Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN

PERCOBAAN IV

EKSTRAKSI PADAT-CAIR

NAMA : ALFIN SAFIUDIN

STAMBUK : F1C1 13 004

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN : MEILANI LUTFIATI A.

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tehnik pemisahan yang sering digunakan adalah ekstraksi.

Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan kimia yang memisahkan atau

menarik suatu komponen-komponen kimia pada suatu sampel dan umumnya dapat

larut dalam air. Ekstraksi terbagi atas dua jenis yaitu ekstraksi dingin atau maserasi

dan ekstraksi panas contohnya dengan ekstraksi soxhlet. Perbedaan dari kedua jenis

ekstraksi ini adalah terletak pada tehniknya, dimana untuk ekstraksi dingin tidak

menggunakan proses pemanasan pada sampel melainkan dengan cara merendam

sampel dalam pelarut. Sedangkan ekstraksi panas dilakukan dengan pemanasan.

Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut

dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat

fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa

mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padatan dapat dilakukan jika

bahan yang diinginkan dapat larut dalalm solvent pengekstraksi. Ekstraksi

berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun

sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, percobaan ini dilakukan untuk membuktikan

teori dari ektraksi padat-cair. Sampel yang digunakan adalah kemiri dan alat yang

digunakan adalah soxhlet.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan

kadar minyak dalam sampel kemiri.

B. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar minyak dalam

sampel kemiri.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Secara sederhana ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemindahan

satu atau lebih komponen dari satu fase ke fase yang lainnya. Namun dibalik definisi

sederhana ini tersimpan kerumitan yang cukup besar. Pemisahan berkebalikan dengan

intuisi termodinamik, karena entropi diperoleh melalui pencampuran, bukan

pemisahan; metode ekstrkasi dikembangkan berdasarkan perpindahan menuju

kesetimbangan, sehingga kinetika perpindahan massa tidak dapat diabaikan (Majid

dan Nurkholis, 2008).

Ekstraksi padat – cair atau Leaching adalah transfer difusi komponen terlarut

dalam dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang

bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan

semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat

dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi.

Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.

Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya (Lucas,

1949).

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia

ditempatkan dalam selongsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa,

cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dan

dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul – molekul cairan penyari yang

jatuh ke dalam selongsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan
penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu

alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai

bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT atau sirkulasi telah

mencapai 20 – 25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan (Sudjadi,

1986).

Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses leaching adalah: jumlah

konstituen (solute) dan distribusinya dalam padatan, sifat padatan, dan ukuran

partikel. Mekanisme proses leaching dimulai dari perpindahan solven dari larutan ke

permukaan solid (adsorpsi), diikuti dengan difusi solven ke dalam solid dan pelarutan

solut oleh solven, kemudian difusi ikatan solut-solven ke permukaan solid, dan

desorpsi campuran solut-solven dari permukaan solid kedalam badan pelarut. Pada

umumnya perpindahan solven ke permukaan terjadi sangat cepat di mana

berlangsung pada saat terjadi kontak antara solid dan solvent, sehingga kecepatan

difusi campuran solut-solven ke permukaan solid merupakan tahapan yang

mengontrol keseluruhan proses leaching. Kecepatan difusi ini tergantung pada

beberapa faktor yaitu : temperatur, luas permukaan partikel, pelarut, perbandingan

solut dan solven, kecepatan dan lama pengadukan. Untuk memisahkan minyak dari

pelarutnya, dilakukan dengan cara distilasi (Pramudono dkk, 2008).

Prinsip ekstraksi padat-cair adalah adanya kemampuan senyawa dalam suatu

matriks yang kompleks dari suatu padatan, yang dapat larut oleh suatu pelarut

tertentu. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk tercapainya kondisi optimum

ekstraksi antara lain: senyawa dapat terlarut dalam pelarut dengan waktu yang
singkat, pelarut harus selektif melarutkan senyawa yang dikehendaki, senyawa analit

memiliki konsentrasi yang tinggi untuk memudahkan ekstraksi, serta tersedia metode

memisahkan kembali senyawa analit dari pelarut pengekstraksi (Fajriati dkk, 2011).

Salah satu cara pengambilan minyak dalam daun cengkeh adalah ekstraksi

dengan pelarut yang mudah menguap, seperti kloroform, eter, aseton, heksana atau

alkohol. Ekstraksi minyak daun cengkeh dengan menggunakan alkohol menghasilkan

rendemen yang lebih tinggi. Pada proses leaching, terjadi difusi minyak dari dalam

daun cengkeh ke fasa cair yaitu pelarut dan minyak akan terjadi keseimbangan

dimana pada keadaan ini minyak dalam daun cengkeh tidak dapat mendifusi lagi ke

pelarut. Parameter penting dalam ekstraksi padat cair adalah koefisien transfer massa

dan tetapan keseimbangan. Tetapan keseimbangan menunjukkan nisbah minimum

antara pelarut dengan padatan yang diekstraksi (Bangkit dkk., 2012).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 31 Maret 2015 pada

Pukul 13.00-15.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Riset Terpadu, Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu seperangkat alat ekstraksi

padat–cair (soxhlet), penangas, mortal pastel, evaporator, batu didih statip dan klem.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu petroleum benzen, vaselin,

aluminium foil, kertas saring dan sampel kemiri.


C. Prosedur Kerja

1. Merangkai alat soxhlet

2. Menghaluskan kemiri dan ditimbang sebesar 20 g

3. Dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan dalam ekstraktor

4. diekstraksi dengan pelarut kloroform 100 mL sebanyak 2 siklus

5. ekstraknya diuapkan dan didiamkan

6. minyak kemiri ditimbang dan dihitung volume ekstraknya

7. ditentukan kandungan minyaknya.


Sampel Kemiri

- dihaluskan
- dikeringkan hingga 20 g
- dibungkus dengan kertas saring
- dimasukkan dalam ekstraktor

20 g Kemiri dalam
ekstraktor
- diekstraksi dengan pelarut kloroform 100 mL
- dilakukan ekstraksi selama 2 siklus

Ekstrak pelarut

- diuapkan
- didiamkan
Minyak kemiri

- ditimbang
- dihitung volume ekstraksi
- ditentukan kandungan minyaknya

Hasil pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Berat labu alas bulat = 60,2 gram

Berat kemiri = 20 gram

Ekstrak minyak kemiri = berat (labu + minyak) – berat labu kosong

= 64,2 – 60,2 g

=4g

Berat minyak
% rendamen = x 100 %
berat sampel

4g
= x 100 %
20 g

= 20 %

B. Pembahasan

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dari bahan padatan maupun

cair dengan bantuan pelarut yang sesuai. Pelarut yang digunakan harus dapat

mengekstraksi substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.

Percobaan kali ini menggunakan ekstraksi padat–cair atau leaching karena sampel

yang digunakan berupa bahan padatan, yang mana sesuai namanya ekstraksi padat–

cair, berarti sampel yang akan dianalisis adalah bahan dari padatan. Adapun sampel

padatan yang dimaksud adalah kemiri.


Secara teori, sebelum memulai proses ekstraksi, terlebih dahulu seperangkat

alat ekstraksi padat–cair atau Soxhlet dirangkai sedemikian rupa. Percobaan ekstraksi

padat–cair kali ini menggunakan ekstraktor Soxhlet. Pada ekstrakstor Soxhlet, pelarut

kloroform dipanaskan dalam labu alas bulat yang telah dimasukkan batu didih.

Tujuan dari pemanasan ini sendiri adalah untuk menghasilkan uap pelarut. Uap

pelarut tersebut kemudian masuk melalui kondensor melalui pipa kecil atau cabang

dari Soxhlet dan keluar dalam fasa cair. Selanjutnya, pelarut akan masuk ke dalam

selongsong pipa sifon yang berisi sampel padatan berupa kemiri yang telah

dihaluskan dan dikeringkan terlebih dahulu. Kemudian pelarut tersebut akan

membasahi sampel dan akan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut

dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di dalam selongsong tersebut.

Kemudian, pelarut seluruhnya akan bergerak masuk kembali ke dalam labu didih dan

begitu seterusnya, terjadi sirkulasi beberapa kali hingga kadar minyak dalam sampel

kemiri diperoleh.

Proses sirkulasi ekstraksi pada percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali

ekstraksi. Setelah ekstraksi telah selesai dilakukan, dilanjutkan dengan proses

penguapan dimana proses ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak yang

diperoleh dari pelarut. Proses penguapan ini dilakukan dengan meengevaporasi

pelarut yang telah bercampur dengan minyak sehingga pelarut akan terpisah dari

minyak. Untuk proses penguapan pelarut, alat yang digunakan alat evaporator untuk

menguapkan pelarut dari ekstrak. Setelah dilakukan proses penguapan, langsung

menghitung berapa banyak minyak yang didapatkan dari proses ekstraksi ini. Dari
hasil penimbangan ekstrak minyak kemiri yang diperoleh sebanyak 4 gram sampel

(kemiri) sehingga persentase minyak kemiri sebanyak 20 %.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa kadar minyak yang diperoleh dari 4 gram kemiri yaitu sebesar 20 % dengan

menggunakan alat soxhlet.


DAFTAR PUSTAKA

Bangkit T.P.S, Rinaldry S., dan Iriany, 2012, Penentuan Kondisi Keseimbangan Unit
Leaching pada Produksi Eugenol dari Daun Cengkeh, Jurnal Teknik Kimia
Usu, 1(1).

Fajriati, I., Rizkiyah, M., Muzakky, 2011. Studi Ekstraksi Padat Cair Menggunakan
Pelarut HF dan HNO3 pada Penentuan logam Cr dalam Sampel Sungai di
Sekitar Calon PLTN Muria. Jurnal ILMU DASAR, 12 (1).

Lucas, 1949, Principles And Practice In Organic Chemistry, New York, Jhon Willey
And Sons, Inc.

Pramudono B., Widioko, S.A., Rustayawan, W., 2008. Ekstraksi Kontinyu dengan
Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran Lawan Arah : Pengambilan Minyak Biji
Alpukat Menggunakan Pelarut n-Hexane dan Iso Propil Alkohol. Reaktor,
12 (1).

Sudjadi, 1986, Metode Pemisahan, Yogyakarta, UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai