Tanwirul Millati
Kenapa penting?
20 5,74 -
50 2,62 7,3
75 1,86 3,84
2. WARNA - COLORIMETER
Warna lemak/minyak murni, asam lemak, dan
derivatnya colorless dan transparan
Warna minyak disebabkan oleh
* pigmen yang ada dalam bahan
* kerusakan pigmen dalam bahan
* kerusakan proses kimia lemak/minyak
MINYAK JAGUNG
Smoke Point : 450 oF pada 0,01% FFA menjadi 200 oF pada 100%
FFA
Flash Point : 625 oF pada 0,01% FFA menjadi 386 oF pada 100%
FFA
9. KELARUTAN (S0LUBILITY)
Trigliserida dan asam lemak rantai panjang tidak
larut dalam air kecuali, asam lemak rantai
pendek (C2 dan C4) dan minyak jarak (castor
oil)
Minyak larut dalam pelarut non polar seperti
benzen, etil eter
Unsaturated lebih tinggi kelarutannya
dibanding saturated
-- ekstraksi dan pemisahan minyak.
10. INDEKS BIAS ( REFRACTIVE INDEKS)
-REFRAKTOMETER
merupakan ukuran penyimpangan/bias dari
cahaya yang dilewatkan pada medium yang cerah/
transparan.
Indeks bias tergantung kepada: rantai atom c,
ketidak jenuhan, BM, temperatur
Pengujian Kemurnian Minyak Dan Kerusakan
catatan:
1. Lemak yang tidak cair pada suhu ruang, agar dilelehkan
terlebih dulu sebelum ditimbang
2. Alkohol 95% berfungsi sebagai pelarut asam-asam lemak bebas
sembari pemanasan dan pengadukan
3. KOH berfungsi sebagai penetralisir asam-asam lemak bebas,
jumlahnya adalah setara dengan jumlah asam lemak bebas
yang terdapat dalam lemak/minyak sampel
4. Angka 56,1 adalah faktor pengali untuk mendapatkan mg
KOH/g sampel:
mol g L 1000mg
mLx x56,1 x x
L mol 1000mL g
56,1
g
Bilangan asam seringkali juga dinyatakan
sebagai kadar asam lemak bebas
mol g L 1000mg
mLx x56,1 x x
L mol 1000mL g
56,1
g
Bilangan ester
Prinsip Analisis:
Asil gliserol tak jenuh pada lemak/minyak mempunyai
kemampuan mengabsorpsi sejumlah iod. Jumlah iod yang
diabsorpsi menunjukkan ketidakjenuhan lemak/minyak.
Ke dalam sejumlah sampel lemak/minyak ditambahkan
iod secara berlebih, kelebihan iod dititrasi dengan natrium
tiosulfat sehingga iod yang diabsorpsi oleh lemak/minyak
dapat dihitung.
Pereaksi:
• Kloroform
• Pereaksi iod bromida (Hanus) atau
pereaksi iod klorida (Wijs)
• Larutan KI 15%
• Larutan indikator pati 1%
• Larutan natrium tiosulfat 15%
bilangan iod (metode Hanus)
Prosedur pembuatan pereaksi Hanus:
Larutkan 13.2 g iod dalam 1 L asam asetat glasial
dan tambahkan sekitar 2 mL brom
Prosedur analisis:
Dapat dilihat di penuntun praktikum
Cara perhitungan:
(V b V s )xN Na 2 S2 O 3
x12,69
bilangan iod
berat sampel(g)
bilangan iod (metode Wijs)
Prosedur analisis:
1. Timbang 0,1 – 0,5 g lemak/minyak, lelehkan
lebih dahulu bila tidak cair, sampel langsung
ditempatkan dalam erlenmeyer bertutup pada
waktu penimbangan
2. Tambahkan 15 mL kloroform untuk melarutkan
lemak/minyak
3. Tambahkan 25 mL pereaksi Wijs, tempatkan
dalam ruang gelap selama 30 menit, sekali-
sekali dikocok
• Tambahkan 20 mL KI 15%, kocok merata
• Cuci erlenmeyer dan tutupnya dengan 100 mL
aquades yang baru dan dingin, masukkan cucian
ke dalam larutan
• Titrasi segera dengan Na2S2O3 0,1 N, gunakan
larutan pati 1% sebagai indikator
• Buat blanko, dimana sampel diganti dengan
kloroform
Dalam Uji Iod
• Kloroform adalah sebagai pelarut lemak/minyak
• Pereaksi Iod bromida/iod klorida adalah sebagai pembawa
iod yang akan mengadisi ikatan rangkap pada asam lemak
• Kalium iodida adalah untuk bereaksi dengan kelebihan iod
bromida/iod klorida sehingga menghasilkan I2
• Pati adalah sebagai indikator penentuan titik akhir titrasi,
dimana, saat I2 masih bebas terlihat sebagai warna biru,
sedangkan saat I2 sudah tidak bebas (berikatan dengan
natrium) maka warna biru hilang
• Natrium tiosulfat adalah sebagai titran yang bereaksi
dengan I2 membentuk NaI
• Nilai 12,69 adalah faktor pengali untuk mendapatkan gram
iod/100 gram sampel:
mol L
mLx x x126,9 g/mol
L 1000mL 100
x126,9 12,69
100 g 1000
bilangan peroksida
• Dinyatakan sebagai miliekivalen/1000 g sampel,
mmol/1000 g sampel, dan mg oksigen/100 g sampel
• Peroksida adalah senyawa antara yang dihasilkan pada
oksidasi lemak/minyak
• Bila reaksi oksidasi berlanjut, peroksida akan berubah
membentuk aldehid/keton, saat ketengikan telah dapat
diindera
• Bilangan peroksida diukur dengan metode spt metode
titrasi iodin, metode Hills dan Thiel, dan kolorimetri
• Pada metode titrasi iodin, bilangan peroksida didasarkan
pada pengukuran sejumlah iod yang dibebaskan dari KI
melalui reaksi oksidasi oleh peroksida dalam
lemak/minyak pada suhu ruang sehingga membentuk I2.
yang jumlahnya dapat diukur dengan titrasi N2S2O3
Prinsip Analisis:
Peroksida yang terdapat dalam lemak/minyak
mengoksidasi KI menjadi I2 pada suhu ruang dalam
medium asam asetat/kloroform. Jumlah I2 yang
terbentuk dapat diukur dengan titrasi N2S2O3.
Pereaksi:
•Pelarut; 60% asam asetat glasial dan 40% kloroform
•KI jenuh
•Larutan pati 1%
•Larutan Na2S2O3 0,1 N
Prosedur Analisis:
• Timbang 5 g lemak/minyak ke dlm erlenm 250 mL
• Tambahkan 30 mL pelarut, kocok hingga larut
• Tambahkan 0,5 mL KI jenuh, diamkan selama 2
menit dalam ruang gelap sambil digoyang
• Tambahkan 30 mL aquades
• Kelebihan iod dititer dengan larutan Na2S2O3 0,1 N
atau 0,01 N, tergantung jumlah iod yang dibebaskan
• Lakukan penetapan blanko
• Cara perhitungan: (miliekivalen per 1000 g
contoh)
Prinsip Analisis:
Asam 2-barbiturat bereaksi dengan malonaldehid
membentuk warna merah. Intensitas warna merah
yang terbentuk dapat diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 528 nm.
Pereaksi:
• HCl 4 M
• Pereaksi TBA (0,2883 g/100 mL asam asetat
glasial 90%, panaskan dalam penangas air)
Cara perhitungan:
3xA528x7,8
bilangan TBA
berat sampel(g)
• Bilangan Reichert meisst
Bilangan Reichert Meisst adalah
jumlah mililiter larutan KOH 0,l N yang
diperlukan untuk menetralkan asam
lemak yang mudah menguap dan
dapat larut dalam air dalam 5gram
lemak.
• Bilangan Polenske
Bilangan Polenske adalah jumlah
mililiter larutan alkali 0,1 N yang
diperlukan untuk menetralkan lemak
yang mudah menguap tetapi tidak
larut dalam air ,minyak atau lemak
• Bilangan Krischner
Dipergunakan untuk menetapkan
besarnya asam lemak yang mudah
menguap dan dapat larut dalam air.
Pengukurannya didasarkan atas
pengukuran garam-garam perak yang
larut dalam hasil penetapan bilangan
Reichert Meissl
• Bilangan Hehner
Dipergunakan untuk mengukur jumlah
asam lemak yang tidak larut dalam air.
Minyak atau lemak yang mempunyai
• Bilangan Asetil
Dipergunakan untuk menetapkan
jumlah gugus (OH) pada asam lemak
hidroksi yang terdapat pada minyak
atau lemak. Kebanyakan minyak
atau lemak pangan mengandung
gugus –OH dalam jumlah yang
sangat kecil.(S. Ketaren,1986)
TUGAS
(untuk setiap jawaban disertai pustaka sumber referensinya)
1. Tuliskan reaksi oksidasi (proses ketengikan) pada
lemak/minyak!
2. Tuliskan reaksi kimia yg terjadi pd penentuan bilangan iod!
3. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada penentuan bilangan
penyabunan!
4. Tuliskan reaksi kimia yg terjadi pd penentuan bilangan asam
5. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada penentuan bilangan
peroksida!
6. Tuliskan reaksi kimia yg terjadi pd penentuan bilangan TBA
7. Apabila dilakukan pengukuran bilangan asam, FFA, bilangan
Iod, bilangan penyabunan, bilangan perosida dan TBA
terhadap sampel minyak sebelum sesudah oksidasi lanjut
minyak. Maka sebutkan bilangan-bilangan tersebut yang
mengalami penurunan dan peningkatan.
Untuk mengetahui kualitas minyak analisa
kimia apa saja yang harus dilakukan
jelaskan mengapa minyak bisa menjadi tengik
ketika disimpan
jelaskan dasar pengukuran dengan
spektrofotometer dan mengapa harus ada
standar
sebutkan ada berapa macam kromatografi
dan
Kadar asam lemak bebas (% FFA) =
ml KOH x N KOH x BM x 100%
Bobot contoh (g) x 1000