Anda di halaman 1dari 17

Proses Pengolahan CPO Menjadi

Minyak Sawit yang Dapat Dikonsumsi

PRISKA TANTINO
1607116022
TEKNIK KIMIA S1 B
2016
Proses Pengolahan CPO Menjadi Minyak
Sawit yang Dapat Dikonsumsi

CPO mengandung 95% triacylglycerols dan sisanya adalah


fraksi non-triacylglycerols. Fraksi non-triacylglycerols merupakan
kandungan yang harus dihilangkan, fraksi ini terdiri dari phosphatides,
FFA, produk oksidasi, unsaponifiable matter (tocopherols, sterols,
hidrokarbon, pigment yang terdiri dari gossypol, klorofil dan vitamin),
protein fragments, kotoran, kadar air, senyawa logam dan waxes.
CPO terdapat dua lapisan, lapisan atas adalah minyak dan
lapisan bawah adalah sendimen atau endapan.
• Bahan Baku :
 CPO
• Bahan Pendukung :
a. H3PO4
b. Bleaching Earth
c. Asam Sitrat
PROSES PEMURNIAN (REFENING)

Tujuan dari proses ini adlah untuk memurnikan minyak dengan


cara memisahkan kandungan air, FFA, serta kadar impurities lainnya
dari CPO, memecah warna serta menghilangkan bau. Sehingga
minyak tersebut stabil dan layak untuk dikonsumsi masyarakat.

Pemurnian (Refining) CPO dapat dilakukan dengan 2 cara,


yaitu :
1. Proses Penetralan (Alkaline Refining Process)
2. Physical (Steam) Refining Process
A. Proses Penetralan (Alkaline
Refining Process)

1. Degumming
Pada proses degumming senyawa yang dihilangkan adalah
phospolipids, gula, resin, protein senyawa logam. Penghilangan
senyawa phospat dan berbagai logam dilakukan dengan penambahan
0,1% asam phospat (H3PO4) atau asam sitrat ke dalam CPO sehingga
tidak akan mengganggu pada proses netralisasi.
Degumming dilakukan dengan pencampur sentrifugal. Dari
proses ini akan dihasilkan RBPO (Refinery Bleaching Palm Oil) dan
PFAD (Palm Fatty Acid N-Hexaneete) yang dapat digunakan sebagai
bahan baku sabun.
• Proses Degumming
Tanki Timbun Strainner Heat Exchanger
40-45C 40-110C

Slurry Tank Vessel Vacuum


vacuum dryer 100-110C
2. Netralizing (Netralisasi)
Minyak yang terbebas dari gum kemudian dicampurkan
dengan larutan Natrium Hidroksida (NaOH) untuk menghilangkan
kandungan Free Fatty Acid (FFA) di dalam minyak pangan tersebut.
Konsentrasi alkali pada proses ini harus seimbang dengan jumlah Free
Fatty Acid yang ada pada minyak tersebut.
Larutan yang biasanya digunakan adalah larutan Natrium
Hidroksida Excess. Setelah minyak bereaksi, minyak di alirkan menuju
separator berkecepatan tinggi untuk memisahkan minyak dari
kandungan Soap Stock (kandungan detergent), senyawa phospat dan
endapan lainnya dari minyak netral yang telah di dapat. Pada proses ini
senyawa yang dihilangkan adalah FFA, pigments, phospholipids,
sulfur, dan kadar air.
3. Eart Bleching (Pemucatan Warna) dan Filtrasi
Pemucatan warna dilakukan di dalam pengaduk dalam
keadaan hampa udara (vacum air) dengan penambahan serbuk
pemutih Bleaching Eart untuk menurunkan kandungan warna pada
minyak. Bleaching Eart yang ditambahkan antara 1% - 2% tergantung
kualitas CPO. Bleaching dilakukan pada tekanan hampa udara 15 – 20
mmHg pada 90 – 130 derajat celcius selama 20 – 40 menit.
Setelah proses bleaching selesai di lakukan, langkah
selanjutnya adalah menghilangkan jumlah kandungan zat warna yang
terasorbsi dalam minyak pangan melalui proses filtrasi. Setelah proses
filtrasi, hasil minyak kemudian disaring. Hasil dari proses ini ditandai
dengan adanya warna terang dari proses netralisasi pemucatan warna
palm oil yang dikenal dengan BPO (Bleaching Palm Oil).
4. Deodorizing (Penghilangan Bau)
Deodorization berfungsi untuk menghilangkan bau tengik dan
menghasilkan minyak yang berasa hambar. Deodorization di lakukan
dengan destilasi pada keadaan hampa udara, daerah kedap air dan
pemanasan 230 – 250 derajat celcius. Untuk melindungi minyak dari
proses oksidasi kembali, langkah yang dapat dilakukan adalah dengan
menghilangkan udara pada temperature tinggi. Minyak didinginkan
pada suhu 55 derjat celcius sebelum di alirkan ke polishing filter. Hasil
akhir pemurnian palm oil adalah Refined Bleached and Deodorized
(RBD) palm oil yang di gunakan sebagai bahan makanan.
Physical (Steam) Refining Process

Pengolahan palm oil selain secara kimia juga dapat dilakukan


secara fisika. Perbedaan utama dari cara fisika dan kimia dari
pengolahan palm oil adalah pada proses deacidification (pengasaman)
dan deodorization. Proses ini di lakukan pada satu tempat khusus yang
terbuat dari stainless stell dan tahan terhadap korosif oleh proses
penetralan (terutama senyawa alkali). Secara garis besar proses
phycal renifing dapat dibagi ke dalam 2 bagian yaitu :
1. Pre-treatement and Bleaching Process
2. Deacidification and Deodorization Process
1. Pre-treatement and Bleaching Process
Langkah awal dari proses Crude Palm Oil adalah dengan
menghilangkan kandungan senyawa phospat dan logam lainnya
dengan penambahan asam phospat (H3PO4). Asam yang terdapat
dalam minyak pangan kemudian di bleched dengan bantuan karbon
aktif (Activited Earth).
2. Deacidification and Deodorization Process
Pada mulanya minyak pangan dipanaskan pada suhu 240 –
260 OC dengan tekanan dibawah 2 – 6 mmHg, lalu free fatty acid yang
telah diproses di kumpulkan sebagai Fatty Acid N-Hexanee yang
mengandung 80 – 95% Fatty Acid. Selanjutnya minyak di destilasi lebih
cepat untuk menghilangkan bau tengik, senyawa perioxide dan
impurities yang terdapat di dalamnya. Setelah selesai, minyak
didinginkan pada temperature 55 derjat celcius.
Perbedaan Alkali Refining dan
Physical Refining

1. Alkali Refining
• Lebih cocok untuk minyak yang mempunyai kadar FFA.
• FFA dan phosphatides dihilangkan pada saat netralisasi
• Biasanya tidak membutuhkan degumming terpisah
• Menghasilkan soapstock
2. Physical Refining
• Lebih cocok untuk minyak yang mempunyai FFA tinggi tetapi
phosphatides rendah (contohnya minyak sawit, minyak kelapa).
• FFA dihilangkan pada saat steam destilation
• Asam pada degumming bertujuan untuk menghilangkan
phosphatides.
• Tidak menghasilkan soapstock
• Menghasilkan yield yang banyak, mengurangi menggunakan bahan
kimia
Palm Oil Fractination (Fraksinasi
Palm Oil)

Fraksinasi palm oil didasarkan pada perbedaan titik lebur


minyak pangan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memisahkan fraksi
minyak pangan yang memiliki titik cair yang tinggi dan titik cair yang
rendah pada suhu yang rendah.
Ada dua (2) cara yang digunakan pada proses fraksinasi
antara lain :
1. Fraksinasi kering, dimana minyak pangan di kristalisasikan secara
terus menerus tanpa perubahan suhu yang dilanjutkan dengan proses
filtrasi.
2. Detergent fraktination, dimana minyak pangan dikristalisasikan
dengan pengaturan suhu, dilanjutkan dengan pemisahan fraksi baik
melalui perbedaan berat jenis atau centrifugation (pengadukan) dengan
penambahan surfaktan.
THANK YOU
感谢您的关注!

Anda mungkin juga menyukai