TIP-FATETA UNAND
- Perkembangan Industri kelapa sawit saat ini telah menjadikan industri
kelapa sawit di Indonesia sebagai salah satu agribisnis unggulan
- Jika ditahun 1970an industri kelapa sawit hanya berupa industri minyak
makan, maka tahun 2000an industri kelapat sawit telah berkembang
menjadi beragam industri pangan, oleokimia, industri karbon dan bio-
komposit
- Kelapa sawit dan produk turunannya memiliki nilai kompotitif yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan sumber minyak nabati lainnya.
- Produk sawit berupa minyak dan inti sawit beserta fraksinya, baik
langsung maupun setelah mengalami modifikasi dapat dijadikan bahan
olahan utama untuk pangan
- Pemisahan dengan kristalisasi minyak sawit bertujuan untuk menghasilkan
fraksi cair olein dan fraksi padat stearin.
- Harga olein lebih tinggi sedangkan stearin lebih rendah dari harga minyak
sawit kasar (crude palm oil –CPO)
- Stearin selain untuk bahan olahan pangan dan bahan pangan, juga dipakai
sebagai bahan olah industri oleokimia (oleochemical)
- Teknologi industri pengolahan produk sawit terdiri atas 2 bagian utama,
yaitu rafinasi dan fraksinasi yang dapat menurukan 25 jenis produk turunan
sebagai berikut :
Macam produk sawit untuk bahan pangan
- Minyak sawit dan fraksi turunanya sebagai bahan baku pembuatan
pangan seperti margarin, minyak goreng, shortening, lemak alternative
lainnya.
- Pertimbangan dalam teknologis dan ekonomis produk sawit terus mengalami
modifikasi sehingga menghasilkan sifak disika-kimia yang sesuai untuk
bahan pangan
- Langkah proses modifikasi seperti hidrogenasi, interesterifikasi ataupun
blending (mencampur) memiliki spesifikasi sendiri dengan kekurangan dan
kelebihan masing-masing
• Karoten
- Selain sebagai obat anti kanker, karate juga merupakan sumber
vitamin A yang cukup potensial. karoten yang terdiri dari Alfa dan Beta
karoten ini, tersimpan dalam daging buah kelapa sawit.
- Karoten termasuk dalam kelompok karetonoid.
Karotenoid adalah suatu pigmen alami yang dapat ditemui pada
tanaman ganggang hewan vertebrata, dan mikroorganisme. Pigmen ini
berwarna kuning sampai merah, mempunyai ciri tertentu, yang dapat
menunjukkan sifat-sifat yang mendasar
- Karotenoid umum yang dikenal sebagai sumber vitamin A adalah
beta karoten (100%), Alfa karoten (53 %)dan gamma karoten.
betakaroten yang merupakan sumber utama vitamin A.
• Tokoferol
- Selain karoten, kandungan minor lain yang mempunyai nilai
komersial adalah tokoferol. Unsur ini dikenal sebagai
antioksidan alam dan juga sebagai sumber vitamin E.
- Tokoferol terdapat dalam minyak sawit; dalam bentuk CPO
maupun PPO. diketahui bahwa tokoferol merupakan sumber
vitamin E yang cukup potensial. manfaatnya dalam tubuh
adalah untuk mengurangi kerusakan sel dalam tubuh.
- Kandungan tokoferol dalam CPO berkisar 600-1000 ppm,
dalam olein 800-1000 ppm, sedangkan dalam steari hanya
250-530 ppm. minyak sawit yang bermutu baik mengandung
tokoferol berkisar antara 500-800 ppm.
• Oleokemikal adalah bahan baku industri yang diperoleh dari
minyak nabati, termasuk diantaranya adalah minyak sawit dan
minyak inti sawit. Produksi utama minyak yang digolongkan
dalam oleokimikal adalah asam lemak, methyl Ester, lemak
alkohol, asam amino dan gliserin.
• Bahan-bahan tersebut mempunyai spesifikasi penggunaan
sebagai bahan baku pada industri-industri yang
memerlukannya, mulai dari industri kosmetika sampai industri
aspal.
• Penggunaan oleochemical terutama dalam pembuatan bahan
deterjen, yang diperkirakan pada masa mendatang dapat
berkembang pesat.
• Asam Lemak
Asam lemak minyak sawit dihasilkan dari proses hidrolisis, baik secara
kimiawi maupun enzimatik.
Asam lemak yang dihasilkan proses hidrolisis diproses lebih lanjut, yaitu
dihidrogenasi lalu didestilasi dan selanjutnya difraksinasi sehingga
dihasilkan asam asam lemak murni.
Asam-asam lemak itu digunakan sebagai bahan untuk deterjen, bahan
softener untuk produksi makanan, tinta, tekstil, aspal, dan perekat.
• Lemah Alkohol
Lemak alkohol merupakan hasil lanjut dari pengolahan asam lemak.
lemah alkohol merupakan bahan dasar pembuatan deterjen, yang
umumnya berasal dari metil ester asam laurat. minyak inti sawit yang
kaya akan laurat merupakan bahan dasar pembuatan lemak alkohol.
• Lemak Amina
Lemak Amina digunakan sebagai bahan dalam industri plastik,
sebagai pelumas dan pemantap, industri tekstil, surfaktan dan
lain-lain.
• Metil Ester
Metil Ester dihasilkan melalui proses waterifikasi pada lemak
yang diberi metol atau etanol, dengan katalisator nametoksi.
unsur ini merupakan hasil antara asam lemak pada pembuatan
lemak alkohol. Metil Ester digunakan sebagai bahan pembuatan
sabun, dan juga untuk substitusi diesel.
• Gliserin
- Gliserin merupakan hasil pemisahan asam lemak pada proses fat-
split. di pasaran desain yang beredar umumnya berasal dari
pemecahan lemak dan gliserin sintesis. Kurang lebih hanya 10%
gliserin yang dapat dihasilkan pada proses fat-split dari sejumlah
CPO yang diolah.
- Gliserin terutama digunakan dalam industri kosmetika antara lain
sebagai bahan pelarut dan pengatur kekentalan sampo, pomade,
obat kumur dan pasta gigi. Selain itu, gliserin berfungsi sebagai
hemaktan pada industri rokok, permen karet, minyak pelincir, cat,
adesif, plester dan sabun.
- Minyak inti sawit sebagai bahan baku dalam industri sabun dan
komestik lebih mempunyai keunggulan karena mengandung vitamin E
yang bersifat antioksidan dan melindungi kulit dari oksidasi.
Muchtadi, T.R dan M.A. Aziz. 2015. Industri Produk Hilir Kelapa Sawit.
Penerbit Alfabet. Bandung
- Winterisasi
• Winterisasi adalah pemisahan bagian gliserida yang jenuh dengan perlakuan
suhu di bawah titik beku minyak. Gliserida-gliserida mempunyai titik cair yang
tinggi, hanya mempunyai kelarutan yang terbatas dalam gliserida-gliserida yang
tidak jenuh. Beberapa macam minyak yang mengandung asam stearat yang
dikenal dengan stearin akan bersifat cair pada musim panas, akan menjadi keruh
pada musim dingin. Hal ini tidak dikehendaki sehingga harus dipisahkan dengan
proses winterisasi yaitu dengan prinsip kristalisasi dan penyaringan asam lemak.
- Deodorisasi
• Deodorisasi merupakan suatu proses untuk memisahkan bau dan rasa dari minyak.
Prinsip deodorisasi adalah destilasi minyak dengan uap dalam keadaan hampa
udara. Pengurangan tekanan selama proses deodorisasi akan mencegah
hidrolisis minyak oleh uap, melindungi minyak dari panas dan kerusakan oksidatif.
- Hidrogensi
• Shortening adalah pengolahan minyak untuk mendapatkan bentuk lemak
dengan tekstur tertentu dengan cara hidrogen nasi atau interesterifikasi.
Hidrogenasi adalah suatu perlakuan penambahan Hidrogen pada ikatan
rangkap asam lemak tersebut.
• Proses hidrogenasi terutama bertujuan mengubah minyak yang berada pada
fase cair menjadi bentuk plastis. Adanya penambahan Hidrogen pada ikatan
rangkap minyak dengan panduan katalisator Ni, maka akan terjadi kenaikan
titik cairnya dan dengan hilangnya ikatan rangkap itu juga akan lebih tahan
terhadap oksidasi.
- Interesterifikasi
• Proses interesterifikasi dimaksudkan untuk membuat shortening dengan cara
menambahkan monogliserida pada minyak atau lemak. Penambahan ini
biasanya dilakukan pada bagian terakhir dari proses deodorisasi. Shortening
dengan cara ini disebut superglicerinated shortening. Proses ini sebagai
alternatif proses hidrogenasi parsial yang menghasilkan produk samping
asam lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan.