Anda di halaman 1dari 10

PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN

Praktikum 6

(Praktikum Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Sawit )

Kelompok 5:

Dana wedad Romanza 2002301034


Firda Adelia 2002301004
Nisa Agustina 2002301061
Nur Pandu Pertiwi 2002301028

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2021
A. Tujuan

Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat:


1. Melakukan pemeliharaan tanaman meliputi: sanitasi tanaman,
pengendalian gulma bokoran dan gawangan serta pemupukan.
2. Mengamati phylotaksi kelapa sawit.
3. Simulasi pengambilan contoh daun untuk analisis hara daun.
4. Menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan TM
kelapa sawit.
B. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari kamis, 21 Oktober 2021 pukul 08.00
– selesai WITA bertempat di rumah pribadi.

C. Alat dan bahan


- Alat
1. Laptop
2. Sabit(2 buah)
3. Cangkul (2buah)
4. Golok (1 buah)
5. Dodos (1 buah)
6. Timbangan
7. Batu asahan (1 buah)
8. Ember 1 buah
9. Smartphone
- Bahan
1. Video
2. Artikel jurnal
3. Tanaman kelapa sawit TM-2
4. Pupuk : Urea,SP-18, KCl, Kiserit
5. Label simulasi
D. Prosedur Kerja
a) Sanitasi tanaman dan kebun (lihat Video)
1. Diakukan penunasan pelepah kering dari tiap pokok tanaman dengan
dodos.
2. Dibersihkan pokok tanaman kelapa sawit dari buah busuk dan
brondolan/anakan yang menyangkut di batang.
3. Ditumpuklah serasah/pelepah kering dan buah busuk digawangan
mati.
4. Dibebaskan areal dari sampah plastik.
b) Pembuatan piringan : (lihat video)
1. Piringan dibuat dengan jari-jari 2 m dari pokok tanaman kelapa sawit.
2. Dibuatlah “teras tapal kuda” pada piringan yang terletak pada areal
yang miring.
3. Dibersihkan piringan dari gulma dan brondolan serta anakan kelapa
sawit, kondisi W0.
c) Pengendalian gulma : (lihat video)
1. Dilakukan pengendalian gulma manual dengan kriteria W0 pada
piringan dan W2pada gawangan.
2. Gulma berkayu harus didongkel, jadi gawangan dalam kondisi bebas
dari gulma berkayu.
3. Ditumpukkan serasah gulma pada gawangan mati.
d) Pemupukan tanaman: (lihat video)
1. Dosis pupuk yang digunakan: 500 g Urea, 500 g SP-18, 500 g KCl,
dan 100 g Kieserit(mengandung 26% MgO, 22% S)
2. Pupuk ditabur dalam piringan setelah kondisi W0.3.Pupuk Urea
ditabur di piringan bagian dalam; SP-36,KCl dan Kieserit di piringan
bagian luar.
e) Simulasi pengambilan contoh daun untuk analisis hara: (cari refrensi
tentang phylotaksi daun kelapa sawit.)
1. Digambarkan phylotaksi daun kelapa sawit.
f) Pembuatan pasar pikul: (lihat video)
1. Ditentukan gawangan mati dan gawangan hidup pada blok kebun
kelapa sawit.
2. Pada sepanjang gawangan hidup, dibuatlah pasar pikul dengan
membersikan lahan selebar 1.5 dari gulma di tengah gawangan sebagai
jalan panen.
g) Pembuatan tangga panen: (lihat video)
1. Ditentukan kemiringan lereng pasar pikul yang telah dibuat.
2. Pada pasar pikul dengan kemiringan lebih dari 15% dibuatlah tangga
panen pada tiap perbedaan tinggi lahan 20 cm.
h) Pembuatan TPH (lihat Video)
1. Ditentukan jalan koleksi (collecting road/CR) pada blok kebun.
2. Pada ujung tiap 3 pasar pikul di CR dibuatlah satu TPH (pada pasar
pikul yang ditengah); satu TPH melayani 3 pasar pikul.
3. TPH dibuat dengan membersihkan gulma dan meratakan areal
berukuran 5 m x 3 m
E. Karena point a) dan b) tidak dapat dilakukan, maka Lihat dan simak video
tentang tutorial perkebuanan kelapa sawit berkelanjutan: Tanaman
Menghasilkan link youtube: https://www.youtube.com/watch?
v=pLO7tG__I8g

F. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan video yang telah dilampirkan, maka kita dapat diketahui
Pembuatan teras tapal kuda bertujuan untuk, mengurangi bahaya erosi dan
menahan air agar tidak langsung mengalir ke bawah sehingga air yang
tertampung pada teras tapal kuda dapat diserap oleh tanaman, pekerjaan
perawatan dan pemeliharaan selanjutnya lebih mudah, menghindari buah
menggelinding saat pemanenan sebab lahan yang tipologi lahannya curam
pun menyebabkan kualitas buah menjadi rendah karena adanya keruskan,
lebih sedikit buah hilang, Prestasi kerja meningkat akibat didapatkannya
kemudahan dalam proses, dan meningkatkan efisiensi serta biaya operasional.
Jika kegiatan tersebut dilaksanakan akan memberikan banyak manfaat dalam
proses pemeliharaan seperti Mencegah terjadinya erosi tanah yang kerap
terjadi dilahan miring, Meningkatkan kemampuan tanah dalam menampung
air dan unsur hara, Mengurangi kehilangan unsur hara yang terkandung
didalam tanah, Meningkatkan produktivitas pekerja karena lahan tidak terlalu
miring, Mempermudah pekerja dalam mengolah lahan dan merawatnya.
Rangkaian cara membuat tapak kuda kelapa sawit ini umumnya dikerjakan
secara manual menggunakan tenaga manusia.
Kriteria W0, W1, dan W2 merupakan pengendalian gulma yang
dilakukan secara manual berdasarkan jenis dan posisi gulma di suatu area.
Kriteria pengendalian gulma kebun kelapa sawit dibagi atas tiga jenis,
yaitu kriteria W0, W1, dan W2. Hal ini penting diketahui karena, piringan
kelapa sawit merupakan lokasi perakaran tanaman kelapa sawit,
sehingga untuk memaksimalkan penyerapan hara diperlukan area
yang bersih dari gulma dan LCC ( legume cover crop). Dengan adanya
penentuan kriteria ini para petani dapat meningkatkan efisiensi pengendalian
gulma, meningkatkan efisiensi pemupukan yang dilakukan diatas piringan
dan mencegah terjadinya pengikisan tanah disekitar piringan.
Kelapa sawit menghasilkan 18-30 pelepah setiap tahunnya, 8 sampai 22
pelepah terdapat buah dan sisanya tidak menghasilkan buah. Jumlah pelepah
yang optimum untuk menjaga keseimbangan kedua aspek di atas adalah 48 -
56 pelepah pada tanaman muda dan 40 - 48 pelepah pada tanaman tua
(Irawan,2014). Pemangkasan pelepah kering merupakan kegiatan membuang
pelepah kelapa sawit yang tidak berfungsi lagi dan meninggalkan berapa yang
berguna untuk mendukung proses fotosintesis pohon kelapa sawit.
Terbuangnya beberapa pelepah produktif secara berlebihan mengakibatkan
kegiatan fotosintesis daun berkurang dan pohon tidak produktif. Jumlah
pelepah dan periode waktu mempertahankan pelepah dapat mendukung
produksi tertinggi tanaman kelapa sawit (Pambudi, 2016). Produktivitas yang
tinggi akan tercapai jika pemangkasan pelepah kering dilakukan dengan cara
yang benar, tetapi jika tidak dilakukan justru akan menurunkan hasil
produksi. Perlu dilakukannya kegiatan pemangkasan untuk menjaga
keseimbangan fisiologis tanaman, sanitasi atau supaya tidak ditumbuhi jamur,
memperlancar penyerbukan, memudahkan panen dan menghindari brondol
tersangkut di pangkal pelepah.
Buah kelapa sawit yang masih berada pada pokok tanaman kelapa sawit
tidak meululu berada di kondisi yang baik, ada juga yang tidak baik /rusak
contohnya busuk. Kebusukan tersebut hanya menyerang buah kelapa sawit
yang tidak segera dipanen dan kondisinya lembab. Kelembaban udara yang
cukup tinggi disekitar buah tersebut lantas memicu pertumbuhan jamur
marasmius. Lalu Miselium jamur ini akan berkembang masuk ke dalam
lapisan mesokarp buah kelapa sawit, sehingga lama-kelamaan jamur tersebut
akan tumbuh dan berkembang bak hingga mengakibatkan kebusukan pada
buah kelapa sawit. Buah kelapa sawit yang busuk tersebut tentunya harus
dikendalikan dengan cara dibersihkan dari pokok tanaman kelapa sawit, hal
tersebut dikarenakan patogen yang berada pada buah kelapa sawit busuk akan
cepat menyebar sehingga buah kelapa sawit yang busuk tersebut akan
menjadi tempat berkembang biaknya hama dan pastinya akan menyerang
buah sawit lain disekitarnya . Sehingga jika dibiarkan tetap berada pada
pokok tanaman maka nantinya akan mengganggu buah kelapa sawit lainnya
yang kondisinya baik ikut membusuk.
Keberhasilan dibidang pertanian dalam budidaya tanaman dapat
ditentukan oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor penentu
keberhasilan tersebut adalah pada faktor pemupukan. Pemupukan tanaman
adalah proses pemberian Hara tambahan pada tanaman baik itu unsur hara
makro maupun mikro, dalam bentuk cair maupun padat, dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil produksi pertanian. Namun tata cara pemupukan yang
baik dan benar juga perlu dilakukan, agar proses pemupukan menjadi lebih
tepat. Berikut cara pemupukan yang tepat dengan 5 Tepat dalam pemupuka
kelapa sawit, yaitu Tepat jenis, Tepat dosis, Tepat waktu, Tepat tempat dan
Tepat cara.
1) Tepat dosis
Tepat dosis adalah dosis yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur tanaman kelapa sawit. Pada
tanaman kelapa sawit TBM dan TM diagnosis secara visual dan secara kimia,
yakni analisis tanah dan analisis daun.
2) Tepat jenis
Tepat jenis berarti pupuk yang diberikan harus tepat jenisnya. memilih
kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan
tambahan, memilh berdasarkan sifat kelarutan, dan sifat tanahnya
3) Tepat tempat
Tempat yang baik untuk menabur pupuk kelapa sawit adalah piringan
dan gawangan dengan syarat piringan atau gawangan dalam kondisi yang
bersih dari gulma.
4) Tepat cara
Tepat cara berarti pupuk yang diberikan pada tanaman kelapa sawit
harus sesuai dengan cara yang benar. Pemupukan ditentukan berdasarkan
jenis pupuk, umur tanaman, dan jenis tanah.
5) Tepat waktu
Waktu sangat menentukan efektifitas pemupukan tanaman kelapa sawit.
Jika pemupukan tanaman kelapa sawit dipupuk tidak sesuai dengan waktunya
akan mengakibatkan kelapa sawit tidak berkembang secara sempurna.
Dalam pemeliharaan tanaman sawit perlu dilakukan pengamatan
phylotaksi daun. Pengamatan letak daun sangat penting untuk diketahui oleh
perkebunanan kelapa sawit, karena berpengaruh terhadap pengambilan
sampel pada daun ke-17 yang berguna sebagai standar pengamatan kelapa
sawit pada fase tanaman menghasilkan. Selain itu daun dengan nomor
tertentu memiliki fungsi dan pernana masing-masinf untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. Berikut gambar phylotaksi
daun kelapa sawit.
Setelah dilakukan pengamatan, maka perkebunan dapat melakukan
analisis daun, Manfaat dilakukannya analisis daun adalah mengetahui
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat dilakukan dengan
cara pengambilan contoh daun kelapa sawit, status terkahir kandungan unsur
hara yang ada di dalam tanaman, juga sebagai salah satu dasar untuk
menentukan jenis dan dosis pupuknya dalam pemupukan tahun depan.
Dalam mengamati phylotaksi daun daun yang dipilih adalah dari
pelepah ke 17, perhitungan daun ke 17 dilihat dari pucuk daun yang telah
terbuka sempurna kemudian turun dua tingkat dari daun pertama tersebut.
Daun yang dijadikan sebagai sampel adalah daun ke-17 karena pada
daun ke-17 dapat menggambarkan hara pada tanaman, namun jika
keadaannya rusak maka dapat diganti dengan daun ke-9 dan kalau tanaman
masih sangat muda yang berumur 2-3 tahun, maka dapat diambil daun ke-3.
Analisa daun pada TBM tidak dilakukan, kecuali untuk keperluan khusus
seperti untuk percobaan atau adanya sebab-sebab tertentu
Daun ke-9 maupun 17 ditentukan dengan memperhatikan susunan letak
daun dapat ditentukan dengan pedoman sebagai berikut
- Daun ke-1 adalah daun termuda yang helai daunnya telah mekar
seluruhnya dan jarak antar helai daun yang lain sudah jelas tampak pada
pangkal pelepah.
- Daun ke-3 letaknya 274 derajat dari daun pertama. Derajat sudut ini
dihitung dari daun pertama kea rah kiri pada tanaman yang mempunyai
pusingan spiral ke kanan dan dihitung kea rah kanan pada tanaman yang
mempunyai pusingan spiral ke kiri.
- Daun ke-9 letaknya dibawah daun ke-1 agak ke sebelah kiri pada pusingan
kanan dan agak ke sebelah kanan pada pusingan spiral kiri. Daun ke-17
letaknya dibawah daun ke-9 agak kesebelah kiri pada pusingan spiral
kanan dan agak ke sebelah kanan pada pusingan spiral kiri.

G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini maka dapat disimpulkan
1. Pembuatan teras tapal kuda memiliki tujuan dan manfaat mengurangi
bahaya erosi, meningkatkan kemampuan tanah menampung air-hara,
mempermudah pekerjaan perawatan-pemeliharaan, menghindari buah
menggelinding dan kehilangan buah, prestasi kerja meningkat,
meningkatkan efisiensi serta menekan biaya operasional.
2. Kriteria gulma (W0, W1, W2) di berikan untuk mempertimbangkan jenis
gulma dan posisi keberadaan gulma. Sehingga dengan pemberian kriteria
ini perlakuan terhadap gulma juga dapat ditentukan sesuai dengan lokasi
tumbuhnya.
3. Pelepah kering harus dibersihkan agar memudahkan pekerja dalam
memelihara tanaman kelapa sawit pun agar terurai menjadi pupuk kompos
bagi tanaman kelapa sawit.
4. Buah kelapa sawit busuk harus dibersihkan karena dapat menjadi tempat
berkembang biaknya hama dan penyakit.
5. Strategi Pemupukan memiliki lima konsep Tepat dosis (dosis yang sesuai
dengan umur), Tepat jenis (tepat jenisnya berdasarkan komposisi unsur
hara utama-tambahan, difat kelarutan, dan sifat tanahnya), Tepat tempat
(Tempat yang baik untuk menabur pupuk), Tepat cara (sesuai dengan cara
yang benar), Tepat waktu (sesuai dengan waktu keperluan pupuk)
6. Analisis daun digunakan sebagai penentuan pemberian unsur hara pada
tanaman kelapa sawit, pelepah daun yang digunakan adalah pelepah ke-17
karena dapat menggambarkan dengan jelas hara pada tanaman tersebut
H. Daftar Pustaka
Irawan.2014. Pruning pada Masa TM Kelapa Sawit. Budidaya Kelapa Sawit.
https://jacq-planter.blogspot.com/2014/09/pruning-pada-masa-tm-
kelapa-sawit.html (21 Oktober 2021)
Pambudi.2014.Pengaturan Jumlah Pelepah untuk Kapasitas Produksi
Optimum Kelapa Sawit. Jurnal Agrohorti bagian 4 halaman 46-55.
Institut Pertanian Bogor.
Saputri, Desy Elli.2021.Filotaksis Daun Kelapa Sawit. Research Station.
https://srs-ssms.com/id/filotaksis-daun-kelapa-sawit-2/ (21 Oktober
2021)

Anda mungkin juga menyukai