Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Minyak nabati merupakan minyak yang dihasilkan dari pengolahan tumbuh-tumbuhan


dan dapat dipergunakan untuk dikonsumsi, menggoreng, bahan bakar, parfum, dan manfaat
industri lainnya. Kandungan minyak nabati terdiri atas asam palmitat yang merupakan asam
lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh yaitu asam oleat dan asam linoleate. Kompisisi
minyak nabati yang paling utama adalah gliserida serta asam lemak dengan rantai karbon
panjang. Minyak nabati bersifat cair pada suhu kamar karena terdapat ikatan rangkap pada
asam lemak. Jenis-jenis minyak nabati yang dapat ditemukan yaitu minyak sawit, minyak
rempah, minyak bekatul serta minyak kelapa.

Minyak sawit

Minyak sawit merupakan minyak yang diperoleh dari ekstrasi bagian mesocarp buah
kelapa sawit yang setelahnya melalui proses pemurnian dan difraksikan. Minyak sawit dapat
digunakan untuk menggoreng, biodesel, pelumas, bahan pakan ternak, serta ditambahkan
dalam pembuatan pasta gigi dan cat. Pembuatan minyak sawit diawali setelah penerimaan
tandan buah segar kemudian dilakukan sortasi demi kualitas kelapa sawit yang bagus,
setelahnya dilakukan perebusan dan menguapkan sawit pada suhu 143°C dan tekanan 3
kg/cm2 dengan tujuan meminimalisir peningkatan jumlah asam lemak bebas serta mencegah
inti sawit pecah. Setelah itu, akan dilakukan perontokan untuk memisahkan sawit yang telah
direbus dengan tandan. Sawit kemudian akan dipanaskan lagi pada suhu 90-100C dalam
kurun waktu 20 menit guna mengusik sel minyak sebelum proses ekstrasi dan memisahkan
pericarp sawit dari intinya, bagian ini dinamakan pelumatan. Ekstrasi minyak akan dilakukan
dengan menekan sawit yang kemudian menghasilkan campuran air, minyak dan padatan serta
cake yaitu inti dan serat. Minyak hasil ekstrasi kemudian akan dilarutkan dengan air agar
pengendapan minyak sawit akan diperoleh.

Minyak sawit terdiri atas berbagai asam lemak bebas sehingga tergolong ke dalam
trigliserida. Sifat kimia yang dimiliki oleh minyak sawit adalah tidak menguap di suhu ruang,
rentan teroksidasi, tidak dapat larut pada air (hidrofobik), memiliki metil ester asam lemak
dan air hasil dari proses esterifikasi, serta 51% terdiri atas asam palmitat dengan rantai
karbon tidak berangkap. Minyak sawit memiliki sifat fisik berupa titik leleh sebesar 25-50°C,
titik didih 225°C, titik lebur 44°C, titik asap 232°C nilai densitas sebanyak 0.909–0.917 g/mL
pada suhu ruang, bilangan 46-52 iod, titik cair 29-40°C, berbentuk semi solid dalam suhu
kamar, berwarna kemerahan karena mengandung beta karoten yang tinggi serta aroma yang
khas berbau kelapa sawit. Mengonsumsi minyak sawit memiliki beberapa manfaat antara lain
menjaga kesehatan rambut dan kulit, menambah vitamin A, menurunkan kolesterol dan
mempertahankan kesehatan jantung, serta menrunkan kadar stress berlebihan. Minyak sawit
memiliki dua bagian yaitu kernel dan mesocarp yang dimana mesocarp akan menghasilkan
Crude Palm Oil (CPO) dan pengolahan kernel akan menghasilkan Kernel Palm Oil (KPO).
Produk minyak sawit dapat kita temui pada cokelat, make up, sabunn cuci, mentega, dan
makanan ringan.

Anda mungkin juga menyukai