SP, Salamin,

Aris Prasetyo, Arief Wibowo. SP, Ahmad

Sigit Permana. SST.

3. Fasilitas yang terdapat di perkebunan Ciseru-

Cipari antara lain:

a. Pendidikan :

1. Taman Kanak-Kanak

2. Sekolah Dasar

b. Agama : Mushola

c. Kesehatan : Klinik kesehatan

d. Olahraga :

1. Lapangan sepak boola

2. Lapangan badminton

3. Tenis meja

4. Bola volly

5. GOR Senam

e. Musik :
1. Studio musik

2. Ruang karaoke

2. Pengolahan Pengolahan lahan dilakukan dengan cara

lahan pembuangan gulma secara manual tanpa

menggunakan pestisida Sebelum dilakukan

penanaman.

3. Pembibitan Pada kegiatan ini praktikan di jelaskan tentang

Tanaman pembibitan untuk tanaman karet yang meliputi :

karet 1. Pembibitan entres tanaman karet dilakukan di

lahan entres untuk proses budidaya indukan

batang atas tanaman karet yang merupakan

bagian penting untuk usaha. lahan bersih

bebas dari gulma, kayu dan batu-batuan.

dicangkul sedalam 50 cm untuk

penggemburan, ajir dengan jarak 1x1 m dan

dibuat lubang tanam sedalam 60x60x60 cm 2

bulan sebelum penanaman dan diberi pupuk

dasar RP dengan dosis 150 gr/lubang.

2. Pembibitan rootstock yang di lakukan di lahan

untuk persiapan batang bawah tanaman karet.

melakukan pembuatan kiembed untuk tempat


perkecambahan biji karet.

3. Pembibitan Okulasi untuk menyiapkan bibit

keret yang siap tanam di lahan. Proses yang

dilakukan Mengambil cabang entres pada

kebun entres, dan mengambil mata tunas dari

batang entres dengan cara menyayat mata

tunas menggunakan pisau okulasi selebar 2cm

x 5cm. Membuat jendela okulasi pada batang

bawah dengan ukuran jendela selebar mata

tunas dengan tidak mengenai cambium dari

atas dibuka kebawah. Mata tunas ditempelkan

pada jendela okulasi secara hati-hati jangan

sampai mata tunas rusak. Tutup jendela

okulasi dan balut dengan menggunakan

plastik es secara rapat dari bawah dibalut naik

keatas. Plastik pembungkus dibuka 2 minggu

setelah okulasi dan dilakukan pengecekan

tunas yang diokulasi apakah masih hidup atau

sudah mati dengan melukai entres sedikit

menggunakan pisau okulasi. Jika terlihat

hijau, mata okulasi berhasil jika coklat mata

okulasi gagal atau mati. Setelah pengecekan

dilakukan pendongkelan dan ditanam di


Polybag.

Pada kegiatan ini praktikan di jelaskan tentang

Klon tanaman karet yang digunakan yaitu PB

235, PB 260, IRR 112, IRR 116, IRR 117, RRIM

600, RRIM 712. PT. Indo Java Rubber

menggunakan klon tersebut untung batang atas

tanaman karet. untung batang bawah

menggunakan klon GT 1.

Pada kegiatan ini praktikan di jelaskan tentang

kendala yang dihadapi PT. Indo Java Rubber

adanya JAP (Jamur Akar Putih) Pengendalian

dengan bayleton, dan JUP (Jamur Upas)

pengendalian menggunakan PCNB 20%.

4. Penanaman Pada perkebunan karet ini rata – rata tidak

dan menggunakan tanaman penutup tanah kerena

pemeliharaan kelembaban di derah tersebut sudah cukup. ada

tanaman beberapa lahan yang memang perlu ditanami

penutup tanaman penutup lahan.

tanah.

5. Pemeliharaan Pada kegiatan ini praktikan di jelaskan tentang

tanaman Pemeliharaan Tanaman karet.

Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan

(TBM) :
1. Pengendalian Gulma

 Weeding manual (Pembersihan gulma sampai

perakaran)

 Slashing (Babat gulma dengan sabit)

 Digging Out (Pendongkelan gulma jenis Kayu)

2. Reteracing (perbaikan teras pada TBM 1)

3. Sulaman (Dilakukan maksimal sampai dengan

TBM 1)

4. Pemangkasan

a. Wiwil (Pemangkasan tunas air yang tidak

diharapkan)

b. Topping (Pemotongan Pucuk dengan

tujuan ,membentuk cabang mercy pada

ketinggian 2,75 – 3 Meter)

5. Pengukuran Lilit Batang

Pengukuran setiap 6 bulan sekali, dengan cara

mengambil sampel sebanyak 100 pohon, dengan

menggunakan sistem diagonal. Pengambilan lilit

batang harus mewakili tanaman disekitarnya.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Penyakit yang sering menyerang di TBM adalah

a. JAP (Jamur Akar Putih) Pengendalian dengan

bayleton
b. JUP (Jamur Upas) pengendalian menggunakan

PCNB 20%.

7. Pemupukan (Dilakukan 2x setahun sesuai

dengan anjuran dan dosis berdasarkan

ketentuan).

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) :

1. 1. Pengendalian Gulma

 Slashing (Babat gulma dengan sabit)Digging Out

(Pendongkelan gulma jenis Kayu).

2 . Pengendalian Hama dan Penyakit

• JUP (Jamur Upas) pengendalianmenggunakan

PCNB 20%

• Kering Alur Sadap (KAS) pengendalian

menggunakan PCNB 20%

• Melldew (Embun Tepung) Pengendalian

dengan Dusting/penyemprotan dengan belerang

325 mesh.

2. Pemupukan (Dilakukan 2x setahun sesuai

dengan anjuran dan dosis berdasarkan

ketentuan)
6. Penyadapan 1. Ukuran Lilit batang > 45 cm.

tanaman 2. Mengukur Tinggi ujung sadapan 130 cm

karet dan pangkal sadapan100 cm dari pertautan

okulasi.

3. Menggambar bidang sadap pada tanaman

(setengah lingkaran) dengan kemiringan

400.

4. Memasang talang (10 cm dari pangkal

sadapan). Memasang Hanger dan mangkok

(10-15 cm dari talang sadap).

5. Pelaksanaan sadapan di mulai pukul 04.00

sampai dengan 07.00. Pemupulan dilakukan

pada jam 11.00. Jam 11.30 di bawa ke TPH.

6. Sistem sadap merupakan aturan penyadapan

yang telah ditentukan, sistem sadap yang

ada adalah :

 S2D2L

 S2D2L

 2S2D2 LH

 CD1

7. Pengumpulan produksi menggunakan truk.


7. Pengolahan Pada kegiatan pengolahan hasil tanaman karet

hasil getah ditunjukan pabrik pengolahan hasil lateks dari

karet bahan mentah kebahan setengah jadi.

Tata Cara :

1. Bahan olah dipotong-potong dengan

pisau bedah.

2. Hasil potongan dimasukkan ke dalam

gilingan compo no. 1

3. Hasil gilin como no. 1 dimasukkan ke no.

2, 4, dan 4.

- Gilingan 1 dan 5 dengan ketebalan

2,0 – 2,5 c,

- Gilingan 2 dan 6 dengan ketebalan

0,6 – 1,0 cm

- Gilingan 3 dan 4, 7 ,8 dengan

ketebalan 0,3 – 0,4 cm

Monitor pencatatan dengan menggunakan

(F-PRO-12,1)

4. Lembaran dibuat gulugan dengan berat

rata-rata 25-30 Kg/gulung

5. Gulugan compo ditimbang dan dicatat :

- Tanggal giling

- Asal bahan
- Nama pekerja borong

- Jumlah Kg compo

6. Jumlah compo kering ditaksasi dengan

perhitungan = jumlah compo basah (kg) x

65% dan hasil perhitungann dicatat pada

monitor penerimaan brown crape

7. Gulungan compo di letakkan pada satu

tempat dan asal bahan olah yang sama

8. Memberi tanda pada gulungan compo,

tanggal giling, taksasi kering dan asal

bahan olah

9. Gulungan compo yang di tuntaskan di

area penuntasan selama 15 – 20 hari dan

jika dijereng selama 7 – 14 hari.

 Browkep : bahan setengah jadi, hasil dari

pengeringan. Diolah menjadi SIR (80% dan

harga SIR menyesuaikan harga karet)

 Kamar A : kamar anginring angin

Cara penggilingan compo :

 Bahan lum dipotong-potong dengan pisau

belah

 Hasil potongan dimasukkan ke gilingan

compo nol
 Hasil gilingan compo no 1 dimasukkan ke

gilingan no 2, 3, 4

 Lembaran dibuat gulungan dengan berat rata-

rata 25-30kg/gulung

 Gulungan compo ditimbang & dicatat

 Jumlah compo kering ditaksasi dengan

perhitungan

Gulungan compo ditempatkan pada satu tempat

untuk tanggal dan bahan olah yang sama.

Alat penggilingan compo bernama mangel :

 Pencacah kasar

 Pencacah halus

 Direkat

 Finishing

Anda mungkin juga menyukai