Anda di halaman 1dari 8

Nama : Azalia Rosmeizika

NIM : 1818075

Kelas : 2B

Tugas Analisis Crude Palm Oil dan


Turunannya

1. Apa perbedaan Minyak Kelapa Sawit, Minyak Kelapa dan Minyak Inti Kelapa Sawit ?
Jawaban :

Perbedaan terdapat pada warna dan kadar lemak jenuhnya. Dimana minyak inti sawit tidak
memiliki karotenoid sehingga tidak berwarna merah dan Minyak sawit mengandung 41% lemak
jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%.

Minyak sawit (Crude Palm Oil) adalah minyak nabati yang didapatkan dari mesocarp buah


pohon kelapa sawit (Minyak sawit diekstrasi dari minyak daging buah sawit (mesocarp),
umumnya dari spesies Elaeis guineensis,[1] dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea
maripa. Minyak sawit secara alami berwarna merah karena kandungan alfa dan beta-karotenoid
yang tinggi.

Minyak sawit termasuk minyak yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi. Minyak sawit
berwujud setengah padat pada temperatur ruangan dan memiliki beberapa jenis lemak
jenuh asam laurat (0.1%), asam miristat (1%), asam stearat (5%), dan asam palmitat (44%).
Minyak sawit juga memiliki lemak tak jenuh dalam bentuk asam oleat (39%), asam linoleat (10%),
dan asam alfa linoleat (0.3%). Seperti semua minyak nabati, minyak sawit tidak mengandung
kolesterol meski konsumsi lemak jenuh diketahui menyebabkan peningkatan
kolesterol lipoprotein densitas rendah dan lipoprotein densitas tinggi akibat metabolisme asam
lemak dalam tubuh.

CPO dapat digunakan sebagai bahan baku industri minyak goreng, industri sabun, dan
industri margarin. Dilihat dari proporsinya, industri yang selama ini menyerap CPO paling besar
adalah industri minyak goreng (79%), kemudian industri oleokimia (14%), industri sabun (4%),
dan sisanya industri margarin (3%). Pemisahan CPO dan PKO dapat menghasilkan oleokimia dasar
yang terdiri atas asam lemak dan gliserol. Secara keseluruhan proses produksi minyak sawit
tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), dan
0.5% buangan.

Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan
baku kelapa segar, diambil minyaknya atau kernel-nya, diproses dengan pemanasan terkendali
atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB. Penyulingan minyak kelapa
seperti di atas berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh tetap
utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat ini memiliki sifat antibiotik,
anti bakteri dan jamur.

Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), adalah modifikasi
proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam
lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang
cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.

Minyak inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil) merupakan minyak nabati yang dapat dimakan
berasal dari kelapa sawit. Palm Kernel Oil (PKO) diperoleh dari bagian kernel buah kelapa sawit
dengan cara ekstraksi pelarut atau dengan cara pengepresan. Komposisi asam lemak minyak inti
kelapa sawit mirip dengan minyak kelapa, keduanya dikenal sebagai minyak laurat. Berbeda
dengan minyak sawit yang berwarna merah jingga, minyak inti kelapa sawit berwarna kuning
berasal dari hasil olahan lanjut kernel atau inti kelapa sawit.

2. Apa produk hasil olahan minyak kelapa sawit ?


Jawaban :
 Minyak Goreng

Minyak goreng sawit terbukti memiliki karakter tahan panas yang tinggi dibandingkan
minyak goreng berbasis minyak non tropis seperti minyak kedelai, minyak canola, dan
minyak jagung. Minyak goreng sawit atau RBD palm olein ialah minyak fraksi cair berwarna
kuning kemerahan yang diperoleh dengan cara fraksinasi RBD palm oil atau crude palm oil
dan telah mengalami proses pemurnian. Kelebihan minyak sawit sebagai bahan baku minyak
goreng adalah kandungan asam oleat yang relatif tinggi yaitu sekitar 40%.

 Mentega
Minyak kelapa sawit membuat tekstur mentega menjadi lembut mudah dioleskan. Mentega
menjadi alternatif butter bagi para vegetarian. Selain itu, minyak kelapa sawit juga berperan
dalam menjaga tekstur shortening agar mudah diaplikasikan. Shortening sering digunakan
sebagai bahan pelengkap dalam pembuatan roti dan kue agar roti menjadi lebih empuk dan
gurih. Lebih jauh, mentega dan shortening diolah menjadi makanan kemasan yang beredar
di pasaran, seperti biskuit, kue kering, dan mie instan.

 Coklat dan selai coklat

Minyak nabati dari kelapa sawit yang terkandung dalam coklat batanganlah yang membuat
coklat menjadi lumer di mulut. Selain itu produk turunan kelapa sawit yang banyak
peminatnya adalah coca butter substitute (CBS). Minyak kelapa sawit dapat memberikan :
Menjamin kelembutan isi truffle cokelat favorit Anda, Mencegahcokelat mencair di cuaca
panas dan Membuat selai cokelat Anda mudah dioles.

 Kosmetik

Produk turunan minyak sawit yang berbentuk lemak ester dan lemak amina digunakan
secara luas dalam kosmetik sebagai emulsifier, pelumas, dan bahan aktif kosmetik. Produk-
produk ini menggunakan bahan baku dari palm tree karena dinilai baik dan bagus untuk
manusia.

 Sabun, shampo dan Detergen


Sabun mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Arab yang bernama Jabir yang mereaksikan
minyak kelapa dengan basa NaOH. Reaksi antara Natrium Hidroksida (NaOH) dengan minyak
kelapa menghasilkan sabun dan gliserol atau gliserin. Minyak kelapa pada pembuatan sabun
dapat diganti denganlemak atau campuran minyak kelapa dengan lemak. Sedangkan basa
NaOH dapat diganti dengan basa KOH (Kalium Hidroksida).

Minyak kelapa sawit adalah agen conditioning aktif yang ada di dalam banyak sampo. Jadi
jika rambut Anda lembut dan halus, mungkin itu karena minyak kelapa sawit.

Salah satu produk turunan CPO yang digunakan secara luas adalah sodium lauril sulfat (SLS).
SLS merupakan surfaktan pada deterjen pakaian yang dapat melarutkan minyak dan kotoran
ke dalam air, sehingga pakaian kita menjadi bersih. SLS juga membuat deterjen
menghasilkan banyak busa.

 Pasta Gigi

Banyak pasta gigi juga mengandung surfaktan. Surfaktan adalah bahan kimia yang membuat
berbusa dari pasta gigi, tetapi bahan ini juga memberikan efek yang mengganggu fungsi
lidah Anda karena memecah fosfolipid di lidah Anda. Jadi dengan menggunakan minyak
kelapa yang tidak berbusa akan jauh lebih aman.

 Biodiesel

Minyak sawit dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel. Metil ester dari minyak sawit
merupakan zat mampu bakar (flammable) yang dihasilkan dari proses transesterifikasi.
Biodiesel minyak sawit seringkali dikombinasikan dengan bahan bakar lain untuk
mendapatkan campuran bahan bakar. Biodiesel dari minyak sawit memenuhi standar
biodiesel yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Fasilitas pengolahan minyak sawit menjadi
biodiesel yang terbesar berada di Singapura, yang dioperasikan perusahaan
asal Finlandia, Neste Oil.
 Bahan pembuat cat

Beragam cat, mulai dari cat tembok, cat mobil hingga vernis ternyata juga terbuat dari bahan
baku sawit. Itu kenapa peranan sawit sangat besar di industri cat dan yang melingkupinya.

 Minyak Pelumas
Banyak mesin-mesin yang menggunakan pelumas untuk melancarkan kinerja mesin-
mesinnya. Pelumas yang berguna ini ternyata juga terbuat dari bahan baku palm
oil tentunya.

3. Asam lemak jenuh yang dominan di CPO !


Jawaban :

Minyak sawit termasuk minyak yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi. Minyak sawit
berwujud setengah padat pada temperatur ruangan dan memiliki beberapa jenis lemak
jenuh asam laurat (0.1%), asam miristat (1%), asam stearat (5%), dan asam palmitat (44%).
Minyak sawit juga memiliki lemak tak jenuh dalam bentuk asam oleat (39%), asam
linoleat (10%), dan asam alfa linoleat (0.3%). Seperti semua minyak nabati, minyak sawit
tidak mengandung kolesterol meski konsumsi lemak jenuh diketahui menyebabkan
peningkatan kolesterol lipoprotein densitas rendah dan lipoprotein densitas tinggi akibat
metabolisme asam lemak dalam tubuh.

4. Lampirkan uji mutu kuantitas CPO dan margarin berdasarkan SNI !


Jawaban :
 Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil)

Mutu minyak kelapa sawit yang baik, umumnya mempunyai:


1. Kadar air  < 0,1%
2. Kadar kotoran  <  0,01%
3. Kandungan asam lemak bebas, serendah mungkin yaitu < 2%
4. Bilangan peroksida < 2
5. Bebas dari warna merah & kuning, tidak berwarna hijau, harus berwarna pucat dan
jernih
6. Kandungan logam berat serendah mungkin, bahkan bebas dari ion logam
Standar mutu minyak kelapa sawit berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) yang
harus dipenuhi adalah :

1. Warna
2. Kadar Air
3. Pengotor
4. Asam Lemak Bebas

Untuk Minyak Kelapa Sawit, SNI 01-2901-1992, terdiri dari:

1. Ruang Lingkup: Meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, dan cara
pengemasan minyak kelapa sawi.
2. Definisi: Minyak kelapa sawit adalah minyak yang diperoleh dari proses
pengempaan daging buah Elaeis guineensis Jacg.
3. Jenis Mutu: Minyak kelapa sawit digolongan dalam satu jenis mutu dengan
nama Sumatra palm oil.
4. Syarat Mutu.

No. Karakteristik Syarat Cara Pengujian


Kuning jingga sampai
1. Warna Visual
kemerahan
Asam lemak bebas
2. 5,0 BS 684-1958
(sebagai asam palmitat)
3. Kadar kotoran 0,05 SNI 01 – 3184 - 1992

4. Kadar air 0,45 BS 684-1958

 Warna yaitu jingga kemerah-merahan. Pengujian penentuan warma


secara visual dengan kasat mata.
 Kadar Asam lemak bebas Dihitung sebagai presentase berat (b/b) dari
asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak sawit mentah (CPO)
dimana berat molekul asam lemak bebas tersebut dianggap sebesar 256
(sebagai asam palmitat).
 Kadar Kotoran Dihitung sebagai bahan yang terkandung dalam minyak
sawit mentah yang tidak larut dalam n-heksan atau light petroleum.
 Kadar Air dilakukan dengan 2 metode yaitu: Metode pemanasan dengan
oven atau Metode pemanasan dengan hot plate.
Prinsip penghitungan persentase kandungan air adalah selisih berat
contoh sebelum dan sesudah dipanaskan.

5. Pengambilan Contoh
 Cara Pengambilan contoh.
 In bulk.
 Petugas pengambil contoh.
6. Pengemasan
 Cara pengemasan.
 Pemberian merk.
Minyak kelapa sawit mentah (CPO), SNI 01-2901-2006

Kriteria Uji :

No. Kriteria Satuan Pesyaratan

1. Warna - Jingga kemerah

2. Kadar air dan kotoran %, fraksi masa 0,5 maks

Asam lemak bebas (sebagai


3. %, fraksi masa 0,5 maks
asam palmitat)

4. Bilangan yodium g yodium /100g 50 – 55

Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit (SNI 01-3741-2002)

Kriteria Uji Satuan Persyaratan


1. Air %b/b Max 0,5
2. Kotoran %b/b Max 0,5
3. Bilangan Iod g Iod/100 g contoh 44 -58

4. Bilangan Penyabunan mg KOH/100 g contoh 195-205

5. Bilangan Peroksida mg oks/100 g contoh Max 3,0


6. Asam Lemak Bebas %b/b Max 5,0
7. Warna Normal
8. Bau Normal
Sumber: Deperindag (2002)

 Margarin

Standar Mutu Margarin (SNI 01-2970-1999)

Kriteria Uji Satuan Persyaratan


1. Kadar Air %b/b Max 16,0
2. Lemak %b/b Min 80
3. Derajat Asam ml N Lindi/100 g Max 0,3
4. Bilangan Peroksida mg oks/100 g lemak Max 1,0
5. Bilangan Peroksida
mg oks/100 g lemak Max 8,0
setelah disimpan 1 bulan
6. Garam %b/b 2-4
7. Logam Berbahaya Negatif
8. Pengawet kecuali NaCl dan benzoat Negatif
9. Asam benzoat atau Na
Benzoat dihitung sebagai %b/b Max 0,2
Asam Benzoat
10. Keadaan Tidak tengik dan tidak berjamur
11. Bau, Rasa dan Warna Normal
Sumber: Deperindag (2002)

5. Bagaimana cara anda mengetahui CPO yang ada dipasaran CPO asli, sebagai
seorang analis ?
Jawaban :

Sebagai seorang analis kimia kita telah dibekalin dengan tool atau teknik analisis
kimia untuk mengetahui suatu senyawa kimia baik itu kualitatif maupun kuantitatif. Adapun
Teknik analisis kimia yang dapat kita gunakan untuk mengetahui crude palm oil ( minyak
sawit ) yang ada dipasaran asli atau tidak. Dengan metode sebagai berikut, yaitu :

1. Dengan menggunakan Metode Analisis Kromatografi


Pada kasus ini kita dapat menggunakan alat instrument seperti HPLC ( Kromatografi cair
kinerja tinggi ) atau GC ( Gas kromatografi ). Sampel minyak sawit yang ada dipasaran dan
standar minyak sawit di injeksikan ke dalam alat kromatografi. Pada alat kromatografi ini
terjadi pemisahan yang didasarkan pada interaksi sampel atau standar terhadap dua fasa
yaitu fasa gerak dan fasa diam .Dari metode analisis kromatografi kita dapat melakukan
analisis kualitatif dengan melihat waktu retensinya serta analisis kuantitatif dengan
membandingkan luas area sampel terhadap standar.

2. Dengan menggunakan Metode Analisis Titrimetri


Pada kasus ini kita dapat menentukan minyak sawit yang ada dipasaran asli atau tidak
dengan cara metode titrimetri yaitu dengan titrasi asam basa untuk menentukan bilangan
penyabunannya serta titrasi iodimetri atau iodometri untuk menentukan bilangan iod dari
suatu minyak. Pada minyak sawit kandungan yang dominan adalah asam lemak jenuh
palmitat. setiap minyak pasti memiliki bilangan penyabunan dan bilangan iod yang berbeda-
beda sehingga kita dapat menentukan minyak sawit itu asli atau tidak dengan melihat
bilangan penyabunannya serta bilangan iodnya.

3. Dengan melakukan Uji titik Leleh


Jika sampel yang ada dipasaran mengandung minyak sawit maka sampel akan meleleh pada
suhu 63 °𝐶. Ini merupakan metode analisis yang paling sederhana.

Selain metode analisis yang sudah dijelaskan diatas ternyata masih banyak metode analisis
yang dapat kita gunakan untuk menentukan apakah minyak sawit yang ada dipasaran asli
atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai