LAPORAN
OLEH :
GABRIELLE TAZKIA
210301071
AGROTEKNOLOGI 2-A
FAKULTAS PERTANIAN
2022
PERTUMBUHAN DAN PEMELIHARAAN BIBIT KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq) DI PRE-NURSERY
LAPORAN
OLEH:
GABRIELLE TAZKIA
210301071
AGROTEKNOLOGI 2-A
Penulis berterima kasih kepada Dr. Ir. Charloq M.P.; selaku dosen mata
kuliah Tanaman Perkebunan I (Sawit dan Karet) serta abang dan kakak asisten
laboratorium yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis
menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi perbaikan
penulisan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang tidak pernah mati di dunia ini, karena dari
hasil pertanian makhluk hidup dapat bertahan hidup di muka bumi ini salah satunya
produksi minyak kelapa sawit. Kelapa sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq)
merupakan tanaman yang berasal dari benua afrika. Tanaman kelapa sawit banyak
dijumpai pada kawasan hutan hujan tropis negara kamerun, pantai gading, Ghana,
Liberia, Nigeria, Sierra Leone, Togo, Angola, dan Kongo. Disana penduduk
setempatnya menggunakan ekstrak minyak dari kelapa sawit untuk dijadikan bahan
memasak dan juga untuk bahan kecantikan. Selain itu buah kelapa sawit juga dapat
dimanfaatkan untuk menjadi minyak nabati, yang dimana rasa dan warna dari
minyak kelapa yang dihasilkan sangat bervariasi (Fauzi et al, 2012).
Kelapa sawit banyak sekali manfaatnya bagi kehidupan dan sangat penting bagi
manusia. Tanaman kelapa sawit sangat penting artinya bagi perkembangan
perekonomian Indonesi dalam kurun 20 tahun terakhir ini. Kelapa sawit adalah
komoditi andalan untuk ekspor maupun komoditi diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan petani Indonesia (Purba, 2013).
Pembibitan pada kelapa sawit dapat dilakukan pada satu tahap atau dua tahap,
yaitu pada tahap satu dilakukan dengan mengecambahkan kelapa sawit di polybag
besar dengan cara langsung atau langsung di main nursery. Pada tahap pembibitan
dua dilakukan dengan tahap prenursery dilanjutkan dengan tahap pembibitan kelapa
sawit main nursery (Utomo, 2013).
2
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
pemeliharaan terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di
Pre-Nursery.
Kegunaan Penulisan
adapun kegunaan dari penulisan jurnal ini sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Tanaman Perkebunan Kelapa
Sawit, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara dan juga sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan, serta memberi
infomasi pengetahuan seputar pembibitan di pre-nursery.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintahan
kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit
yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam untuk ditanam di kebun raya bogor.
Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada
tahun 1911 untuk diambil ekstraknya baik berupa minyaknya atau juga
cangkangnya (Fauzi et al, 2012).
Dalam produksi kelapa sawit yang tinggi harus dimulai dari pembibitan
yang baik dan benar sehingga menghasilkan bahan tanam yang siap untuk tanam
dan berproduksi sesuai dengan potensinya. Pembibitan yang baik dan benar
didukung oleh media tanam serta pemeliharaan pohon kelapa sawit dengan baik
dan benar. Media tanamyang biasa dipakai oleh perkebunan kelapa sawit adalah
tanah subsoil, yang dimana tanah ini memiliki tekstur yang kering karena tanah
kering di Indonesia didominasi oleh tanah subsoil yang telah mengalami
perkembangan lebih lanjut sehingga pertumbuhan bibit kurang maksimal. Adapun
kendala yang dihadapi oleh petani yang menggunakan tanah subsoil yaitu
kandungan hara yang miskin, dan kurangnya penggunaan pupuk organik dan
didominasi penggunaan pupuk anorganik pada setiap kegiatan budidaya tanaman
(Adnan et al, 2015).
Berdasarkan jenisnya pembibitan terdiri dari dua jenis yaitu pembibitan satu
tahap (single stage) hanya terdiri dari pembibitan utama (main nursery), sedangkan
pembibitan dua tahap (double stage) terdiri dari pre-nursery (pembibitan awal)
serta main nursery (pembibitan utama). Pembibitan kelapa sawit pre-nursery yaitu
pembibitan selama 12 minggu atau kurang lebih 3 bulan pada polybag berukuran
kecil (babybag) dan pembibitan utama (main-nursery) merupakan kegiatan
pembibitan yang ditunjukan agar bibit mendapatkan kondisi lingkungan tumbuh
yang optimal dan terkendali yang dimana pembibitan di tanam di polybag
berukuran lebih besar (large bag) (Sawit, 2012).
(Organisme Penggangu Tanaman), dan seleksi bibit yang baik dan benar.
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang sangat penting bagi
tanaman. Adapun dua jenis pupuk yang sering atau bia digunakan oleh petani yakni
pupuk organik dan pupuk anorganik (Riniarti et al, 2012).
Adapun bahan tanam pada kelapa sawit ada terbagi menjadi 3 varietas
berdasarkan ketebalan cangkangnya, yaitu : 1). Dura, persentase mesokarp terhadap
buah bervariasi antara 35-55%, meskipun ada yang mencapai 65%; ketebalan
cangkang 2-8 mm; tidak mempunyai lingkar serabut di sekeliling inti; inti relatif
besar dan rendemen minyak relatif rendah (17-18%). Dura sangat baik digunakan
sebagai induk betina dalam produksi benih komersial. 2). Pisifera, : tidak
mempunyai cangkang; cangkang digantikan oleh lingkar serabut di sekeliling inti;
persentase mesokarp terhadap buah sangat besar dan rendemen minyak sangat
5
tinggi (45-50%). Pisifera disebut juga sebagai pohon betina yang steril karena
sebagian besar tandan aborsi pada awal perkembangannya. Sehingga ia digunakan
sebagai induk jantan dalam produksi benih komersial. 3). Tenera, merupakan hasil
persilangan Dura dengan Pisifera; banyak ditanam secara komersial di perkebunan
dan mempunyai karakteristik gabungan dari kedua induk Dura dan Pisifera.
Ketebalan cangkang 0.4-4 mm; di sekelilingnya ada lingkar serabut dan
perbandingan mesokarp terhadap buahnya cukup tinggi mencapai (60-96%).
Tenera menghasilkan tandan relatif lebih banyak dibandingkan Dura, walaupun
ukuran tandannya lebih kecil dari Dura. Rendemen minyak mencapai 22-24%.
Tenera merupakan tanaaman kelapa sawit komersial yang ditanam untuk
menghasilkan minyak kelapa sawit (Rosa, 2017).
6
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Praktikum
Adapun praktikum ini dilakukan di Jln, Tanjung Morawa-Medan, Gang.
Dwi Warna, Lr. 1, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten
Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara yang dilaksanakan secara virtual dengan
menggunakan aplikasi bernama Google Meet pada hari Selasa, 27 September 2022
Pukul 08.00 WIB sampai dengan selesainya praktikum.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu bibit kelapa
sawit (Elaeis guineensis Jacq), sebagai bahan tanam, air sebagai penambah
menyiram tanaman agar tidak kekeringan, fungisida antracol dan dithane M-45
untuk membasmi jamur pada kelapa sawit, insektisida decis untuk pengendalian
OPT (Organisme Penggangu Tanaman), tanah top soil sebagai media tanam, dan
pupuk NPKMg (15:15:6:4), sebagai penambah zat atau unsur hara pada tanah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil Keterangan Gambar
Bibit Pre- Ditahap ini, bibit
nursery ditanam mulai dari
kecambah, sampai
dengan umur 12
minggu atau kurang
lebih 3 bulan.
Pengendalian Dilakukan
OPT pengendalian OPT
(Organisme agar tidak merusak
Penggangu tanaman.
Tanaman?
4.2 Pembahasan
Pre-nursery adalah pembibitan kelapa sawit yang dimana dari berbentuk
benih sampai dengan waktu 12 minggu atau kurang lebih selama 3 bulan yang
dibudidayakan dengan polybag kecil (babybag). Hal ini sesuai dengan literatur
Sawit (2012) yang menyatakan bahwa, pre-nursery merupakan pembibitan dua
tahap (Double stage) yang pembibitan selama 12 minggu atau kurang lebih 3 bulan
pada polybag berukuran kecil (babybag).
Dalam penanam kelapa sawit, Langkah pertama yaitu menentukan bibit dan
varietas kelapa sawit, adapun varietas kelapa sawit berdasarkan cangkangnya ialah,
varietas dura, memiliki cangkang yang tebal dan daging buah tipis, pisifera tidak
mempunyai cangkang akan tetapi memiliki daging buah yang tebal, sedangkan
tenera merupakan hasil persilangan dura dan pisifera yang dimana memiliki daging
buah yang tebal akan tetapi tidak setebal pisifera, dan memiliki cangkang akan
tetapi tidak setebal dura. Hal ini sesuai dengan literatur Rosa (2017) bahan tanam
pada kelapa sawit ada terbagi menjadi 3 varietas berdasarkan ketebalan
cangkangnya, yaitu dura, pisifera dan tenera.
benar didukung oleh media tanam serta pemeliharaan pohon kelapa sawit dengan
baik dan benar.
KESIMPULAN
1. Pre-nursery adalah pembibitan kelapa sawit yang dimana dari berbentuk
benih sampai dengan waktu 12 minggu atau kurang lebih selama 3 bulan
2. Bahan tanam pada kelapa sawit ada terbagi menjadi 3 varietas berdasarkan
ketebalan cangkangnya, yaitu dura, pisifera dan tenera.
3. Dalam produksi kelapa sawit yang tinggi harus dimulai dari pembibitan
yang baik dan benar sehingga menghasilkan bahan tanam yang siap untuk
tanam dan berproduksi sesuai dengan potensinya. Pembibitan yang baik dan
benar didukung oleh media tanam serta pemeliharaan pohon kelapa sawit
dengan baik dan benar.
4. Adapun pemeliharaan bibit kelapa sawit yaitu dengan, penyiraman,
pemupukan, penyiangan OPT (Organisme Penggangu Tanaman) dan
seleksi bibit yang baik dan benar.
5. Pengamatan tinggi tanaman dilakukan untuk mengetahui laju pertumbuhan
tanaman, diameter tanaman merupakan indikator untuk tanaman dalam
menentukan tegaknya tanaman tersebut, yang dimana semakin baik
diameter batang tanaman kelapa sawit maka tanaman tersebut akan
memberikan hasil yang bagus, karena juga besarnya diameter tanaman sulit
untuk rebah jika terkena angin.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, I. S., Utoyo, B., & Kusumastuti, A. (2015). Pengaruh pupuk NPK dan
pupuk organik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di main nursery. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 69-81.
Anhar, T. M. S., Sitinjak, R. R., Fachrial, E., & Pratomo, B. (2021). Respon
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Tahap Pre-Nursery dengan Aplikasi
Pupuk Organik Cair Kulit Pisang Kepok. AGRIUM: Jurnal Ilmu
Pertanian, 24(1), 34-39.
Astianto, A., & Khoiri, M. A. (2012). Pemberian Berbagai Dosis Abu Boiler Pada
Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Pembibitan Utama
(Main Nursery).
Fauzi, Y., Widyastuti, Y. E., Satyawibawa, I., & Paeru, R. H. (2012). Kelapa sawit.
Penebar Swadaya Grup.
Purba, et al., 2013. Pemanfaatan Limbah & Hasil Ikutan Perkebunan Kelapa Sawit
Sebagai Ransum Kambing Potong. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
& Veteriner. BPTP Yogyakarta. Yogyakarta.
Tullah, R., Sutarman, S., & Setyawan, A. H. (2019). Sistem Penyiraman Tanaman
Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno Pada Toko Tanaman Hias
Yopi. Jurnal Sisfotek Global, 9(1).
Utomo, G. D., Triyanto, D., & Ristian, U. 2013. SISTEM MONITORING DAN
KONTROL PEMBIBITAN KELAPA SAWIT BERBASIS INTERNET OF
THINGS. Coding Jurnal Komputer dan Aplikasi, 9(02), 176-185.