Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


KELAPA SAWIT
Dilaksanakan Oleh:
No. Nama NIM
1. SERLI SAPITRI MAYANG SARI 2000854211021

Prodi Agroteknologi Kelas A2


Fakultas Pertanian Universitas Batanghari
2021
PENDAHULUAN
1. Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan
utama saat ini. Luas tanaman di Indonesia
mencapai 14 juta hektar.
2. Tenaga kerja yang terserap mencapai 6 juta jiwa
3. Pada tahun 2020, jumlah devisa dari ekspor
CPO mencapai 300 trilyun, nomor 2 setelah
devisa dari minyak dan gas.
PENDAHULUAN
Kegiatan utama dalam budidaya kelapa sawit adalah:
1. Pembibitan
2. Pembukaan lahan
3. Penanaman
4. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dan
tanaman menghasilkan
5. Panen dan pasca panen
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat:
Praktikum dilaksanakan di lapangan pada bulan November sd
Desember 2021. Lokasi di Jembatan Mas, BatangHari
Bahan dan Alat:
Bahan (objek) yang digunakan adalah perkebunan kelapa sawit
rakyat di lokasi praktikum dengan kriteria tanaman pembibitan,
tanaman belum menghasilkan, dan tanaman menghasilkan.
Peralatan yang digunakan adalah meteran, dodos, cangkul,
kamera dan alat tulis.
METODE PRAKTIKUM
Cara Kerja :
Acara 1: Menentukan Sumber Benih Tanaman
Berdasarkan tebal tipisnya cangkang , dikenal tipe buah sebagai berikut
1. Tipe Dura dengan ciri-ciri :
• Daging buah tipis, tebal cangkang 2-8 mm
• Inti besar dan tidak terdapat cincin serabut
• Persentase daging buah 35-60% dengan rendemen minyak 17-18%
• Delidura yang masih termasuk tipe dura buahnya lebih besar dan
intinya lebih besar pula.
METODE PRAKTIKUM
2. Tipe Pisifera dengan ciri-ciri
• Daging buahnya tebal, tidak mempunyai cangkang tetapi
terdapat cincin serabut yang mengelalangi inti. Intinya kecil sekali
bila dibandingkan dengan tipe dura maupun tenera.
• Perbandingan daging buah terhadap buahnya tinggi dan
kandungan minyaknya juga tinggi
• Bunga tipe pisifera biasanya steril.
• Tipe ini biasanya hanya dipakai sebagai pohon bapak dalam
persilangan dengan tipe dura.
METODE PRAKTIKUM
3. Tipe Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dengan pisifera,
sifat tipe ini merupakan kombinasi antara kedua induknya dengan ciri-
ciri
• Tebal cangkang sekitar 0,5 – 2,5 mm
• Mempunyai cincin serabut walapun tidak sebanyak pada tipe pisifera,
sedang intinya kecil
• Perbandingan daging buah terhadap buah 60-96%, rendemen
minyaknya 22-24%
• Jumlah daun yang terbentuk tiap buah pada tipe ini lebih banyak
daripada tipr dura, tetapi ukurannya lebih kecil.
METODE PRAKTIKUM
• Jika sebagian besar tanaman sampel menunjukkan
adanya buah tipe dura dan pisifera lebih dari 5%. Hal
ini mengindikasikan bahwa tanaman sawit bukan
berasal dari benih dengan tetua dura x tenera (DXP).
Menurut Harahap dan Simangunsong (2005), bila
pertanaman sawit berasal dari pohon induk DXP
terpilih, maka 99% buah akan bertipe tenera.
METODE PRAKTIKUM
PENGAMATAN
1. Ambil beberapa sampel buah kelapa sawit dari 10 batang
tanaman
2. Belah buah sawit tersebut dan bandingkan dengan gambar

Cantumkan foto pengamatan di sini, gunakan foto berkoordinat

Gambar 1. Foto buah kelapa sawit


PENGAMATAN
3. Tentukan persentase buah dura, tenera, dan
pisifera
dura
t
p25%
PENGAMATAN
4. Berdasarkan perhitungan persentase buah
dura, tenera, dan pisifera, maka tentukan
sumber benih kelapa sawit tersebut
* “Sumber benih kelapa sawit tersebut adalah
TENERA”
METODE PRAKTIKUM
Cara Kerja :
Acara 2: Jarak Tanam
1. Jarak tanam berhubungan dengan jumlah
populasi tanaman per hektar.
2. Jarak tanam rata-rata kelapa sawit berkisar
antara 8 sd 9 meter dengan sistem ubin (mata
empat) dan poligon (mata lima)
PENGAMATAN
1. Tentukan jarak tanam kelapa sawit
8X8 (Lebar 8, panjang 8)
2. Tentukan sistem tanamnya (mata 4, 5 atau 6)
sistim tanamnya mata 6
3. Tentukan populasi tanama per hektar
= 156,25
PENGAMATAN
4. Foto pengukuran jarak tanam

Gambar 2. Foto jarak tanam kelapa sawit


METODE PRAKTIKUM
Cara Kerja :
Acara 3: Kastrasi
1. Kastrasi yaitu: pembuangan bunga bunga pertama baik jantan maupun betina serta
buah-buah pasir pada tanaman Kelapa Sawit yang belum siap untuk memasuki masa
panen normal.
2. Masa panen normal yaitu: memasuki usia 12 bulan sejak mulai tanam
Tujuan dari Kastrasi yaitu :
3. Memaksimalkan fase vegetatif pada tanaman sehingga, tanaman menjadi kokoh pada
fase Generatif.
4. Mencegah terserangnya Hama Penyakit pada tanaman
5. Biasanya hama yang menyerang buah adalah Ulat Terataba
Kastrasi mulai di hentikan 6 bulan sebelum tanaman memasuki masa panen. Jika pada
usia tanaman 24 bulan tanaman sudah panen, di usia 12 bulan tanaman mulai dilakukan
Kastrasi & memasuki usia 18 bulan Kastrasi sudah di hentikan.
METODE PRAKTIKUM
PENGAMATAN
1. Foto buah dompet 2. Foto pelaksanaan
pada tanaman kastrasi
kelapa sawit
Cantumkan foto pengamatan di Cantumkan foto pengamatan di
sini…gunakan foto berkoordinat sini…gunakan foto berkoordinat

Gambar 3. Foto buah dompet kelapa sawit Gambar 4. Foto kastrasi kelapa sawit
METODE PRAKTIKUM
Cara Kerja :
Acara 4: Membuat Piringan untuk Pemupukan
1. Circle weeding atau membuat piringan dilakukan bila
kita akan memupuk tanaman.
2. Tujuan membuat piringan ini adalah untuk
memudahkan pemupukan dan memastikan pupuk
hanya dimanfaatkan oleh tanaman kelapa sawit, bukan
oleh gulma
METODE PRAKTIKUM
PENGAMATAN
1. Buat piringan pada 2. Praktekkan
pokok kelapa sawit penebaran pupuk

Gambar 6. Foto penebaran pupuk pada piringan


Gambar 5. Foto pembuatan piringan kelapa sawit kelapa sawit
METODE PRAKTIKUM
Cara Kerja :
Acara 5: Pruning
Pruning atau pemangkasan adalah pembuangan pelepah- pelepah yang sudah tidak
produktif / pelepah kering pada tanaman kelapa sawit. Pruning/pemangkasan
merupakan termasuk dalam kegiatan persiapan panen.

Pruning atau pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk


1. Memangkas pelepah yang sudah tidak produktif.
2. Mempermudah di dalam proses pemanenan serta pengutipan brondolan.
3. Mempertahankan jumlah pelepah setiap pokoknya minimal 56-64 pelepah.
4. Sanitasi ( Menjaga kebersihan ) tanaman agar tidak diserang oleh Hama & Penyakit.
METODE PRAKTIKUM
4. Pruning perlu dilakukan untuk menjaga jumlah pelepah yang optimal yang berguna untuk
tempat munculnya bunga & pemasakan buah.
5. Pruning dilakukan setelah dilakukan kastrasi & tanaman sudah mulai memasuki tahap awal
panen.
Teknis pruning dilakukan dengan cara :
Memangkas pelepah searah dengan arah spiral/letak alur pelepah. Supaya hasil dari pangkasan
terlihat rapi.
Memangkas pelepah yang tidak produktif, dengan ciri-ciri :
Pelepah yang sudah tua dan kering
Pelepah sudah tidak dijadikan pelepah songgo ( minimal songgo 2).
Memangkas pelepah secara mepet & tepat pada bagian bawah pangkal pelepah. Pelepah harus
dipangkas mepet dengan tujuan untuk mencegah tersangkutnya brondolan pada pelepah.
Menyusun pelepah hasil sisa pangkasan di Gawangan Mati atau disusun di antara pokok tanaman
& dipotong menjadi 3 bagian.
METODE PRAKTIKUM
PENGAMATAN
Lakukan kegiatan pruning

Gambar 7. Foto sebelum pruning kelapa sawit Gambar 8. Foto setelah pruning kelapa sawit
METODE PRAKTIKUM
Cara Kerja :
Acara 6: Panen
1. Panen dilakukan setalah ciri-ciri buah siap untuk
dipanen, yaitu adanya minimal 6 butir brondolan.
2. Pemanenan menggunkan dodos sawit dan
dilakukan dengan hati2 agar tidak merusak bagian
tanaman lainnya.
METODE PRAKTIKUM
PENGAMATAN
Lakukan Pemanenan Kelapa Sawit

Gambar 7. Foto panen kelapa sawit rendah Gambar 8. Foto panen kelapa sawit tinggi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai