Banyak jenis sel yang dapat menggunakan glukosaatau asam lemak untuk
kebutuhan ini. Asam lemak berantai panjang tidak dapat melintasi penghalang
darah otak dan sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh sel
sistem syaraf pusat, namun, asam lemak rantai pendek bebas dan asam lemak
rantai sedang dapat melintasi BBB, selain glukosa dan badan ketona.
b. Hidrolisis Lemak
Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi pembentukan ester dari
alkohol dengan asam karboksilat disebut reaksi pengesteran (esterifikasi).
Kebalikan dari reaksi esterifikasi disebut reaksi hidrolisis ester.
Reaksi umum:
DEWASA
ANAK - ANAK
Bayi: 5 - 40 mg/dl
5 - 10th: 10 - 135 mg/dl
Seperti halnya kolesterol. trigliserida merupakan komponen yang normal
dari darah. Sebagian besar lemak yang kita makan berbentuk trigliserida.
Peningkatan jumlah kadar trigliserida merupakan faktor pemicu penyakit jantung
dan stroke, terutama karena hubungannya dengan kadar kolesterol LDL tinggi dan
atau resistensi insulin. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk tidak hanya
memperhatikan kadar kolesterol dalam darah saja namun juga memperhatikan
kadar trigliserida kita.
PPROSES
Trigliserida merupakan jenis lemak yang dapat ditemukan dalam darah
dan merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan
kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk ke tubuh serta juga dibentuk di hati
Setelah mengalami proses di dalam tubuh,trigliserida ini akan diserap usus
dan masuk ke dalam plasma darah yang kemudian akan disalurkan ke seluruh
jaringan tubuh dalam bentuk klomikron dan VLDL (very low density lipoprotein).
Trigliserida dalam bentuk klomikron berasal dari penyerapan usus setelah
konsumsi makanan berlemak. Sebagai VLDL, trigliserida dibentuk oleh hati
dengan bantuan insulin dari dalam tubuh.
Sementara itu, trigliserida yang berada di luar hati dan berada dalam
jaringan misalnya jaringan pembuluh darah, otot, jaringan lemak akan dihidrolisis
oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian akan dimetabolisme oleh
hati menjadi kolesterol LDL. Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan yang
dikonsumsi tidak akan langsung digunakan oleh tubuh melainkan disimpan dalam
bentuk trigliserida dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang berfungsi sebagai
energi cadangan tubuh.
Proses pencernaan lemak dari makanan selain menghasilkan kolesterol
juga menghasilkan trigliserida dan lemak bebeas semua lemak ini akan diserap
oleh tubuh melalui usus ke dalam darah. Keberadaan kolesterol dan trigliserida
dalam darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika pengkonsumsian
makanan yang mengandung lemak jenuh berlebihan maka mengakibatkan kadar
kolesterol berlebihan juga.
Namun, trigliserida dalam batas normal sebenarnya sangat dibutuhkan
tubuh. Asam lemak yang dimilikinya bermanfaat bagi metabolisme tubuh. Selain
itu, trigliserida memberikan energi bagi tubuh, melindungi tulang, dan organ-
organ penting lainnya dalam tubuh dari cedera.
JENIS TRIGLISERIDA
Trigliserida dikelompokkan menjadi 2 :
Lemak Jenuh (lemak jahat)
Berbentuk padat pada suhu ruangan dan dikenal sebagai lemak jahat.
Umumnya lemak jenuh terdapat dalam produk hewani. Semakin banyak konsumsi
lemak jenuh, maka akan semakin tinggi kadar koleseterol dalam darah. Contoh
makanan yang mengandung lemak jenuh : susu murni, keju berlemak, cokelat,
daging, kelapa, mentega, babi, hati, ayam. Sebaiknya jangan terlalu banyak
mengkonsumsi
jenis lemak jenuh ini. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap. Oleh
karena itu, asam lemak jenuh adalah asam lemak yang jenuh dengan hidrogen
(karena ikatan rangkap mengurangi jumlah hidrogen pada masing-masing
karbon). Masing-masing karbon dalam rantai memiliki 2 atom hidrogen (kecuali
karbon omega di ujung yang memiliki 3 hidrogen), karena asam lemak jenuh
hanya memiliki ikatan tunggal.
Asam lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap antar atom
karbon. (Pasangan atom karbon yang terhubung melalui ikatan rangkap dapat
dijenuhkan dengan adisi atom hidrogen, mengubah ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal. Oleh karena itu, ikatan rangkap disebut tak jenuh.) Dua atom karbon
dalam rantai yang terikat di sebelah ikatan rangkap dapat membentuk
konfigurasi cis atau trans.
a. CIS
Konfigurasi cis berarti bahwa dua atom hidrogen yang berdekatan dengan
ikatan rangkap berada pada sisi yang sama dari rantai. Kekakuan ikatan rangkap
membekukan konformasi dan, dalam kasus isomer cis, menyebabkan rantai
membengkok dan menghalangi kebebasan konformasi asam lemak. Semakin
banyak ikatan rangkap dalam rantai dengan konfigurasi cis, semakin kecil
fleksibilitasnya.
Ketika suatu rantai memiliki banyak ikatan cis, ia semakin melengkung dalam
konformasi yang dapat dicapai. Misalnya, asam oleat, dengan satu ikatan rangkap,
memiliki "patahan" di dalamnya, sementara asam linoleat, dengan dua ikatan
rangkap memiliki lekukan yang lebih jelas. Asam α-linolenat, dengan tiga ikatan
rangkap, memiliki bentuk kait. Efek dari ini adalah bahwa, dalam lingkungan
terbatas, ketika asam lemak adalah bagian dari fosfolipida dalam lipida dua lapis,
atau trigliserida dalam droplet lipida, ikatan cis membatasi kemampuan asam
lemak untuk dimampatkan, dan oleh karena itu dapat mempengaruhi titik lebur
membran atau lemak.
b. TRANS
Konfigurasi trans, sebaliknya, berarti bahwa dua atom hidrogen yang
berdekatan berada pada sisi yang berseberangan dari rantai. Alhasil, mereka tidak
banyak menyebabkan pembengkokan rantai, dan bentuknya mirip dengan asam
lemak jenuh lurus.
Dalam hampir semua asam lemak tak jenuh alami, masing-masing ikatan
rangkap memiliki n atom karbon di sebelahnya, untuk beberapa n, dan seluruhnya
berikatan cis. Hampir semua asam lemak dengan konfigurasi trans (lemak trans)
tidak dijumpai di alam dan merupakan hasil pengolahan manusia
(misalnya, hidrogenasi).
Perbedaan geometri antara berbagai jenis asam lemak tak jenuh, dan juga
antara asam lemak jenuh dan tak jenuh, memainkan peran penting dalam proses
biologi, dan dalam konstruksi struktur biologis (misalnya membran sel).
Δ11
Δ9,Δ12
COOHNIST Δ5Δ8,Δ11
,Δ14
Asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acid, SCFA), adalah asam
lemak dengan ekor alifatik yang memiliki jumlah karbon lima atau kurang
(misalnya, asam butirat).
Asam lemak rantai sedang (medium-chain fatty acid, MCFA), adalah asam
lemak dengan ekor alifatik yang memiliki jumlah karbon 6 sampai 12,
yang dapat membentuk trigliserida rantai sedang.
Asam lemak rantai panjang (long-chain fatty acid, LCFA), adalah asam
lemak dengan ekor alifatik 13 sampai 20 karbon.
Asam lemak rantai sangat panjang (very long chain fatty acid, VLCFA)
adalah asam lemak dengan ekor alifatik sama dengan 22 karbon atau lebih.