Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) merupakan minyak kelapa sawit mentah
yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa
sawit dan belum mengalami pemurnian. Minyak sawit biasanya digunakan untuk
kebutuhan bahan pangan, industri kosmetik, industri kimia, dan industri pakan ternak.
Minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) adalah minyak nabati edible yang
didapat dari mesocrap buah pohon kelapa sawit. Minyak sawit secara alami berwarna
merah karena kandungan βkaroten yang tinggi. Kelapa sawit harus mengalami
beberapa tahap pengolahan untuk menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO). Minyak
hasil pengepresan daging buah kelapa sawit dialirkan ke stasiun klarifikasi. Kemudian
minyak tersebut dipanaskan untuk mengurangi kadar air, kemudian dimasukkan
kedalam pengering vacum sehingga kadar airnya berkurang. Kotoran-kotoran yang
terdapat dalam minyak dipisaahkan dengan sistem pengendapan (settling) dan
pemusingan. Hasil minyak sawit mentah (CPO) disimpan dalam tangki-tangki
penyimpanan sebelum didistribusikan ke industri pengolahan minyak sawit. (Ferlyana,
2014)
Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang
terkandung di dalamnya. Kadar sterol dalam minyak sawit relatif rendah dibandingkan
minyak nabati lainnya. Dalam CPO, kadar sterol berkisar 360-620 ppm dengan kadar
kolesterol sekitar 10 ppm atau sebesar 0,001% dalam CPO. Minyak sawit memegang
peranan penting dalam perdagangan dunia. Oleh karna itu, syarat mutu harus
menjadian perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu minyak sawit dapat
dibedakan menjadi dua arti. Pertama, benar-benar murni, mutu minyak sawit tersebut
dapat ditentukan dengan menilai sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur angka
penyabunan, bilangan yodium, bilangan peroksida. Untuk bilangan yodium maksimal
51%, bilangan peroksida maksimal 5,0%
Manusia telah menggunakan minyak sawit sejak kurang lebih 5000 tahun yang
lalu. Bukti arkeologi berupa sebuah zat yang diketahui awalnya berupa minyak sawit,
ditemukan pada akhir abad ke-19 pada sebuah kuburan di Abydos, Mesir, bertanggal
3000 SM.[14] Diperkirakan bahwa pedagang Arab yang telah membawa minyak sawit ke
Mesir.[15]
Minyak sawit dari 'Elaeis guineensis telah dikenal sejak lama di Afrika
Barat dan Afrika Tengah sebagai minyak goreng. Pedagang Eropa Berdagang dengan
penduduk Afrika Barat untuk mendapatkan minyak sawit untuk digunakan sebagai
minyak goreng di Eropa. Minyak sawit lalu menjadi komoditas yang paling dicari oleh
pedagang Britania Raya ketika itu untuk digunakan sebagai pelumas mesin di
era Revolusi Industri.[16] Minyak sawit adalah bahan utama
pembuatan sabun dan deterjen di perusahaan Unilever ketika perusahaan itu masih
bernama Lever Brothers.[17]
Sejak tahun 1870-an, minyak sawit menjadi ekspor utama beberapa negara di
Afrika Barat seperti Ghana dan Nigeria meski saat ini komoditas pertanian utama
negara itu telah digantikan oleh kakao.
Berbagai makanan terproses mengandung minyak sawit sebagai bahan
bakunya.[18] USDA menyatakan bahwa minyak sawit bukanlah pengganti yang baik
bagi lemak trans.[19] Ketika pemrosesan, sebagian minyak sawit mengalami oksidasi,
dan minyak sawit yang teroksidasi ini terkait dengan berbagai risiko kesehatan yang
diakibatkan oleh konsumsi minyak sawit terproses.[20]
Minyak sawit terdiri atas asam lemak yang teresterifikasi dengan gliserol seperti
halnya semua jenis lemak. Namun tidak seperti semua jenis lemak, minyak sawit
mengandung lemak jenuh dalam persentase yang tinggi.[21] Asam oleat tak jenuh
tunggal dan tokotrienol, salah satu bagian dari famili Vitamin E, juga terdapat pada
minyak sawit murni.[22]
Berdasarkan data WHO, konsumsi asam palmitat meningkatkan risiko timbulnya
penyakit kardiovaskular seperti halnya risiko yang diakibatkan oleh lemak trans.[23]
Hampir semua produk-produk pangan yang ada di supermarket menggunakan minyak
sawit.
Minyak sawit memiliki keunggulan sebagai bahan baku produk pangan. Keunggulannya
antara lain;[24]
 harga yang relatif murah
 memiliki antioksidan alami yang berfungsi sebagai pengawet alami
 membuat makanan bertekstur halus dan lembut
 bebas dari lemak trans
 tidak ada rasa dan tidak berbau
 meningkatkan cita rasa makanan.

Shortening sawit digunakan pada roti untuk meningkatkan kekenyalan, berat,


kepadatan, dan juga tekstur roti. Minyak sawit juga untuk memastikan bagian tengah
roti tetap ringan dan halus.

Selain digunakan dalam pembuatan roti, minyak sawit juga banyak digunakan
sebagai bahan campuran produk makanan lainnya seperti kue kering. Minyak kelapa
sawit membuat kue kering mempunyai tekstur garing di luar namun lembut di dalam,
bebas dari lemak trans yang berbahaya dan kandungan vitamin A dan E sawit yang
tinggi baik untuk kesehatan.
Anda mungkin pernah mendengar bahwa minyak kelapa sawit merupakan bahan
untuk membuat separuh dari semua produk yang Anda beli di supermarket. Pernahkah
berpikir mengapa demikian?
Hal itu karena karakteristiknya yang luar biasa:
 Halus dan lembut – kelapa sawit membuat selai lebih mudah dioles, permen menjadi
kenyal, dan es krim menjadi lembut
 Lahan yang sangat efisien – Terkadang Anda mungkin bisa menggunakan minyak
nabati lain untuk hal yang sama, tetapi Anda akan butuh lebih banyak lahan,
pestisida, dan pupuk untuk menanamnya
 Bebas dari lemak trans – secara alami minyak kelapa sawit bebas dari lemak trans
berbahaya – sumber utama kolesterol tinggi dan berkaitan dengan penyakit jantung
 Biaya efisien – minyak kelapa sawit berperan penting untuk menjaga agar makanan
favorit kita tetap terjangkau dan ada di rak toko
 Tidak ada rasa dan tidak berbau – koki dapat menciptakan tekstur baru tanpa
menambahkan rasa baru dengan menggunakan minyak kelapa sawit

Mari kita cermati beberapa hasil produk minyak kelapa sawit dengan lebih
rinci.
 Cokelat dan selai cokelat.
 Lipstik.
 Margarin & selai mentega.
 Sabun. Minyak kelapa sawit membantu menjaga kulit tetap bersih dan lembab
sehingga menjadikannya bahan yang ideal untuk sabun. ...
 Kue Kering. ...
 Mi Instan. ...
 Sampo.
 Biodiesel.

Anda mungkin juga menyukai