Anda di halaman 1dari 18

KOMODITAS

PERKEBUNAN
DAN HERBAL
4 KELAPA
Pokok-Pokok Materi Komoditi Kelapa adalah:
1. Karakteristik Kelapa
2. Pengolahan Kelapa
3. Standar mutu minyak kelapa
1. Karakteristik Kelapa

 Buah Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari


suku aren-arenan atau Arecaceae dan anggota
tunggal dalam marga Cocos. Kelapa
dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh
manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan
serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir.
Kelapa juga sebutan untuk buah yang
dihasilkan tumbuhan ini.
 Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm
atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau,
atau coklat; buah tersusun dari mesokarp
berupa serat yang berlignin, disebut sabut,
melindungi bagian endokarp yang keras
(batok) dan kedap air; endokarp melindungi
biji yang hanya dilindungi oleh membran yang
melekat pada sisi dalam endokarp. (Safwandi,
2018)
 Posisi industri minyak goreng kelapa semakin
menurun dalam perdagangan domestik maupun
ekspor, karena bersaing dengan minya sawit sebagai
salah satu komoditas substitusi.
 Adapun permintaan kelapa segar diperuntukkan
bahan baku minyak goreng kelapa seperti
deseccated coconut, santan, gula kelapa, nata de
coco, berbagai produk makanan dari daging kelapa,
serat sabut kelapa, mebel kayu kelapa, dan produk
kerajinan (handicraft), pencuci dan penyubur
rambut, penghalus muka, dan lainnya terus
mengalami peningkatan.
2. Pengolahan Kelapa
Kopra
• Merupakan hasil dari daging buah kelapa yang dikeringkan.
• Prinsip pembuatan kopra ini adalah melakukan proses
pengeringan.
• Caranya, pembelahan butir kelapa dan dikeringkan.
Pengeringan harus segera dilakukan agar kelapa tidak berlendir
dan berwarna kuning. Pengeringan dapat dilakukan selama 2
hari dengan dua cara yaitu penjemuran dan pengeringan
buatan (menghasilkan kopra yang berwarna cerah dan
kandungan air 7-9 %.). Daging buah kelapa yang telah dipisah
tersebut dijemur selama 3-5 hari untuk menghasilkan daging
buah yang kering. Sehingga untuk mengeringkan buah
kelapa dengan cara penjemuran waktu dibutuhkan waktu 7-
9 hari.
Cara pengeringan Kopra
• Pengeringan buatan dengan pengasapan langsung
dan pengeringan dengan panas tidak langsung.
Pengeringan dengan panas api atau pengasapan,
daging buah kelapa kontak langsung dengan gas
atau panas yang timbul dari pembakaran yang
berasal dari sumber api.
• Sedangkan pengeringan dengan panas tidak
langsung, daging buah kelapa tidak kontak
langsung dengan sumber panas.
 Proses pembuatan minyak proses basah dapat
dilakukan secara tradisional maupun cara
fermentasi.
 Cara Tradisional.
 Pemisahan daging buah dan kulit buah,
kemudian pengecilan ukuran/pemarutan atau
penggilingan. Kelapa parut diperas untuk
mendapatkan santannya. Pemerasan dihentikan
ketika hasil pemerasan sudah berwarna jernih.
 Selanjutnya dipanaskan hingga diperoleh santan
yang terpisah antara santan pekat/krim dengan
skim.
• Krim adalah yang banyak mengandung minyak ,
dan skim bagian yang sedikit mengandung minyak.
• Krim lebih ringan dibanding skim, sehingga krim
berada pada bagian atas, dan skim pada bagian
bawah.
• Selanjutnya pemasakan santan hingga diperoleh
minyak dan endapan yang dinamakan blondho.
• Blondho dipres untuk mendapatkan minyaknya.
Minyak yang didapat dari cara tradisional ini
biasanya akan menghasilkan 60-70 % minyak yang
terkandung dalam daging buah kelapa.
• Pembuatan minyak kelapa dengan cara fermentasi.
• Daging kelapa yang telah diparut dipres untuk
diambil santannya.
• Santan yang telah diperoleh selanjutnya dibiarkan
selama 12 jam hingga terpisah antara krim santan
dengan skimnya dimana krim berada di bagian
atas dan skim ada di bagian bawah.
• Krim yang diperoleh dari proses pemisahan
ditambahkan ragi tape dan didiamkan selama 20-
24 jam agar terjadi proses fermentasi oleh mikroba
yang terdapat pada ragi tape tersebut.
• Krim yang telah mengalami fermentasi selanjutnya
dipanaskan selama 15 menit hingga airnya
menguap dan protein yang ada menggumpal.
• Gumpalan protein ini biasanya disebut blondo.
Blondo tersebut selanjutnya dipisah dari minyak
dengan cara disaring. Selanjutnya minyak yang
diperoleh dipanaskan selama 5 menit untuk
selanjutnya disaring dan dihasilkan minyak kelapa
murni. Selanjutnya hasil yang diperoleh dikemas
menggunakan kaleng, botol kaca atau botol
plastik.
3. Standar mutu minyak kelapa
No Kriteria Persyaratan
1 Bau dan rasa Normal
2 Warna Muda jernih
3 Kadar air Max 0,3%
4 Berat jenis 0,900 g/liter
5 Asam lemak bebas Max 0,3%
6 Bilangan peroksida Max 2 Meg/kg
7 Bilangan Iod 45 – 46
8 Bilangan penyabunan 196 – 206
9 Index Bias 1,448 – 1,450
10 Cemaran logam Max 0,1 mg/kg kecuali
seng
• Selain berdasarkan SNI, mutu minyak dapat
digolongkan berdasarkan rekomendasi APPC yaitu :
• Grade I: Refined and deodorized oil (minyak yang
sudah dimurnikan dan dihilangkan bau)
• Grade II: Refined oil (minyak yang sudah dimurnikan)
• Grade III: White oil obtained by wet processing
(minyak tak bewarna (bening) yang diperoleh dari
pegolahan cara basah)
• Grade IV: Industrial oil No 1-obtained by the
process of extraction (minyak Industri No 1- diperoleh
dengan cara ekstraksi)
• Grade V: Industrial oil No 2-obtained by the process of
solvent extraction (minyak Industri No 1- diperoleh
dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut)
3. Standar mutu Kopra

Aspek Kriteria
Warna Putih sehingga kandungan asam lemak
bebasnya rendah dan minyak yang
diperoleh berkualitas baik.

Besar dan tebal Semakin besar dan tebal, kopra akan


semakin baik dan menghasilkan minyak
yang lebih banyak.

Kebersihan Kopra yang bersih dan bebas dari kotoran


seperti arang, hangus, dan kotoran yang ikut
saat pengangkutan

Kadar air Kadar air harus rendah dan bebas dari


cendawan
No Persayaratan Mutu A Mutu B Mutu C
1. Kadar Air 5 5 5
(% maksimum)

2. Kadar Minyak 65 60 60
(% minimum)

3. Asam Lemak 5 5 5
Bebas
(% maksimum)
4. Jamur 0 0 0
5. Serat (%8 8 8
maksimum)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai