Anda di halaman 1dari 5

Nama: Muhammad Munir Rendi Prastia

NIM: D182500120
Prodi: THP IV A

SOAL QUIZ
TEKNOLOGI PENGOLAHAN INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT
SELASA, 12 MEI 2020

1. Sebutkan perbedaan dan persamaan Minyak Goreng Kelapa Sawit dengan Minyak
Sawit Merah !
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan Minyak Goreng Kelapa Sawit dan Minyak Sawit
Merah !
3. Sebutkan produk samping yang dihasilkan Pabrik Minyak Goreng Kelapa Sawit !
4. Sebutkan perbedaan dan persamaan biodiesel dengan solar !
5. Jelaskan secara singkat proses pembuatan salah satu jenis sabun yang anda ketahui !

# Selamat Bekerja #

Jawaban Quiz
1. Persamaan :
- Minyak goreng sawit dan minyak sawit merah sama-sama berasal dari Crude Palm
Oil (CPO).
- Keduanya harus melalui proses pemisahan antara stearin dan olein.
- Keduanya sama-sama menghilangkan kandungan free fatty acid dari CPO.

Perbedaan :
- Proses pembuatan minyak goreng sawit melalui proses bleaching dan deodorisasi,
sedangkan minyak sawit merah tidak melalui proses bleaching dan deodorisasi untuk
mempertahankan kandungan karatenoidnya.
- Dibandingkan dengan minyak goreng biasa, minyak sawit merah memiliki aktivitas
provitamin A dan vitamin E yang jauh lebih tinggi.
- Warna minyak goreng sawit lebih bening dengan warna kuning emas, sedangkan
minyak sawit merah memiliki warna yang lebih pekat yaitu orange hingga merah.
- Minyak goreng sawit dapat digunakan untuk menggoreng, sedangkan minyak sawit
merah tidak dianjurkan digunakan untuk menggoreng melainkan hanya untuk
menjadi minyak makan sebagai menumis sayur, daging dan bumbu. Minyak sawit
merah juga baik digunakan dalam pembuatan salad oil (minyak salad), serta dapat
digunakan sebagai bahan fortifikan makanan untuk produk pangan berbasis minyak
atau lemak, seperti margarin dan selai kacang.

2. Kelebihan minyak goreng sawit


- Karakteristik minyak goreng sawit terdiri dari 50 persen asam lemak jenuh, 50 persen
asam lemak tidak jenuh. Karakteristik inilah yang membuat stabilitas minyak goreng
tinggi, tidak mudah tengik, sehingga produk gorengannya awet dan tidak mengandung
radikal bebas tinggi.
- Memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi tubuh seperi asam-asam oleat dan
sedikit lenoleat. Serta mengandung omega 9 yang berfungsi untuk membangun
dinding sel dan membran sel tubuh.
- Minyak goreng sawit tidak melewati proses hidrogenisasi parsial yang dapat memicu
timbulnya asam lemak trans.
- Minyak goreng memiliki warna kuning emas dan jernih yang lebih disukai oleh
konsumen
- Minyak goreng sawit dapat digunakan untuk menggoreng bahan pangan

Kekurangan minyak goreng sawit


- Jika dikonsumsi berlebihan dapat memicu munculnya kolestrol karena kandungan
asam lemak jenuhnya tinggi.
- Kandungan betakaroten dan vitamin tidak sebanyak pada CPO maupun minyak sawit
merah karena sebagian sudah hilang saat proses bleaching dan deodorisasi.

Kelebihan minyak sawit merah


- Memiliki kandungan karatenoid yang tinggi
- Minyak sawit merah kaya akan senyawa fitokimia seperti tokoferol, karotenoid,
ubiquinon, dan sterol.
- Minyak sawit merah berperan sebagai carrier provitamin A dan vitamin E untuk
konsumen. Minyak sawit merah dapat juga digunakan sebagai pewarna alami.
- Minyak sawit merah memiliki aktivitas provitamin A dan vitamin E yang jauh lebih
tinggi. Karakter ini membuat minyak sawit merah sangat baik dipandang dari segi
nutrisi.
- Mengandung kelompok senyawa tokoferol yang penting karena peranannya sebagai
antioksidan alami dan secara fisiologis juga aktif sebagai vitamin, yaitu vitamin E.
- Minyak sawit yang berwarna merah dapat digunakan untuk menanggulangi defisiensi
vitamin A karena kandungan β-karotennya. Selain itu, dapat digunakan untuk
mencegah penyakit jantung koroner dan penyakit kanker, serta mengganti sel-sel yang
telah rusak.

Kekurangan minyak sawit merah


- Minyak sawit merah tidak dianjurkan digunakan sebagai minyak goreng, karena
karotenoid yang terkandung didalamnya rusak pada suhu tinggi.
- Minyak sawit merah memiliki warna yang lebih pekat dibanding dengan minyak
goreng sawit sehingga konsumen kurang tertarik dengan minyak yang berwarna pekat
ini.
- Tingginya biaya recovery carotenoids guna menghasilkan minyak kaya beta karoten
menjadi alasan utama berkembangnya proses pemurnian minyak sawit dimana dalam
proses ini beta karoten dipertahankan.

3. RBD Stearin (Refined Bleached Deodorized Stearin) dan PFAD (Palm Fatty Acids
Destillation). RBD Stearin merupakan bahan baku untuk pembuatan margarin dan
shortening, sedangkan PFAD dapat diolah lebih lanjut menjadi sabun, shortening, dan
emulsifier. Margarin, shorteing dan emulsifier mempunyai pasar yang cukup baik dalam
industri pengolahan pangan, sehingga RBD Stearin dan PFAD dapat diperhitungkan
dalam cash flow perusahaan.

4. Perbedaan biodiesel dan solar


- Pembakaran biodiesel 75% lebih bersih daripada solar.
- Emisi karbon dioksida biodiesel relatif rendah dibandingkan solar (sekitar 78% lebih
rendah dari solar) sehingga tidak berkontribusi signifikan pada pemanasan global.
- Biodiesel memiliki sifat pelarut (pelumas) sehingga bisa turut membersihkan bagian-
bagian mesin diesel dari berbagai kotoran sadangkan Solar tidak memiliki sifat
pelumasan pada mesin.. Jelaga pembakaran yang dihasilkan biodiesel juga lebih
sedikit dibandingkan solar.
- Solar memiliki angka cetane lebih rendah dibandingkan biodiesel sehingga kurang
efisien. Biodiesel membuat mesin lebih mudah distarter dan berjalan lebih mulus
akibat angka cetane yang lebih tinggi.
- Biodiesel menghasilkan lebih sedikit jelaga, karbon monoksida, hidrokarbon tidak
terbakar, serta sulfur dioksida. Bahan bakar ini tidak beracun dan bisa diuraikan oleh
lingkungan. Sedangkan Solar dikenal melepaskan emisi sulfur tinggi yang sangat
berbahaya bagi lingkungan.
- Dibandingkan biodiesel, solar lebih mudah diperoleh di hampir semua SPBU.
- Mesin diesel lebih tua, terutama yang dibuat sebelum tahun 1992, mungkin
mengalami masalah saat menggunakan biodiesel konsentrasi tinggi akibat
tersumbatnya filter bahan bakar dan kerusakan komponen karet pada mesin.
Sedangkan untuk Solar bisa digunakan untuk mesin diesel model apapun serta
keluaran tahun berarapun.
- Biodiesel terbuat dari minyak nabati, sedangkan solar termasuk bahan bakar fosil
yang terbuat dari minyak bumi.

Persamaan biodiesel dengan solar


- Biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak
bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus

5. Lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atau KOH) terlebih dalam
sebuah ketel. Jika penyabunan telah selesai, garam-garam ditambahkan untuk
mengendapkan sabun. Lapisan air yang mengandung garam, gliserol dan kelebihan
alkali dikeluarkan dan gliserol diperoleh lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun
gubal yang bercampur dengan garam, alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan
air dan diendapkan dengan garam berkali-kali. Akhirnya endapan direbus dengan air
secukupnya untuk mendapatkan campuran halus yang lama-kelamaan membentuk
lapisan yang homogen dan mengapung. Sabun ini dapat dijual langsung tanpa
pengolahan lebih lanjut, yaitu sebagai sabun industri yang murah. Beberapa bahan
pengisi ditambahkan, seperti pasir atau batu apung dalam pembuatan sabun gosok.
Beberapa perlakuan diperlukan untuk mengubah sabun gubal menjadi sabun mandi,
sabun bubuk, sabun obat, sabun wangi, sabun cuci, sabun cair dan sabun apung (dengan
melarutkan udara di dalamnya). Serta dapat ditambahkan dengan bahan tambahan
seperti parfum, pewarna, bahan pengisi serta bahan penguat.
Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah
trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan
gliserol. Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan
rantai karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak
jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi
sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan
gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari
komponen asam asam lemak yang digunakan. Komposisi asam-asam lemak yang sesuai
dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada umumnya,
panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanya karena dapat
membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18 atom karbon
membentuk sabun yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalu besar bagian
asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasi bila terkena
udara.

Anda mungkin juga menyukai