Anda di halaman 1dari 114

I.

Minyak Kelapa Sawit

Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek

pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran.

Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa

sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid)

tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung

tidak lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan

rendemen minyak 22,1 % 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % 2,1 %

(terendah).

II. Standar Mutu Mnyak Kelapa Sawit

Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benarbenar murni dan

tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan

dengan menilai sifatsifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan

bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu

diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran,

logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa

sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masingmasing
berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih

Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.

Faktorfaktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau

kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.

Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil

dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini :

a. Crude Palm Oil

b. Crude Palm Stearin

c. RBD Palm Oil

d. RBD Olein

e. RBD Stearin

f. Palm Kernel Oil

g. Palm Kernel Fatty Acid

h. Palm Kernel

i. Palm Kernel Expeller (PKE)

j. Palm Cooking Oil

k. Refined Palm Oil (RPO)

l. Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)


m. Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)

n. Palm Kernel Pellet

o. Palm Kernel Shell Charcoal

Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:

a. Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SPSMP131975

b. Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SPSMP71975

c. Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SPSMP3119975

d. Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SPSMP311975

III. Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids, esterified,

serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi serta penuh akan fatty

acids, antara 50% dan 80% dari masingmasingnya. Minyak kelapa sawit mempunyai 16 nama

carbon yang penuh asam lemak palmitic acid berdasarkan dalam minyak kelapa minyak kelapa

sawit sebagian besar berisikan lauric acid. Minyak kelapa sawit sebagian besarnya tumbuh

berasal alamiah untuk tocotrienol, bagian dari vitamin E. Minyak kelapa sawit didalamnya

banyak mengandung vitamin K dan magnesium.

Ukuran dari asam lemak (Fas) dalam minyak kelapa sawit sebagai acuan:
a. Kadar Asam Lemak Dalam Minyak Sawit

Palmitic C16 44.3%

Stearic C18 4.6%

Myristic C14 1.0%

Oleic C18 38.7%

Linoleic C18 10.5%

Lainnya 0.9%

b. Asam Lemak Dalam Minyak Inti Sawit

Lauric C12 48.2%

Myristic C14 16.2%

Palmitic C16 8.4%

Capric C10 3.4%

Caprylic C8 3.3%

Stearic C18 2.5%

Oleic C18 15.3%

Linoleic C18 2.3%


Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI - 3741- 1995

Kriteria Persyaratan

1. Bau dan Rasa Normal

2. Warna Muda Jernih

3. Kadar Air max 0,3%

4. Berat Jenis 0,900 g/liter

5. Asam lemak bebas Max 0,3%

6. Bilangan Peroksida Max 2 Meg/Kg

7. Bilangan Iod 45 46

8. Bilangan Penyabunan 196 206

9. Index Bias 1,448 - 1,450

10. Cemaran Logam Max 0,1 mg/kg

IV. Perbandingan antara Minyak Filma, Bimoli dan Minyak Curah

1. Minyak Filma

Minyak filma ini mengandung 3 Nutrisi di dalamnya yaitu : Omega 6 Omega 9 Vitamin E. Filma

mengandung asam lemak tak jenuh, Omega 9 dan Omega 6. Asam lemak tak jenuh dapat
membantu menjaga kadar kolesterol sebagaimana adanya. Omega 6 adalah asam lemak esensial

yang diperlukan tubuh.Filma berwarna kuning keemasan berasal dari kandungan Beta Karoten

alami (Pro Vitamin A).Filma diproses dari buah sawit segar pilihan dengan Sistem Pemurnian

Terintegrasi Penuh sehingga menghasilkan minyak goreng berkualitas jernih bernutrisi

Gambar 2. minyak goreng Filma Yang siap untuk dikonsumsi

2. Minyak Bimoli

Beberapa keunggulan minyak Bimoli diantaranya :

o Mengandung Omega 9 (sekitar 40-45%) dan Omega 3 cis.

o Bebas kolesterol.

o Proses produksi yang digunakan adalah Pemurnian Multi Proses (PMP) yang meliputi 6 tahap

pemurnian

o Aman untuk dikonsumsi.

o Penyusunan maksimum adalah lima karton. Jauhkan dari panas dan sinar matahari. Dapat

disimpan selama 24 bulan.

Gambar 3. minyak bimoli yang siap untuk dikonsumsi

3. Minyak Curah
Minyak goreng curah berbeda dengan minyak goreng bermerek, seperti filma, bimoli dan

sebagainya. Karena minyak goreng bermerek dua kali penyaringan, sedangkan minyak goreng

curah proses penyaringan hanya satu kali,'' terangnya. Sehingga dari warnanya berbeda dengan

minyak goreng bermerek yang lebih jernih dibanding minyak goreng curah. Begitu juga

kandungan yang terdapat antara minyak curah dan minyak kemasan. Dari segi kandungan

minyak curah kadar lemaknya lebih tinggi dan juga kandungan asam oleat dibanding minyak

kemasan,'' tuturnya. Namun tidak ada masalah menggunakan minyak curah, asalkan tidak

berlebihan dan tidak digunakan berulang-ulang kali, sampai berwarna coklat pekat hingga

kehitam-hitaman. Karena pemakaian berulang-ulang pada minyak makan, sangat tidak baik bagi

kesehatan. Sekedar diketahui, minyak curah hanya mengalami penyaringan sampai tahap olein.

Dan masih mengandung soft stearin (minyak fraksi padat) pada tingkat tertentu. Oleh karena itu

minyak curah biasanya lebih keruh dibandingkan minyak bermerek. Selain itu tingkat sanitasi

dan kebersihannya kurang baik, tidak sebersih minyak bermerek. Oleh karena itu, kalau ada

minyak curah yang bening dan bersih sebenarnya lebih aman karena tidak mengandung

antioksidan. Tetapi jenis itu jarang dijumpai di pasar.

2589931-minyakgoreng1.jpg

Gambar 4. Minyak Curah

Diposting 14th March 2012 oleh Benny Robinson

0 Tambahkan komentar

Pelajaran Bermanfaat
Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis

Mar

14

INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

I. Minyak Kelapa Sawit

Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek

pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran.

Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa

sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid)

tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung

tidak lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan

rendemen minyak 22,1 % 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % 2,1 %

(terendah).
II. Standar Mutu Mnyak Kelapa Sawit

Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benarbenar murni dan

tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan

dengan menilai sifatsifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan

bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu

diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran,

logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa

sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masingmasing

berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih

Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.

Faktorfaktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau

kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.

Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil

dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini :

a. Crude Palm Oil

b. Crude Palm Stearin

c. RBD Palm Oil

d. RBD Olein

e. RBD Stearin

f. Palm Kernel Oil


g. Palm Kernel Fatty Acid

h. Palm Kernel

i. Palm Kernel Expeller (PKE)

j. Palm Cooking Oil

k. Refined Palm Oil (RPO)

l. Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)

m. Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)

n. Palm Kernel Pellet

o. Palm Kernel Shell Charcoal

Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:

a. Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SPSMP131975

b. Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SPSMP71975

c. Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SPSMP3119975

d. Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SPSMP311975

III. Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids,

esterified, serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi serta penuh
akan fatty acids, antara 50% dan 80% dari masingmasingnya. Minyak kelapa sawit mempunyai

16 nama carbon yang penuh asam lemak palmitic acid berdasarkan dalam minyak kelapa minyak

kelapa sawit sebagian besar berisikan lauric acid. Minyak kelapa sawit sebagian besarnya

tumbuh berasal alamiah untuk tocotrienol, bagian dari vitamin E. Minyak kelapa sawit

didalamnya banyak mengandung vitamin K dan magnesium.

Ukuran dari asam lemak (Fas) dalam minyak kelapa sawit sebagai acuan:

a. Kadar Asam Lemak Dalam Minyak Sawit

Palmitic C16 44.3%

Stearic C18 4.6%

Myristic C14 1.0%

Oleic C18 38.7%

Linoleic C18 10.5%

Lainnya 0.9%

b. Asam Lemak Dalam Minyak Inti Sawit

Lauric C12 48.2%

Myristic C14 16.2%


Palmitic C16 8.4%

Capric C10 3.4%

Caprylic C8 3.3%

Stearic C18 2.5%

Oleic C18 15.3%

Linoleic C18 2.3%

Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI - 3741- 1995

Kriteria Persyaratan

1. Bau dan Rasa Normal

2. Warna Muda Jernih

3. Kadar Air max 0,3%

4. Berat Jenis 0,900 g/liter

5. Asam lemak bebas Max 0,3%

6. Bilangan Peroksida Max 2 Meg/Kg

7. Bilangan Iod 45 46

8. Bilangan Penyabunan 196 206


9. Index Bias 1,448 - 1,450

10. Cemaran Logam Max 0,1 mg/kg

IV. Perbandingan antara Minyak Filma, Bimoli dan Minyak Curah

1. Minyak Filma

Minyak filma ini mengandung 3 Nutrisi di dalamnya yaitu : Omega 6 Omega 9 Vitamin E.

Filma mengandung asam lemak tak jenuh, Omega 9 dan Omega 6. Asam lemak tak jenuh dapat

membantu menjaga kadar kolesterol sebagaimana adanya. Omega 6 adalah asam lemak esensial

yang diperlukan tubuh.Filma berwarna kuning keemasan berasal dari kandungan Beta Karoten

alami (Pro Vitamin A).Filma diproses dari buah sawit segar pilihan dengan Sistem Pemurnian

Terintegrasi Penuh sehingga menghasilkan minyak goreng berkualitas jernih bernutrisi

Gambar 2. minyak goreng Filma Yang siap untuk dikonsumsi

2. Minyak Bimoli

Beberapa keunggulan minyak Bimoli diantaranya :

o Mengandung Omega 9 (sekitar 40-45%) dan Omega 3 cis.

o Bebas kolesterol.
o Proses produksi yang digunakan adalah Pemurnian Multi Proses (PMP) yang meliputi 6

tahap pemurnian

o Aman untuk dikonsumsi.

o Penyusunan maksimum adalah lima karton. Jauhkan dari panas dan sinar matahari. Dapat

disimpan selama 24 bulan.

Gambar 3. minyak bimoli yang siap untuk dikonsumsi

3. Minyak Curah

Minyak goreng curah berbeda dengan minyak goreng bermerek, seperti filma, bimoli dan

sebagainya. Karena minyak goreng bermerek dua kali penyaringan, sedangkan minyak goreng

curah proses penyaringan hanya satu kali,'' terangnya. Sehingga dari warnanya berbeda dengan

minyak goreng bermerek yang lebih jernih dibanding minyak goreng curah. Begitu juga

kandungan yang terdapat antara minyak curah dan minyak kemasan. Dari segi kandungan

minyak curah kadar lemaknya lebih tinggi dan juga kandungan asam oleat dibanding minyak

kemasan,'' tuturnya. Namun tidak ada masalah menggunakan minyak curah, asalkan tidak

berlebihan dan tidak digunakan berulang-ulang kali, sampai berwarna coklat pekat hingga

kehitam-hitaman. Karena pemakaian berulang-ulang pada minyak makan, sangat tidak baik bagi

kesehatan. Sekedar diketahui, minyak curah hanya mengalami penyaringan sampai tahap olein.

Dan masih mengandung soft stearin (minyak fraksi padat) pada tingkat tertentu. Oleh karena itu

minyak curah biasanya lebih keruh dibandingkan minyak bermerek. Selain itu tingkat sanitasi

dan kebersihannya kurang baik, tidak sebersih minyak bermerek. Oleh karena itu, kalau ada

minyak curah yang bening dan bersih sebenarnya lebih aman karena tidak mengandung

antioksidan. Tetapi jenis itu jarang dijumpai di pasar.


2589931-minyakgoreng1.jpg

Gambar 4. Minyak Curah

Diposting 14th March 2012 oleh Benny Robinson

0 Tambahkan komentar

Mar

12

Analisis Biaya

ANALISIS BIAYA

A. Pengertian dan Jenis-Jenis Kebutuhan

Kebutuhan adalah segalah sesuatu yang diperlukan untuk memenuhi keinginan manusia guna

untuk melangsungkan hidupnya. Adapun jenis jenis kebutuhan terdiri atas beberapa bagian

yaitu kebutuhan menurut tingkatan, kebutuhan menurut waktu, kebutuhan menurut sifat.

1. Kebutuhan Menurut Tingkatan :

a. Kebutuhan Primer/Umum/Utama

KebutuhanPrimer adalah kebutuhan yang paling mendasar atau yang paling utama dan harus

dipenuhi karena sifatnya yang sangat mendasar bagi manusia.

Contoh : Makanan, Minuman, Pakaian.


b. Kebutuhan Sekunder

Kebutuhan Sekunder adalah kebutuhan yang dipenuhi oleh manusia akibat adanya kebiasaan

kebiasaan seseorang yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat tinggal orang tersebut.

Contoh : Cara berpakaian,

c. Kebutuhan Tesier/Mewah

Kebutuhan Tersier yaitu kebutuhan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan

zaman.

Contoh : Mobil

2. Kebutuhan Menurut Waktu :

a. Kebutuhan Sekarang

Kebutuhan Sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya harus dilakukan sesegerah

mungkin dan memiliki sifat tidak bisa di tundah pemenuhannya.

Contoh : Makan, Minum

b. Kebutuhan Masa Depan

Kebutuhan Masa Depan adalah kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan sekarang tetapi

mempunyai efek atau manfaat dimasa yang akan datang.


Contoh :

Pendidikan untuk bekal pengetahuan di masa depan.

Tabungan untuk jaminan hari tua.

3. Kebutuhan Menurut Sifat :

a. Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan Jasmani adalah kebutuhan yang dipenuhi manusia untuk kesehatan jasmaninya.

Contoh : Olahraga

b. Kebutuhan Rohani/Sipritual

Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan yang bermanfaat untuk menyegarkan rohani manusia

Contoh : Rekereasi, Ceramah.

B. Benda-Benda Pemuas Kebutuhan

Ada beberapa macam benda yang dapat digunakan untuk pemuas kebutuhan manusia yaitu :

1. Benda Bebas

Benda bebas adalah benda yang tidak dipermasalahkan pemakaiannya jika digunakan

sebanyak mungkin karena memiliki sifat tahan lama dan jumlah yang melimpah.

Contoh ; air, udara, sinar matahari.


2. Benda Ekonomi

Benda Ekonomi yaitu benda yang jumlahnya tebatas sehingga pemakaiannya harus dilakukan

seefisien mungkin dan untuk mendapatkan kebutuhan ekonomi ini diperlukan pengorbanan.

C. Kelangkaan Sumber Daya Alam

Kelangkaan adalah terbatasnya alat pemuas kebutuhan manusia yang disebabkan oleh

beberapa factor yaitu :

1. Pertumbuhan penduduk yang semakin banyak yang menyebabkan banyaknya

permintaan akan sesuatu barang /produk sehingga mengakibatkan barang-barang tersebut

menjadi langkah.

2. Kondisi alam yang telah rusak terjadi akibat penebangan pohon di hutan yang dilakukan

manusia untuk pembangunan tetapi tidak dilakukan pemeliharan kembali (treboisasi).

3. Kemampuan manusia yang tertbatas.

Contoh barang-barang langkah yaitu :

Bis Kota di kota besar

Tenaga kerja yang memiliki keterlampilan/keahlian tertentu.

Perguruan tinggi yang hanya menerima sedikit siswa.

Cara-cara yang dilakukan untuk menanggulani kelaqngkaan sumber daya alam adalah :

reboisasi, cagar alam, pemberian kalpataru.


D. Metode Imu Ekonomi.

Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara manusia berusaha untuk dapat

memenuhi kebutuhannya dengan sebaik-baiknya dalam mencapai kemakmuran.

Tujuan Ilmu Ekonomi yaitu mempelajari cara-cara yang harus ditempuh/dilaksanakan oleh

seseorang dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Sasaran Ilmu Ekonomi ialah Kemakmuran

yang dapat terjadi apabila manusia/seseorang itu dapat memperoleh kebutuhannya dengan

mudah.

Ada 3 langkah penerapan ilmu ekonomi dimasyarakat :

1. Melihat kenyataan yang sebenarnya di masyarakat

2. Menjelaskan hubungan peristiwa ekonomi

3. Menerapkan dalam masyarakat

Metode Ilmu Ekonomi adalah cara yang digunakan dalam memecahkan masalah-masalah

dalam ilmu ekonomi. Metode ilmu ekonomi berdasarkan sifatnya dapat digolongkan dalam dua

jenis yaitu : Metode Induksi Empiris dan Metode Deduksi Analisis.

1. Metode Induksi Empiris

Metode Induksi Empiris adalah suatu cara penelitian yang berpangakal dari peristiwa/gejala

khusus untuk menggambarkan keadaan umum.

2. Metode Deduksi Analisis


Metode Deduksi Analisis adalah metode penelitian yang berpangkal pada gejala umum lalu

berdasarkan pemikiran logis dibuat kesimpulan.

E. Hukum Permintaan dan Penawaran

Hukum Permintaan adalah apabila jumlah barang yang diminta banyak maka harga barang itu

akan naik, dan sebaliknya jumlah barang yang diminta sedikit maka harga barang menjadi turun.

Hukum Penawaran terjadi jika harga suatu barang menurun maka permintaan akan naik,

namun apabila harga barang naik maka permintaan terhadap suatu barang menurun. Hukum

Ekonomi adalah pertalian antara peristiwa ekonomi yang satu dengan yang lainnya.

Peristiwa

Ekonomi

Peristiwa Ekonomi lainnya

Saling berhubungan dengan


Contoh :

Harga Ongkos naik

BBM

Gambar 1. Persistiwa Ekonomi

Ciri-ciri hukum ekonomi yaitu :

Ceteris paribus yaitu hukum ekonomi tersebut berlaku apabila hokum ekonomi yang

lain tidak berubah.

Behavior yaitu hukum ekonomi tidak berlaku mutlak. Sebab harga tidak berlaku mutlak

antara lain :

Karena adanya barang subtitusi/pengganti barang lain.

Perubahan pendapatan masyarakat.


Hubungan peristiwa ekonomi:

1. Hubungan kausal yaitu peristiwa ekonomi pada suatu barang yang mengalami perubahan

tetapi tak menyebabkan perubahan ekonomi pada barang lain.

Gejala Ekonomi

Gejala Ekonomi

II

Terjadi Perubahan

Tidak Mengalami Perubahan

Gambar2. Bagan Hubungan Kausal

2.

Gejala ekonomi

I
Gejala ekonomi

II

Hubungan fungsional yaitu peristiwa ekonomi yang saling mempegaruhi dimana suatu barang

mengalami perubahan harga maka barang atau produk lain juga mengalami perubah.

Ter jadi perubahan

Permintaan mengalami perubahan Harga

Gambar 3. Bagan Hubungan Fungsional

F. Macam Macam Kegiatan Ekonomi

1. Akun/Hutang

Akun kewajiban/ hutang adalah kewajiban yang harus dibayar pada pihak lain yang timbul

karena pembelian barang secara kredit atau pinjaman pihak lain.

Ada dua jenis hutang yaitu :

a. Hutang lancar adalah hutang yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun.

Contoh : hutang usaha, wesel bayar, pendapatan yang harus dibayar dimuka.
b. Hutang jangka panjang adalah hutang yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu

tahun. Contoh : hutang bank yang jatuh tempo kurang dari satu tahun , hutang publikasi

1) Akun modal adalah selisih antara harta dan hutang.

2) Akun pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha suatu

perusahaan.

Pendapatan perusahaan ada dua yaitu :

a) Pendapatan usaha

b) Pendapatan di luar usaha

3) Akun beban adalah pengorbanan ekonomis yang diyunjukkan untuk meperoleh

pendapatan. Akun beban ada 2 yaitu :

a) Beban usaha

b) Beban di luar usaha

2. Harta

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang memberikan pelayanan-pelayanan dan kemudahan-

kemudahan dalam proses produksi.

Harta (aktiva) adalah segala sumber ekonomis perusahaan termasuk biaya-biaya yang terjadi

akibat transaksi sebelumnya dan mempunyai manfaat di masa datang. Harta ini merupakan

jumlah kekayaan untuk menjalankan usaha.


Jenis-jenis harta antara lain :

a. Harta lancar yaitu harta yang berupa uang kas atau bank atau harta lain yang dapat

dicairkan menjadi uang tunai dalam waktu kurang dari satu tahun.

Contoh : kas, surat berharga, piutang dagang, wesel tagih, perlengkapan, beban dibayar

dimuka.

b. Investasi jangka panjang yaitu penanaman modal dalam bentuk saham pada perusahaan

lain yang bertujuan untuk mencari keuntungan.

c. Harta tetap yaitu harta yang berwujud yang digunakan operasional perusahaan dan

mempunyai nilai manfaat lebih dari satu tahun.

Contoh : peralatan, tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan dan sebagainya.

d. Harta tak berwujud yaitu harta yang tidak mempunyai wujud fisik tetapi mempunyai

nilai uang. Harta ini mempunyai hak istimewa/hukum.

Contoh : hak paten, hak cipta, lisensi, nama baik.

G. Pengendalian Harga

Pengendalian Harga adalah pengendalian harga suatu barang agar harga barang tersebut tidak

terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Dalam melakukan pengendalian harga sangat berlaku

hukum permintaan dan penawaran. Pemerintah sangat berperan penting dalam mengendalikan

harga barang atau jasa di Indonesia agar harga barang dapat stabil.
Adapun peranan pemerintah dalam melakukan pengendalian harga yaitu :

1. Melakukan impor dari luar negeri.

2. Adanya bulog untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

3. Mengendalikan harga agar dapat bersifat stabil.

H. Peranan Pajak dan Pembangunan

Pajak adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma hukum

untuk membiayai pengeleluaran-pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan hukum

yang balas jasanya tidak diberikan secara langsung. Sehingga pajak merupakan suatu sektor

penerimaan bagi pemerintah dalam membiayai rutin untuk pelaksanan pembangunan. Pajak

dikatakan sebagai sarana pemerataan karena pajak dapat digunakan sebagai pembiayaan

pembangunan yang digunakan untuk kepentingan masyarakat. Pajak dapat digunakan untuk

pertumbuhan ekonomi yang lain karena pajak yang dipunggut akan dibagi untuk pembangunan

Nasional seperti : pertahanan, pendidikan, kesehatan, keamanan, subsidi ekonomi dan

pembangunan.

Ciri-ciri pajak :

1. Berpandu pada Undang-Undang.


2. Digunakan untuk kepentingan masyarakat.

3. Balas jasa tidak diberikan secara langsung tetapi melalui sarana atau fasilitas yang dapat

digunakan oleh banyak orang sekaligus.

Contoh : Jalan Raya, Lampu lalu lintas, Rumah Sakit, Sekolah dan sebaginya.

4. Pembayaran dapat dilakukan secara berangsur apabila dilakukan permohonan oleh wajib

pajak dan disetujui oleh petugas pajak.

Ada beberapa jenis pajak yang ada di Indonesia.

1. Pajak Pusat

Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat.

Contoh :

Pajak penghasilan

Pajak bea dan cukai (pajak cukai pada rokok).

2. Pajak Daerah

Pajak Daerah yaitu pajak yang dipunggut oleh pemerintah daerah yang digunakan untuk

pembangunan daerah.

Contoh :

Pajak kendaraan bermotor


Pajak nonton ketika masuk nonton dan

Pajak Tarik Nama

Pokok pikiran tentang pajak

1. Wajib pajak bukanlah dikatakan sebagai objek pajak tetapi subjek yang harus diarahkan

yang bertujuan untuk kepentingan bangsa.

2. Pajak diwajibkan kepada semua orang karena pajak digunakn untuk kepentingan orang

banyak.

3. Aparat pajak bertugas untuk membimbing, membina, dan melaksanakan program

pembayaran pajak.

4. Jika ada wajib pajak yang akan terlambat membayak pajak sebaiknya wajib pajak

tersebut harus melapor terlebih dahulu kepada petugas pajak agar dapat membayarnya

dikemudian hari secara berangsur-angsur.

UUD pajak No. 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan perpajakan:

1. Wajib pajak bukan objek tapi subjek

2. Pemungutan pajak merupakan kewajiban bagi masyarakat indonesia.

3. Tanggung jawab pelaksanan pajak merupakan tanggung jawab masyarakat.

4. Wajib pajak diberi kesempatan ubtuk mengisi SPT.


Peran pajak terbagi 2, yaitu :

1. Untuk pembangunan nasional

2. Untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi.

I. Kegiatan Pasar Modal

Bursa Efek adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli namun bedanya dengan pasar yang

lainnya disini yang diperdagangkan adalah efek. Ada beberapa bursa efek yang ada diindonesia,

yaitu:

1. Bursa efek jakarta (BEJ)

2. Bursa efek surabaya (BES)

Contoh efek yang ada di BEJ adalah:

a. Surat pengakuan hutang

b. Surat berharga komersil

c. Sekuritas kredit

d. Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikasi yang berisi kontrak antara pemberi (pemilik

modal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Sehingga emiten yaitu perusahaan atau pihak

yang melakukan penawaran umum.


e. Saham

Saham merupakan tanda penyertaan atau pemeilikkan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan.

f. Tanda bukti hutang

g. Right issu

h. Waran

i. Opsi

j. Dan produk- produk turunan lainya.

Propesi Penunjang

Penawaran Umum

Lembaga Penunjang

Pasar Sekunder

Bursa Efek Jakarta

T
E

BAPEPAM

Gambar 4. Bagan Prosedur Pencatatan Efek

Proses Jual Beli Saham


Pembeli/penjualan

Perusahaan

Bursa

K DE I

Gambar 5. Diagram alir proses jual beli saham

Lembaga penunjang Go Publik

- Biro Administrasi Efek (BAE)

- Wali Amanat

- Penanggung (Guarantor)

- Tempat penitipan harta (Custodian)

J. Pasar Persaingan Sempurna

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi baik factor

produksi maupun barang dan jasa. Pasar memiliki sifar sebagai berikut para penjual

menginginkan harga yang setinggi-tingginya karena menginginkan keuntungan yang besar,


sedangkan para pembeli menginginkan harga yang murah atau harga yang serendah- rendahnya

agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan keuangan yang dimilikinya.

Ada beberapa jenis pasar yaitu :

1. Pasar hasil bumi (perdagangan sayuran, buah dan lain-lain).

2. Pasar ikan di pantai.

Apabila taksiran harga penjual dan taksiran harga pembeli dapat dipertemukan maka akan

terbentuk harga keseimbangan atau harga pasar. Pasar dikatakan sempurana apabila penjual dan

pembeli mengetahui keadaan pasar saat itu.

Dalam pasar persaingan sempurna jumlah pembeli dan penjual banyak, sehingga masing-

masing penjual dan pembeli tidak mampu mempengaruhi harga pasar. Sehingga barang-barang

yang dijual dalam pasar persaingan sempurna memiliki sifat yang homogen yaitu mempunyai

sifat dan mutu yang sama.

Di pasar persaingan sempurna sumber-sumber produksi bebas bergerak dari tempat atau

daerah ke tempat atau daerah lainya. Penjual dan pembeli di pasar persaingan sempurna bebas

keluar masuk pasar dalam arti bebas membeli dan menjual dan di pasar persaingan sempurna

pemerintah tidak boleh ikut campur tangan dalam menentukan harga.

Tabel 1. Permintaan Terhadap Buah Mangga

Harga Satuan (P)


Jumlah Permintaan (Qd)

Rp 5.000

Rp 4.000

Rp 3.000

Rp 2.000

Rp 1.000

13 kg

20 kg
30 kg

42 kg

70 kg

Gambar 6. Kurva Permintaan Terhadap Buah Mangga

Tabel 2. Penawaran Terhadap Buah Mangga

Harga satuan (P)

Jumlah penawaran (Qs)

Rp. 5000

65

Rp. 4000
55

Rp. 3000

42

Rp. 2000

25

Rp. 1000

10

Gambar 7. Kurva Permintaan Terhadap Buah Mangga

K. Analisis Biaya

1. Neraca (Balance Sheet)

Neraca yaitu menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu

(biasanya diakhir tahun anggaran atau akhir priode akutansi).

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)


Laporan Laba Rugi yaitu menggambarkan volume kegiatan perusahaan selama suatu periode

waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun anggaran atau 1 peride akutansi).

3. Perhitungan Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold)

Perhitungan Harga Pokok Penjualan yaitu laporan keuangan yang menggambarkan

rekapitulasi biaya-biaya produksi yang terkandung pada produk-produk yang terjual selama

suatu periode tertentu.

Neraca terdiri atas dua bagian yaitu :

a. Aktiva

b. Pasiva

AKTIVA

Rekapitulasi data tentang Hak-Hak Perusahaan

Contoh : Tanah, Bangunan, Mesin/Peralatan dll.

Biasanya mengalami perubahan dalam jangka waktu pendek (< dari 1 tahun).

Aktiva Tetap

Aktiva Lancar
Biasanya mengalami perubahan dalam jangka waktu pendek (< dari 1 tahun).

Contoh : Kas, Surat Berharga, Piutang, Persediaan, Pembayaran di muka. dll.

PASIVA

Rekapitulasi data tentang Kewajiban Perusahaan

Modal awal, modal tambahan, laba.


Kredit jangka panjang dll.

Hutang kepada supeller jangka pendek, pajak yang ditanggung dll.

Hutang Tetap > 1 tahun

Hutang Lancar < 1 tahun

Kewajiban kepada pemilik perusahaan

Modal

Kewajiban pada pihak lain

Hutang
Rumus

Aktiva = Pasiva

Aktiva Lancar + Aktiva Tetap = Hutang + Modal

Atau

Aktiva Lancar + Aktiva Tetap = Hutang Lancar + Hutang Tetap + Modal Awal + Modal

Tambahan + Laba

Atau

Terdiri dari 3 bagian utama yaitu :


1. Hasil penjualan (Salles)

2. Biaya (Cost/Expanses)

3. Rugi/Laba (Loss/Profit) : selisih antara hasil penjualan dan biaya.

Terkadang dilengkapi dengan pajak dll.

Biaya terdiri dari 5 bagian :

1. Biaya Bahan Langsung

Biaya Bahan Langsung adalah nilai dari semua bahan yang masuk dalam proses produksi dan

menjadi bagian integral dari produk jadi dan telah terpakai selama periode waktu yang

bersangkutan.

2. Biaya Pekerja Langsung

Biaya Pekerja Langsung adalah gaji /upah/insentif dari semua pekerja yang terlibat langsung

dalam proses produksi.

3. Biaya Pabrik Tak Langsung (Overhead)

Biaya Pabrik Tak Langsung (Overhead) adalah semua biaya yang terjadi dalam pabrik dan

tidak termasuk biaya bahan tak langsung dan biaya pekerja tak langsung.

Contoh :
Biaya bahan tak langsung

Biaya pekerja tak langsung

Depresiasi

Asuransi dll.

4. Biaya Produk Jadi

Biaya Produk Jadi adalah biaya dari semua produk jadi (sudah mulai dikerjakan tetapi

masih belum selesai) yang terpakai (diproses lanjut sampai selesai dan kemudian ikut terjual)

selama periode waktu bersangkutan.

5. Biaya Produk Jadi

Biaya Produk Jadi adalah biaya dari semua produk yang ikut terjual selama periode waktu

bersangkutan.

Analisis yang sering digunakan dalam biaya :

1. Analisis Horizontal

Analisis Horizontal yaitu analisis sekumpulan laporan keuangan selama beberapa periode (

meihat trendnya ).

2. Analisa Vertikal
Analisa Vertikal adalah laporan dengan menghitung persentase besar setiap komponennya

terhadap jumlah total.

Contoh :- Balance sheet ( neraca )

- Income steatment ( laporan laba atau rugi )

3. Analisis Rasio

Analisis Rasio adalah analisa laporan keuangan dengan mengutamakan beberapa data terpilih

dari laporan keuangan.

Contoh : Likuiditas

Profitabilitas

Solvitabilitas

Activitas

Biaya Produksi (Production Cost)

Biaya Produksi (Production Cost) didefenisikan sebagai jumlah dari 3 element biaya (factor-

faktor produksi).

Seperti :

- Bahan baku langsung

- Biaya tenaga kerja langsung

- Dan overhead pabrik.


Dimana bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung disebut Biaya Utama (Prime

Cost) sedangkan tenaga kerja tidak langsung dan overhead pabrik disebut Biaya Konversi

Jenis jenis biaya yaitu :

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya Tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang secara total tidak berubah (tetap) ketika aktivitas

meningkat atau menurun (jangka waktu tertentu).

b. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya Variabel (Variable Cost) adalah biaya yang totalnya meningkat secara proposional

terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proposional terhadap penurunan dalam

aktivitas. Biaya variable berubah-ubah sesuai dengan aktivitas atau volume produksi perusahaan.

c. Biaya Semi-Variabel

Biaya Semi-Variabel adalah biaya yang terdiri dari biaya element, biaya tetap dan biaya

variable.

Contoh : - Biaya Listrik

- Biaya Air.

Ada dua metode pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga pokok produksi yaitu :

1. Metode Full Coasting

2. Metode Variable Coasting


1. Metode Full Coasting

Metode Full Coasting yaitu metode penentuan harga pokok produksi yang

memperhitungkan/membebankan semua unsur biayaproduksi ke dalam harga pokok produksi

yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik; baik

yang bersifat variabel maupun tetap. Dikenal dengan Absortion atau Conventional Coasting.

Rumus

Perhitungan Biaya Pokok Produksi dengan Metode Full Coasting.

Biaya bahan baku Rp xxxxx

Biaya tenaga kerja langsung Rp xxxxx

Biaya overhead pabrik tetap Rp xxxxx

Biaya overhead pabrik variabel Rp xxxxx +

Harga pokok produksi Rp xxxxx

2. Metode Variable Coasting

Metode Variable Coasting adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya

memperhitungkan biaya produksi variabel saja.


Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai biaya pokok adalah

Biaya Produksi Variabel yang terdiri dari :

a. Biaya bahan baku

b. Biaya tenaga kerja langsung

c. Biaya overhead pabrik variabel.

Biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai Biaya Periodik bersama-sama dengan Biaya

Non Produksi.

Rumus

Perhitungan Biaya Pokok Produksi dengan Metode Variable Coasting.

Biaya bahan baku Rp xxxxx

Biaya tenaga kerja langsung Rp xxxxx

Biaya overhead pabrik tetap Rp xxxxx +

Harga pokok produksi Rp xxxxx

Diposting 12th March 2012 oleh Benny Robinson

0 Tambahkan komentar
Mar

Teknik Operasi Pabrik

BAB I

DIAGRAM PIPA DAN INSTRUMEN

A. Perpipaan Bahan Olahan Pabrik

1. Cara Kerja/Cara Praktek

1) Amati gambar keterpasangannya

2) Lakukan pemeriksaan yang ada di gambar dengan yang ada di dilapangan, kemudian

cocokan peralatan yang terpasang di lapangan dengan gambar keterpasangan yang ada.

3) Lakukan pemeriksaan atau pencatatan data dilapangan mulai dari lantai 1, kemudian

kelantai 2, dan terakhir didaerah tangki.

2. Hasil Praktek

a. Perpipaan yang terpasang pada unit destilasi Lantai 1:

No urut

No perpipaan
1

102

103

105

106

107

6
108

109

110

111

10

112

11

113

12
119

13

120

14

121

15

124

b. Perpipaan yang terpasang pada lantai 2

No urut

No perpipaan

1
101

104

122

123

125

126
7

127

128

129

10

130

11

131

c. Perpipaan yang terpasang pada daerah tangki


No urut

No perpipaan

114

115

116

117

5
118

132

B. Perpipaan Utility Pabrik

1. Cara Kerja/Cara Praktek

1) Amati gambar keterpasangannya

2) Lakukan pemeriksaan jalur pengaliran dari menara pendingin, kemudian ikuti jalur

pengaliran tersebut pada setiap unit pengolahan yang dilewatinya

3) Catat simbol dan keterpasangan pada unit yang dilewati tersebut

2. Hasil Praktek

a. Air pendingin

No

Simbol
Terpasang pada Unit

Z-6

Destilasi lantai satu

C-1,C-2, D-4, E-5,Z-4

Instrumen Pabrik

D-5,E-3,E-6,Z-5

Layanan Pabrik

4
Z-7, TK-3

Boiler

E-2

Destilasi lantai dua

b. Uap air ( Steam )

No

Simbol

Terpasang pada Unit


1

D-2

Destilasi Lantai Satu

TK-2

Daerah Tangki

Z-2

Destilasi Lantai Dua

4
Z-3

Air Pendingin

Z-6

Destilasi Lantai Satu

E-4

Destilasi Lantai Satu

E-2
Destilasi Lantai Dua

Z-1

Destilasi Lantai Dua

1. Tenaga listrik

No

Nama

Lantai 1
Lantai 2

Tangki

Jumlah buah

Simbol

Jumlah (buah)

Simbol

Jumlah

(buah)

simbol

1
Motor listrik

P1, P2, P3

Thermo
couple

TR10,

TR11,

TR12.

TR1, TR2, TR3, TR4, TR5, TR7, TR8, TR9,

-
3

Selenoid valve

4
Level switch

LS-6

Gas detektor
1

2. Udara Instrument

No
Nama

Lantai 1

Lantai 2

Tangki

Jumlah buah

simbol

Jumlah buah

simbol

Jumlah buah
simbol

Contorl valve

FRCV-3, LRCSV-1

FRCV-4, PCA-2, FRCV-1

2
d/p transmitter

LRA-5, FRQ-8, FRC-5, FRQ-5, LRCA-2

FRC-1, IRQ-6, FRC-4, PRS-1, FDR-2, LCRS-1

LR-3, LR-4

Selenoid valve
11

11

Gas detektor

1
-

C. Instrumen Pabrik

1. Cara Kerja/Cara Praktek

1) Amati gambar keterpasangannya


2) Lakukan pemeriksaan yang ada di gambar dengan yang ada dilapangan, kemudian

cocokan peralatan yang terpasang di lapangan dengan gambar keterpasangan yang ada.

3) Lakukan pemeriksaan atau pencatatan data dilapangan mulai dari lantai 1, kemudian

kelantai 2, dan terakhir didaerah tangki.

2. Hasil Praktek

a. Unit Destilasi Lantai 1

1) Instrument Lokal

Simbol

Terpasang Pada

Fungsi

FG-1002

Jalur CW (E-4)

Pembaca, pengukur aliran/flow


LG-2

D-1

Pembaca, pengukur level

LG-3

D-2

Pembaca, pengukur level

PG-1005

Jalur bawah berisolasi

(P-1)

Pembaca, pengukur tekanan

PG-1006
Jalur CW (E-4)

Pembaca, pengukur tekanan

PG-1008

P-2

Pembaca, pengukur tekanan

PG-1009

D-2

Pembaca, pengukur tekanan

PG-1010

Jalur feed ( P-3 )


Pembaca, pengukur tekanan

RV-1

Jalur RCW ( E-4 )

Katup Pengaman

TG-1003

Jalur CW ( E-4 )

Pembaca, pengukur Temperatur

TG-1004

Jalur RCW ( E-4)

Pembaca, pencatat Temperatur


2) Instrument Panel

Simbol

Terpasang Pada

Fungsi

FRC-3

T-1

Pencatat, Pengendali Aliran

FRQ-8

Jalur produk bawah

Pencatat, Pembaca Aliran


FRQ-5

Jalur produk bawah

Pencatat, Pembaca aliran

LRCA-2

Jalur produk bawah

Pembaca, pencatat, pengatur, pengaman level

LRA-5

D-2

Pencatat, Pengaman Level

LS-6
D-2

Pengaman Level

TR-10

D-1

Pembaca dan pencatat temperatur

TR-11

Jalur produk bawah ( E-4)

Pembaca dan pencatat temperatur

TR-12

D-2
Pembaca dan pencatat temperatur

XSV-1

Jalur LS ke-9 ( E-1 )

Katup Pengaman

b. Unit Destilasi Lantai 2

1) Instrument Lokal

Simbol

Terpasang Pada

Fungsi

SG-1
T-1

Bagian peralatan (gelas intip)

SG-2

T-1

Bagian peralatan (gelas intip)

SG-3

T-1

Bagian peralatan (gelas intip)

SG-4

T-1
Bagian peralatan (gelas intip)

SG-5

Z-1

Bagian peralatan (gelas Intip)

SG-6

Z-2

Bagian Peralatan

LG-1

T-1

Pencatat , pembaca

RV-2
E-2

Katub pengaman

FG-1001

Jalur CW ( E-2 )

Pembaca,pencatat

FG-1003

Jalur LN ( Z-1 )

Pembaca, pencatat

FG-1004

Jalur LN ( Z-2 )
Pembaca, pencatat

TG-1001

Jalur LS ke 9( E-1 )

Pembaca,pencatat temperatur

TG-1002

Jalur LS ( E-3 )

Pembaca,pencatat temperatur

TG-1005

E-2

Pembaca pencatat temperatur


TG-1006

E-2

Pembaca pencatat temperatur

PG-1001

Jalur SC ( E-1 )

Pembaca, pencatat tekanan

PG-1002

T-1

Pembaca,pencatat tekanan

PG-1003
T-1

Pembaca,pencatat tekanan

PG-1004

Jalur LS ( E-2 )

Pembaca,pencatat, tekanan

FA-1

Jalur LS ( Z-1 )

Pengaman aliran

FA-2

Jalur LS ( Z-2 )
Pengaman Aliran

PG-1007

Jalur CW ( E-2 )

Pembaca,pencatat, tekanan

2) Instrument Panel

Simbol

Terpasang Pada

Fungsi

FRC-4

Jalur reflux
Pembaca, pencatat, pengatur

FRQ-6

Jalur produk atas

Pembaca, pencatat, pengatur

LCRS-1

T-1

Pengendali dan pengaman

PRS-1

T-1

Pencatat, pembaca tekanan


PDR-2

T-1

Pencatat, pembaca tekanan

TR-1

E-3

Pembaca, Pencatat temperatur

TR-2

T-1

Pembaca, Pencatat temperatur

TRC-3
T-1

Pembaca, Pencatat temperatur

TR-4

T-1

Pembaca, Pencatat temperatur

TR-5

T-1

Pembaca, Pencatat temperatur

TR-6

T-1
Pembaca, Pencatat temperatur

TR-7

T-1

Pembaca, Pencatat temperatur

TR-8

T-1

Pembaca, Pencatat temperatur

TR-9

E-2

Pembaca, Pencatat temperatur

FRC-1
Jalur Feed

Pembaca, pencatat, pengatur

c. Unit Destilasi Daerah Tangki

1) Instrument Lokal

Simbol

Terpasang pada

Fungsi

LG-4

TK-1

Pembaca, pencatat
TG-1007

TK-1

Pembaca,pencatat, temperatur

BV-1

TK-1

Katup Pengaman

FA-3

TK-1

Pengaman aliran

LG-5
TK-2

Pembaca, pencatat

TG-1008

TK-2

Pembaca,pencatat, temperatur

PG-1011

Jalur penyiapan feed methanol ( P-4 )

Pembaca, pencatat tekanan

PG-1012

Jalur penyiapan feed air ( P-5 )


Pembaca, pencatat tekanan

RV-4

P-5

Katup pengaman

2) Instrument Panel

Simbol

Terpasang Pada

Fungsi

LR-3

TK-1
Pembaca,pencatat,pengatur,pengaman

LR-4

TK-2

Pembaca,pencatat,pengatur,pengaman
BAB II

PENGENDALIAN LEVEL (LCRS-1)

1. Gambar keterpasangan rangkaian instrument pabrik ( LCRS-1) di Unit Destilasi


Gambar keterpasangan rangkaian instrument pabrik ( LCRS-1) di D-3
2. Cara Kerja/Cara Praktek

Adapun cara kerja pengendalian level adalah sebagai berikut :

a. Ditetapkan praktikan yang bertugas untuk :

1) Mengamati aksi kerja (membuka dan menutup) dari control valve (LCRS-1)

2) Mengamati, membaca dan mencatat perubahan harga (LCRS-1) di recorder/ panel

3) Penghubung antara yang mengamati Control valve (LCRSV-1) dan recoder (LCRS-1)

b. Ikuti arahan/asisten untuk memulai memperhatikan / mengamati dan mencatat setiap

kejadian yang terjadi sehubungan dengan berlangsungnya pengendalian level scara otomatis,

serta catat data (LCRS-1) untuk % bukaan control valve: 0-100.

a. Data Pengendalian LCRS-1

1. Data LCRS-1 di Unit Destilasi

MEMBUKA

CV

LCRS-1
0

55

20

55

50

55

70

60

100

62
MENUTUP

CV

LCRS-1

100

50

70

45

50

43

20

41

0
40

2. Data LCRS-1 di Unit Pompa

MEMBUKA

CV

LCRS-1

20

50
10

70

19

100

48

MENUTUP

CV

LCRS-1
100

46

70

16

50

10

20

c. Uraian/ penjelasan prinsip kerja (LCRS-1)

Hubungan antara bukaan/tutupan CV berbanding lurus dengan nilai LCRS-1


1) Jika bukaan CV = 0 Kg/menit pada unit destilasi maka nilai pada transmitter

menunjukkan angka 46 kg/menit dan jika bukaan CV = 0 kg/menit pada unit D-3 maka nilai

pada transmiter menunjukkan angka 8 kg/menit.

2) Jika tutupan CV = 100 kg/menit pada unit destilasi maka nilai pada transmitter

menunjukkan angka 60 kg/menit dan jika tutupan CV = 100 kg/menit pada unit D-3 maka nilai

pada transmiter menunjukkan angka 48 kg/menit.


BAB III

UJI KEDAP UDARA

A. Gambar Line-Up Untuk Uji Kedap Udara dari Potongan Uji

keterangan : = katup terbuka

= katup tertutup

B. Penetapan Titik Kebocoran

Pada setiap persambungan pada peralatan uji kedap udara kemungkinan kebocoran terjadi.

Maka berdasarkan jumlah persambungan titik kebocoran pada peralatan uji kedap udara ada

sebanyak 12 titik pemeriksaan kebocoran.

C. Cara Kerja

1. Pelepasan Penyekatan

Adapun kegiatan kerja yang dilakukan dalam pelepasan penyekatan adalah :


1) Buka baut dan mur pada sambungan sehingga plat buta dapat dilepas

2) Posisi plat buta diputar, bagian yang tidak berlubang di bagian dalam dan yang

berlubang di bagian luar

3) Pasang kembali baut pada posisi masing-masing

4) Kencangkan seluruh baut

2. Pemasukkan Udara Tekanan

Adapun kegiatan kerja yang dilakukan pada pemasukkan udara tekan terhadap potongan uji

sebagai berikut :

1) Mengatur posisi (letak) selang udara

2) Memperhatikan aliran udara keluar pada unit kompressor udara indtrument

3) Memperhatikan saluran masuk untuk udara yang akan dialirkan dari unit kompressor

udara instrument

4) Setelah penyekatan dan line up selesai, maka pasanglah selang udara pada drain

potongan uji, buka katup drain

5) Mengukur tekanan dengan membuka katup aliran keluaran udara (drain) pada unit

kompressor udara instrument variasi tekanan 0.5, 1.0, 1.5, 2.0 kg/cm2 kemudian perhatikan PG

pada potongan uji.


6) Setelah tekanan tercapai, menutup katup drain unit kompressor udara instrument dan

katup drain potongan uji.

7) Mencabut selang pipa dari drain masukkan udara instrument

8) Melakukan uji kedap udara pada setiap titik uji mengoleskan busa deterjen. Jika

terbentuk gelembung-gelembung seperti balon berarti menandakan bahwa pada titik uji tersebut

terdapat kebocoran. Adapun data hasil pemeriksaan kebocoran adalah sebagai berikut:

Tabel Lembar Pemeriksaan Uji Kedap Udara

Titik Uji

Tekana Uji (kg/cm2 )

0,5

1,0

1,5

2,0

1
-

-
3

-
-

-
-

-
-

10

-
-

11

12

-
-

Keterangan : = ada

- = tidak ada

3. Pemasangan Penyekatan Kembali

Adapun kegiatan kerja yang dilakukan dalam pemasangan penyekatan adalah :

1) Membuka baut pada Flensa, kemudian keluarkan plate acuan beserta gasket.

2) Mengganti posisi plate acuan yang memiliki lubang aliran fluida dengan posisi plate

acuan yang buntu(tanpa adanya lubang fluida).

3) Memasang kembali plate acuan beserta gasketnya dengan posisi tersebut.

4) Memasang kembali baut pada Flensa.

Anda mungkin juga menyukai