Anda di halaman 1dari 5

NAMA: Chindy Nabilla (P032313411010)

TINGKAT : 1A GIZI
DOSEN PENGAMPU : Dra.Lily Restuasari,M.Farm,Apt
MK.Ilmu Kimia Pangan

1. kenapa biji sawit bisa menggantikan kelapa dalam produksi minyak goreng?
= Minyak kelapa sawit ternyata merupakan produk yang popular dan menjadi
pilihan untuk dipakai pada makanan olahan di dunia dibandingkan minyak nabati
lainnya.Alasan sawit lebih dipilih untuk campuran makanan minyak kelapa sawit
ternyata merupakan produk yang popular dan menjadi pilihan untuk dipakai pada
makanan olahan di dunia dibandingkan minyak nabati lainnya. Sifat alaminya yang
unik serta nilai ekonominya yang lebih menguntungkan menjadi faktor utama yang
mendorong penggunaan minyak kelapa sawit.Menurut pakar teknologi makanan dari
Inggrirs, Kurt G. Berger yang diwawancari the Oil Palm, produsen makanan lebih
memilih minyak sawit ketimbang produk minyak nabati lain karena banyak faktor.
Antara lain, makanan yang menggunakan sawit memiliki daya tahan yang lebih lama
setelah dibungkus.
Sebuah riset yang disponsori Uni Eropa membuktikan hal tersebut. Dalam
riset tersebut, sebuah produk makanan ringan dicampur dengan kandungan oleic acid
yang tinggi dari minyak bunga matahari. Dalam hal ini, olein dari sawit digunakan
sebagai standarnya. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua minyak berpengaruh baik
terhadap makanan ringan tersebut. Namun, produk yang menggunakan olein dari
sawit memiliki daya tahan yang lebih lama untuk dipajang di rak toko dan harganya
pun lebih murah.
Selain itu, dari sisi teknologi makanan, minyak sawit memiliki keunggulan
karena bersifat semi-solid pada suhu lingkungan dan mencair pada suhu 35 derajat
celcius. Sementara, minyak nabati lain umumnya berbentuk cair. Hal tersebut terjadi
karena 50% kandungan minyak sawit berupa saturated acids, umumnya palmitic dan
stearic.Minyak sawit juga lebih banyak digunakan pada makanan di Eropa. Menurut
Berger hal ini tidak terlepas dari latar belakang sejarah penggunaan lemak pada
makanan. Menurutnya, hingga akhir abad ke-19, orang-orang Eropa menggunakan
lemak hewan seperti mentega, lemak sapi, dan lemak babi untuk digunakan pada kue,
roti, dan biskuit.Namun, seiring dengan bertambahnya populasi manusia, pasokan
lemak hewan menjadi tidak mencukupi dan semakin semakin terbatas. Saat itu sudah
ada penemuan margarin untuk menggantikan mentega. Karena itu, sejak awal abad
ke-20, lemak dari minyak nabati mulai digunakan dan diimpor. Apalagi, teknologi
untuk membuat minyak nabati lebih bersih juga sudah dikembangkan.
Penggunaan minyak sawit juga bisa memangkas biaya produksi makanan,
karena minyak sawit bisa diproduksi dengan pemanasan dan pengepresan sederhana,
sementara minyak nabati lain tidak bisa. Penanaman pohon kelapa sawit juga jauh
lebih murah ketimbang minyak nabati lain. Sehingga selisih biaya per hektare kelapa
sawit jauh lebih besar ketimbang minyak nabati lain. Produktivitas yang tinggi inilah
yang membuat sawit jauh lebih menguntungkan dari sisi harga.

2.Manakah yang lebih baik minyak kelapa atau minya dari sawit?
=
Tabel Fakta Komposisi Kandungan Minyak Sawit vs Minyak Kelapa

Minyak
Minyak Kelapa
Kelapa Sawit

Kalori 114 120

Lemak 14 gram 14 gram

Lemak jenuh 7 gram 12 gram

Lemak Tak
5 gram 0,84 gram
jenuh tunggal
Lemak Tak
1,5 gram 0,252 gram
Jenuh Ganda

Vitamin E 11% dari RDI

Dari kandungan gizi tersebut, dapat dilihat perbedaan keduanya adalah


proporsi jumlah lemak jenuh dan tidak jenuhnya.Pada minyak kelapa lebih banyak
mengandung lemak jenuh (lemak tanpa ikatan rangkap). Jadi minyak kelapa lebih
stabil saat berada di suhu tinggi dan tidak mudah teroksidasi dibandingkan minyak
kelapa sawit.Hasilnya, minyak kelapa tidak mudah rusak dan menghitam ketika
dipakai penggorengan.Namun, tingginya kandungan lemak jenuh pada minyak kelapa
ini jugalah yang menyebabkan risiko menumpuk lemak dalam tubuh jika dikonsumsi
berlebihan. Minyak kelapa yang selama 3 dekade ini diklaim sebagai minyak yang
baik dikonsumsi ternyata minyak kelapa merupakan “ racun murni” atau racun murni.
Kandungan lemak jenuh dalam satu sendok makan minyak kelapa sangat
tinggi. Akibatnya, sangat berisiko meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein
(LDL) atau lebih dikenal sebagai Kolesterol jahat dalam tubuh. Kolesterol jahat ini
dalam jangka panjang dapat mengendap di pembuluh darah dan berakibat terkena
penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke.Di sisi lain, minyak kelapa sawit
menerima banyak klaim berbahaya bagi kesehatan. Tapi sebenarnya, minyak ini
memiliki banyak manfaat yang belum diketahui sebagian besar orang.

Minyak kelapa sawit ini tidak mengandung asam lemak trans ( bebas lemak
trans ). Ini adalah jenis lemak jahat yang memiliki dampak buruk bagi tubuh.Minyak
sawit mengandung vitamin A dan E yang berperan sebagai antioksidan Minyak sawit
memiliki proporsi lemak jenuh dan tidak jenuh yang seimbang.Namun, tetap saja
jangan menggunakan minyak sawit secara berlebihan.Konsumsi berlebihan memicu
terjadinya lemak. Efeknya menyebabkan obesitas dan penyakit kardiovaskular.Selain
itu, jika minyak dipanaskan terus menerus sampai suhu tinggi dan digunakan secara
berulang, maka minyak akan teroksidasi menjadi gliserol dan asam lemak
bebas.Gliserol akan membentuk senyawa akrolein yang bersifat karsinogenik dan
menyebabkan iritasi. Itulah mengapa kita sering merasa sakit tenggorokan setelah
mengonsumsi minyak jelantah.

Jadi untuk kedua jenis minyak tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.Jika memilih menggunakan minyak kelapa sawit untuk memasak
disarankan untuk mengganti minyak setelah 1-2 kali pakai.
Jika memilih minyak kelapa, maka disarankan menggunakan dengan porsi
yang tidak berlebihan yakni kurang dari 20 gram sehari (setara dengan maksimal 2
sendok makan perhari).

3.Kapan minyak dikatakan menjadi minyak jelantah?


= Minyak akan dikatakan menjadi minyak jelantah jika minyak goreng
digunakan berulang kali, maka asam lemak yang terkandung akan semakin jenuh dan
akan berubah warna. Minyak goreng bekas tersebut dikatakan telah rusak atau dapat
disebut minyak jelantah dan kurang baik untuk dikomsumsi (Lipoeto, 2011).
Dan proses terbentuknya minyak jelantah,Minyak jelantah biasanya
dihasilkan dari menggoreng bahan pangan dengan teknik deep frying, yaitu
merendam seluruh bahan pangan di dalam minyak goreng. Sisa minyak goreng
tersebut biasanya tidak langsung dibuang, melainkan ditambahkan sedikit minyak
goreng yang baru untuk digunakan kembali secara berulang-ulang.

4.Apa kerugian menggunakan minyak jelantah?


= Minyak jelantah tak hanya meningkatkan risiko obesitas, kanker, dan
infeksi bakteri, tetapi juga penyakit degeneratif seperti Parkinson atau Alzheimer. Ini
karena kandungan senyawa organik aldehid yang bisa berubah menjadi senyawa
karsinogen, zat pemicu kanker pada tubuh manusia.
Berikut beberapa dampak buruk yang akan ditimbulkan jika minyak jelantah bagi
lingkungan:
1. Menyumbat saluran air
Minyak jelantah yang dibuang ke saluran air bersifat dingin dan akan mengendap di
saluran air.
2. Merusak kualitas air dan tanah
Minyak jelantah yang dibuang begitu saja akan diserap tanah melalui pori-pori tanah
lalu menyumbatnya.
3. Mencemari sungai dan lautan
Minyak jelantah yang dibuang melalui saluran air akan bermuara ke sungai, danau,
atau lautan.

Anda mungkin juga menyukai