PEROBAAN IV
EKSTRAKSI PADAT-CAIR
OLEH :
KELOMPOK : X (SEPULUH)
LABORATORIUM KIMIA
UNIVERSITASHALU OLEO
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pemisahan sangat dibutuhkan, karena setiap jenis zat yang ada baik
itu dalam bentuk cair, padat maupun gas memiliki komposisi kimia yang sangat
beragam. Berbagai metode dilakukan untuk dapat memisahkan setiap materi yang
pemisahan senyawa kimia yang bermanfaat dari tumbuhan dalam bidang kimia
juga ekstraksi. Salah satu metode yang paling sederhana yang telah ditemukan
oleh para ilmuwan untuk melakukan proses pemisahan adalah dengan cara
ekstraksi. Ekstraksi merupakan suatu cara atau metode pemisahan suatu zat cair
yang memiliki perbedaan kelarutan terhadap dua atau lebih zat cair yang tidak
dibedakan dari senyawa yang akan diekstrak dan pelarut yang digunakan. Salah
satunya jenis metode ekstraksi adalah ekstraksi padat-cair. Ekstraksi padat cair
aktivitas kimia antar fasa padatan dan fasa pelarut. Proses ekstraksi padat cair
Umumnya dalam proses ekstraksi padat cair digunakan alat berupa soxhlet yaitu
padat-cair, terutama untuk menentukan kadar lemak dan minyak dalam biji kemiri
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar lemak dan
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah melakukan percobaan ini adalah dapat
mengalami perpindahan massa dari suatu padatan ke cairan atau dari cairan ke
cairan lain yang bertindak sebagai pelarut. Berbagai penelitian tentang ekstraksi
padat-cair telah banyak dilakukan. Ekstraksi padat cair, yang sering disebut
leaching, adalah proses pemisahan zat yang dapat melarut (solute) dari suatu
mengurangi waktu ekstraksi dan jumlah pelarut, serta memiliki persen recovery
yang tinggi. SPE konvensional yang saat ini beredar, memiliki kelemahan dari sisi
padatan ke cairan dapat ditinjau dari neraca massa solute pada padatan dan juga
pada cairan (solvent). Apabila volume padatan dianggap tetap (tidak menyusut)
Sifat kimia yang perlu diperhatikan pada analit pada proses ekstraksi yaitu
sifat pada medium cair dari zat terlarut gas, cair, batas fluida, atau penggunaan
4
ekstraktan padat yang berguna untuk mempengaruhi pemisahan. Dari semua sifat
zat terlarut yang baik, ada lima sifat kimia yang mendasar untuk memahami teori
ekstraksi yaitu tekanan uap, kelarutan, berat molekul, hidrofobisitas, dan disosiasi
asam. Proses di mana zat terlarut yang tercampur diubah dari satu fase ke fase
yang baru melalui proses pemisahan disebut dengan ekstraksi (Mitra, 2003).
Tanaman kemiri merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh subur pada
tanah yang berpasir dan tanah yang kurang subur sekalipun. Biji kemiri
mengandung 50%-60% berat minyak. Minyak kemiri dapat diperoleh dengan cara
diperas ataupun dengan cara ekstraksi. Jika diperas dalam kondisi dingin, minyak
yang keluar akan berwarna kuning muda serta rasa dan bau yang enak. Namun
jika diperas dalam kondisi yang panas, minyak yang keluar akan berwarna gelap
serta bau dan rasanya tidak enak. Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat unik, yaitu
minyak ini mudah mengering bila dibiarkan di udara terbuka.. Minyak kemiri
memiliki bilangan iodin 136167 berarti memiliki kandungan asam lemak tak
jenuh yang tinggi dan memang dapat berfungsi sebagai minyak pengering
(Arlene, 2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo
Kendari.
C. Prosedur Kerja
- dihaluskan
- ditimbang sebanyak 20 gram
Biji Kemiri
- dibungkus dengan kertas saring
(selongsong)
- dimasukkan dalam alat soxhlet
20 gram kemiri halus
Ekstrak Residu
- diuapkan (dievaporator)
- didiamkan
Minyak Kemiri
Hasil Pengamatan
A. Hasil Pengamatan
1 Tabel pengamatan
No Perlakuan Hasil pengamatan
1. Berat sampel 20 gram
2. Berat labu alas bulat 60,2 gram
3. Jumlah siklus 1 siklus
4. Berat minyak + labu 61,4 gram
5. Berat minyak 1,2 gram
2 Analisis data
Efisiensi Kadar minyak = Berat minyak x 100%
Berat sampel
1,2 g
= x 100%
20 g
= 6%
B. Pembahasan
perbedaan kelarutan terhadap dua atau lebih suatu zat cair yang tidak saling larut
dengan adanya bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya serta dapat dengan
mudah dipisahkan dari materi yang diinginkan. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk
menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini
didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke
dalam pelarut. Ekstraksi terdiri atas beberapa jenis dan berdasarkan dari jenis zat
proses pemisahan atau pemurnian zat ataupun senyawa tertentu dari campurannya.
Senyawa yang berada dalam bentuk ion (bersifat polar) umumnya dapat larut
dalam air, sementara senyawa organik yang bersifat non polar umumnya tidak
dapat larut alam pelarut air atau pelarut polar. Sifat ini dikenal dengan istilah like
dissolve like sehinggga suatu zat atau senyawa dalam campurannya dapat di
Percobaan ini dilakukan untuk dapat mengestrak minyak yang berasal dari
pendingin (kondensor) lalu turun mengekstrak sampel dalam ruang soxhlet sampai
semua badan ekstrak terpenuhi dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas
bulat setelah melewati pipa sifon. Pelarut ini secara terus menerus mengekstrak
terjadi pada peristiwa turunnya hujan. Dalam proses ekstraksi, pemilihan pelarut
yang akan digunakan sangatlah penting. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil
Minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar sehingga dalam memilih
pelarut sebaiknya menggunakan pelarut yang bersifat non polar pula, dengan
begitu akan memudahkan ekstrak tertarik oleh pelarut yang bersifat sama dengan
dengannya. Dalam percobaan ini digunakan kloroform sebagai pelarut yang dapat
menjadi fase uap dan dengan menggunakan kondensor, pelarut yang dalam fase
uap tadi berubah menjadi fase cair dan akan jatuh menetesi sampel. Prinsip ini
ekstraksi oleh pelarut dimana pelarut akan mengekstrak minyak yang ada pada
sampel dengan cara masuk berdifusi langsung dan berinteraksi antara gugus
nonpolar pada pelarut dan ekstrak, sehingga terjadi pengikatan antar keduanya.
Pelarut yang mengikat minyak lama kelamaan akan memenuhi sifon dan jika
sifon telah terisi oleh pelarut sampai penuh maka pelarut akan jatuh kembali pada
labu alas bulat bersama ekstrak sampel. Proses ini dinamakan satu kali ekstraksi,
dan demikian proses ekstraksi oleh pelarut ini terjadi secara berulang-ulang.
Semakin banyak sirkulasi ekstraksi yang dilakukan maka semakin banyak pula
Proses sirkulasi ekstraksi pada percobaan ini dilakukan sebanyak lima kali
antara minyak dan pelarutnya. Proses penguapan ini dilakukan dengan bantuan
vakum sehingga pelarut dengan mudah dapat diuapkan dibawah titik diidihnya
sehingga diperoleh minyak kemiri murni yang bebas dari pelarut. Setelah
yang didapatkan dari proses ekstraksi ini. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh
rendemen minya sebesar 6%. Angka ini sangat jauh dari kata ideal, karena
sampai sampel benar-benar pekat sehingga sampel dapat dikatakan murni dari
V. KESIMPULAN
organik. Pelarut organik yang digunakan adalah etanol. Digunakan etanol karena
merupakan larutan yang mudah menguap dan termasuk pelarut organik yang baik,
sehingga untuk dapat memisahkan suatu zat, etanol sangat bagus untuk
sirkulasi selesai minyak kemiri bergabung dengan etanol dalam labu alas bulat.
DAFTAR PUSTAKA
Arlene, A., 2013, Ekstraksi Kemiri dengan Metode Soxhlet dan Karakterisasi
Minyak Kemiri, Jurnal Teknik Kimia USU, 2(2).
Hasanah, A.N., Rahmana E.K., dan Slamet I., 2015, Sintesis Sorbent Ekstraksi
Fase Padat dengan Teknik Molecular Imprinting dengan Monomer
Akrilamid untuk Ekstraksi Glibenklamid dari Serum Darah, Jurnal
Farmasi Indonesia, 7(4).
Martono, T., Gogot H., Gustinah D., dan Fendy A.P., 2012, Ekstraksi Tannin
sebagai Bahan Pewarna Alami dari Tanaman Putrimalu (Mimosa Pudica)
Menggunakan Pelarut Organik, Jurnal Reaktor, 14(1).
Santoso, I. dan Endah S., 2014, Ekstraksi Abu Kayu dengan Pelarut Air
menggunakan Sistem Bertahap Banyak Beraliran Silang, Jurnal Chemica,
1(1).
11