Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN

PEROBAAN IV

EKSTRAKSI PADAT-CAIR

OLEH :

NAMA : HABRIN KIFLI HS.

STAMBUK : F1C1 15 034

KELOMPOK : X (SEPULUH)

ASISTEN : KEFFIN ARIGHI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITASHALU OLEO

KENDARI

2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Proses pemisahan sangat dibutuhkan, karena setiap jenis zat yang ada baik

itu dalam bentuk cair, padat maupun gas memiliki komposisi kimia yang sangat

beragam. Berbagai metode dilakukan untuk dapat memisahkan setiap materi yang

ada untuk digunakan sebagai kebutuhan manusia. Proses identifikasi dan

pemisahan senyawa kimia yang bermanfaat dari tumbuhan dalam bidang kimia

terdiri atas beberapa metode pemisahan diantaranya kromatografi, destilasi, dan

juga ekstraksi. Salah satu metode yang paling sederhana yang telah ditemukan

oleh para ilmuwan untuk melakukan proses pemisahan adalah dengan cara

ekstraksi. Ekstraksi merupakan suatu cara atau metode pemisahan suatu zat cair

yang memiliki perbedaan kelarutan terhadap dua atau lebih zat cair yang tidak

saling melarut dengan bantuan suatu pelarut.

Ekstraksi terdiri dari beberapa macam dimana proses ekstraksi tersebut

dibedakan dari senyawa yang akan diekstrak dan pelarut yang digunakan. Salah

satunya jenis metode ekstraksi adalah ekstraksi padat-cair. Ekstraksi padat cair

merupakan ekstraksi yang melibatkan perpindahan massa antar fasa. Perbedaan

aktivitas kimia antar fasa padatan dan fasa pelarut. Proses ekstraksi padat cair

merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian

dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi.

Umumnya dalam proses ekstraksi padat cair digunakan alat berupa soxhlet yaitu

alat ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru.


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan ekstraksi

padat-cair, terutama untuk menentukan kadar lemak dan minyak dalam biji kemiri

dengan menggunakan metode soxhlet.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan

kadar lemak dan minyak dalam kemiri?

C. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar lemak dan

minyak dalam kemiri.

D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah melakukan percobaan ini adalah dapat

menentukan kadar lemak dan minyak dalam kemiri.


II TINJAUAN PUSTAKA

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dimana komponen

mengalami perpindahan massa dari suatu padatan ke cairan atau dari cairan ke

cairan lain yang bertindak sebagai pelarut. Berbagai penelitian tentang ekstraksi

padat-cair telah banyak dilakukan. Ekstraksi padat cair, yang sering disebut

leaching, adalah proses pemisahan zat yang dapat melarut (solute) dari suatu

campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (innert) dengan

menggunakan pelarut cair (Santosa dan Endah, 2014).

Ekstraksi Fase Padat (Solid Phase Extraction/SPE) merupakan metode

preparasi sampel yang banyak digunakan dalam proses analisiskarena mampu

mengurangi waktu ekstraksi dan jumlah pelarut, serta memiliki persen recovery

yang tinggi. SPE konvensional yang saat ini beredar, memiliki kelemahan dari sisi

selektivitas sehingga terdapat kemungkinan komponen lain selain analit ikut

terekstraksi dari matriks sampel (Hasanah dkk., 2015).

Padatan ke cairan pada ekstraksi soxhlet peristiwa perpindahan massa

solute pada prosesekstraksi soxhlet dapat dinyatakan dengan pemodelan yang

melibatkan analisis perpindahan massa. Perpindahan massa solute dari permukaan

padatan ke cairan dapat ditinjau dari neraca massa solute pada padatan dan juga

pada cairan (solvent). Apabila volume padatan dianggap tetap (tidak menyusut)

maka persamaan. Kecepatan pengurangan solute pada padatan adalah sama

dengan kecepatan solute yang di pindahkan ke dalam cairan (Martono, 2012).

Sifat kimia yang perlu diperhatikan pada analit pada proses ekstraksi yaitu

sifat pada medium cair dari zat terlarut gas, cair, batas fluida, atau penggunaan
4

ekstraktan padat yang berguna untuk mempengaruhi pemisahan. Dari semua sifat

zat terlarut yang baik, ada lima sifat kimia yang mendasar untuk memahami teori

ekstraksi yaitu tekanan uap, kelarutan, berat molekul, hidrofobisitas, dan disosiasi

asam. Proses di mana zat terlarut yang tercampur diubah dari satu fase ke fase

yang baru melalui proses pemisahan disebut dengan ekstraksi (Mitra, 2003).

Tanaman kemiri merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh subur pada

tanah yang berpasir dan tanah yang kurang subur sekalipun. Biji kemiri

mengandung 50%-60% berat minyak. Minyak kemiri dapat diperoleh dengan cara

diperas ataupun dengan cara ekstraksi. Jika diperas dalam kondisi dingin, minyak

yang keluar akan berwarna kuning muda serta rasa dan bau yang enak. Namun

jika diperas dalam kondisi yang panas, minyak yang keluar akan berwarna gelap

serta bau dan rasanya tidak enak. Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat unik, yaitu

minyak ini mudah mengering bila dibiarkan di udara terbuka.. Minyak kemiri

memiliki bilangan iodin 136167 berarti memiliki kandungan asam lemak tak

jenuh yang tinggi dan memang dapat berfungsi sebagai minyak pengering

(Arlene, 2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat

Percobaan ekstraksi padat cair dilaksanakan pada hari Selasa, 18 April

2017 pukul 13.00-15.00 WITA bertempat di Laboratorium Riset Terpadu, Jurusan

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo

Kendari.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah seperangkat alat soxhlet,

seperangkat alat evaporator, corong, gelas ukur 25 mL, waterbath, timbangan

analitik, pipet tetes, klem dan statis.


2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sampel kemiri, etanol,

tisu, akuades, kertas saring dan aluminium foil.

C. Prosedur Kerja

- dihaluskan
- ditimbang sebanyak 20 gram
Biji Kemiri
- dibungkus dengan kertas saring
(selongsong)
- dimasukkan dalam alat soxhlet
20 gram kemiri halus

- ditambahkan 200 ml etanol dalam labu


alas bulat
- dilakukan ekstraksi selama 1 kali siklus

Ekstrak Residu

- diuapkan (dievaporator)
- didiamkan

Minyak Kemiri

- dihitung berat volumenya


- ditentukan kandungan
minyaknya

Hasil Pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1 Tabel pengamatan
No Perlakuan Hasil pengamatan
1. Berat sampel 20 gram
2. Berat labu alas bulat 60,2 gram
3. Jumlah siklus 1 siklus
4. Berat minyak + labu 61,4 gram
5. Berat minyak 1,2 gram

2 Analisis data
Efisiensi Kadar minyak = Berat minyak x 100%

Berat sampel
1,2 g
= x 100%
20 g

= 6%

B. Pembahasan

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari zat cair berdasarkan

perbedaan kelarutan terhadap dua atau lebih suatu zat cair yang tidak saling larut

dengan adanya bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak

substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya serta dapat dengan

mudah dipisahkan dari materi yang diinginkan. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk

menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini

didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana

perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke

dalam pelarut. Ekstraksi terdiri atas beberapa jenis dan berdasarkan dari jenis zat

yang akan dipisah. Salah satunya adalah ekstraksi padat-cair.

Ekstraksi padat-cair merupakan suatu cara yang umum digunakan dalam

proses pemisahan atau pemurnian zat ataupun senyawa tertentu dari campurannya.

Senyawa yang berada dalam bentuk ion (bersifat polar) umumnya dapat larut
dalam air, sementara senyawa organik yang bersifat non polar umumnya tidak

dapat larut alam pelarut air atau pelarut polar. Sifat ini dikenal dengan istilah like

dissolve like sehinggga suatu zat atau senyawa dalam campurannya dapat di

larutkan dalam kombinasi pelarut yang tidak saling bercampur.

Percobaan ini dilakukan untuk dapat mengestrak minyak yang berasal dari

kemiri. Untuk mengekstraksi minyak dalam kemiri digunakan metode ekstraksi

soxhlet. Soxhletasi merupakan penyarian sampel secara berkesinambungan,

pelarut dipanaskan hingga terjadi proses evaporasi atau penguapan, dimana

molekul-molekul kecil pelarut yang berbentuk gas menguap naik ke atas

kondensor, uap cairan pelarut terkondensasi menjadi molekul-molekulnya oleh

pendingin (kondensor) lalu turun mengekstrak sampel dalam ruang soxhlet sampai

semua badan ekstrak terpenuhi dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas

bulat setelah melewati pipa sifon. Pelarut ini secara terus menerus mengekstrak

sampel dengan cara bersiklus dengan prinsip evaporasi-kondensasi seperti yang

terjadi pada peristiwa turunnya hujan. Dalam proses ekstraksi, pemilihan pelarut

yang akan digunakan sangatlah penting. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil

yang akan didapatkan dari proses ekstraksi yang dilakukan.

Salah satu kandungan terbanyak dari minyak kemiri adalah minyak.

Minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar sehingga dalam memilih

pelarut sebaiknya menggunakan pelarut yang bersifat non polar pula, dengan

begitu akan memudahkan ekstrak tertarik oleh pelarut yang bersifat sama dengan

dengannya. Dalam percobaan ini digunakan kloroform sebagai pelarut yang dapat

melarutkan minyak dalam kemiri karena sama-sama bersifat nonpolar. Pelarut


dimasukkan dalam labu alas bulat yang dipanaskan kemudian pelarut berubah

menjadi fase uap dan dengan menggunakan kondensor, pelarut yang dalam fase

uap tadi berubah menjadi fase cair dan akan jatuh menetesi sampel. Prinsip ini

didasarkan dari prinsip evaporasi-kondensasi. Pada proses ini terjadi proses

ekstraksi oleh pelarut dimana pelarut akan mengekstrak minyak yang ada pada

sampel dengan cara masuk berdifusi langsung dan berinteraksi antara gugus

nonpolar pada pelarut dan ekstrak, sehingga terjadi pengikatan antar keduanya.

Pelarut yang mengikat minyak lama kelamaan akan memenuhi sifon dan jika

sifon telah terisi oleh pelarut sampai penuh maka pelarut akan jatuh kembali pada

labu alas bulat bersama ekstrak sampel. Proses ini dinamakan satu kali ekstraksi,

dan demikian proses ekstraksi oleh pelarut ini terjadi secara berulang-ulang.

Semakin banyak sirkulasi ekstraksi yang dilakukan maka semakin banyak pula

minyak yang akan terekstrak dari sampel kemiri.

Proses sirkulasi ekstraksi pada percobaan ini dilakukan sebanyak lima kali

ekstraksi. Setelah ekstraksi telah selesai dilakukan, dilanjutkan dengan proses

penguapan atau evaporasi dimana proses ini dimaksudkan untuk memisahkan

antara minyak dan pelarutnya. Proses penguapan ini dilakukan dengan bantuan

vakum sehingga pelarut dengan mudah dapat diuapkan dibawah titik diidihnya

sehingga diperoleh minyak kemiri murni yang bebas dari pelarut. Setelah

dilakukan proses penguapan, dapat langsung menghitung berapa banyak minyak

yang didapatkan dari proses ekstraksi ini. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh

rendemen minya sebesar 6%. Angka ini sangat jauh dari kata ideal, karena

melebihi batas yang semestinya. Terjadinya hal ini kemungkinan disebabkan


karena sampel masih mengandung banyak pelarutnya. Karena proses

evaporasinya tidak berjalan maksimal. Seharusnya proses evaporasi dilakukan

sampai sampel benar-benar pekat sehingga sampel dapat dikatakan murni dari

pelarut yang masih ada.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

untuk menentukan kandungan minyak dalam suatu sampel digunakan ekstraksi

padat cair dengan metode soxhlet. Ekstraksi padat-cair digunakan untuk

memisahkan analit yang terdapat pada padatan dengan menggunakan pelarut

organik. Pelarut organik yang digunakan adalah etanol. Digunakan etanol karena
merupakan larutan yang mudah menguap dan termasuk pelarut organik yang baik,

sehingga untuk dapat memisahkan suatu zat, etanol sangat bagus untuk

digunakan, dan rangkaikan ekstraksi soxhlet yang dilakukan 1 sirkulasi. Setelah

sirkulasi selesai minyak kemiri bergabung dengan etanol dalam labu alas bulat.

Sehingga dapat diperoleh kadar lemak dari kemiri yaitu 6%.

DAFTAR PUSTAKA

Arlene, A., 2013, Ekstraksi Kemiri dengan Metode Soxhlet dan Karakterisasi
Minyak Kemiri, Jurnal Teknik Kimia USU, 2(2).

Hasanah, A.N., Rahmana E.K., dan Slamet I., 2015, Sintesis Sorbent Ekstraksi
Fase Padat dengan Teknik Molecular Imprinting dengan Monomer
Akrilamid untuk Ekstraksi Glibenklamid dari Serum Darah, Jurnal
Farmasi Indonesia, 7(4).
Martono, T., Gogot H., Gustinah D., dan Fendy A.P., 2012, Ekstraksi Tannin
sebagai Bahan Pewarna Alami dari Tanaman Putrimalu (Mimosa Pudica)
Menggunakan Pelarut Organik, Jurnal Reaktor, 14(1).

Mitra, S., 2003, Sample Preparation Techniques in Analytical Chemistry,


Department of Chemistry and Environmental Science New Jersey Institute
of Technology.

Santoso, I. dan Endah S., 2014, Ekstraksi Abu Kayu dengan Pelarut Air
menggunakan Sistem Bertahap Banyak Beraliran Silang, Jurnal Chemica,
1(1).

11

Anda mungkin juga menyukai