Deskripsi :
Biskuit dan camilan ringan yang digemari anak-anak dan dewasa kebanyakan ternyata
mengandung lemak trans. BELUM lama ini Badan Pengawasan Makanan dan Obat Amerika
Serikat (US-FDA) dan British Nutrition Foundation (BNF) mempersoalkan kembali soal lemak
trans. Berbagai hasil studi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi lemak trans
dengan peningkatan kolesterol darah.
Lemak trans diduga menjadi penyebab utama obesitas dan jantung koroner, yang kini
banyak diderita oleh golongan usia muda, antara 30-40 tahun. Karena efek negatif yang
merugikan bagi kesehatan itulah US-FDA mengharuskan produsen ma-kanan di sana
mencantumkan label lemak trans dalam produk pangannya.
Se
betulnya, apa sih lemak trans tersebut? Berikut tanya jawab dengan Prof. Dr. Ir.
Ali Khomsan, dari Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor dan
Dr. Nuri Andarwulan dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Seafast
(Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology) Center IPB:
Setiap produk pangan pasti memiliki kandungan lemak. Selain lemak dari bahan bakunya
sendiri (misal olahan daging) juga dari ingredient lain, seperti minyak ataupun lemak
semipadat (margarin) yang digunakan untuk menggoreng. Lemak yang dikandung
minyak/margarin merupakan trigliserida yang tersusun atas lemak jenuh (saturated fat) dan
tak jenuh. Lemak trans lebih sering dijumpai dalam margarin. Lemak trans merupakan
minyak yang diolah melalui proses hidrogenasi parsial (yakni dengan menambahkan
hidrogen ke dalamnya). Pengolahan ini dilakukan untuk meningkatkan stabilitas oksidatif
agar tak mudah mengalami proses oksidasi. Sebetulnya proses hidrogenasi parsial
dilakukan industri pangan untuk membuat margarin. Secara natural, lemak trans juga
terbentuk dalam rumen/lambung ternak besar seperti sapi. Jadi, produk-produk seperti
mentega atau susu mengandung lemak trans dalam jumlah 2-5%.
Minyak-minyak yang berasal dari negara subtropis seperti minyak kedelai, minyak
jagung, minyak biji bunga matahari, dan minyak zaitun memiliki kandungan lemak jenuh
yang sedikit. Sementara kandungan lemak tak jenuhnya tinggi dan berada dalam konfigurasi
cis. Artinya, susunan kimianya sejajar jadi tidak berbahaya bagi kesehatan. Nah, pada proses
hidrogenasi ikatan rangkap minyak tadi mengalami isomerisasi dari konfigurasi cis menjadi
trans. Ini membuat susunan kimiawinya yang sejajar menjadi berseberangan dan berbahaya
bagi kesehatan.
Salah satu minyak yang mengandung lemak trans adalah beberapa produk margarin
(yang terbuat dari minyak kedelai). Sementara margarin made in Indonesia yang terbuat dari
minyak sawit konon tidak melalui proses hidrogenasi parsial namun proses emulsi dari hasil
blending (campuran) minyak sehingga diperoleh konsistensi seperti yang diinginkan dan
tidak memunculkan lemak trans.
Dari Seafast Center IPB (Sumber: Mozaffarian et.al. New Eng. J. Med. 354:1601 (2006)
Penulis : Dedeh Kurniasih
sumber: kompas.com