Anda di halaman 1dari 71

TEKNOLOGI PENGOLAHAN

KELAPA
• Teknologi pengolahan produk dari daging
buah kelapa dan hasil ikutannya telah
tersedia dan dapat diaplikasikan di tingkat
petani.
• Produk yang dapat dihasilkan dalam
bentuk bahan pangan ialah berupa minyak
kelapa dalam bentuk VCO dan minyak
goreng sehat, nata de coco, tepung
ampas kelapa serta produk nonpangan
berupa pakan ternak, briket, pupuk
organik, cocofiber, cocopeat dan biodiesel
• 1. Pengolahan minyak kelapa
• Minyak kelapa merupakan minyak yang
diperoleh dari kopra atau dari perasan
santannya. Kandungan minyak pada daging
buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30%-
35%, atau kandungan minyak dalam kopra
mencapai 63-72%.
• Minyak kelapa merupakan senyawa trigliserida
yang tersusun atas berbagai asam lemak dan
90% merupakan asam lemak jenuh. Minyak
kelapa yang belum dimurnikan mengandung
sejumlah kecil komponen bukan lemak seperti
fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol
(0,003%), dan asam lemak bebas (< 5%) dan
sedikit protein dan karoten.
• Sterol berfungsi sebagai stabilizer dalam
minyak dan tokoferol sebagai antioksidan .
Setiap minyak nabati memiliki sifat dan ciri
tersendiri yang sangat ditentukan oleh
struktur asam lemak pada rangkaian
trigliseridanya. Minyak kelapa kaya akan
asam lemak berantai sedang (C8 – C14),
khususnya asam laurat dan asam
meristat.
• Adanya asam lemak rantai sedang yang relatif
tinggi membuat minyak kelapa mempunyai
beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa
senyawaan yang berbahaya di dalam tubuh
manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada
pembuatan minyak kelapa murni (VCO, virgin
coconut oil)
• Jenis minyak yang dapat dihasilkan dari
ekstraksi buah kelapa yaitu minyak kelapa
kasar, minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil -
VCO), dan minyak goreng.
Secara garis besar proses pembuatan minyak
kelapa dapat dilakukan dengan dengan dua
cara:
1. Minyak kelapa diekstrak dari daging kelapa
segar, atau dikenal dengan proses basah
2. Minyak kelapa diekstrak dari daging kelapa
yang telah dikeringkan (kopra) atau dikenal
proses kering.
• Pengolahan Minyak Kelapa Cara Basah
• Pembuatan minyak dengan cara basah
dapat dilakukan melalui pembuatan
santan terlebih dahulu atau dapat juga di
pres dari daging kelapa setelah
dipanaskan.
• Bagian yang kaya dengan minyak disebut
sebagai krim, dan bagian yang miskin
dengan minyak disebut dengan skim. Krim
lebih ringan dibanding skim, karena itu
krim berada pada bagian atas, dan skim
pada bagian bawah.
• Mula-mula dilakukan ekstraksi santan dari
kelapa parut. Kemudian santan dipanaskan
untuk menguapkan air dan menggumpalkan
bagian bukan minyak yang disebut blondo.
Blondo ini dipisahkan dari minyak. Terakhir,
blondo diperas untuk mengeluarkan sisa
minyak.
• Minyak kelapa dapat langsung dikemas dalam
jerigen untuk langsung dijual.
• Untuk memperoleh mutu minyak kelapa yang
lebih baik, biasanya dilakukan proses refined,
bleached, deodorized (RBD). Proses-proses ini
dapat dilakukan dengan cara :
Proses Pemurnian Minyak Goreng
• Pemurnian (refining) minyak goreng meliputi
tahapan netralisasi, pemucatan (bleaching) dan
penghilangan bau (deodorisasi).
1. Netralisasi dilakukan untuk mengurangi asam
lemak bebas (Fatty Fat Acid) untuk
meningkatkan rasa dan penampakan minyak.
Netralisasi dilakukan dengan mereaksikan
NaOH dengan FFA sehingga membentuk
endapan minyak tak larut yang dikenal sabun
(soapstock). Jumlah NaOH yang ditambahkan
berkisar 0,1% atau sekitar 1,5 kg NaOH per ton
minyak per 1% FFA.
• Untuk menghilangkan pengotor berupa gum di
dalam minyak digunakan H3PO4 selanjutnya
dipisahkan melalui cara pengendapan
(decantion) atau dengan sentrifugasi.
2. Pemucatan (bleaching) menghilangkan
sebagian besar bahan pewarna tak terlarut atau
bersifat koloid yang memberi warna pada
minyak. Pemucatan dapat dilakukan dengan
menggunakan karbon aktif atau bleaching earth
(misalnya bentonit) 1% sampai 2 % atau
kombinasi keduanya (arang aktif dan bentonit)
yang dicampur dengan minyak yang telah
dinetralkan pada kondisi vacuum sambil
dipanaskan pada suhu 95oC – 100oC.
Selanjutnya bahan pemucat dipisahkan melalui
filter press.
• Proses deodorisasi akan menghilangkan bau
dan flovours yang bersifat menguap, pada saat
minyak dipanaskan pada temperature antara
150 – 250oC menggunakan steam yang kontak
dengan minyak pada condisi vacuum dengan
tekanan 29 Psi.
• Dengan bahan baku dua ton daging kelapa
segar, akan dihasilkan sekitar 30-35% minyak
kelapa atau sekitar 600 kg-700 kg minyak
kelapa. Selain memproduksi minyak kelapa,
proses produksi juga menghasilkan produk
sampingan yaitu: bungkil kelapa, sisa
pengepresan sebanyak 20%-25% dari total
jumlah bahan baku.
B. Pengolahan Minyak Kelapa Cara Kering
1) Cara Pres
• Cara pres dilakukan terhadap daging buah kelapa kering
(kopra). Proses ini memerlukan investasi yang cukup
besar untuk pembelian alat dan mesin. Uraian ringkas
cara pres ini adalah sebagai berikut:
• a. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk
kasar.
• b. Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga
mengeluarkan minyak. Ampas yang dihasilkan masih
mengandung minyak. Ampas digiling sampai halus,
kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan
minyaknya.
• c. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring,
selanjutnya dilakukan pemurnian seperti yang telah
dijelaskan di atas
Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI - 3741-
1995
No Kriteria Persyaratan
1 Warna Muda Jernih
2 Kadar Air max 0,3%
3 Berat Jenis 0,900 g/liter
4 Asam lemak bebas Max 0,3%
5 Bilangan Peroksida Max 2 Meg/Kg
6 Bilangan Iod 45 - 46
7 Penyabunan 196 - 206
8 Cemaran Logam Max 0,1 mg/kg
9 Bau dan Rasa Normal
10 Index Bias 1,448 - 1,450
• Cara pembuatan VCO / Virgin Coconut Oil / Minyak
Kelapa Murni
• Kelapa dikupas sabut dan tempurungnya kemudian
dibersihkan lapisan luar atau kulit arinya. Gunakan pisau
untuk mengerik daging buah tipis-tipis.
• Belah butiran kelapa dan cuci dengan air bersih lalu tiriskan.
• Parut belahan kelapa menggunakan alat parut.
• Parutan kelapa langsung diambil santannya, apabila tertunda
selama lebih dari 30 menit akan beresiko menemui
kegagalan.
• Tuang air bersih sebanyak 4-6 liter kedalam parutan kelapa,
aduk sampai rata sambil diremas-remas agar santan terkuras
keluar.
• Peras parutan kelapa hingga santan keluar. Pemerasan dapat
juga dilakukan dengan menggunakan kain.
• Masukkan santan ke dalam toples, lalu tutup rapat dan
diamkan selama satu sampai dua jam hingga terbentuk
dua lapisan, yaitu lapisan bawah berupa air dan lapisan
atas berupa santan.
• Pisahkan santan dari air menggunakan gayung atau
selang.
• Aduk menggunakan mixer sampai merata selama 30
menit dengan cara diputar-putar. Putar ke kiri antara 2-3
menit, lalu putar ke kanan dengan waktu yang sama 2-3
menit juga.
• Pada setiap pergantian arah putaran selingi dengan
gerakan mengocok. Gerak putaran ini membutuhkan
kecepatan yang stabil.
• Masukkan santan ke dalam toples tertutup dan diamkan
atau fermentasikan selama 8-12 jam.
• Setelah 8-12 jam akan terbentuk tiga lapisan, yaitu lapisan bawah
berupa air, lapisan tengah berupa blondo, dan lapisan atas berupa
minyak.
• Pisahkan minyak dari lapisan air dan blondo.
• Kemudian minyak disaring menggunakan alat yang terbuat dari
corong dimana seperempat bagian dari corong sampai ujung bawah
corong tersebut sudah disumbat dengan kapas.
• Hubungkan bagian bawah corong ke toples penampung dan tutup
dengan kantong plastik bening sampai proses penyaringan selesai.
• Minyak yang telah tersaring merupakan VCO berkualitas tinggi
dengan ciri-ciri antara lain warna minyak bening kristal tidak berbau
dan tidak berasa kecuali aroma khas buah kelapa segar.
• Sebelum dipasarkan, VCO biasanya dikemas dalam botol. Karena
itu kemas minyak dalam botol dan segel untuk menjaga
kesegarannya.
• Minyak kelapa murni dalam botol ini telah siap untuk dipasarkan.
Nata de coco
• Cara Pengolahan Nata DE COCO dari Air
Kelapa
• Nata de coco merupakan salah satu produk
olahan air kelapa yang sudah cukup populer di
Indonesia. Di Indonesia sendiri nata de
coco mulai dikenal sekitar tahun 1980-an.
Hingga saat ini produk nata de coco sangat
digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga
tidak heran bila nata de coco bisa ditemukan
dimana saja karena produk ini bisa digunakan
sebagai bahan campuran es krim, cocktail buah,
sirup dan makanan ringan lainnya.
• Bahan baku utama untuk membuat nata de coco adalah
air kelapa. Air kelapa yang baik untuk digunakan dalam
pembuatan nata de coco adalah air kelapa yang berasal
dari kelapa tua. Air kelapa yang berasal dari buah kelapa
yang masih muda atau kelapa tua yang sudah bertunas
tidak bisa digunakan untuk membuat nata de coco.
• Air kelapa yang digunakan untuk pembuatan nata de
coco yang baik adalah yang berasal dari buah kelapa
yang masih muda belum cukup mengandung mineral
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan aktifitas
bakteri Acetobacter xylinum. Sebaliknya, air kelapa yang
telah bertunas mengandung minyak berlebihan yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Acetobacter
xylinum.
• Bahan-bahan:
- 1 liter air kelapa
- Bakteri starter Acetobacter Xylinum (bibit nata da coco)
- Asam cuka
- 100 gram gula

• Cara membuat:
- Rebus air kelapa dalam panci sampai mendidih selama
3 menit.
- Tuangkan gula pasir ke dalam air kelapa yang
mendidih.
- Matikan kompor dan biarkan air kelapa menjadi dingin.
- Tuang asam cuka sekitar 10 ml ke dalam larutan air
kelapa hingga kadar keasaman sekitar 4,5. Pengukuran
Ph bisa menggunakan kertas lakmus.
• - Tambahkan bakteri starter Acetobacter Xylinum ke
dalam larutan, aduk-aduk hingga merata.
- Tuang adonan ke dalam loyang atau baskom, tutup
bahan nata de coco dengan koran dan ikat dengan tali.
- Simpan di dalam rak yang stabil, tidak mudah goyang,
dan hindari dari guncangan.
- Tunggu hingga kurang lebih 14 hari agar menjadi nata.
- Nata de coco yang sudah jadi, akan menjadi keras,
mengikuti pola loyang.
- Selanjutnya, nata de coco yang sudah jadi di cuci
dengan air dan rendam hingga 2-3 hari.
- Setelah di rendam, kemudian lakukan perebusan
dengan air gula, tujuannya agar mengenyal dan manis.
- Iris nata da coco sesuai selara menggunakan piau
dapur dan nata de coco siap untuk disajikan dengan
sirup atau minuman lainnya.
Pengolahan Tempurung kelapa
• Keunggulan Briket Tempurung Kelapa
• Briket dari bahan tempurung kelapa ini memiliki banyak
keunggulan yaitu :
• Lebih murah dan ekonomis.
• Tidak beresiko meledak atau terbakar seperti kompor
minyak tanah dan kompor elpiji.
• Panas tinggi dan kontinyu jadi sangat baik untuk
pembakaran yang membutuhkan waktu lama.
• Tidak mengeluarkan suara bising dan tidak berjelaga jadi
tidak membuat peralatan memasak menjadi rusak.
• Ramah lingkungan serta aman bagi kesehatan terutama
bagi ibu rumah tangga yang sering memasak di dapur.
• Sumber briket dari batok kelapa ini berlimpah.
• Bahan Pembuatan Briket Kelapa :
• Arang tempurung kelapa
• Tepung kanji
• Air
• Peralatan :
• Mesin penepung arang / diskmill
• Alat pencetak briket
• Mesin pencampur adonan
• Oven briket
• Pembuatan Briket Tempurung Kelapa :
• Proses pengarangan :
Tempurung kelapa dibuat menjadi arang dengan cara pengarangan
manual yaitu menggunakan tong kemudian dibakar serta ditutup
sampai hanya ada sedikit ventilasi pada tong arang tersebut.
Pengarangan ini juga bisa dengan menggunakan proses pirolisis
yaitu dimana tempurung kelapa dimasukkan dalam tangki pirolisis
dalam keadaan tertutup selanjutnya asap dikondensasikan sampai
mendapatkan asap cair.
• Proses penepungan :
Arang yang telah dihasilkan melalui pembakaran manual atau
menggunakan proses pirolisis kemudian ditepung menggunakan
bantuan mesin diskmill.
• Proses pengayakan :
Apabila sudah melalui proses penghancuran arang maka dilakukan
pengayakan supaya bisa menghasilkan arang tempurung kelapa
dengan ukuran yang lebih lembut dan halus. Arang tempurung
kelapa ini diayak dengan menggunakan saringan ukuran kelolosan
50 mesh.
• Proses pencampuran media :
Tepung tempurung kelapa ini lalu dicampur dengan
menggunakan air dan lem kanji. Ketika proses
pencampuran ini perlu ditambah dengan lem kanji
sebanyak 2,5 % dari tepung tempurung kelapa tadi.
• Proses mencetak briket arang tempurung kelapa :
Apabila semua bahan tadi telah tercampur dengan
merata lalu lakukan proses pencetakan dengan
menggunakan cetakan.
• Proses pengeringan :
Keringkan briket yang telah dicetak dengan
menggunakan oven bersuhu 650 oC selama kurang lebih
2 jam, pengeringan ini bisa menggunakan bantuan sinar
matahari. Briket dari bahan tempurung kelapa ini pun
siap dikemas dan dipasarkan.
JAKARTA
4. PENGOLAHAN SABUT KELAPA
Sabut kelapa yang dalam perdagangan dunia
dikenal sebagai coco fibre, coir fiber, coir yarn,
coir mats, and rugs. Secara tradisional serat sabut
kelapa bisa dimanfaatkan untuk bahan pembuat
sapu, keset, tali dan alat-alat rumah tangga lain.
Perkembangan teknologi, sifat fisika-kimia serat,
dan kesadaran konsumen untuk kembali ke
bahan alami, membuat serat sabut kelapa
dimanfaatkan menjadi bahan baku industri karpet,
jok dan dashboard kendaraan, kasur, bantal,
dan hardboard. Sabut kelapa juga dimanfaatkan
untuk pengendalian erosi.
• Serat sabut kelapa diproses untuk dijadikan Coir
Fiber Sheet yang digunakan untuk lapisan jok
mobil, barang furniture, pot, geotekstil, maupun
matras.
• Persyaratan Bahan Baku:
• Bahan harus dalam keadaan basah.
• Bahan berasal dari sabut kelapa yang masih
segar dengan ciri kulitnya masih terlihat hijau
• Tidak keropos
• Bukan bahan bekas degan
• Sabut Kelapa diambil dari kelapa untuk kopra,
minyak atau untuk yang diambil
Cocomesh ini terbukti efektif dalam mencegah longsor ataupun banjir.
Cocomesh juga bisa berfungsi sebagai media tumbuh tanaman seperti
Cocopeat dan cocok banget untuk reklamasi bekas tambang atau pantai.
Aplikasi Serat sabut kelapa yang di buat dalam bentuk lembaran atau
lebih dikenal dengan Cocosheet. Menurut beberapa penelitian, terbukti
mampu mereduksi suara dan menyerap bising terutama pada frekuensi
tinggi (2000 hz). Penggunaan cocosheet ini bisa menyaingi penggunaan
glasswool. Keunggulan lain dari cocosheet adalah dia lebih murah.
Proses Produksi cocofiber dari cocopeat dalam kondisi
basah
•Sabut dimasukkan secara kontinu kedalam mesin
pengurai, tidak bersamaan sampai terpisah cocofiber dan
cocopeatnya
•Pisahkan cocofiber dari cocopeatnyaJemur cocofiber
selama 30 menit (cukup diangin-anginkan saja) dan
lakukan pembalikan supaya merata
•Press cocofiber dalam bentuk bales, simpan dalam kondisi
tempat kering, atau alasi dengan kayu
•Cocofiber siap di ekspor
•Perbandingan Sabut dan fiber (4000 butir sabut = 500
kwintal fiber, (8:1)
•Cocopeat = 2 kali
Cocopeat
•Dalam bercocok tanam, cocopeat termasuk ke
dalam media tanam hidroponik yang bersifat
organik, karena terbuat dari serbuk serabut
kelapa.
•Cocopeat memiliki sifat mudah menyerap dan
menyimpan air. Cocopeat memiliki pori-pori, yang
memudahkan pertukaran udara, dan masuknya
sinar matahari. Kandungan Trichoderma molds-
nya, sejenis enzim dari jamur, dapat mengurangi
penyakit dalam tanah.
•Dengan demikian, cocopeat dapat menjaga tanah
tetap gembur dan subur.
5. PENGOLAHAN GULA SEMUT
• 1. Proses pengolahan gula merah dan gula semut
– Penampungan : Nira yang ditampung adalah nira
yang belum rusak atau belum mengalami
fermentasi. Kondisi yang terbaik dalam pembuatan
gula merah adalah nira yang mengandung kadar
gula diatas 12% dan pH 6-7.
– Untuk menghindari kerusakan nira saat
penampungan dapat diberi bahan pengawet kapur
sirih. Disamping menjaga wadah penampungan
agar tetap bersih.
– makan/25 l) atau menggunakan kopra yang dijepit
pada kayu lalu dicelup sekali-kali ke dalam nira
yang sedang dimasak. Nira yang telah masak bila
ditetaskan kedalam air akan mengeras.
– Penyaringan : Menqgunakan kain blacu agar kotoran
seperti ranting/daun, semut, lebah, dan serangga
lainnya dapat tersaring.
– Pemasakan : Nira dituang ke dalam wajan kemudian
dimasak (suhu 110 – 120oC) dan diaduk terus
menerus dan agar nira tidak meluap. Dapat pula
ditambahkan minyak kelapa (1 sendok
Gula merah cetak
•Pencetakan Nira yang telah masak diaduk terus agar
cepat dingin. Ada Juga yang melakukan penumbukan,
yakni menuangkan ke wadah tertentu lalu ditumbuk dengan
menggunakan sepotong kayu, kurang lebih 15 menit
selanjutnya nira dituangkan ke dalam cetakan yang telah
dibasahi dengan air bersih, agar mudah dilepaskan.
• Bentuk cetakan bermacam - macam, ada yang
berbentuk gelang, kerucut, kubus, setengah lingkaran,
dan sebagainya.

Gula Semut
• Pengkristalan Nira yang telah masak didinginkan dalam
wajan sembari diaduk secara perlahan-lahan, lama
pendinginan 10-15 menit. Bila mulai terbentuk butiran-
butiran, pengadukan dipercepat dengan menggunakan
pengaduk kayu berbentuk garpu.
• Pengayakan Untuk memperoleh keseragaman, maka
butiran-butiran yang sudah terbentuk diayak
menggunakan ayakan 20 mess. Sisa ayakan
diaduk/digerus lagi dalam wajan yang masih panas.
Proses Membuat Asap Cair Dari
Batok Kelapa
• Pengertian Asap Cair
• Asap cair merupakan suatu hasil destilasi atau
pengembunan, dari uap hasil pembakaran tidak
langsung maupun langsung dari bahan yang
banyak mengandung karbon dan senyawa
senyawa lainnya.
• Asap cair hasil pirolisis ini tergantung pada
bahan dasar dan suhu pirolisis ketika
pembuatan. Pirolisis batok kelapa
menghasilkan asap cair dengan kandungan
senyawa fenol sebesar 4,13 %, karbonil 11,3 %
dan asam 10,2 %.
Jenis Asap Cair Dibedakan Berdasarkan Gradenya. Ada 3 Grade
Atau Tingkatan Asap Cair Dengan Penggunaan Yang Berbeda:
• Grade 1 :
• Warna bening. rasa sedikit asam., memiliki aroma
Netral.
• Digunakan untuk makanan.
• 2. Grade 2 :
• Warna kecoklatan transparan. rasa asam sedang.,
aroma asap lemah.
• Digunakan untuk makanan dengan taste asap seperti:
daging asap, bakso, mie, tahu, ikan kering, telur asap,
bumbu bumbu barbaque, Ikan asap atau bandeng asap.
• 3. Grade 3 :
• Warna coklat gelap. rasa asam kuat. aroma asap Kuat.
• Digunakan untuk penggumpal karet pengganti asam
semut, penyamakan Kulit, pengganti Antiseptik untuk
kain, sebagai penghilang jamur dan mengurangi bakteri
patogen yang terdapat di kolam ikan.
• Asap cair grade 1 dengan dosis 1,--% dapat
digunakan sebagai pengawet nira kelapa yang
disadap selama 12 jam, sehingga memiliki
pH > 6 dan dapat dijadikan gula yang
bermawarna cokelat cerah dan disukai.
• Asap cair grade 2 dengan tingkat konsentrasi
12,5% pada pH 1,2 layak dikembangkan
menjadi takaran aplikasi bioinsektisida untuk
wereng cokelat dan 3 ml/l untuk walang sangit.
• Sedangkan asap cair grade 3 dengan dosis 20
ml/kg untuk karet kering sebagai penghilang bau
busuk pada bahan olahan lump atau karet.
• Komponen Komponen Penyusun Asap Cair:
• 1. Senyawa Fenol
• Kandungan senyawa fenol dalam asap cair sangat tergantung
pada temperatur pirolisis. Kuantitas fenol pada kayu sangat
bervariasi antara 10-200 mg/kg.
• Senyawa fenol yang terdapat dalam asap cair umumnya
adalah hidrokarbon aromatik yang tersusun dari cincin
benzena dengan sejumlah gugus hidroksil yang
terikat. Senyawa fenol ini dapat juga mengikat gugus gugus
lainnya seperti aldehid, keton, asam dan ester (Maga, 1987).
• 2. Senyawa Karbonil
• Senyawa karbonil dalam asap cair memiliki peranan dalam
pewarnaan dan citarasa produk asapan. Golongan senyawa
ini mepunyai aroma yang unik seperti aroma karamel. Jenis
senyawa karbonil yang terkandung dalam asap cair antara
lain adalah vanilin dan siringaldehida.
• 3. Senyawa Asam
• Senyawa asam mempunyai peran sebagai antibakteri dan
membentuk citarasa produk asapan. Senyawa asam dalam
asap cair antara lain adalah asam asetat, propionat, butirat
dan valerat.
• 4. Senyawa Hidrokarbon Polisiklis Aromatis
• Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis (HPA) terbentuk
ketika proses pirolisis. Pembentukan berbagai senyawa HPA
selama pembuatan asap cair tergantung dari beberapa hal.
Seperti temperatur pirolisis, waktu dan kelembaban udara
pada proses pembuatan asap serta kandungan udara dalam
batok kelapa.
• 5. Senyawa Benzopirena
• Benzopirena mempunyai titik didih 310 C, benzopirena dapat
menyebabkan kanker kulit jika dioleskan secara langsung
pada permukaan kulit.
• Peralatan
• Wadah Pengarangan, ruang pembakaran,
penampung tar atau asap cair, destilator dapat
dibuat dari bahan stainless steel atau drum besi
yang dimodifikasi.
• Pipa besi yang dimodifikasi.
• Alat pemanas dapat berupa blower atau dapat
menggunakan sekam atau arang.
• Pipa PVC (jumlah dan ukuran disesuaikan).
• Pompa air.
• Tangki air.
Proses pembuatan asap cair.
1. Batok kelapa dibersihkan dari kotoran dan sabut yang masih
tertinggal.
2. Kemudian batok kelapa dipecah menjadi beberapa bagian agar luas
permukaan pembakaran menjadi lebih luas sehingga proses dapat
berjalan lebih cepat.
3. Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan cara penjemuran
dibawah terik matahari maupun dengan alat pengering, untuk
mengurangi kadar air pada batok kelapa.
4. Dilanjutkan dengan metode Pirolisis yang merupakan proses reaksi
penguraian senyawa senyawa penyusun kayu keras untuk menjadi
beberapa senyawa organik melalui reaksi pembakaran kering tanpa
oksigen.
5. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang bekerja pada
temperatur 300-650 C selama 8 jam proses pembakaran.
6. Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan alat kondensor
yang berupa koil melingkar, hasil dari proses pirolisis
diperoleh tiga produk yaitu asap cair, tar, dan arang.

Kondensasi dilakukan dengan menggunakan koil melingkar


yang dipasang dalam bak pendingin. Air pendingin dapat
diperoleh dari air hujan yang ditampung dalam bak
penampungan, air sumur, air sungai maupun PDAM.
Proses Pemurnian Asap Cair untuk mendapatkan asap cair
yang sudah tidak mengandung bahan berbahaya sehingga
aman bagi bahan pengawet makanan.
• 7. Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses
pirolisis diendapkan kurang lebih selama seminggu, kemudian
cairannya diambil dan dimasukkan ke dalam alat destilasi.
• Suhu destilasi harus berkisar di antara 150 C, kemudian hasil
dari destilat ditampung. Destilat yang sudah jadi ini masih
belum bisa digunakan untuk pengawet makanan karena ada
lagi proses lain yang harus dilewati.
• 8. Proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif ditujukan untuk
mendapatkan zat aktif yang sudah benar benar aman dari zat
berbahaya.
• Caranya, zat destilat asap cair dialirkan ke dalam kolom zeolit
aktif dan diperoleh filtrat asap cair yang aman dari bahan
berbahaya dan sudah siap dipakai untuk pengawet makanan
non karsinogenik.
• 9. Proses Filtrasi Filtrat Zeolit Aktif dengan
Karbon Aktif. Proses filtrasi filtrat zeolit aktif
dengan karbon aktif dimaksudkan untuk
mendapatkan filtrat asap cair dengan bau asap
yang sudah ringan dan tidak menyengat.
• Caranya, filtrat dari filtrasi zeolit aktif itu dialirkan
ke dalam kolom yang berisi karbon aktif
sehingga filtrat yang diperoleh berupa asap cair
dengan bau asap yang sudah ringan dan tak
menyengat. Dengan demikian maka
sempurnalah asap cair sebagai bahan pengawet
makanan yang aman, efektif dan alami.
Arang aktif
• Arang aktif adalah bentuk arang yang telah diaktifakan
dengan menggunakan gas CO2, uap air, atau bahan-
bahan kimia.
• Berdasarkan pada pola strukturnya adalah suatu bahan
yang berupa karbon amorf yang sebagian besar terdiri
dari karbon bebas serta memiliki permukaan dalam
sehingga memiliki daya serap yang tinggi
• Arang aktif dapat berguna dalam sektor industri
(pengolahan air, makanan dan minuman, rokok,
bahan kimia, sabun, lulur, sampo, cat dan perekat,
masker, alat pendingin, otomotif), kesehatan
(penyerap racun dalam saluran cerna dan obat-
obatan), lingkungan (penyerap logam dalam limbah
cair, penyerap residu pestisida dalam air minum dan
tanah, penyerap emisi gas beracun dalam udara,
meningkatkan total organik karbon tanah,
mengurangi biomassa mikroba dan agregasi tanah)
dan pertanian (meningkatkan keberhasilan
perbanyakan tanaman secara kultur jaringan dan
kesuburan media tanaman serta mencegah
pembusukan akar).

Anda mungkin juga menyukai