Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MPT INDUSTRI

Disusun Oleh:

Kelompok/Kelas: 4/6-A

Ferdian Enggar Pamungkas 201810200311006


Keke Indah Sari 201810200311010
Joko Prakoso 201810200311042
Hamda Izzaty Fauziah 201810200311046

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MPT INDUSTRI

Oleh:

Kelompok 4/6-A

Ferdian Enggar Pamungkas 201810200311006


Keke Indah Sari 201810200311010
Joko Prakoso 201810200311042
Hamda Izzaty Fauziah 201810200311046
Ferdian Enggar Pamungkas 201810200311006
Keke Indah Sari 201810200311010

Telah di Presentasikan dan di Pertanggung Jawabkan di Depan Asisten dan


Instruktur Pada Hari Jum’at, 18 Juni 2021

Malang, 16 Juni 2021

Menyetujui

Instruktur Asisten

Ir. Agus Zainudin, MP. Elfida Nur Andiani


NIP. 105.9109.0238 NIM. 201710200311123

Mengetahui

Kepala Laboratorium Agronomi

Dr. Ir. Muhidin, M.Si


NIP. 1961060 2199006 1 001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunianya laporan tugas praktikum mata kuliah Ilmu Agronomi ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu selama pengerjaan
praktikum ini, terutama kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunianya.


2. Bapak Ir. Agus Zainudin, MP selaku dosen mata kuliah Ilmu Agronomi.
3. Bapak Dr. Ir. Muhidin, M.Si selaku kepala laboratorium agronomi.
4. Para asisten yang telah mendampingi selama pelaksanaan praktikum.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan selama kegiatan
praktikum berlangsung.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan praktikum ini


masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
diharapkan penulis agar dimasa datang menjadi lebih baik. Penulis juga memohon
maaf atas segala kekurangan yang ada dalam laporan praktikum ini..

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I

STEK PUCUK DAN TEKNIK PERAWATAN KAKAO (Theobroma cacao).....4

BAB II

PINDAH TANAM DAN PERAWATAN TANAMAN KOPI (Coffea sp.).........10

BAB III

IDENTIFIKASI BEBERAPA JENIS TANAMAN NON RIMPANG.................18

BAB IV

PERAWATAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis jacq) DI


LAHAN TAMESIA...............................................................................................40

BAB V

PERTUMBUHAN GENOTIP TANAMAN SERAT WIJEN (Sesamum indicum),


TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.), DAN TANAMAN KENAF
(Hibiscus cannabinus L.).......................................................................................48

BAB VI

CARA BUDIDAYA TANAMAN TEBU (Sacharum officanarum) DENGAN


METODE BUDCHIP BESERTA PERAWATANNYA.......................................55

BAB VII

PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN MINYAK JELANTAH.........61

iii
STEK PUCUK DAN TEKNIK PERAWATAN KAKAO (Theobroma cacao)
SHOOT CUTTINGS AND COCOA (Theobroma cacao)
HANDLINGS/TREATMENT
Ferdian Enggar Pamungkas1 Keke Indah Sari2 Joko Prakoso3 Hamda Izzaty Fauziah4
2018102003110061 20181020031101022018102003110423 2018102003110464
hamda.izzaty@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur,
Indonesia

ABSTRAK
Tanaman kakao (Theobroma cacao) merupakan komoditas tanaman perkebunan yang
cukup terkenal dan penting di Indonesia. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara
perbanyakan stek pucuk dan perawatan tanaman kakao. Metode yang digunakan dalam praktikum
ini adalah pertama untuk perawatan tanaman melakukan pemangkasan pada tanaman kakao.
Kedua yaitu metode stek pucuk. Metode kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah
menyiapkan alat dan bahan yang digunakan, menyiapkan bibit kakao yang pertumbuhannya
seragam, terdapat mata tunas dan tidak terserang hama dan penyakit, kemudian batang bawah
dipotong menggunakan pisau/cutter dan menyisakan 2-helai daun, setelah itu direndam ke dalam
larutan atonik selama 15 menit. Setelah itu mencampurkan tanah dengan pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1, mengisi botol plastik bekas yang sudah dipotong sebagian dengan tanah yang
sudah tercampur pupuk kandang, kemudian menanam tanaman kakao yang sudah di stek ke dalam
botol plastik bekas, menyungkup tanaman kakao menggunakan plastik petromax berukuran 4/5L,
memberi label pada tanaman, melakukan pengamatan satu minggu. Hasil yang diperoleh dalam
praktikum ini adalah terdapat pengaruh melakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif
menggunakan metode stek pucuk dan pengaruh penambahan zat pengatur tumbuh atonik pada
tanaman kakao.
Kata kunci: atonik, kakao, pengaruh stek pucuk

PENDAHULUAN

Pertumbuhan produksi kakao tiap sekitar enam bulan sebelum ditanam di


tahunnya mengalami peningkatan yang lapangan. Untuk mengatasi hal tersebut
disebabkan oleh banyaknya pengembangan maka dilakukan perbanyakan bibit secara
produksi hampir di setiap provinsi. Kakao vegetative, salah satunya yaitu stek pucuk.
adalah salah satu komoditas ekspor dari Pengembangan kakao merupakan upaya
subsektor perkebunan yang merupakan yang dilaksanakan untuk mengembangkan
komoditas unggulan nasional di Indonesia dan meningkatkan mutu tanaman ekspor
(Tresliyana, 2015). Pengembangan kakao dalam rangka mempertahankan pangsa
di Indonesia didukung oleh sistem pasar internasional yang sudah ada serta
pengadaan bibit melalui perbanyakan penetrasi pasar yang baru (Tresliyana,
generatif menggunakan biji dan 2015).
perbanyakan vegetatif dengan entres Stek pucuk merupakan cara
(Limbongan, 2014). perbanyakan tanaman untuk memperoleh
Menurut Limbongan (2014) bibit yang cepat dalam memenuhi
kelemahan dari perbanyakan bibit secara kebutuhan bahan tanaman skala besar dan
generatif ialah memerlukan waktu lama relatif mudah dilakukan, namun dalam
karena benih kakao harus dikecambahkan proses produksi diperlukan media tanam
terlebih dahulu, kemudian dibibitkan dan juga zat pengatur tumbuh yang tepat

4
bibit yang baik (Nurlaeni & Surya, 2015). Alat yang digunakan dalam
Salah satu zat pengatur tumbuh (ZPT) praktikum ini adalah cutter, botol bekas,
yang dapat digunakan adalah atonik. label dan alat dokumentasi.
Atonik adalah salah satu perangsang Bahan yang digunakan dalam
biologi sebagai biostimulan yang dapat praktikum ini adalah kakao (Theobroma
menstimulasi pertumbuhan tanaman, cacao), tanah dan ZPT atonik.
mempercepat pemulihan bagian tanaman
Metode Pelaksanaan
yang terluka dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas hasil panen (Djamhari, Perawatan Tanaman Kakao
2010). Metode kerja yang digunakan
Menurut Lestari (2011) zat tumbuh dalam praktikum ini adalah menyiapkan
atonik mengandung bahan aktif natrium alat dan bahan yang akan digunakan.
arthonitrofenol, natrium paranitrofenol, Kemudian melakukan pemangkasan pada
natrium 2,4, dinitrofenol, IBA (0,057 %) tanaman kakao. Setelah itu melakukan
dan natrium 5 nitrogulakol yang dapat perawatan yang diiringi dengan
meningkatkan pertumbuhan tanaman. pengamatan sesuai dengan parameter yang
Atonik bersifat mudah larut dalam air telah ditetapkan.
(Djamhari, 2010). Dalam cara kerjanya, Stek Pucuk
atonik cepat terserap oleh tanaman dan Metode kerja yang digunakan
merangsang aliran protoplasmatik sel serta dalam praktikum ini adalah menyiapkan
mempercepat perkecambahan dan alat dan bahan yang digunakan,
perakaran, tetapi bila konsentrasinya menyiapkan bibit kakao yang
berlebihan maka dapat menghambat pertumbuhannya seragam, terdapat mata
pertumbuhan tunas dan tidak terserang hama dan
Tujuan dari praktikum ini adalah penyakit, kemudian batang bawah
untuk mengetahui cara perbanyakan stek dipotong menggunakan pisau/cutter dan
pucuk dan perawatan tanaman kakao. menyisakan 2-helai daun, setelah itu
direndam ke dalam larutan atonik selama
BAHAN DAN METODE
15 menit. Setelah itu mencampurkan tanah
Tempat dan Waktu dengan pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1, mengisi botol plastik
Praktikum ini dilaksanakan di lab
bekas yang sudah dipotong sebagian
Agroteknologi Universitas
dengan tanah yang sudah tercampur pupuk
Muhammadiyah Malang pada 27 April
kandang, kemudian menanam tanaman
2021.
kakao yang sudah di stek ke dalam botol
Alat dan Bahan plastik bekas, menyungkup tanaman kakao
menggunakan plastik petromax berukuran
4/5L, memberi label pada tanaman,
melakukan pengamatan satu minggu.

5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Tabel Hasil Stek Kakao dan Perawatan Kakao (Theobroma cacao)
No Variabel Pengamatan Awal Akhir

1. Hidup

2. Mati

1. Perawatan Kakao

Teknik perbanyakan vegetatif menghasilkan persentase stek menjadi


dengan stek adalah metode perbanyakan anakan lebih kecil.
tanaman dengan menggunakan bagian Menurut Utama et al., (2017) dari
tanaman yang dipisahkan dari induknya di hasil penelitian diketahui bahwa setek
mana jika ditanam pada kondisi yang bagian atas menghasilkan waktu muncul
menguntungkan untuk beregenerasi akan tunas dan jumlah tunas lebih baik
berkembang menjadi tanaman yang dibandingkan dengan setek bagian pangkal
sempurna (Mardi, 2016). Menurut Rayan meskipun tidak berbeda nyata dengan
(2010) berdasarkan hasil uji-t terhadap setek bagian tengah Ini diduga karena
persentase stek menjadi anakan, perlakuan bahan setek bagian atas atau pucuk lebih
bahan stek menunjukkan bahwa bahan stek meristematik, yang artinya sel-sel dalam
pucuk lebih baik dibandingkan dengan jaringan sangat aktif membelah sehingga
bahan stek batang dan memberikan tunas lebih cepat muncul dan tunas yang
pengaruh yang nyata. Hal ini disebabkan dihasilkan lebih banyak.
karena bahan stek pucuk lebih muda Berdasarkan hasil praktikum maka
dibandingkan dengan bahan stek batang, terlihat perbedaan antara tanaman kakao
dan juga bahan stek batang sebagian pori- mati dan hidup. Salah satu ZPT yang
porinya kemungkinan mengandung zat mengandung auksin yang banyak
lilin yang menghambat tumbuhnya akar diperdagangkan saat ini adalah Atonik
dalam pengakaran stek sehingga (Kurniawan & Hermawati, 2018.).
Penelitian yang dilakukan Lestari (2011)

6
menunjukkan bahwa konsentrasi atonik Berdasarkan hasil praktikum yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dilakukan dapat disimpulkan bahwa teknik
tanaman. Zat pengatur tumbuh ini dapat perbanyakan vegetatif dengan stek pucuk
meningkatkan proses fotosintesis, memberikan pengaruh yang nyata terhadap
meningkatkan sintesis protein dan juga keberhasilan menjadi anakan. Kemudian
meningkatkan daya serap unsur hara dari penggunaan zat pengatur tumbuh atonik
dalam tanah (Mendrofa, 2018). Menurut menunjukkan bahwa pemberian atonik
Sitinjak & Pandiangan (2015) menjelaskan mampu merangsang pertumbuhan tanaman
bahwa hasil pemberian zat pengatur kakao. Karena atonik cepat terserap oleh
tumbuh pada pembibitan kakao tanaman dan merangsang protoplasmatik
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata sel serta mempercepat perkecambahan dan
pada peningkatan tinggi batang, jumlah perakaran.
daun, panjang daun dan diameter batang
pada pembibitan kakao. DAFTAR PUSTAKA
Menurut ZPT Mirasari (2019) Djamhari, S. 2010. Memecah Dormansi
atonik di dalam tanaman dapat berfungsi Rimpang Temulawak (Curcuma
mendorong pertumbuhan tanaman, xanthorrhiza ROXB) Menggunakan
memiliki daya panen, memperbaiki mutu Larutan Atonik dan Stimulasi
dan meningkatkan hasil tanaman. Dalam Perakaran dengan Aplikasi
cara kerjanya, atonik cepat terserap oleh Auksin. Jurnal Sains dan Teknologi
tanaman dan merangsang protoplasmatik Indonesia, 12(1).
sel serta mempercepat perkecambahan dan
perakaran, tetapi bila konsentrasinya Gana, A. S. 2011. The Role of Synthetic
berlebihan maka dapat menghambat Growth Hormones in Crop
pertumbuhan. Bila atonik konsentrasinya Multiplication and
optimum, maka proses sintesis protein Improvement. African Journal of
dapat meningkat. Protein yang berbentuk Biotechnology, 10(50), 10330-
dipergunakan sebagai bahan penyusun 10334.
tanaman. Kurniawan, J., & Hermawati, T. 2018.
Hal ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan Bibit Kopi Liberika
pemberian atonik secara umum mampu (Coffea liberica W. Bull Ex Hiern)
merangsang pertumbuhan tanaman. Tungkal Jambi Pada Beberapa
Pengaruh pemberian atonik juga terlihat Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
pada hasil penelitian Pakpahan (2018) Atonik dan Media Tanam. Other
terhadap pertumbuhan sirih merah. Dari Article. Universitas Jambi.
hasil penelitian tersebut didapatkan hasil
Lestari, B. L. 2011. Kajian ZPT Atonik
bahwa terjadi peningkatan persentase
dalam Berbagai Konsentrasi dan
tanaman tumbuh, persentase tanaman
Interval Penyemprotan terhadap
bertunas, jumlah daun, panjang tanamann
Produktivitas Tanaman Bawang
dan panjang akar primer. Setiap ZPT yang
Merah (Allium ascolanicum
diberikan pada tanaman memiliki potensi
L.). Rekayasa, 4(1), 33-37.
untuk meningkatkan pertumbuhan, serta
sering bekerja secara tandem satu sama Limbongan, J. 2014. Pengembangan
lain (Gana, 2011). Teknologi Sambung Pucuk sebagai
Alternatif Pilihan Perbanyakan Bibit
KESIMPULAN Kakao. Jurnal Penelitian dan

7
Pengembangan Pertanian, 32(4), Konsentrasi Zpt Atonik Pada
166-172. Pertumbuhan Berbagai Asal Batang
Stek Sirih Merah (Piper crocatum
Mardi, C. T., Setiado, H., & Lubis, K.
Ruiz and Pav.). Jurnal Produksi
2016. Pengaruh Asal Stek dan Zat
Tanaman, 6(6).
Pengatur Tumbuh Atonik Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Dua Rayan, R. 2010. Pembiakan Vegetatif Stek
Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas Jenis Koompassia excelsa (Becc.)
L.) Lamb. Jurnal Agroekoteknologi Taub. Sistem KOFFCO. Jurnal
Universitas Sumatera Utara, 4(4), Penelitian Hutan dan Konservasi
108797. Alam, 6(2), 141-146.
Mendrofa, R. 2018. Respon Pertumbuhan Sitinjak, R. R., & Pandiangan, D. 2015.
Stek Pucuk Tanaman Jambu Air Deli The Effect of Plant Growth
Hijau (Syzygium Agueum) dengan Regulator Triacontanol to the
Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Growth of Cacao Seedlings
Sintetis (ZPT) Atonik dan ZPT (Theobroma cacao L.). AGRIVITA,
Alami Bonggol Pisang dan Bawang Journal of Agricultural
Merah. Skripsi. Universitas Medan Science, 36(3), 260-267.
Area.
Tresliyana, A., Fariyanti, A., & Rifin, A.
Mirasari, R. 2019. Pertumbuhan Mata 2015. Daya Saing Kakao Indonesia
Tunas Okulasi Tanaman Karet di Pasar Internasional. Jurnal
(Hevea brasiliensis) Pada Berbagai manajemen & agribisnis, 12(2), 150-
Konsentrasi ZPT Atonik. Buletin 150.
Poltanesa Vol, 20(2).
Utama, M. H. R., Hasibuan, S., &
Nurlaeni, Y., & Surya, M. I. 2015. Respon Maimunah, M. 2017. Respon
Stek Pucuk Camelia japonica Penggunaan Zat Perangsang
terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Sintetik dan Alami Pada
Tumbuh Organik. In Prosiding Petumbuhan Stek Tanaman Hias
Seminar Nasional Masyarakat Lidah Mertua (Sansevieria
Biodiversifikasi Indonesia (Vol. 1, spp). Agrotekma: Jurnal
No. 5, pp. 1211-1215). Agroteknologi dan Ilmu
Pertanian, 1(2), 81-91.
Pakpahan, F. E., Azizah, N., & Sudiarso,
S. 2018. Pengaruh Berbagai

8
DOKUMENTASI

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Menyiapkan alat dan bahan Mengambil bagian kakao yang Memotong batang bawah
yang digunakan. akan distek. menggunakan pisau/cutter dan
menyisakan 2-helai daun.

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

Memotong batang bawah Merendam bagian kakao ke Menanam hasil stek ke dalam
menggunakan pisau/cutter. dalam larutan atonik selama 15 botol plastic yang sudah terisi
menit. tanah.

9
PINDAH TANAM DAN PERAWATAN TANAMAN KOPI (Coffea sp.)
PLANTING AND HANDLING FOR COFFEE (Coffea sp.)
Joko Prakoso1 Hamda Izzaty Fauziah2
2018102003110421 2018102003110462
hamda.izzaty@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur,
Indonesia

ABSTRAK
Kopi merupakan komoditas penting perkebunan di Indonesia. Hal terebut perlu adanya
perawatan terhadap tanaman kopi. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari dan
membandingkan pertumbuhan awal beberapa kultivar kopi dan mempelajari perawatan tanaman
kopi. Metode yang digunakan dalam praktikum adalah pada metode perawatan tanaman kopi
(Coffea sp.) di lahan pendem yaitu menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian
menimbang urea 5 gr, SP-36 10 gr, KCl 5 gr, membersihkan gulma yang ada disekitar area
tanaman kopi menggunakan sabit, mencangkul tanah disekitar tanaman agar tanah menjadi
gembur. Selanjutnya melakukan pemupukan dengan menaburkan pupuk urea 5 gr, sp-36 10 gr dan
kcl 5 gr disekitar area tanaman, memberi label pada tanaman, melakukan pengamatan satu minggu
sekali dengan parameter yang dimati yaitu, tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang.
Pada metode perawatan tanaman kopi (Coffea sp.) di lahan tamesia yaitu menyiapkan alat dan
bahan, menimbang urea 5 gr, SP-36 10 gr dan KCl 5 gr, melakukan pemupukan dengan
melarutkan pupuk urea 5 gr, SP-36 gr, dan KCl 5 gr secara bergantian dengan air ke dalam botol
dan mengocorkan pupuk yang sudah terlarut disekitar area tanaman. Kemudian mencampurkan
tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, selanjutnya mengisi polybag dengan
tanah yang sudah tercampur dengan pupuk kandang, memindahkan tanaman kopi ke dalam
polybag, memberi label pada tanaman, melakukan pengamatan satu minggu sekali dengan
parameter yang diamati. Hasil yang didapat yaitu pemberian pupuk Urea, SP36 dan KCl
berpengaruh terhadap tanaman kopi.
Kata kunci : pengaruh pupuk, stek pucuk, tanaman kopi

PENDAHULUAN

Kopi (Coffea sp.) merupakan salah penanganan panen dan pasca panen (Tim
satu komoditas unggulan dalam sektor Karya Tani Mandiri., 2010).
perkebunan Indonesia. Kopi merupakan Pada penelitian Sianturi &
salah satu komoditas perkebunan yang Wachjar (2016) penurunan produksi
memiliki nilai ekonomi yang cukup diakibatkan oleh adanya pembaharuan
tinggi di antara tanaman perkebunan pohon kopi, penggunaan pupuk yang
lainnya dan berperan penting sebagai berlebihan pada tahun sebelumnya,
sumber devisa Negara (Sianturi & kemarau panjang, atau kesalahan pada
Wachjar, 2016). Salah satu yang pemotongan cabang kopi, sedangkan
mempengaruhi produksi kopi adalah penurunan luas lahan dapat terjadi karena
penerapan teknik budidaya tanaman. adanya alih fungsi lahan. Peningkatan
Teknik budidaya tanaman kopi yang produktivitas dan mutu hasil kopi dapat
penting dilakukan adalah pembibitan, dilakukan dengan cara memperhatikan
pembukaan dan persiapan lahan, teknik budidaya tanaman kopi mulai dari
penanaman penaung, persiapan tanam penanaman hingga perawatan. Perawatan
dan penanaman kopi, pemeliharaan, serta tanaman kopi dilakukan dengan cara

10
pemangkasan batang yang tidak produktif Perawatan Tanaman Kopi (Coffea sp.)
dan pemupukan. di Lahan Pendem
Peningkatan produktivitas dan Metode kerja yang dalam
mutu hasil kopi yang lain dapat dilakukan praktikum perawatan tanaman kopi
dengan cara memperhatikan teknik (Coffea sp) di lahan Pendem yaitu
budidaya tanaman kopi mulai dari menyiapkan alat dan bahan terlebih
penanaman hingga perawatan. Kegiatan dahulu, kemudian menimbang urea 5 gr,
penanaman diawali dengan pemiliahan SP-36 10 gr, KCl 5 gr, membersihkan
varietas yang sesuai dengan kondisi lahan, gulma yang ada disekitar area tanaman
serta penentuan jarak tanam kopi yang kopi menggunakan sabit, mencangkul
disesuaikan dengan kemiringan tanah. tanah disekitar tanaman agar tanah menjadi
Pemupukan dilakukan dengan gembur. Selanjutnya melakukan
memperhatikan waktu, dosis dan jenis pemupukan dengan menaburkan pupuk
pupuk serta cara pengaplikasiannya. Selain urea 5 gr, sp-36 10 gr dan kcl 5 gr disekitar
itu, perlu adanya pemangkasan agar area tanaman, memberi label pada
tanaman kopi tetap rendah sehingga mudah tanaman, melakukan pengamatan satu
dalam perawatan, pembentukan cabang- minggu sekali dengan parameter yang
cabang produktif, mempermudah dimati yaitu, tinggi tanaman, jumlah daun
masuknya cahaya, serta mempermudah dan diameter batang.
pengendalian hama dan penyakit Pindah Tanaman Kopi (Coffea sp.) di
(Prastowo et al., 2010). Lahan Tamesia
Tujuan dari praktikum ini adalah Metode kerja yang dalam
untuk mempelajari dan membandingkan praktikum perawatan tanaman kopi
pertumbuhan awal beberapa kultivar kopi (Coffea sp.) di lahan Tamesia yaitu
dan mempelajari karakter semai beberapa menyiapkan alat dan bahan, menimbang
varietas kopi. urea 5 gr, SP-36 10 gr dan KCl 5 gr,
melakukan pemupukan dengan melarutkan
BAHAN DAN METODE pupuk urea 5 gr, SP-36 gr, dan KCl 5 gr
Tempat dan Waktu secara bergantian dengan air ke dalam
botol dan mengocorkan pupuk yang sudah
Praktikum ini dilaksanakan di
terlarut disekitar area tanaman. Kemudian
lahan pendem Universitas Muhammadiyah
Malang pada bulan Maret 2021. mencampurkan tanah dengan pupuk
kandang dengan perbandingan 2 : 1,
Alat dan Bahan selanjutnya mengisi polybag dengan tanah
Alat yang digunakan dalam yang sudah tercampur dengan pupuk
praktikum ini adalah timbangan analitik, kandang, memindahkan tanaman kopi ke
label, plastik klip, cangkul, sabit, gembor, dalam polybag, memberi label pada
penggaris, meteran, jangka sorong, botol tanaman, melakukan pengamatan satu
plastik bekas, alat tulis dan alat minggu sekali dengan parameter yang
dokumentasi. diamati.
Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah tanaman kopi (Coffea
sp.), tanah, pupuk kandang, pupuk Urea 5
gram, KCl 5 gram, SP36 10 gram, air kran.
Metode Percobaan

11
HASIL DAN PEMBAHASAN

Grafik 1. Hasil Pengamatan Tinggi, Diameter Batang, Jumlah Daun pada Tanaman Kopi
(Coffea sp.) di Pendem
Berdasarkan hasil pada grafik 1 di empat faktor diantaranya, yaitu luas lahan,
atas maka dapat di ketahui bahwa pada pupuk urea, pupuk ZA, dan penggunaan
pengamatan tinggi tanaman, diameter tenaga kerja berpengaruh sangat nyata
batang, dan jumlah daun tanaman kopi pada taraf kepercayaan 99% terhadap
(Coffea sp.) di area pendem dapat produksi kopi, dan dua faktor lainnya yaitu
diketahui bahwa tinggi tanaman memiliki pupuk SP36 dan herbisida berpengaruh
rata-rata 106 cm, diameter batang dengan nyata pada taraf kepercayaan 90%.
rata-rata 4,44 mm, serta jumlah daun Penggunaan pupuk urea dan SP36 sangat
dengan rata-rata 108 helai dalam 11 diperlukan tanaman untuk meningkatkan
minggu pengamatan. Tingkat kesuburan produksinya (Sonjaya et al., 2016).
tanaman kopi terhadap pertumbuhannya Pada penelitian Jumiati & Mulyani
dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor (2014) menunjukkan bahwa terdapat factor
seperti kesuburan tanah dan persaingan yang berpengaruh nyata terhadap produksi
dalam memperoleh unsur hara oleh sebab kopi, yaitu curahan tenaga kerja, jumlah
itu penting adanya pengendaliaan gulma pupuk KCl, jumlah herbisida, dan jumlah
(Kuipers dan Kowenhopn, 2011). pupuk kandang. Hal tersebut menunjukkan
Adapun pengaruh dari pemberian bahwa penambahan pupuk KCl dalam
pupuk terhadap tanaman kopi. Pada perawatan kopi berpengaruh terhadap
penelitian Sonjaya et al., (2016) terdapat tumbuhan kopi.
Grafik 2. Hasil Pengamatan Tinggi, Diameter Batang, Jumlah Daun pada Tanaman Kopi
(Coffea sp.) di Tamesia.

Berdasarkan hasil grafik 2 di atas tanaman, 3. ditempatkan dalam lubang


maka dapat diketahui bahwa pada yang dibuat di samping tanaman, 4.
pengamatan tinggi tanaman, diameter disemprot melalui daun. Cara pemupukan
batang, dan jumlah daun tanaman kopi harus disesuaikan dengan jenis pupuk,
(Coffea sp.) di area tamesia memiliki sebab pupuk anorganik banyak
perolehan rata-rata tinggi tanaman untuk mengandung bahan kimia, kesalahan cara
tanaman satu yaitu 55,4 cm dan tanaman
pemupukan akan berakibat kurang baik
dua 50,2 cm, diameter batang tanaman satu
bagi tanah dan tanaman. Menurut Makmur
yaitu 2,67 mm dan tanaman dua 2,56 mm
& Zainuddin (2020) dalam penelitiannya
serta jumlah daun tanaman satu rata-rata
23 dan tanaman dua 25. Agar tanaman pengaplikasian pupuk dengan cara di tabur
tumbuh dengan optimal, maka metode memperoleh nilai rata-rata terendah dalam
aplikasi pupuk yang tepat dan benar sangat pertubuhan tinggi tanaman dan jumlah
diperlukan. Metode pemupukan adalah daun serta jumlah buah pertanaman, hal ini
salah satu paket teknologi yang mampu berbanding terbalik dengan pemupukan
menaikkan produksi tanaman dan yang dilakukan dengan cara pupuk ditugal
mempunyai peranan penting dalam dan di tutup dalam tanah.
peningkatan produksi tanaman.
Menurut Elda S.S., dan Suryanto KESIMPULAN
(2019) cara pemupukan dilakukan dengan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
tiga taraf yaitu menaburkan pupuk sekitar
di atas maka dapat disimpulkan bahwa
batang tanaman, cara menugal dan cara
pemberian pupuk urea, SP36 dan KCl
larikan. Pada penelitian Setyamidjaya
berpengaruh terhadap perkembangan
(1986) dalam Jumini dkk. (2011)
tanaman kopi. Pupuk tersebut berpengaruh
pemupukan dapat dilakukan dengan
terhadap tinggi tanaman pada tiap minggu
beberapa cara; 1. disebar yaitu pupuk
mengalami kenaikan, jumlah daun pada
disebar di permukaan tanah pada saat
tanaman kopi tiap minggu bertambah dan
pengolahan tanah terakhir atau sehari
diameter batang pada tanaman kopi sedikit
sebelum tanam, 2. ditempatkan dalam
berkembang seiring bertambahnya umur
larikan yang dibuat di antara barisan
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA Tim Karya Tani Mandiri. 2010.
Pedoman Budi Daya Tanaman
Jumiati, E., & Mulyani, S. I. 2014.
Kopi. Bandung (Id) : Nuansa
Efisiensi Teknis Usahatani Kopi di Aulia.
Kabupaten Tana Tidung
(KTT). Agrifor: Jurnal Ilmu Prastowo, B., Karmawati, E., Rubijo,
Pertanian dan Kehutanan, 13(2), Siswanto, Indrawanto, C., Munarso,
155-164. S. 2010. Budidaya dan Pasca
Panen Kopi. Bogor (Id): Pusat
Jumini, Nurhayati & Murzani. 2011. Efek Penelitian Perkebunan.
Kombinasi Dosis Pupuk N P K Dan
Cara Pemupukan Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Jagung
Manis. Junal Floratek 6: 165 - 170 .
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian, Universitas
Syiah Kuala. Banda Aceh
Kuipers, H .Dan L. Kowenhopn. 1983.
Pengolahan Tanah; Aplikasi
Pengukuran Lapangan. Agricultural
University Wageningen – Brawijaya
University, Malang.
Makmur, M., & Zainuddin, D. U. 2020.
Pengaruh Berbagai Metode Aplikasi
Pupuk Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Jagung (Zea
mays L.). Agrovital: Jurnal Ilmu
Pertanian, 5(1), 11-16.
Setyamidjaya, D. (1986) Dalam Jumini,
Nurhayati, Dan Murzani. 2011. Efek
Kombinasi Dosis Pupuk N P K Dan
Cara Pemupukan Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Jagung
Manis. Jurnal Floratek 2011. Jurusan
Agroteknologi Fakultas Pertanian.
Universitas Syiah Kuala Darussalam
Banda Aceh
Sianturi, V. F., & Wachjar, A. 2016.
Pengelolaan Pemangkasan Tanaman
Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) Di
Kebun Blawan, Bondowoso, Jawa
Timur. Buletin Agrohorti, 4(3), 266-
275.
Sonjaya, T. H., Hamim, H., & Nurmauli,
N. 2016. Efisiensi Pemupukan Urea
dan Lahan Pada Tumpangsari
Jagung dan Kacang Tanah dalam
Meningkatkan Hasil Jagung. Jurnal
Agrotek Tropika, 4(3), 198-204.
DOKUMENTASI

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Tanaman kopi sebelum Melakukan pembubunan pada Pupuk yang digunakan untuk
dibersihkan tanaman kopi tanaman kopi

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6


Melakukan pemupukan pada Tanaman kopi setelah Pemberian nama kelompok
tanaman kopi dibersihkan pada tanaman kopi

15
LAMPIRAN TABEL
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Tinggi, Diameter Batang, Jumlah Daun pada Tanaman Kopi
(Coffea sp.) di Pendem

Variabel Waktu Pengamatan (Minggu) Rata-


Pengamat
rata
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tinggi
Tanaman 96 101  108  115 121  127  134  140  146 151  157  106
(cm)
Diameter
Batang 3.9 4 4.3 4.3 4.3 4.5 4.5 4.7 4.7 4.8 4.8 4,44
(mm)
Jumlah 108
Daun
104 113  123  131  139  145 152   161  168 174  182 
Jumlah 0
Buah
0 0 0  0   0  0 0  0   0  0  0

Tabel 2. Tabel Hasil Pengamatan Tinggi, Diameter Batang, Jumlah Daun pada Tanaman
Kopi (Coffea sp.) di Lahan Tamesia UMM

Variabel Waktu Pengamatan (Minggu) Rata-


Tan.
Pengamatan rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tinggi 1 43 45 46 48 50 54 58 62 64 68 72 55.4
Tanaman
(cm) 2 35 38 40 43 45 48 52 58 60 65 69 50.2
Diameter 1 2 2.5 2.5 2.8 2.8 3 3 3.2 3.2 3.2 3.4 2.67
Batang
2 2 2.3 2.3 2.5 2.5 2.5 2.7 2.7 2.8 2.9 2.9 2.56
(mm)
1 5 9 14 16 19 22 25 28 32 38 41 23
Jumlah
2 7 10 14 17 20 24 28 31 35 38 46 25
Daun
LAMPIRAN PERHITUNGAN PUPUK
Tanaman Kopi (Coffea sp.) di Pendem
DOSIS UREA = dosis anjuran x jumlah tanaman
= 5 gram/tanaman x 1 tanaman
= 5 gram
DOSIS SP36/TSP = dosis anjuran x jumlah tanaman
= 10 gram x 1 tanaman
= 10 gram
DOSIS KCL = dosis anjuran x jumlah tanaman
= 5 gram x 1 tanaman
= 5 gram
Tanaman Kopi (Coffea sp.) di Tamesia
DOSIS UREA = dosis anjuran x jumlah tanaman
= 5 gram/tanaman x 2 tanaman
= 10 gram
DOSIS SP36/TSP = dosis anjuran x jumlah tanaman
= 10 gram x 2 tanaman
= 20 gram
DOSIS KCL = dosis anjuran x jumlah tanaman
= 5 gram x 2 tanaman
= 10 gram

17
IDENTIFIKASI BEBERAPA JENIS TANAMAN NON RIMPANG
IDENTIFICATION OF SOME TYPES OF NON RIMPANG PLANTS
Ferdian Enggar Pamungkas
201810200311006
ferdianenggarpamungkas@gmail.com@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur,
Indonesia

ABSTRAK
Tanaman non rimpang merupakan tanaman yang seluruh bagian tanamannya bisa
dimanfaatkan sebagai bahan obat kesehatan dan kosmetik yang berasal dari buah, bunga, daun,
batang maupun akar. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.) merupakan salah satu
tanaman obat yang banyak digunakan oleh masyarakat. Praktikum ini dilaksanakan di
Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang pada hari Rabu tanggal 31 Maret 2021.
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui manfaat, klasifikasi dan perbedaan beberapa
jenis tanaman non rimpang. Metode kerja praktikum ini yaitu, pertama menyiapkan alat dan
bahan, kemudian melakukan pengamatan sesuai dengan parameter yang telah ditentukan seperti
menghitung jumlah daun, menentukan jenis pertulangan daun, menentukan jenis helaian daun,
menentukan warna daun, mengukur diameter batang, mengukur tinggi tanaman, mencari khasiat
dari tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f), kemudian menentukan klasifikasi dari
tanaman gandarusa , mencatat hasil pengamatan. Berdasarkan hasil praktikum di peroleh hasil
untuk jumlah daun berjumlah 68, pertulangan daun menyirip, helaian daun lanset (lanseote),
warna daun hijau gelap dengan diameter batang 1 cm dan tinggi tanaman 35 cm. dan di ketahui
untuk khasiat gandarusa antara lain Untuk mengatasi bengkak akibat terpukul atau terbentur
(memar), keseleo, tulang patah (fraktur), reumatik sendi, nyeri pinggang, haid tidak teratur dll.
Dan di peroleh hasil klasifikasi antara lain Divisi : Spermatophyta ,Sub Divisi :
Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae , Ordo : Euphorbiales , Familia : Euphorbiaceae, Genus
: Justiciaw ,Spesies : Justicia gendarussau.
Kata Kunci : khasiat, klasifikasi, tanaman gandarusa
PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai tempat dengan obat-obatan modern dikenal


tumbuhnya tanaman obat sehingga masyarakat. Pengetahuan tentang
mendapat julukan live laboratory. Sekitar pemanfaatan tanaman obat tersebut
30.000 jenis tanaman obat dimiliki merupakan warisan budaya bangsa
Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
tentu Indonesia memiliki potensi untuk yang diwariskan secara turun-temurun
mengembangkan produk herbal yang hingga ke generasi sekarang, sehingga
kualitasnya setara dengan obat modern. tercipta berbagai ramuan tanaman obat
Akan tetapi, sumber daya alam tersebut yang merupakan ciri khas pengobatan
belum dimanfaatkan secara optimal bagi tradisional Indonesia. Selain memiliki
kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 kekayaan hayati yang besar, pengetahuan
spesies tanaman obat yang dimanfaatkan masyarakat lokal tentang pemanfaatan
dan diteliti sebagai obat tradisional. sumber daya hayati tersebut cukup tinggi.
Mayarakat Indonesia telah mengenal dan Oleh karena itu, tidaklah bijaksana apabila
memanfaatkan tanaman berkhasiat obat pengobatan penyakit dan pemeliharaan
sebagai salah satu upaya untuk kesehatan dengan pemanfaatan tanaman
menanggulangi masalah kesehatan, jauh obat tidak diupayakan untuk
sebelum pelayanan kesehatan formal
dikembangkan bagi kepentingan dan juga wilayah Asia seperti Malaysia,
masyarakat dan bangsa (Sustriana, 2019). Indonesia dan Srilangka (Akpriyanti,
Tanaman non rimpang merupakan 2017). Dalam suatu data empirik
tanaman yang seluruh bagian tanamannya ditemukan bahwa daun gandarusa secara
bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional digunakan sebagai bahan
kesehatan dan kosmetik yang berasal dari kontrasepsi pria oleh beberapa kelompok
buah, bunga, daun, batang maupun akar etnis di bagian tengah Irian Jaya (Dewi,
Pengamatan yang dilakukan meliputi 2019). Kegunaan lain dari tanaman ini
diantaranya jumlah daun, pertulangan digunakan untuk melancarkan peredaran
daun, helaian daun, warna daun, diameter darah, antirematik, peluruh keringat
batang, tinggi tanaman, klasifikasi dan (diaforetik), peluruh kencing (diuretik),
khasiat tanaman tersebut yang mana dan pencahar (Furlan, 2011). Tanaman
merupakan termasuk pengamatan non gandarusa mengandung alkaloid,
destruktif karena meliputi tinggi tanaman, triterpenoid, tannin, justicin, steroid,
jumlah bunga, dan jumlah daun. Organ flavonoid, dan gendarusin A dan B.
tumbuhan yang digunakan sebagai obat Gendarusin A dan B merupakan senyawa
meliputi seluruh bagian organ tumbuhan aktif untuk antifertilitas pada pria
atau hanya salah satu bagian organ saja (Gustina, 2017).
(akar, batang, daun, bunga, buah dan biji). Tujuan dari praktikum ini adalah
Dari keseluruhan jenis tumbuhan yang untuk mengetahui manfaat, klasifikasi dan
dikoleksi dapat dimanfaatkan untuk perbedaan beberapa jenis tanaman non
menyembuhkan berbagai jenis penyakit. rimpang.
Cara pemanfaatannya adalah dengan
BAHAN DAN METODE
direbus, dibakar, atau diremas-remas
sebelum digunakan (Sarno, Tempat dan Waktu
2019).Tanaman non-rimpang berkhasiat
Pengamatan dilaksanakan di depan
sudah dibudidayakan oleh masyarakat
Laboratorium Agroteknologi Universitas
sejak lama dalam jumlah terbatas dan
Muhammadiyah Malang pada hari Rabu,
bernilai ekonomi sehingga berpeluang
31 Maret 2021.
menjadi sumber pendapatan masyarakat
dan diversifikasi ekonomi masyarakat. Bahan dan Alat
Integrasi pertanian dengan kesehatan
Bahan yang digunakan adalah 24
diperlukan untuk mengenali, memilih,
tanaman non rimpang (tanaman kumis
membudidayakan dan menangani panen
kucing, daun jinten, prasman, gondosuro,
serta pasca panen tanaman biofarmaka
jarong, menthol, valerian hutan, pegagan,
yang memenuhi standar sebagai bahan
tapak liman, dandang gendis, daun ungu,
baku industri pengolahan untuk memenuhi
inggu, kompri, ngokilo, asam jawa,
permintaan pasar konsumen maupun pasar
ketumbar, sambung nyawa, kejibling,
industri.
pacar air, ngokilo, murbei, daun seribu,
Tanaman gandarusa (Justicia
seligi).
gendarussa Burm. f.) termasuk suku
Alat yang digunakan adalah papan
Acanthaceae dan merupakan salah satu
nama, alat tulis dan alat dokumentasi.
tanaman obat yang banyak digunakan oleh
masyarakat. Tanaman gandarusa bersifat Metode Pelaksaan Praktikum
cepat tumbuh dan merupakan tanaman Menyiapkan alat dan bahan ,
yang banyak ditemukan di negara India mengamati 24 tanaman non rimpang

19
diantaranya jumlah daun, pertulangan klasifikasi tanaman lalu di dokumentasikan
daun, helaian daun, warna daun, diameter setiap masing-masing pengamatan.
batang, tinggi tanaman, khasiat dan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Table 1. Hasil Identifikasi Tanaman Non Rimpang
Tanaman Non
NO Parameter Pengamatan Keterangan
Rimpang
Kumis Kucing
1 Jumlah Daun  96
(Orthosiphon aristatus)
    Pertulangan Daun  Menjari (palmiveris)
    Helaian Daun  Lamina
    Warna Daun  Hijau gelap
    Diameter Batang  0,6mm
    Tinggi Tanaman  45cm
  Obat asam urat, menurunkan tekanan
Khasiat Tanaman darah, mengatasi rematik,
   
  menyehatkan jantung, mengatasi
  masalah menstruasi
  Kingdom = Plantae
  Divisi = Spermatophyta
Klasifikasi Tanaman Subdivisi = Anglosprrmae
  Kelas = dicotyledon
      Ordo = Lamiales
  Famili = Lamiaceae
  Gebus = Orthoshipon
  Spesies = O. aristatus
   

    Foto Tanaman

Daun Jinten (Coleus


2 Jumlah Daun  48
amboinicus)
 menyirip dan bercabang dengan
    Pertulangan Daun
membentuk jala
    Helaian Daun  tebal, berbentuk bulat lebar
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  0.9 mm
    Tinggi Tanaman  26 cm
Obat sariawan, obat batuk, obat perut
    Khasiat Tanaman
mulas dan obat sakit gigi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
   
Subkelas: Asteridae
Klasifikasi Tanaman Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Plectranthus
Spesies: Coleus amboinicus Lour.

    Foto Tanaman

Prasman (Ayapana
3 Jumlah Daun  47
triplinervis)
    Pertulangan Daun  Menyirip
    Helaian Daun  Lanset (Lanceolate)
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  1,5 mm
    Tinggi Tanaman  27cm
Menghentikan pendarahan,
mengobati ambeien atau wasir,
antioksidan alami, melindungi kulit,
    Khasiat Tanaman mengobati demam, mengobati diare,
Memiliki Kandungan Antibiotik dan
Anti-inflamasi Alami, mengobati
tukak lambung
Kingdom: plantae
Divisi super: spermatophyta
Divisi: magnoliophyte
Kelas: magnoliopsida
Sub kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
    Klasifikasi Tanaman
Famili: Asteraceae
Marga: Eupatorium

Spesies: Eupatorium triplenerve Vahl

    Foto Tanaman

21
Gandarusa (Justicia
4 Jumlah Daun  62
gendarussa)
    Pertulangan Daun  Menyirip
    Helaian Daun  Lanset (Lanceolate)
    Warna Daun  Hijau gelap
    Diameter Batang  1 mm
    Tinggi Tanaman  35 cm
Daun= Untuk mengatasi bengkak
akibat terpukul atau terbentur
(memar), keseleo, tulang patah
(fraktur), reumatik sendi, nyeri
pinggang, haid tidak teratur, tidak
datang haid (amenore), demam yang
hilang timbul, mual sewaktu batuk,
    Khasiat Tanaman dan sesak.
Akar= Untuk mengatasi reumatik,
keram otot, demam, kencing terasa
nyeri (disuria), sakit kuning
(jaundice), diare, dan anak kecil yang
kurus sekali (marasmus).

Divisi= Spermatophyta
Sub Divisi= Angiospermae
Kelas= Dicotyledonae
    Klasifikasi Tanaman Ordo= Euphorbiales
Familia= Euphorbiaceae
Genus= Justiciaw
Spesies= Justicia gendarussau

    Foto Tanaman

Jarong (Achyranthes
5 Jumlah Daun  74
aspera)
    Pertulangan Daun  Menyirip
    Helaian Daun  Denticulate
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  2,3 cm
    Tinggi Tanaman  58 cm
Mengobati demam, panas, malaria,
enteritis, mengobati radang amandel,
radang paru, gondong, mengobati
radang sendi, mengobati batu saluran
    Khasiat Tanaman
kencing, bengkak pada infeksi ginjal,
mengobati nyeri pada menstruasi,
mengobati muntah darah,
mempermudah persalinan
 Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
    Klasifikasi Tanaman
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Stachytarpheta
Spesies : Stachytarpheta indica Vahl.

    Foto Tanaman

Menthol (Mentha
6 Jumlah Daun  101
arvensis)
    Pertulangan Daun  Menjari
    Helaian Daun  Jantung
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  1,1mm
    Tinggi Tanaman  71 cm
 Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
    Khasiat Tanaman
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Mentha
Spesies : Mentha piperita Linn.
Mengobati masalah kulit yang iritasi
dan luka bakar, Mengatasi bau
mulut, Mengatasi kesleo dan nyeri,
    Klasifikasi Tanaman
Meredakan hidung tersumbat dan
pilek, Meredakan rasa gatal dan
terbakar

    Foto Tanaman

23
       
       
Valerian hutan
7 (Valeriana officinalis Jumlah Daun  59
L.)
    Pertulangan Daun  Menjari
    Helaian Daun  Ginjal
    Warna Daun  Hijau Tua
    Diameter Batang  1,5 mm
    Tinggi Tanaman  18cm
 Tanaman ini bermanfaat sebagai zat
sedatif, karminatif, spasmolitik, dan
lain-lain. Daunnya dapat
dimanfaatkan sebagai obat demam,
diare, sariawan, penyakit cacingan.
    Khasiat Tanaman
akar tanaman dapat dimanfaatkan
sebagai obat malaria. Selain itu
valerian dapat megobati hidung
berdarah, infeksi saluran kencing,
cacar air, dan lain-lain.
 Kerajaan: Plantae
(tanpa takson): Angiospermae
(tanpa takson): Eudikotil
(tanpa takson): Asteridae
    Klasifikasi Tanaman
Ordo: Dipsacales
Famili: Valerianaceae
Genus: Valeriana
Spesies: V. officinalis

    Foto Tanaman

       
     
Binomial (Centella
8 Jumlah Daun  31
asiatica (L.)
    Pertulangan Daun  Melengkung
    Helaian Daun  Orbicular
    Warna Daun  Hijau Tua
    Diameter Batang  4,1 mm
    Tinggi Tanaman  11 cm
Untuk Mengobati luka
Untuk mengobati Sakit maag dan
Perut kembung
Untuk mencegah Demam dan
    Khasiat Tanaman Untuk Menambah nafsu makan
Untuk mengobati Asma dan Batuk
Untuk mengobati Seriawan usus dan
Disentri
Untuk mengobati Wasir.
 Kerajaan: Plantae
(tanpa takson): Angiospermae
(tanpa takson): Eudikotil
(tanpa takson): Asteridae
    Klasifikasi Tanaman
Ordo: Apiales
Famili: Mackinlayaceae
Genus: Centella
Spesies: C. asiatica
 

    Foto Tanaman

       
     
Tapak Liman
9 (Elephantopus Scaber Jumlah Daun  10
L.)
    Pertulangan Daun  Menjari
    Helaian Daun  Roset
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  9,5 mm
    Tinggi Tanaman  26 cm

Pereda demam, mencegah tumor,


menyenbuhkan peradangan,
    Khasiat Tanaman
menyembuhkan anemia,
BAB,Menyembuhkan hepatitis

Kingdom = plantae
Divisi = spermatophyta
Class=dicotiledon
    Klasifikasi Tanaman Ordo= asterales
Famili = asteraceae
Genus = Elephantopus
Spesies = E. scaber

    Foto Tanaman

25
       
       
Dandang Gendis
10 Jumlah Daun  28
(Clinachanthus nutans)
    Pertulangan Daun  Meyirip
    Helaian Daun  Lanset
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  5 mm
    Tinggi Tanaman  43 cm

Mengobati diabetes, mencegah


kanker, meredakan nyeri dan
    Khasiat Tanaman
rematik, menurunkan kadar kolestrol
dan meningkatkan imunitas tubuh

Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
    Klasifikasi Tanaman
Subkelas: Asteridae
Ordo: Scrophulariales
Famili: Acanthaceae
Genus: Clinacanthus
Spesies: Clinacanthus nutans 

    Foto Tanaman

       
       
Daun ungu
11 (Graptophyllum Jumlah Daun  44
pictum (L.) Griff)
    Pertulangan Daun  Menyirip
    Helaian Daun  bulat telur (ovate) sampai lanse
    Warna Daun  Ungu
    Diameter Batang  0.5 mm
    Tinggi Tanaman  36 cm
Mengobati wasir, obat anti jamur,
mengobati penyakit diuretik,
    Khasiat Tanaman
menghambat perkembangan bakteri
E-Coli
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Kelas Dicotyledonae
Bangsa Tubiflorae
    Klasifikasi Tanaman
Suku Acanthaceae
Marga Graptophyllum
Spesies Graptophyllum pictum (L.)
Griff

    Foto Tanaman

     
       
12   Jumlah Daun  128
Inggu (Ruta
  Pertulangan Daun  Sejajar
angustifolia Pers)
    Helaian Daun  linear/garis
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  3,3 cm
    Tinggi Tanaman  28 cm

Mengobati berbagai macam penyakit


antara lain demam, influenza,
batuk, radang paru, ayan (epilepsi),
hepatitis, kejang pada
anak, kecikukan, cacingan, histeri
(hysteria), nyeri ulu
    Khasiat Tanaman hati, nyeri dada, hernia, bisul, haid
tidak teratur, radang
kulit bernanah, memar akibat
benturan benda keras,
gigitan ular berbisa dan serangga dan
keracunan obat atau
racun

Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
    Klasifikasi Tanaman
Classis : Dicotyledoneae
Sub Classis : Dialypetalae

27
Ordo : Rutales
Familia : Rutaceae
Genus : Ruta
Species : Ruta angustifolia (L.) Pers.

    Foto Tanaman

       
     
Kompri (Symphytum
13 Jumlah Daun  44
officinale L.)
    Pertulangan Daun  Menyirip
    Helaian Daun  jorong memanjan
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  1,3 mm
    Tinggi Tanaman  28 cm
Kingdom: Plantae ( Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta
( Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta
( Menghasilkan biji) Divisi:
Magnoliophyta ( Tumbuhan
    Khasiat Tanaman
berbunga) Kelas: Magnoliopsida
( berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae Ordo:
Lamiales Famili: Boraginaceae
Genus: Symphytum Spesies:
Symphytum officinale L.
 Khasiat obat yang sering dibuktikan
masyarakat adalah sebagai obat
rematik, pegal linu, diare, tifoid,
nyeri ulu hati, kencing darah, liur
berdarah, kanker payudara, radang
saluran napas (bronkhitis), luka
memar, borok, kencing manis
    Klasifikasi Tanaman
(diabetes melitus), patah tulang
(fraktur), tekanan darah tinggi
(Hipertensi), rematik gout, radang
usus, payudara bengkak karena ASI,
gangguan lambung, batuk berdahak,
radang amandel (tonsilis), darah haid
banyak, dan wasir berdarah
    Foto Tanaman

     
       
Ngokilo (Strobilanthes
14 Jumlah Daun  44
laevigatus Clarck)
    Pertulangan Daun  Menyirip
    Helaian Daun  Bulat telur
    Warna Daun  Hijau Tua
    Diameter Batang  1,3 mm
    Tinggi Tanaman  28 cm

Kalium yang pekat pada daun ini


bisa melancarkan air seni dan
    Khasiat Tanaman menghancurkan batu dalam empedu,
ginjal, dan kandung kemih, sehingga
batu-batu itu akan keluar

 Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
    Klasifikasi Tanaman Kelas: Magnoliopsida (berkeping
dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Scrophulariales
Famili: Acanthaceae
Genus: Strobilanthes
Spesies: Strobilanthes laevigatus
Clarck
 

   
Foto Tanaman

29
       
     
  Seligi (Phyllanthus
15 Jumlah Daun  220
Buxifolius Muell .Arg )
    Pertulangan Daun  Majemuk tunggal dan lonjon
    Helaian Daun  Bulat telur
    Warna Daun  Hijau Tua
    Diameter Batang  0,75
    Tinggi Tanaman  24 cm

Daun seligi (Phyllanthus buxifolius)


merupakan tanaman obat yang
    Khasiat Tanaman
mampu mengobati keseleo, sendi
terkilir, nyeri tulang, dan rematik

Kingdom: Plantae ( Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta
( Tumbuhan berpembuluh) Super
Divisi: Spermatophyta
( Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta ( Tumbuhan
berbunga)
    Klasifikasi Tanaman Kelas: Magnoliopsida ( berkeping
dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Phyllanthus
Spesies: Phyllanthus buxifolius
Muell.Arg

    Foto Tanaman

       
       
Ketumbar (Coriandrum
16 Jumlah Daun  49
sativum)
Daun majemuk berbentuk seperti
    Pertulangan Daun payung bersusun, dan tepi daunya
bergerigi
    Helaian Daun  -
    Warna Daun  hijau tua, daun muda = hijau muda
    Diameter Batang  0,3 mm
    Tinggi Tanaman  18 cm
Menjaga kesehatan penderita
diabetes. Daun ketumbar memiliki
indeks glikemik yang sangat rendah
sehingga tidak akan menaikkan gula
    Khasiat Tanaman darah secara drastis ketika dimakan.
Mencegah penyakit bawaan
makanan.
Menjaga fungsi otak.
Mengontrol tekanan darah.

 Kingdom (dunia / kerajaan)


Plantae (tumbuhan)
Sub Kingdom Tracheobionta
(tumbuhan berpembuluh)
Super divisi Spermatophyta
(menghasilkan biji)
Divisio (pembagian)
Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
    Klasifikasi Tanaman
Classis (kelas) Magnoliopsida
(berkeping dua / tumbuhan dikotil)
Sub kelas Rosidae
Ordo (bangsa) Apiales
Familia (suku) Apiaceae
Genus (marga) Coriandrum
Spesies (jenis) Coriandrum sativum
L.

    Foto Tanaman

     
     
17   Jumlah Daun  20
Sambung Nyawa
  (Gynura procumbens) Pertulangan Daun  bulat telur sampai bulat memanjang

    Helaian Daun  Bulat telur


    Warna Daun  Hijau Tua
    Diameter Batang  1,5 mm
    Tinggi Tanaman  40,5

Meredakan peradangan, membatu


melawan kangker, mengatasi
    Khasiat Tanaman
gangguan pencernaan, melawan
kuman penyebab infeksi

31
 Kingdom : plantae
Divisi : spermatophyta
Subdivisi : magnoliophyta
Kelas : magnoliopsida
    Klasifikasi Tanaman
Ordo : asterales
Famili : asteraceae
Genus : gynura
Spesies : Gynura Procumbens.

    Foto Tanaman

       
       
18   Jumlah Daun  30
Keji
  beling (Strobilanthes Pertulangan Daun  Begerigi menyirip
crispus (S. crispus)
    Helaian Daun  Memanjang atau hamper jorong
    Warna Daun  Hijau Pekat
    Diameter Batang  0,55 mm
    Tinggi Tanaman  34,5
Memiliki kandungan antioksidan,
dapat mengobati Luka, punya
kandungan antikanker, bisa menjadi
    Khasiat Tanaman
tanaman untuk anti diabetes dan
dapat meningkatkan volume darah
dan percepat pembekuan darah.
 Kingdom :plantae
Subkindom:Spermatophyta
Divisi:Angiospermae
Kelas:Dicotyledoneae
    Klasifikasi Tanaman Ordo:Scrophulariales
Famili:Acanthaceae
Marga:Strobilanthes
Spesies :Strobilanthes crispa BI
Nama umum :Tanaman keji beling
 

    Foto Tanaman

       
       
Stevia (Stevia
19 Jumlah Daun 10
rebaudiana)
    Pertulangan Daun Bergerigi
Lanset atau bentuk spatula dengan
    Helaian Daun
ujung lamina daun yang tumpul
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  0.5 mm
    Tinggi Tanaman  26 cm

Dapat membantu menurunkan kadar


gula darah hingga 18 persen karena
    Khasiat Tanaman
kandungan steviosida atau senyawa
rasa manis yang tinggi.

Kingdom : Plantae
Sub-kerajaan : Tracheobionta
Super-divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Asteridae
    Klasifikasi Tanaman
Grup : Monochlamydae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Tribe : Eupatorieae
Marga : Stevia
Spesies : Stevia rebaudiana Bertoni.g
 

   

Foto Tanaman

       
       
Pegagan (centela
20 Jumlah Daun  25
asiatica)
    Pertulangan Daun  Menjari
    Helaian Daun  Ginjal
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  0,5/1,57 mm
    Tinggi Tanaman  50 cm
    Khasiat Tanaman  Mengurangi Kecemasan, Stres dan
Depresi.
Membantu Meringankan Insomnia.
Membantu Mengurangi Stretchmark.
Mempercepat Proses Penyembuhan
Luka dan Bekas Luka.

33
Membantu Meredakan Nyeri Sendi.
Mengobati dan Mencegah Jerawat.
Membantu Meningkatkan Fungsi
Kognitif.
Membantu Mengobati Penyakit
Alzheimer.
 Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
    Klasifikasi Tanaman
Kelas: Magnoliopsida (berkeping
dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Apiales
Famili: Apiaceae
Genus: Centella
Spesies: Centella asiatica (L.)

    Foto Tanaman

       
       
21 Murbei(Morus alba) Jumlah Daun  24
    Pertulangan Daun  Menyirip
 Bulat telur berbentuk jantung ujung
    Helaian Daun runcing pangkal tumpaul tepi
bergerigi permukaan kasar
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  0,85 cm
    Tinggi Tanaman  
 Daun( dapat di gunakan sbg obat
penyakit kardio metabolik seperti
atihiperglikenia, antihipperlipidemia,
    Khasiat Tanaman
antiobesitas, antihipertensi,
antiogsidan, antiinflamasi, dan
antiateroscleritik.
    Klasifikasi Tanaman  Kingdom (plantae)
ordo (rossales)
fammily (moraseae)
tribe (moreae)

    Foto Tanaman

     
       
22   Jumlah Daun  9
Daun seribu (chillea
  Pertulangan Daun  Menyirip
millefolium)
    Helaian Daun  Garis (linier)
    Warna Daun  Hijau
    Diameter Batang  2.50 mm
    Tinggi Tanaman  32 cm

Sebagai obat nyeri haid, obat sakit


    Khasiat Tanaman
perut, dan gangguan syaraf

Kingdom: Plantae (Tumbuhan),


Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji),
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga),
    Klasifikasi Tanaman Kelas: Magnoliopsida (berkeping
dua / dikotil),
Sub Kelas: Asterida,
Ordo: Asterales,
Famili: Asteraceae, Genus: Achillea,
Spesies: Achillea santolina L,

    Foto Tanaman

     
       

35
23   Jumlah Daun  241
Daun seligi
  (Phyllanthus Pertulangan Daun  Menyirip
buxifolius)
    Helaian Daun  bundar telur (ovale)
    Warna Daun  Hijua
    Diameter Batang  25 mm
    Tinggi Tanaman  26 cm
Daun Seligi (Phyllanthus
buxifolius) berkhasiat sebagai
obat sendi terkilir, keseleo, nyeri
    Khasiat Tanaman
tulang, dan rematik. dengan cara
membalur dan mengurut sendi yang
saki
 Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
    Klasifikasi Tanaman Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Phyllanthus
Spesies: Phyllanthusbuxifolius
Muell.Arg

    Foto Tanaman

 
       

Berdasarkan hasil praktikum di berwarna coklat kehitaman, batang ini juga


dapat hasil untuk jumlah daun berjumlah bercabang dan cabang yang masih muda
68, pertulangan daun menyirip, helaian akan berwarna ungu gelap. Menurut
daun lanset (lanceote), warna daun hijau Rusmiatik (2013) tanaman gandarusa
gelap . daun tanaman ini di bagian tepi memiliki Bentuk batang segi empat sampai
daunnya sedikit menggulung keluar, membulat, berkayu atau karakternya
bagian pangkal tumpul dan ujungnya basah, beruas dan di bagian luar batang
runcing menurut ( Darmayasa, 2011). memiliki teksture mengkilap.
Ukuran daun bisa mencapai panjang 5 – 20 Khasiat tanaman gandarusa selain
cm dan lebar hanya 1 – 3,5 cm dan yang sudah di jelaskan di dalam hasil
dibagian ini orang banyak tersebut ,tanaman ini juga dapat berpotensi
memanfaatkannya sebagai bahan sebagai obat HIV, namun baik yang sudah
kosmetik. dengan diameter batang 1 cm dipercaya khasiat lainnya dari gandarusa
dan tinggi tanaman 35 cm , rata-rata adalah mengatasi luka darah, koreng, sakit
gandarusa yang ditemui memiliki batang kepala, rematik, bisul, nyeri lambung,
batuk dan asma (Murugesan, 2017). Gandarusa (Justic.ia gendarussa
Adapun dalam suatu data empirik Burm. f.) Menurunkan Kadar F2-
ditemukan bahwa daun gandarusa secara isoprostan Urin Tikus Wistar
(Rattus norvegicus) Jantan yang
tradisional digunakan sebagai bahan
Diinduksi Latihan Fisik Berlebih.
kontrasepsi pria oleh beberapa kelompok Jurnal Farmasi dan Sains. 12(2):
etnis di bagian tengah Irian Jaya (Dewi, 48-52.
2019).
Dewi, Gusti Ayu Made R.K.R. 2019.
Klasifikasi tanaman gandarusa
Studi Profil Metabolit Pada
antara lain Divisi : Spermatophyta ,Sub Setiap Tahapan Proses Produksi
Divisi : Angiospermae, Kelas : Kapsul Ekstrak Etanol 70%
Dicotyledonae , Ordo : Euphorbiales , Daun Gandarusa (Justicia
Familia : Euphorbiaceae, Genus : gendarussa Burm.f.). Universitas
Justiciaw ,Spesies : Justicia Airlangga, Surabaya.
gendarussau. Di berbagai daerah di Darmayasa, G.B, 2011. Pemberia
Indonesia gandarusa dikenal dengan Ekstrak Tanaman Gandarusa
bermacam nama, Di Aceh, gandarusa Menghambat Spermatogenesis
bernama Besi-besi; di Jawa Barat: marmut (tesis). Pasca Sarjana
Program Studi IlmuKedokteran
Handarusa; di Jawa Tengah dan Jawa
Reproduksi. Universitas
Timur: Gondarusa, Tetean, dan Trus; di Udayana.
Madura: Ghan Dharusa;
Furlan, M.C., Mutta, L.B., dan Santos,
KESIMPULAN D.Y.A.C. 2011. Tannin
Represents in Plants. University
Berdasarkan hasil praktikum dapat
of San Paulo, Nova Science
disimpulkan bahwa tanaman non rimpang Publisher Inc., San Paulo.
seluruh bagian tanamannya bisa
dimanfaatkan sebagai bahan obat Gustina, Y.A. 2017. Analisis Kandungan
kesehatan dan kosmetik yang berasal dari Flavonoid Pada Berbagai Usia
buah, bunga, daun, batang maupun akar. Panen Tanaman Gandarusa
(Justicia gendarussa Burm. F.)
Salah satunya ialah tanaman valerian hutan
Secara Spektrofotometri.
(Valeriana officinalis L.) yang memiliki
Universitas Sanata Dharma,
tinggi tanaman 18cm, jumlah daun 59 Yogyakarta
helai, diameter batangnya 1,5cm,
pertulangan daun menjari, helaian daunnya Sarno. 2019. Pengembangan Biofarmaka
berbentuk Ginjal, warna daun hijau, dan Berbasis Masyarakat Di
Tanaman ini bermanfaat sebagai zat Kabupaten Klaten. Jurnal
Abdimas Unwahas. 4(2). 73-78.
sedatif, karminatif, spasmolitik, dan lain-
Sustriana. 2019. Inventarisasi Dan
lain. Daunnya dapat dimanfaatkan sebagai
Identifikasi Tanaman Bekhasiat
obat demam, diare, sariawan, penyakit Obat Di Kabupaten Musi
cacingan. akar tanaman dapat Banyuasin Sumatera Selatan.
dimanfaatkan sebagai obat malaria. Selain Jurnal Indobiosains. 1(2). 50-62.
itu valerian dapat megobati hidung
berdarah, infeksi saluran kencing, cacar Murugesan, S. 2017. Phytochemical
Evaluation, GC-MS Analysis
air, dan lain-lain.
of Bioactive Compounds and
DAFTAR PUSTAKA Antibacterial Activity Studies
from Justicia gendarussa Burm
Akpriyanti, Dewa G.I., Pangkahila, W., F. Leaf. International Journal
dan Aman, I G.M. 2017. of Pharmacognosy and
Pemberian Ekstrak Daun

37
phytochemical Research 9(3): gendarusa Burm f.)
400-406. Menghambat Proses Penuaan
Ovarium pada Marmut.
Rusmiatik. 2013 . Pemberian Ekstrak Denpasar: Universitas
Daun Gandarusa (Justicia Udayana Denpasar.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.


Mengamati tinggi tanaman Mengamati jumlah dan Mengamati diaemeter
perhelaian daun batang

Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6.


Tanaman non rimpang Tanaman non rimpang Tanaman non rimpang
kumis kucing valerian hutan jarong

39
PERAWATAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis jacq) DI
LAHAN TAMESIA
CARE OF PALM OIL PLANT (Elaeis guineensis jacq) IN TAMESIA
Joko Prakoso
201810200311042
Jokoprakoso042@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur,
Indonesia

ABSTRAK
Kondisi perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Indonesia dianggap masih
menduduki porsi yang paling baik dibandingkan tanaman lain, Kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) merupakan jenis tanaman yang mudah tumbuh dan mudah di budidayakan namun jika
dikelola dengan baik maka dapat menghasilkan keuntungan yang besar oleh sebab itu keuntungan
yang besar diikuti pula biaya perawatan yang besar pula. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mempelajari pertumbuhan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada pembibitan awal (pre-
nursery) dan pembibitan utama (main ursery). Praktikum ini dilaksanakan di Taman Edukasi
(Tamnesia) Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang pada hari rabu 7
april 2021. Metode kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah menyiapkan semua alat dan
bahan, memberi tanda atau label pada polybag, mencampur tanah dan pupuk kendang mencadi
satu, memasukkan campuran tanah dan pupuk kendang pada polybag yang sudah disiapkan,
melakukan pindah tanam tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dari polybag kecil ke
polybag yang besar. Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah Dalam fase pembibitan
pemupukan perlu dilakukan guna menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawit, dari
ketiga parameter pengamatan tersebut tanaman dengan rata-rata tinggi tanaman tertinggi, diameter
batang terbesar dan jumlah daun terbanyak berada pada sampel 1 dengan tinggi rata-rata 69,5 cm,
diameter batang 35 mm dan jumlah daun 9 helai ini menjadikan sampel 1 sebagai tanaman
tersubur dari ke-3 tanaman yang diamati.
Kata kunci : poly bag, penyiraman, perkebunan.

PENDAHULUAN

Kondisi perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) hasil


(Elaeis guineensis Jacq.) Indonesia perbanyakan kultur jaringan seringkali
dianggap masih menduduki porsi yang menghasilkan bunga dan buah yang
paling baik dibandingkan tanaman lain. abnormal, berbeda dengan tanaman dari
Untuk kalancaran pengelolaan perkebunan benih. Tanaman yang berasal dari benih
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sering terjadi abnormalitas saat mulai
dibutuhkan tiga aspek agribisnis yang berbunga, namun menjadi stabil berbunga
saling terkait satu sama lainnya yakni dan berbuah normal pada umur 2.5 tahun
aspek produksi, pemasaran, dan keuangan. (Hetharie, Helen, et al 2007).
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit (Elaeis guineensis
merupakan tanaman yang menyerbuk Jacq.) merupakan salah satu tanaman
silang sehingga benih yang dihasilkan perkebunan yang ada di Indonesia.
tidak seragam sifatnya dan sifat unggul Perkebunan kelapa sawit
tidak dapat dipertahankan. Oleh karena itu (Elaeis guineensis Jacq.) semula
untuk memenuhi kebutuhan bibit unggul berkembang di daerah Sumatera Utara dan
maka varietas hibrida tenera diperbanyak Nanggroe Aceh Darussalam. Namun,
melalui kultur jaringan. Kelapa sawit sekarang telah berkembang ke berbagai
daerah, seperti Riau, Jambi, Sumatera perawatan seperti kondisi lahan
Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, penanaman yang tidak bersih, tingginya
Lampung, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, serangan hama babi dan landak setelah
Papua dan Kalimantan. Kalimantan penanaman dan pengendalian gulma yang
Tengah terdapat berbagai macam sumber tidak seharusnya.
daya alamnya dan lahan yang luas, kelapa Dalam beberapa tahun terakhir
sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah penggunaan minyak nabati khususnya
salah satunya. Usaha perkebunan kelapa minyak kelapa sawit (Elaeis guineensis
sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan Jacq.) terus meningkat. Di Indonesia,
potensi bisnis perkebunan Kalimantan konsumsi minyak per kapita pada tahun
Tengah yang sangat menguntungkan. 2005 telah mencapai 18,7 Kg dimana 95%
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) keperluan minyak dan lemak berasal dari
sangat bermanfaat mulai dari industri minyak kelapa sawit (Elaeis guineensis
makanan sampai industri kimia (Syarovy, Jacq.) dan inti sawit (Elaeis guineensis
2015). Jacq.) (Lubis, 2008). Oleh sebab itu,
Menurut Pahan, (2006) Struktur minyak sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
biaya pada perkebunan kelapa sawit adalah memiliki posisi strategis untuk
sangat penting sebab hanya struktur biaya dikembangkan.
yang dikelola dan dikontrol dengan tepat, Saat ini lahan-lahan yang sesuai
usaha perkebunan akan memperoleh hasil secara teknis semakin terbatas, oleh sebab
keuntungan yang lebih baik. Sistem itu pengembangan perkebunan kelapa
akuntansi yang digunakan di perkebunan sawit (Elaeis guineensis Jacq.) mengarah
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), ke lahan-lahan marginal. Salah satu lahan
umumnya menguraikan biaya produksi marginal yang berpotensi untuk
kedalam beberapa kategori biaya, dan pengembangan kelapa sawit
setiap kategori biaya dibagi dalam (Elaeis guineensis Jacq.) adalah lahan
beberapa group biaya. Adapun uraian marginal beriklim kering. Lahan marginal
biaya produksi perkebunan kelapa sawit beriklim kering merupakan lahan yang
(Elaeis guineensis Jacq.) tersebut terbagi dapat menjadi defisit air karena adanya
dalam tiga kategori, yaitu factory cost, musim kemarau yang terjadi hanya 2-3
cash cost dan book cost. bulan dalam setahun (Santoso et al., 2013).
Menurut Pasaribu,(2012) Biaya Beberapa daerah perkebunan di Indonesia
perawatan kelapa sawit (Elaeis guineensis yang sering mengalami kekeringan ialah
Jacq.) yaitu satu hal yang Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat,
memperhitungkan antara biaya yang Kalimantan dan Kawasan Indonesia Timur
dikeluarkan dalam usahatani perkebunan lainnya. Tujuan dari praktikum ini adalah
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) untuk mempelajari pertumbuhan kelapa
dengan pendapatan karena penggunaan sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada
biaya tersebut. Perkebunan kelapa sawit pembibitan awal (pre-nursery) dan
(Elaeis guineensis Jacq.) rakyat adalah pembibitan utama (main ursery).
usaha budidaya kelapa sawit yang
dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan BAHAN DAN METODE
meningkatkan pendapatannya. Tempat dan Waktu
Permasalahan perkebunan kelapa sawit
Praktikum ini dilaksanakan di
(Elaeis guineensis Jacq.) rakyat yaitu
Tamnesia Universitas Muhamadiyah
mulai dari penanaman sampai dengan

41
Malang, mulai tanggal 7 april 2021 sampai sawit dengan masing-masing kelompok
selesai memilih 3 tanaman sawit, lalu mencampur
tanah dengan pupuk kendang. Setelah itu
Bahan dan alat
kelapa sawit dilakukan penggantian media
Bahan yang digunakan dalam tanam dengan cara melepas polybag lama
praktikum ini adalah tanah, pupuk dan menggantikan dengan polybag baru
kendang, air, tanaman kelapa sawit, urea 2 dan ditambahkan media yang telah
gram/ tanaman, SP 36 10 gram/ tanaman dicampur tersebut. Tanaman yang telah
dan KCL 5 gram/ tanaman. digantikan media kemudian diletakan pada
Alat yang digunakan dalam lahan yang telah disiapkan. Pemupukan
praktikum ini adalah cangkul, botol aqua dilakukan dengan cara mencairkan pupuk
bekas, polybag, label, gembor. dengan air di dalam botol aqua bekas
Metode Praktikum kemudian diaplikasikan terhadap tanaman.
Kemudian melakukan pengamatan setiap
Melakukan persiapan alat dan minggunya yang meliputi jumlah daun,
bahan yang dibutuhkan selama kegiatan tinggi tanaman dan diameter batang.
praktikum, kemudian memilih tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN


Grafik 1. Tinggi Tanaman Sawit (Elaeis guineensis jacq)

Berdasarkan grafik di atas dapat untuk sampel 1 yaitu 69,5 cm, sampel 2
diketahui bahwa dalam setiap minggunya yaitu 65,5 cm, dan sampel 3 yaitu 67,8 cm.
tanaman sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pertumbuhan tinggi tanaman yang berjalan
mengalami pertambahan tinggi tanaman lambat dapat dipengaruhi oleh beberapa
selama 10 minggu pengamatan yang faktor seperti faktor internal dan eksternal
dilakukan walaupun pertambahan tinggi hal ini sependapat dengan V. Yudistina,
tanaman berjalan lambat, dari grafik ( 2017) yang menyatakan bahwa
tersebut di peroleh rata-rata tinggi tanaman pertumbuhan kelapa sawit relatif sedikit
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada tahun-tahun pertamanya.
Grafik 2. Grafik Diameter Batang Tanaman Sawit (Elaeis guineensis jacq)

Berdasarkan grafik di atas dapat grafik tersebut di peroleh rata-rata


diketahui bahwa dalam setiap minggunya pertambahan ukuran diameter batang
tanaman sawit (Elaeis guineensis Jacq.) seperti pada sampel 1 rata-rata diameter
mengalami pertambahan ukuran diameter batang 35 mm, sampel 2 yaitu 23,3 mm,
batang selama 10 minggu pengamatan, dari dan sampel 3 yaitu 25,9 mm.

Grafik 3. Grafik jumlah daun Tanaman Sawit (Elaeis guineensis jacq)

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa dalam setiap minggunya


tanaman sawit (Elaeis guineensis Jacq.) mengalami pertambahan jumlah daun selama 10
minggu pengamatan yang dilakukan dengan rata-rata jumlah daun pada sampel satu yaitu
9, sampel 2 yaitu 7 dan sampel 3 yaitu 8. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa
pentingnya pemilihan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang subur dan sesuai

43
standar serta pentingya perawatan agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa
sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berjalan secara optimal.
Faktor utama yang mempengaruhi produktivitas tanaman di perkebunan kelapa
sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yaitu penggunaan bibit yang berkualitas, sepeti yang
diungkapkan Pahan (2006) bahwa investasi yang sebenarnya bagi perkebunan komersial
beradapada bahan tanaman (benih/ bibit) yang akan ditanam, karena merupakan sumber
keuntungan pada perusahaan kelak. Sedangkan menurut Ginting (2014) pembibitan
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu Pre
Nursery dan Main Nursery. Pembibitan Pre Nursery diawali dengan menanam kecambah
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ke dalam tanah pada polybag kecil hingga umur 3
bulan.
Menurut (Sihombing 2015) Persiapan bahan tanaman pembibitan merupakan
proses mengembangkan benih atau kecambah menjadi bibit yang siap untuk ditanam.
Pemilihan bibit dan pemahaman terhadap sifat dan karakteristik bibit kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) merupakan faktor penting terhadap budidaya kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.). pembuatan lubang tanam, umur bibit siap tanam, jarak tanam
dan pola penanaman, tahap ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Ukuran lubang tanam
Lubang tanam berfungsi sebagai tempat media tumbuh tanaman pada awal pertumbuhan
serta memudahkan peresapan pupuk ke dalam tanah. Umur bibit Umur penanaman bibit
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.), untuk itu perlu diperhatikan umur bibit harus tepat waktu saat penanaman di
lahan. Perawatan tanaman Berdasarkan perawatan tanaman terhadap petani sampel
meliputi penyulaman, penanaman tanaman penutup tanah (Cover Crop), pengendalian
gulma, penunasan dan pemupukan.
Pada perawatan tanama sawit (Elaeis guineensis Jacq.)nkita juga harus
memperhatikan gulma-gulma yang mengganggu pada tanaman tersebut, pada saat
pembibitan ataupun sudah dipindah tanam dalam kebun yang kuas. Pertumbuhan gulma
pada perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) tidak dikehendaki karena dapat
mengakibatkan penurunan produksi, menurunkan suatu produksi mengeluarkan senyawa
alelopati yang mengganggu pertumbuhan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), menjadi
inang bagi hama, mengganggu tata air dan meningkatkan biaya usaha tani (Pahan 2006).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan kelapa
sawit (Elaeis guineensis Jacq) terbagi dalam dua fase pembibitan kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq) yang pertama yaitu pada fase pembibitan awal (pre-nursery) dan fase
pembibitan utama (main ursery). Dalam fase pembibitan pemupukan perlu dilakukan
guna menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawit, dari ketiga parameter
pengamatan tersebut tanaman dengan rata-rata tinggi tanaman tertinggi, diameter batang
terbesar dan jumlah daun terbanyak berada pada sampel 1 dengan tinggi rata-rata 69,5
cm, diameter batang 35 mm dan jumlah daun 9 helai ini menjadikan sampel 1 sebagai
tanaman tersubur dari ke-3 tanaman yang diamati dan dalam setiap minggunya dari ke-3
sampel tersebut mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang diikuti dengan
pertumbuhan fisik tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, E, N. 2014. Pembibitan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Hetharie, Helen, et al. Karakterisasi morfologi bunga dan buah abnormal kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq) hasil kultur jaringan. Jurnal Agronomi Indonesia
(Indonesian Journal of Agronomy) 35.1 (2007).
Lubis, A. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit. Medan
Pahan, Iyung, 2006. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.
Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal
Pasaribu, Ali, M. 2012. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Agribisnis. Lily Publisher.
Yogyakarta.
Santoso, H., M. A. Yusuf, dan B. Rachmadi. 2013. Strategi Pengelolaan Air Untuk
Mendukung Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit.
Sihombing, Darwin, and Fifi Puspita. 2015. Kajian Teknik Budidaya Tanaman Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Petani Swadaya Kecamatan Lubuk Dalam
Kabupaten Siak Provinsi Riau. Diss. Riau University
Syarovy, Muhdan, Eko Noviandi Ginting, and Heri Santoso. Respon morfologi dan
fisiologi tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap cekaman air.
Warta PPKS 20.2 (2015): 77-85.
Yudistina, V., Santoso, M., & Aini, N. (2017). Hubungan antara diameter batang
dengan umur tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kelapa
sawit. Buana sains, 17(1), 43-48.

45
DOKUMENTASI

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.


Menulis label pada polybag Melakukan olah tanah Memasukkan tanah ke dalam
polybag

Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6.


Menanam bibit sawit (Elaeis Melakukan pengamatan Melakukan dokumentasikan
guineensis Jacq.) kegiatan
LAMPIRAN
Rumus perhitungan dosis pupuk tanaman Kelapa Sawit :
1. Urea = Dosis anjuran x jumlah tanaman
= 2 gram/tanaman x 3 tanaman = 6 gram
2. SP-36 = Dosis anjuran x jumlah tanaman
= 10 gram/tanaman x 3 tanaman = 30 gram
3. KCL = Dosis anjuran x jumlah tanaman
= 5 gram/tanaman x 3 tanaman =15 gram

4. Presentase Pertumbuhan

= 100%
Tabel 1. Pengamatan pada tanaman sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Variabel Tanaman Waktu Pengamatan (Minggu) Rata-rata


Pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi 1 64 64 66 68 68 72 72 73 74 74 69,5
Tanaman
(cm) 2 60 60 62 64 66 66 68 68 70 71 65,5
3 63 63 66 66 68 68 70 70 72 72 67,8
Diameter 1 34 35 35 35 35 35 35 35 35 36 35
Batang (mm)
2 22 22 23 23 23 24 24 24 24 24 23,3
3 25 25 25 26 26 26 26 26 27 27 25,9
1 8 8 8 9 9 9 9 10 10 10 9
Jumlah Daun 2 6 6 6 6 7 7 7 7 8 8 7
3 7 7 7 7 8 8 8 8 9 9 8

47
PERTUMBUHAN GENOTIP TANAMAN SERAT WIJEN (Sesamum
indicum), TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.), DAN TANAMAN
KENAF (Hibiscus cannabinus L.)
GROWTH OF GENOTYS OF FIBER PLANTSesamum (Sesamum indicum),
ROSELLA PLANT (Hibiscus sabdariffa L.), AND KEENAF PLANT
(Hibiscus cannabinus L.)
Keke Indah Sari
201810200311010
Kekeindahsari010@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang,
(University of Muhammadiyah Malang) Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur,
Indonesia

ABSTRAK

Pertumbuhan tanaman merupakan hasil dari berbagai proses fisiologi, melibatkan


faktor genotipe yang berinteraksi dalam tubuh tanaman dengan faktor lingkungan. Kenaf
(Hibiscus cannabinus L.) adalah tanaman serat tumbuhan semak, yang bertinggi mencapai 3
meter. Wijen (Sesamum indicum L.) Tanaman wijen memiliki bentuk yang sedikit kecil
dibandingkan tanaman pada umumnya. Rosella (Hibiscus Sabdariffa l) adalah tanaman hias
merupakan tanaman yang seringkali dikonsumsi dan paling banyak dijadikan sebagai bahan utama
untuk membuat teh. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui beberapa
pertumbuhan tanaman serat. Kegiatan praktikum dilaksanakan di Lahan Tamesia Universitas
Muhammadiyah Malang pada hari Senin, 29 Maret 2021. Metode pada praktikum ini adalah
menyiapkan alat dan bahan. Mencampurkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.
Menghitung biji rosella (50 biji), biji kenaf (50 biji) dan biji wijen (50 biji). Merendam biji dengan
air secukupnya, Mengisi campuran tanah dengan pupuk kandang kedalam tray. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan selama dua minggu adalah terdapat benih yang tumbuh selama
proses persemaian. Benih yang tumbuh yakni sebanyak 32 dari 50 benih tanaman rosella,
Benih yang tumbuh yakni sebanyak 28 dari 50 benih tanaman kenaf, dan Benih yang tumbuh
yakni sebanyak 54 dari 100 benih tanaman wijen yang tumbuh normal.

Kata Kunci : benih, perkecambahan, viabilitas

PENDAHULUAN
Pertumbuhan merupakan hasil dari bahan tanaman vegetatif, yang siap
berbagai proses fisiologi, melibatkan ditanam di lapangan (Nugroho H.
faktor genotipe yang berinteraksi dalam Prastowo, et all. 2006.).
tubuh tanaman dengan faktor lingkungan. Kenaf (Hibiscus cannabinus L.)
Proses tersebut yaitu pertambahan ukuran, adalah tanaman serat tumbuhan semak,
bentuk, dan jumlah. Sebelum melakukan yang bertinggi mencapai 3 meter.
penanaman sebaiknya melakukan kegiatan Batangnya tidak bercabang, sebagian besar
Persemaian adalah suatu tempat atau lokasi gundul, dan sebagian berduri. Batang
dimana dilakukan kegiatan pembuatan pipih, silindris, pada tanaman budidaya
bahan tanaman berupa semai yang siap tidak bercabang dan gundul. Tanaman
untuk ditanam di lapangan. (merupakan kenaf tidak memiliki percabangan yang
perkembangan dari hasil pembiakan tegak, Daunnya berseling. Bunganya
generatif). Pembibitan adalah suatu lokasi tersusun diketiak daun, bertangkai, daun
dimana dilakukan kegiatan untuk kelopaknya berbentuk bergerigi lima. Buah
menyiapkan/membuat bibit tanaman, baik dari tanaman kenaf bertipe polong,
berupa bahan tanaman generatif maupun berbentuk pita, lurus atau bengkok, berisi 1
– 20, perkecambahan benih tanaman kenaf hanya ada satu bunga. Bunga tanaman ini
yaitu epigeal. Benih kenaf termasuk ke terdiri dari 8 sampai 11 helai kelopak yang
dalam benih ortodoks karena relatif berbulu dengan panjang 1 cm, dimana
toleran/tahan terhadap pengeringan sampai pangkalnya saling berlekatan dan berwarna
kadar air 5 – 6 % dan dapat disimpan pada merah. Tanaman rosella memiliki biji yang
suhu yang rendah (Ayu Aizatul Natasa, et bentuknya seperti ginjal dengan sudut
all. 2016.). Kebutuhan serat kenaf akan meruncing dan berbulu. Panjang biji
semakin meningkat terutama karena sifat rosella sekitar 5mm dan lebar sekitar 4mm.
seratnya yang ramah lingkungan dan Saat masih muda, biji rosella berwarna
sangat adaptit di berbagai lingkungan putih dan setelah tua maka akan berubah
tumbuh seperti lahan tadah hujan, lahan menjadi abu – abu. Biji rosella ini dapat
banjir dan lahan gambut, sehingga digunakan untuk mengembangbiakan
pengembangan kenaf masih tanaman rosella dengan melakukan
menguntungkan. Produktivitas kenaf yang persemaian pada tanah yang sudah diolah
tinggi harus didukung dengan penggunaan dan diberikan air (Kustyawati M.E. dan
varietas unggul yang telah dilepas dan Ramli S., 2018).
penggunaan benih yang bermutu (Hadi
Pranoto, 2016.). Tujuan dilakukannya praktikum
Wijen (Sesamum indicum L.) ini adalah untuk mengetahui beberapa
Tanaman wijen memiliki bentuk yang pertumbuhan tanaman serat.
sedikit kecil dibandingkan tanaman pada
umumnya. Selain itu bijinya memiliki BAHAN DAN METODE
keruncingan pada ujung – ujungnya. Biji Tempat dan Waktu
wijen memiliki berat sebesar 1000 biji
Kegiatan praktikum dilaksanakan
hanya mencapai 2 hingga 5 gram saja
di Lahan Tamesia Universitas
(Anjarini Pranesti, et all. 2014). Tanaman
Muhammadiyah Malang pada hari Senin,
wijen merupakan tanaman herba semusim
29 Maret 2021.
dengan tipe pertanaman tegak, batang
berbuku-buku, ada yang bercabang Alat dan Bahan
banyak, sedikit dan ada juga yang tidak
bercabang, tinggi tanaman berkisar antara Alat yang digunakan pada
30-200 cm, Tumbuhan wijen memiliki praktikum ini adalah pinset, tray, cawan
daun yang bentuknya seperi selang – petri, label, alat tulis, alat dokumentasi,
seling di atas dan bawahnya. Daunnya box.
memiliki panjang 4 hingga 17 cm dan Bahan yang digunakan pada
lebarnyanya hingga 7 cm (Rianni praktikum ini adalah air, pupuk kandang,
Capriyati, et all. 2014.) . tanah, benih wijen (Sesamum indicum L.),
benih Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) dan
Rosella (Hibiscus Sabdariffa l) benih rosella (Hibiscus Sabdariffal).
adalah tanaman hias merupakan tanaman Pelaksanaan Praktikum
yang seringkali dikonsumsi dan paling
banyak dijadikan sebagai bahan utama Metode pada praktikum ini adalah
untuk membuat teh, namun selain itu dapat menyiapkan alat dan bahan.
dikonsumsi juga sebagai sayur atau bahan Mencampurkan tanah dan pupuk kandang
untuk membuat selai. Bunga rosella adalah dengan perbandingan 2:1. Menghitung biji
bunga tunggal karena di setiap tangkainya rosella (50 biji), biji kenaf (50 biji) dan biji

49
wijen (50 biji). Merendam biji dengan air memasukkan biji yang akan ditanam.
secukupnya, apabila ada biji yang Memasukkan biji kedalam lubang tersebut.
mengapung seharusnya untuk dibuang Menutup dengan tanah dan menyiramnya.
karena biji tersebut sudah rusak. Mengisi Melakukan pengamatan setiap hari dengan
campuran tanah dengan pupuk kandang parameter jumlaha tanaman normal,
kedalam tray. Membasahi tanh tersebut tanaman abnormal dan mati.
dengan air. Membuat lubang untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Grafik 1. Pengamatan benih Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa)

Grafik 2. Pengamatan benih tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus)

Grafik 3. Pengamatan benih tanaman Wijen (Sesamum indicum)


Berdasarkan hasil pengamatan yang tumbuh yakni sebanyak 28 dari 50
yang dilakukan selama dua minggu benih tanaman kenaf, Rendahnya
adalah terdapat benih yang tumbuh produksi tanaman kenaf disebabkan oleh
selama proses persemaian. Benih yang rendahnya pertumbuhan dan persentase
tumbuh yakni sebanyak 32 dari 50 benih perkecambahan benih kenaf. Benih dari
tanaman rosella, Benih yang tumbuh family Malvaceae seperti benih kenaf ini
yakni sebanyak 28 dari 50 benih tanaman memiliki karakter benih berkulit keras
kenaf, dan Benih yang tumbuh yakni sehingga benih mengalami dormansi fisik
sebanyak 54 dari 100 benih tanaman pada aksesi tertentu (Ruly Hamida,2015).
wijen yang tumbuh normal. Hasil Pada Grafik diatas menunjukan menunjukkan
Grafik 1. menunjukkan bahwa bahwa pertumbuhan biji normal kenaf
pertumbuhan biji normal yang tumbuh (Hibiscus cannabinus) sebanyak 28 dari 50
yakni sebanyak 32 dari 50 benih benih, Menurut Yunin (2015) bahwa benih
tanaman rosella, Agar tanaman ini dapat yang memiliki kulit yang cukup keras
tumbuh maksimal di butuhkan air dan dapat menghambat proses imbibisi
sinar matahari penuh selama 12 jam untuk sehingga benih tersebut mengalami
pembungaan dan berbuah. Umumnya, dormansi fisik. untuk itu diperlukan upaya
rosella dapat tumbuh pada semua jenis untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman
tanah selama tanah tersebut kaya akan kenaf dengan memacu viabilitas benih
humus, gembur, dan memiliki drainase dengan perlakuan pematahan dormansi.
yang baik dengan pH 6,5 - 7,5. Parameter Hasil pada Grafik 3. mengenai
laju perkecambahan benih sangat pertumbuhan tanaman wijen (Sesamum
berpengaruh terhadap parameter indeks indicum) hanya sekitar 50% saja yang
vigor benih, semakin cepat benih tumbuh secara normal, Keserempakan
berkecambah maka semakin baik pula tumbuh benih yang tinggi
indeks vigornya. Vigor benih merupakan mengindikasikan vigor kekuatan tumbuh
salah satu faktor yang mempengaruhi absolute yang tinggi pula, karena suatu
viabilitas benih di tempat penyimpanan kelompok benih yang menunjukkan
( Riza Alfian, 2012). pertumbuhan serempak dan kuat akan
Viabilitas benih dapat dihambat memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi saat
oleh adanya kemampuan benih untuk ditanam di lapang (marwansyah, 2013).
menunda perkecambahan, yaitu Terdapat dua faktor yang
mempunyai sifat dormansi. Peristiwa umumnya menyebabkan benih mengalami
dormansi pada benih terjadi disebabkan dormansi yaitu kulit benih yang kedap air
oleh menurunnya viabilitas benih yang (impermeable) dan dormansi dari embrio
telah disimpan lama. Dormansi benih benih karena kondisi fisiologi embrio yang
menunjukkan keadaan benih yang tidak masih tetap gagal berkecambah meskipun
mampu berkecambah meskipun berada kulit benih telah sempurna lepas pada
dalam kondisi yang secara normal baik kondisi ideal untuk berkecambah (Reni et
untuk berkecambah, seperti kelembaban all, 2017).
yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (
Ahmad, et all, 2014). KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan pada Grafik 2. selama yang dilakukan selama dua minggu
dua minggu adalah terdapat benih yang adalah terdapat benih yang tumbuh
tumbuh selama proses persemaian. Benih selama proses persemaian. Benih yang

51
tumbuh yakni sebanyak 32 dari 50 benih MARWANSYAH BARUS and , Ir.
tanaman rosella, Benih yang tumbuh Rohlan Rogomulyo M.P. 2013.
yakni sebanyak 28 dari 50 benih tanaman PENGARUH TAKARAN PUPUK
kenaf, dan Benih yang tumbuh yakni KANDANG TERHADAP
sebanyak 54 dari 100 benih tanaman PERTUMBUHAN DAN HASIL
wijen yang tumbuh normal. laju WIJEN ( Sesamum indicum. L.) DI
perkecambahan benih sangat berpengaruh LAHAN PASIR
terhadap parameter indeks vigor benih, PANTAI. UNSPECIFIED thesis,
semakin cepat benih berkecambah maka UNSPECIFIED.
semakin baik pula indeks vigornya.
Nugroho H. Prastowo, et all. 2006. Tehnik
Pembibitan dan Perbanyakan
DAFTAR PUSTAKA
Vegetatif Tanaman Buah.
Anjarini Pranesti, et all. 2014. Pengaruh Reni maryani, et all, 2017. Pengaruh dosis
Tingkat Kerapatan Teki (Cyperus pemupukan Nitrogen dan jarak
rotundus L.) Terhadap Pertumbuhan tanam pada pertumbuhan dan
dan Hasil Dua Habitus Wijen hasil tanaman WIJEN
(Sesamum indicum L.). ( Sesamum indicum. L.).
Ayu Aizatul Natasa, et all. 2016. Rianni Capriyati, et all. 2014. Pengaruh
PERTUMBUHAN DAN Jarak Tanam dalam
KANDUNGAN SERAT BEBERAPA Tumpangsari Sorgum Manis
VARIETAS KENAF (Hibiscus (Sorghum bicolor L. Moench)
cannabinus L.). dan Dua Habitus Wijen
Achmad Riwandy, Didit Aspriyanto, Lia (Sesamum indicum L.) Terhadap
Yulia Budiarti. 2014. AKTIVITAS Pertumbuhan dan Hasil.
ANTIBAKTERI EKSTRAK AIR Riza Alfian, 2012. Penetapan Kadar
KELOPAK BUNGA ROSELLA Fenolik Total Ekstrak Metanol
(Hibiscus sabdariffa L.) Kelopak Bunga Rosella Merah
TERHADAP PERTUMBUHAN (Hibiscus Sabdariffa Linn)
Streptococcusmutans IN VITRO. Dengan Variasi Tempat Tumbuh
Hadi Pranoto, 2016. RESPONS Secara Spektrofotometri.
PERTUMBUHAN DAN Ruly Hamida, 2015. Fotoperiodisitas
KUALITAS BEBERAPA VARIETAS Dan Hubungannya Terhadap
KENAF (Hibiscus cannabinus L.) Pertumbuhan Dan Produksi
TERHADAP PEMBERIAN PUPUK Kenaf (Hibiscus cannabinus
N DAN KOTORAN AYAM. Volume L.) dan ROSELA (Hibiscus
41 Nomor 1, Pebruari 2016 Halaman sabdariffa L.).
27-32. Yunin, 2015. Kadar Hormon auksin pada
Kustyawati M.E. dan Ramli S., 2018. tanaman kenaf (Hibiscus
Pemanfaatan Hasil Tanaman Hias cannabinus) Bercabang dan
tidak bercabang. Jurnal
Rosella Sebagai Bahan Minuman. Agrovigoi volume 2 (2).
Prosiding Seminar Nasional Sains
dan Teknologi-II 2008 Universitas
Lampung.
DOKUMENTASI

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Menyiapkan benih yang akan Menyiakan alat yang akan Mencampurkan tanah dengan
disemai digunakan pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6


Menghitung benih yang akan Menambahkan air pada benih Membuang benh yang terapung
disemai

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9


Pemberian label Mengisi tray dengan campuran Memasukkan biji kedalam lubang
tanah dan pupuk kandang yang telah dibuat

Gambar 10 Gambar 11 Gaambar 12


Melubangi untuk memasukkan Memasukkan biji kedalam lubang Melakukan pengamatan
benih yang telah dibuat
LAMPIRAN
Tabel 1. Pengamatan Pertumbuhan tanaman serat wijen (Sesamum indicum), tanaman rosella
(Hibiscus sabdariffa L.), dan tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus L.).

ROSELLA KENAF WIJEN


HARI/TGL
Normal Abnormal Mati Normal Abnormal Mati Normal Abnormal Mati

29-Mar-21 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30-Mar-21 0 0 0 0 0 0 0 0 0

31-Mar-21 0 0 0 7 0 0 14 0 0

01-Apr-21 0 0 0 0 0 0 0 0 0

02-Apr-21 5 0 5 0 0 0 0 0 0

03-Apr-21 0 0 2 15 0 8 0 5 1

04-Apr-21 0 0 0 0 2 0 23 0 0

05-Apr-21 15 0 0 6 0 5 10 6 17

06-Apr-21 0 0 0 0 0 0 0 0 0

07-Apr-21 2 0 5 0 0 2 0 0 0

08-Apr-21 0 0 0 0 0 0 0 0 0

09-Apr-21 0 0 9 0 0 8 0 0 11

10-Apr-21 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11-Apr-21 10 0 0 0 0 0 7 0 0
CARA BUDIDAYA TANAMAN TEBU (Sacharum officanarum) DENGAN
METODE BUDCHIP BESERTA PERAWATANNYA
HOW TO CULTIVATE SUGAR CANE (Sacharum officanarum)
WITH BUDCHIP METHOD AND CARE
Ferdian Enggar Pamungkas1,Keke Indah Sari2
2018102003110061,2018102003110102
kekeindahsari010@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang,
(University of Muhammadiyah Malang) Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur,
Indonesia

ABSTRAK
Tebu (Sacharum officanarum) adalah tanaman penghasil gula yang menjadi salah satu
sumber karbohidrat. Metode bud chip merupakan salah satu teknik pembiakan vegetatif tenaman
tebu dengan satu mata tunas dan juga memiliki kelebihan antara lain luas areal pembibitan yang
digunakan sedikit, keseragaman tumbuh tinggi, kualitas bibit baik. Tujuan Prakitkum ini adalah
untik mengetahui cara budidaya tanaman tebu dengan metode Bud Chip beserta perawatannya.
Metode praktikum ini adalah dengan menyiapkan 2 benih varietas tebu BL (Bululawang) dan 2
benih tebu varietas PS 862 pasuruan, lalu mencampurkan tanah dengan pupuk setelah itu
memasukkan kedalam 4 polybag, menyiram tanah yang sudah dimasukkan kedalam polybag
hingga basah. Metode kedua menyiapkan 2 tanaman tebu dan mengamati helaian daun,
pertulangan daun, warna daun, diameter batang, tinggi tanaman, jumlah daun dan jenis akar dari
tanaman tebu tersebut serta membandingkan dengan literaturnya. Berdasarkan hasil pengamatan di
dapat hasil pada tanaman tebu 1 dengan Jumlah daun 8 , tinggi tanaman 106. Pada tanaman tebu
2 dengan diameter 3 Jumlah daun 8 , tinggi tanaman 145 dengan diameter 4,3. Metode bud chip
merupakan salah satu teknik pembiakan vegetatif tenaman tebu dengan satu mata tunas. Metode
bud chip merupakan salah satu teknik pembiakan vegetatif tenaman tebu dengan satu mata tunas
yang memiliki kelebihan antara lain luas areal pembibitan yang digunakan sedikit, keseragaman
tumbuh tinggi, kualitas bibit baik.

Kata kunci : budchip, tebu, varietas

PENDAHULUAN

Tebu.(Sacharumofficanarum) berpengaruh terhadap waktu pembibitan


adalah tanaman penghasil gula yang karena membutuhkan waktu 6 bulan untuk
menjadi salah satu sumber karbohidrat. satu kali periode tanam. Selain penyiapan
Tanaman ini sangat dibutuhkan sehingga bibit, kualitas bibit yang digunakan juga
kebutuhannya terus meningkat seiring mempengaruhi karena kualitas bibit
dengan pertambahan jumlah penduduk. merupakan salah satu faktor yang sangat
Namun peningkatan konsumsi gula belum menentukan bagi keberhasilan budidaya
dapat diimbangi oleh produksi gula dalam tebu (Dhimas, 2018).
negeri. Hal tersebut terbukti pada tahun Salah satu faktor yang
2010 - 2011 produksi gula dalam negeri berpengaruh terhadap hasil pembibitan
hanya mencapai 3.159 juta ton dengan luas dengan teknik bud chip adalah media
wilayah 473.923 Ha. Penyebab rendahnya tanam. Komposisi media tanam yang
produksi gula dalam negeri salah satunya digunakan pada teknik ini terdiri dari
dapat dilihat dari sisi on farm, diantaranya tanah, kompos dan pasir. Tanah digunakan
penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu. karena dapat menyimpan persediaan air,
Penyiapan bibit yang dilakukan dengan sedangkan kompos digunakan karena dapat
metode konvensional (bagal) sangat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Sementara pasir berfungsi untuk tergenang dengan tidak mengalami
meningkatkan sistem aerasi dan drainase. terhambatnya laju pertumbuhan dab hasil
Diharapkan kombinasi dari ketiga produksinya (Avivi.2013).
komposisi media tanam tersebut dapat Tujuan Prakitkum ini adalah untik
mengoptimalkan pertumbuhan bibit tebu mengetahui cara budidaya tanaman tebu
dengan teknik bud chip. Penggunaan dengan metode Bud Chip beserta
komposisi media tanam yang tepat perawatannya.
merupakan langkah awal yang sangat
menentukan bagi keberhasilan budidaya BAHAN DAN METODE
tebu yang akhirnya akan mendorong Tempat dan Waktu
peningkatan produktivitas gula (Fredrick,
2015). Pengamatan ini dilaksanakan
Selain permasalah dari sisi bibit, dilaksanakan di dua tempat yaitu lahan
semakin sedikitnya ketersediaan lahan rusunawa Universitas Muhammadiyah
menyebabkan kebutuhan lahan untuk Malang pada tanggal 27 April 2021 dan
pembibitan juga semakin sulit. Dari lahan TAMESIA Universitas
beberapa problematika tersebut di atas, Muhammadiyah Malang pada hari Kamis,
diperlukan teknologi penyiapan bibit yang 09 Juni 2021 pukul 15.00-17.00 WIB.
singkat, tidak memakan tempat dan Bahan dan Alat
berkualitas tentunya. Adapun teknik
Alat yang digunakan dalam
pembibitan yang dapat menghasilkan bibit
praktikum ini adalah label, cangkul,
yang berkualitas tinggi serta tidak
polybag, gembor wadah, alat tulis dan alat
memerlukan penyiapan bibit melalui
dokumentasi
kebun berjenjang adalah dengan teknik
Bahan yang digunakan dalam
pembibitan bud chip. Bud chip adalah
praktikum ini adalah benih tebu varietas
teknik pembibitan tebu secara vegetatif
BL (Bululawang), benih tebu varietas PS
yang menggunakan bibit satu mata. Bibit
ini berasal dari kultur jaringan yang 862 Pasuruan, air, dan tanah.
kemudian ditanam di Kebun Bibit Pokok
Metode Pelaksanaan
(KBP). Bibit yang di gunakan berumur 5 -
6 bulan, murni (tidak tercampur dengan Praktikum ini dilakukan di dua
varietas lain), bebas dari hama penyakit tempat dan dua metode praktikum, dimana
dan tidak mengalami kerusakan fisik praktikum pertama ini yang dilakukan di
(Aldilla, 2013). lahan TAMESIA Universitas
Tebu varietas Bululawang Muhammadiyah Malang. Metode
merupakan varietas tebu dengan tipe praktikum ini adalah dengan menyiapkan 2
kemasakan tengah-lambat dan saat ini benih varietas tebu BL (Bululawang) dan 2
Bululawang sudah banyak digunakan oleh benih tebu varietas PS 862 pasuruan, lalu
petani maupun beberapa pabrik gula di mencampurkan tanah dengan pupuk
Indonesia. Varietas ini memiliki sifat-sifat setelah itu memasukkan kedalam 4
Agronomis seperti potensi produksi polybag, menyiram tanah yang sudah
dengan hasil tebu 94,3% ton/ha (Bariyyah. dimasukkan kedalam polybag hingga
2015). Varietas PS 862 Pasuruan basah, lalu menanam masing-masing 2
merupakan varietas yang memiliki benih setiap varietas kedalam polybag,
ketahanan terhadap genangan mampu dimana untuk benih varietas PS 862
beradaptasi pada lingkungan yang Pasuruan dengan tunas menghadap keatas,
lalu menaruh polybag yang sudah ditanam metodenya pertama menyiapkan 2 tanaman
di tempat yang terkena sinar matahari tebu dan mengamati helaian daun,
penuh dan merawatnya. pertulangan daun, warna daun, diameter
Metode praktikum kedua ini batang, tinggi tanaman, jumlah daun dan
dilakukan di lahan rusunawa Universitas jenis akar dari tanaman tebu tersebut serta
Muhammadiyah Malang, dimana membandingkan dengan literaturnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Pengamatan Tanaman Tebu di Rusunawa
Variabel pengamatan
Tanam Kelomp War
Pertulan Juml Diame Tinggi
an ok Helaian na Jenis
gan ah ter tanam
Daun Dau Akar
Daun Daun Batang an
n
Melengku Serab
1 Sejajar Hijau 8 3cm 82 cm
ng ut
Melengku Serab
2 Sejajar Hijau 7 2 cm 82 cm
ng ut
Tanam
Melengku Serab
an 3 Sejajar Hijau 8 3cm 78 cm
ng ut
Tebu 1
Melengku 106 Serab
4 Sejajar Hijau 8 3 cm
ng cm ut
Melengku Serab
5 Sejajar Hijau 10 2 cm 87 cm
mg ut
Melengku Serab
1 Sejajar Hijau 8 2 cm 84 cm
ng ut
Melengku Serab
2 Sejajar Hijau 8 2 cm 78 cm
ng ut
Tanam
Melengku Serab
an 3 Sejajar Hijau 9 2 cm 76 cm
ng ut
Tebu 2
Melengku 145 Serab
4 Sejajar Hijau 8 4,3 cm
ng cm ut
Melengku Serab
5 Sejajar Hijau 9 2,7 cm 92 cm
mg ut

Tabel 2. Penanaman Benih di Tamesia


Varietas Gambar tanaman
BL
PS 862

Berdasarkan hasil pengamatan di (geluhan/liat berpasir) dengan sistem


dapat hasil pada tanaman tebu 1 dengan drainase yang baik dan pemupukan N yang
Jumlah daun 8 , tinggi tanaman 106. Pada cukup. Sementara itu pada lahan berat
tanaman tebu 2 dengan diameter 3 Jumlah dengan drainase terganggu tampak
daun 8 , tinggi tanaman 145 dengan keragaan pertumbuhan tanaman sangat
diameter 4,3. Metode bud chip merupakan tertekan. BL tampaknya memerlukan lahan
salah satu teknik pembiakan vegetatif dengan kondisi kecukupan air pada kondisi
tenaman tebu dengan satu mata tunas. drainase yang baik. Khususnya lahan
Metode ini menurut (Alpriyan and ringan sampai geluhan lebih disukai
Karyawati, 2018) memiliki kelebihan varietas ini dari pada pada lahan berat.
antara lain luas areal pembibitan yang Varietas Bulu Lawang (BL) juga
digunakan sedikit, keseragaman tumbuh salah satu varietas unggul yang
tinggi, kualitas bibit baik. Selain itu mempunyai beberapa keunggulan dalam
menurut (Susilo, Soulistyono and hal produktifitas yaitu mempunyai
Maghfoer, 2018). produktifitas gula tinggi yang dapat di
Metode pembibitan budchip hanya ukur melalui bobot batang tebu atau
membutuhkan waktu 2 – 2,5 bulan hingga rendemen, tingkat produktifitas yang
siap tanam. Bud chip diperoleh stabil, toleransi yang tinggi terhadap hama
menggunakan bibit mata ruas tunggal dan penyakit, tahan terhadap cuaca yang
dengan panjang kurang dari 10 cm dan buruk, tunas tebu banyak, dan tahan rubuh
terdiri dari satu mata tunas tunggal dengan terjangan angin kencang (Antara,
(Rokhman, Taryono and Supriyanta, 2020).
2014). Salah satu faktor yang berpengaruh Varietas PS 862 menunjukkan
terhadap presentase hasil pembibitan sepenuhnya mengandalkan tadah hujan.
dengan teknik bud chip adalah media Tingkat ketersedian air yang terbatas dan
tanam. Komposisi media tanam yang jeluk tanah terbatas untuk perakaran,
digunakan pada teknik ini terdiri dari tampaknya pertumbuhan tanaman PS 862
tanah, kompos blotong dan sekam bakar. sangat baik. Pada kondisi serangan hama
Pemanfaatan kompos blotong pada media penggerek pucuk yang sangat tinggi,
tanam dapat meningkatkan jumlah ruang terlihat bahwa PS 862 sangat toleran
pori tanah dan memperbesar jumlah air terhadap serangan tersebut sehingga
tersedia unsur hara bagi tanaman (Leovici mampu memberikan produksi tebu yang
dalam Susilo H, et al, 2018). paling memuaskan. Pertunasan terjadi
Varietas Bulu Lawang(BL) secara serempak, berbatang tegak,
merupakan hasil pemutihan varietas yang diameter sedang sampai besar. Ketahanan
di temukan pertama kali di wilayah terhadap kekeringan tampak pada tingkat
kecamatan Bulu lawang ,Malang Selatan. perkecambahan pada keprasannyayang
Menurut Badan Pusat Statistik( 2016),BL tidak terganggu pertumbuhannya. PS 862
lebih cocok pada lahan-lahan ringan sangat cocok untuk dikembangkan pada
lahan tegalan dengan tingkat kesuburan (saccharum.officinarumL.)JURNA
yang terbatas. (P3GI, 2011). LPRODUKSI.TANAMAN
VOLUME 1 No.1.
KESIMPULAN
Bariyyah, Khoirul. 2015. Pengaruh NaCl
Berdasarkan hasil pengamatan di Terhadap Kalus Tebu
dapat hasil pada tanaman tebu 1 dengan Varietas.Bululawang.Jurnal.Agroe
Jumlah daun 8 , tinggi tanaman 106. Pada koteknologi. Vol 7 (1) : 1-5
tanaman tebu 2 dengan diameter 3 Jumlah Dhimas alpriyan, 2018. Pengaruh
daun 8 , tinggi tanaman 145 dengan konsentrasi dan lama perendaman
diameter 4,3. Metode bud chip merupakan hormon auksin pada bibit tebu
salah satu teknik pembiakan vegetatif (Sacharum officanarum) teknik bud
chip. Jurnal produksi Tanaman. Vol
tenaman tebu dengan satu mata tunas yang
6 no. 7.
memiliki kelebihan antara lain luas areal
pembibitan yang digunakan sedikit, Fredrick Anthonius Tarigan, et all. 2015.
keseragaman tumbuh tinggi, kualitas bibit Respons Wadah dan Komposisi
Media Pembibitan Terhadap
baik. Pertumbuhan Bibit Bud Chip Tebu
(Saccharum officinarum
DAFTAR PUSTAKA L.).Jurnal.Online.Agroekoteknologi
Alpriyan, D. and Karyawati, S. (2018). . ISSN No. 2337- 6597.
Pengaruh Konsentrasi dan Lama Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Perendaman Hormon Auksin pada Indonesia (P3GI). 2011. Budidaya
Bibit Tebu ( Saccharum & Pasca Panen Tebu. IAARD
Officinarum L .) Teknik Bud Chip. Press. Jakarta.
(7), pp. 1354–1362.
Rokhman, H., Taryono and Supriyanta
Antara (2020). Asosiasi Perkirakan (2014). ‘Jumlah Anakan dan
Pasokan Gula Akhir 2020 1,4 Juta Rendemen Enam Klon Tebu
Ton. Jakarta. (Saccharum officinarum L.) Asal
Avivi, S. 2013. Identifikasi Marka Bibit Bagal, Mata Ruas Tunggal,
Morfologi, Fisiologi, dan dan Mata Tunas Tunggal’,
Molekuler untuk Seleksi Tebu Vegetalika, 3(3), pp. 89–96.
Tahan Genangan. Penelitian Tim Susilo, H., Soulistyono, R. and Maghfoer,
Pasca Sarjana. Universitas Jember. M. D. (2018). ‘Pengaruh Perlakuan
Jember. Air Panas dan Media Tanam
Aldilla Dezjona P.2013. pengaruh terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu
komposisi media tanam pada Varietas PS 881, Jurnal Produksi
teknik bud chip tiga varietas tebu. Tanaman.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.


Menyiapkan sampel tebu dari Menyiapkan sampel dari Bulu Menyaipkan media tanam di
pasuruan. Lawang . polybag.

Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6.


Menanam jenis tebu pasuruan. Menanam jenis tebu Bulu Menyiram Tebu yang telah di
Lawang . tanam di polybag.
PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN MINYAK JELANTAH
BIODIESEL PRODUCTION FROM WASTE COOKING OIL
Hamda Izzaty Fauziah
201810200311046
hamda.izzaty@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang,
(University of Muhammadiyah Malang) Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Minyak jelantah merupakan minyak goreng bekas yang umumnya berasal dari minyak
sawit. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan biodisel
menggunakan minyak jelantah. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah persiapan
minyak jelantah kemudian penyaringan minyak jelantah dengan dipanaskan pada suhu 40°C.
Selanjutya proses degumming yaitu untuk menghilangkan getah yang ada pada minyak jelantah
menggunakan HCl dan ditambahkan NaOH masing-masing 0,5% dan dipanaskan pada suhu
120oC. Tahap berikutnya proses esterifikasi dengan menambahkan methanol 98% dan dipanaskan
pada suhu 60°C, kemudian diendapkan selama 24 jam. Proses selanjutnya transesterifikasi dengan
menambahkan sodium metoksida dan dicampurkan dengan methanol 98% serta NaOH sambil
dilakukan pengadukan hingga larutan homogen. Kemudian melakukan pencampuran 2/3 larutan
sodium metoksida yang telah dibuat pada alkil ester (Biodisel). Lakukan pengadukan pada suhu
60°C selama 1 jam, kemudian diendapkan selama 24 jam. Proses selanjutnya yaitu mencampurkan
air dengan volume yang sama seperti minyak jelantah dan asam asetat 20% dari volume air hingga
air mendidih. Kemudian campurkan 20% larutan tersebut pada ester atau biodiesel yang telah
dihasilkan dari proses sebelumnya. Mengaduk hingga larutan berwarna putih susu, endapkan
hingga 15 menit sampai terjadi pemisahan. Pisahkan bagian ester. Lakukan pencucian ini sebanyak
5 kali. Hasil yang diperoleh dalam praktikum adalah biodiesel gagal. Hal tersebut disebabkan
pengaturan suhu yang digunakan. Suhu yang terlalu tinggi akan lebih cenderung menghasilkan
lebih banyak sabun dan gliserol.
Kata kunci: minyak jelantah, pembuatan biodiesel, suhu

PENDAHULUAN

Kebutuhan energi dunia dan (Sinaga et al., 2014). Menurut Sinaga et


negara Indonesia sendiri semakin al., (2014) Biodiesel memiliki karakteristik
meningkat. Contohnya adalah minyak yang hampir sama dengan minyak solar
bumi. Hal ini disebabkan karena sehingga dapat digunakan untuk
pertumbuhan populasi, pertumbuhan menggantikan minyak solar pada motor
ekonomi dan pola meningkatnya konsumsi diesel. Biodiesel memiliki efek pelumasan
energi. Akan tetapi ketersediaan minyak yang tinggi sehingga dapat
bumi saat ini sangat terbatas dan memperpanjang umur mesin dan memiliki
merupakan suatu sumber daya alam yang angka setana yang tinggi ( > 50) (Azis et
tak terbaharukan. Oleh karena itu al., 2011).
diperlukan upaya pengembangan sumber- Kendala yang dihadapi dalam
sumber energi terbarukan. Salah satu jenis penggunaan biodiesel adalah harganya
energi terbarukan adalah biodiesel. yang lebih mahal dibandingkan bahan
Biodiesel merupakan bahan bakar bakar solar. Penggunaan bahan baku yang
yang ramah terhadap lingkungan. melimpah dan murah merupakan upaya
Biodiesel dapat diproduksi dengan dalam menekan biaya produksi biodiesel.
menggunakan minyak nabati atau lemak Minyak jelantah merupakan salah satu
hewan melalui proses transesterifikasi bahan baku biodiesel yang melimpah.
dengan bantuan alkohol dan katalis Minyak jelantah merupakan sisa
penggunaan dari produk minyak bumi air 200 ml dan dipanaskan pada suhu
yang mempunyai karakteristik yang 120°C. Proses selanjutnya yaitu
hampir sama dengan karakteristik yang menambahkan methanol 98% dengan
dimiliki oleh minyak bumi (Kartika & penambahan stokiometri 6:1 dengan 0,05%
Widyaningsih, 2012). H2SO4 dari jumlah volume minyak
Tujuan dari praktikum ini adalah jelantah. Selanjutnya dipanaskan pada
untuk mengetahui proses pembuatan suhu 60°C, kemudian diendapkan selama
biodisel menggunakan minyak jelantah. 24 jam. Proses selanjutnya yaitu dilakukan
penambahan larutan sodium metoksida
BAHAN DAN METODE terlebih dahulu.
Tempat dan waktu Tahap berikutnya yaitu
mencampurkan methanol 98% dengan
Praktikum dilaksanakan pada hari 0.1% w/w NaOH sambil dilakukan
Senin 26 April 2021 di Laboratorium pengadukan hingga larutan homogen.
Agroteknologi, Universitas Kemudian melakukan pencampuran 2/3
Muhammadiyah Malang. larutan sodium metoksida yang telah
Alat dan bahan dibuat pada alkil ester (biodisel).
Pengadukan dilakukan pada suhu 60°C
Alat yang digunakan dalam
selama 1 jam, kemudian diendapkan
pengamatan ini antara lain kompor,
selama 24 jam. Proses selanjutnya yaitu
timbangan analitik, termometer, gelas
mencapurkan air dengan volume yang
ukur, beaker glass, pengaduk,
sama seperti minyak jelantah dan asam
panci ,corong pemisah, saringan.
asetat 20% dari volume air, sambil
Bahan yang digunakan dalam
dilakukan pemanasan hingga air mendidih.
pengamatan ini antara lain minyak
Kemudian campurkan 20% larutan
jelantah, metanol 98%, aquades, HCl
tersebut pada ester atau biodiesel yang
teknis 0,5%, NaOH 0,5%, H2SO498%
telah dihasilkan dari proses sebelumnya.
(0,05%), asam asetat glasial.
Mengaduk hingga larutan
Metode Pelaksanaan berwarna putih susu, endapkan hingga 15
Menyiapkan alat dan bahan yang menit sampai terjadi pemisahan. Pisahkan
dibutuhkan dalam praktikum. Menghitung bagian ester. Lakukan pencucian ini
berat tabung dan volume minyak jelantah. sebanyak 5 kali. Alkil Ester (Biodiesel)
Kemudian dilakukan penyaringan minyak yang telah dipisahkan dari proses
jelantah dengan dipanaskan pada suhu pencucian dipanaskan untuk
40°C. Menambahkan HCl, dengan Volume menghilangkan kandungan air. Lakukan
HCL yang digunakan 0,5% dari minyak pencampuran 15 gram silika gel kedalam
jelantah. Kemudian ditambahkan NaOH ester hasil pencucian, disertai pemanasan
sebanyak 0,5% dari minyak jelantah serta hingga suhu 120°C sambil dilakukan
pengadukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Proses Pembuatan Biodisel Menggunakan Minyak Jelantah
No. Gambar Keterangan
1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Menghitung berat tabung dan volume minyak


jelantah dengan menggunakan timbangan analitik.

3. Memanaskan minyak jelantah menggunakan panci


dengan suhu 40℃.

4. Memasukkan HCL 0,5% untuk menghilangkan


getah minyak jelantah.

5. Menambahkan NaOH sebanyak 0,5% dan air 200


ml dan dipanaskan pada suhu 120°C.

6. Menambahkan methanol 98% dan dipanaskan


dengan suhu 60℃ selama 24 jam.

7. Menambahkan larutan sodium metoksida dan


diaduk sampai larut dengan suhu 60°C selama 1
jam dan di endapkan selama 24 jam.
8. Mencapurkan air dengan volume yang sama seperti
minyak jelantah dan asam asetat 20% dari volume
air dan dipanasakan dengan air mendidih.

9. Mengaduk hingga larutan berwarna putih susu dan


mengendapkan selama 5 menit.

10. Memisahkan bagian esterdan melakukan pencucian


ini sebanyak 5 kali.

Menurut Hariska et al., (2012) timbangan analitik. Kemudian dilakukan


minyak jelantah adalah minyak yang penyaringan minyak jelantah pada suhu
dihasilkan dari sisa penggorengan, yang 40°C. Menurut Hariska et al., (2012)
dapat menyebabkan minyak berasap dan tujuan dari penyaringan minyak adalah
berbusa pada saat penggorengan. Asam untuk menghilangkan kotoran yang ada
lemak dari minyak lemak nabati jika didalam minyak jelantah tersebut, serta
direaksikan dengan alkohol menghasilkan menghilangkan air yang tidak dikehendaki,
ester yang merupakan senyawa utama sebab kandungan air dalam bahan baku
pembuatan biodiesel dan produk dapat menyebabkan terjadinya proses
sampingan berupa gliserin yang juga penyabunan serta akan diperoleh produk
bernilai ekonomis cukup tinggi. Gliserin yang tidak sesuai dengan yang kita
ini dimanfaatkan untuk pembuatan sabun harapkan.
(Arita et al., 2010). Jika setelah pemakaian Pada penelitian Wahyuni (2015)
minyak jelantah dibuang, juga akan suhu berpengaruh dalam pembuatan
mencemari lingkungan. Oleh karena itu, biodiesel karena suhu mempengahuhi
pemanfaatan minyak jelantah sebagai viskositas dan densitas, karena viskositas
bahan baku biodiesel dapat memberikan dan densitas merupakan dua parameter
nilai lebih pada minyak jelantah dan fisis penting yang mempengaruhi
mengurangi pencemaran lingkungan yang pemanfaatan biodiesel sebagai bahan
disebabkan oleh minyak jelantah. bakar. Semakin tinggi suhu menyebabkan
Berdasarkan tabel diatas terdapat gerakan molekul semakin cepat atau energi
beberapa tahapan untuk proses pembuatan kinetik yang dimiliki molekul-molekul
biodiesel menggunakan minyak jelantah. pereaksi semakin besar sehingga tumbukan
Tahap pertama yaitu menyiapkan alat dan antara molekul pereaksi juga meningkat
bahan yang dibutuhkan dalam praktikum. (Aziz, 2011). Tahap berikutnya adalah
Menghitung berat tabung dan volume menambahkan HCl, dengan volume HCL
minyak jelantah dengan menggunakan yang digunakan 0,5% untuk
menghilangkan getah minyak jelantah. berpengaruh sangat signifikan terhadap
Kemudian ditambahkan NaOH sebanyak rendemen biodiesel yang dihasilkan,
0,5% dan air 200 ml, dipanaskan pada sedangkan kualitas biodiesel dipengaruhi
suhu 120°C. secara signifikan oleh jenis pereaksi yang
Menurut hasil penelitian Fauzi & digunakan dan suhu reaksi (Kartika et al.,
Huda (2014) penggunaan NaOH untuk 2011). Kemudian melakukan pencampuran
minyak bekas sebagai katalis memiliki 2/3 larutan sodium metoksida yang telah
kelebihan penggunaan untuk menetralkan dibuat pada alkil ester (biodisel).
asam lemak bebas atau FFA yang banyak Pengadukan dilakukan pada suhu 60°C
pada minyak goreng bekas. Proses selama 1 jam, kemudian diendapkan
selanjutnya yaitu menambahkan methanol selama 24 jam.
98% dengan penambahan stokiometri 6:1 Pada akhir proses ini dihasilkan 2
dengan 0,05% H2SO4 dari jumlah volume lapisan yakni alkil ester (biodiesel) murni
minyak jelantah. Selanjutnya dipanaskan pada bagian atas dan juga gliserol pada
pada suhu 60°C, kemudian diendapkan bagian bawah dan pisahkan bagian alkil
selama 24 jam. Metanol adalah jenis ester (biodisel). Reaksikan kembali sisa
alkohol yang banyak digunakan untuk larutan sodium metoksida kepada ester
proses transesterifikasi karena lebih reaktif untuk mendapatkan biodiesel dengan
dan dapat menghasilkan biodiesel yang kemurnian tinggi.
sama dengan penggunaan etanol yang 1,4 Proses selanjutnya yaitu
kali lebih banyak dibandingkan methanol mencapurkan air dengan volume yang
(Aziz, 2011) . sama seperti minyak jelantah dan asam
Menurut Hariska et al., (2012) asetat 20% dari volume air, sambil
semakin besar volume metanol yang dilakukan pemanasan hingga air mendidih.
digunakan maka volume biodiesel yang Kemudian campurkan 20% larutan
dihasilkan semakin meningkat. tersebut pada ester atau biodiesel yang
Penggunaan metanol berlebih berfungsi telah dihasilkan dari proses sebelumnya.
untuk menetralkan asam lemak bebas atau Mengaduk hingga larutan berwarna putih
sabun yang terkandung didalam minyak susu, endapkan hingga 15 menit sampai
jelantah. Perbandingan rasio molar 6 : 1 terjadi pemisahan. Pisahkan bagian ester.
dari metanol terhadap katalis basa bisa Lakukan pencucian ini sebanyak 5 kali.
digunakan untuk mendapat rendemen ester Hasil yang diperoleh dari proses
yang maksimum (Wahyuni, 2015). pembuatan biodiesel menggunakan minyak
Hasil dari proses pengendapan ada jelantah dalam praktikum ini gagal. Karena
2 lapisan yaitu alkil ester (biodisel) dan zat biodesel yang dihasilkan berwarna
sisa berupa air dan sisa-sisa methanol serta kekuningan yang pekat dan masih terdapat
katalis H2SO4. Pada proses ini dilakukan semacam busa sabun. Hal tersebut dapat
penambahan larutan sodium metoksida disebabkan pengaturan suhu yang
terlebih dahulu. Selanjutnya digunakan. Menurut pernyataan Ibrahim et
mencampurkan methanol 98% dengan al., (2018) pengaturan suhu sangatlah
0.1% w/w NaOH sambil dilakukan mempengaruhi dalam pembuatan
pengadukan hingga larutan homogen. biodiesel. Suhu yang terlalu tinggi akan
Menurut Darmanto (2010) lebih cenderung menghasilkan lebih
keberhasilan proses pembuatan biodiesel banyak sabun dan gliserol.
dipengaruhi oleh putaran pengadukan.
Peningkatan kecepatan pengadukan reaksi KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses Bidang Mesin dan Teknik
pembuatan biodiesel pada praktikum Industri/TEDC. Bandung.
belum berhasil. Hal tersebut disebabkan
Hariska, A., Suciati, R. F., & Ramdja, A.
karena beberapa faktor seperti suhu yang
F. 2012. Pengaruh Metanol dan
digunakan. Pengaturan suhu sangatlah
Katalis Pada Pembuatan Biodiesel
mempengaruhi dalam pembuatan
dari Minyak Jelantah Secara
biodiesel. Suhu yang terlalu tinggi akan
Esterifikasi dengan Menggunakan
lebih cenderung menghasilkan lebih
Katalis K2CO3. Jurnal Teknik
banyak sabun dan gliserol. Kemungkinan
Kimia, 18(1).
lain penyebab belum berhasil yaitu rasio
antara methanol dan NaOH. Karena rasio Ibrahim, P. A., Dhamayanthie, I., &
antara methanol dan NaOH berpengaruh Indrawijaya, R. 2018. Pembuatan
terhadap biodiesel yang dihasilkan. Biodiesel dari Minyak
Jelantah. Syntax Literate; Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Ilmiah Indonesia, 2(3), 113-123.
Arita, S., Agustina, T. E., Patrica, D., & Kartika, D., & Widyaningsih, S. 2012.
Rahmawati, L. 2010. Pemanfaatan Konsentrasi Katalis dan Suhu
Gliserin sebagai Produk Samping dari Optimum Pada Reaksi Esterifikasi
Biodiesel Menjadi Sabun Menggunakan Katalis Zeolit Alam
Transparan. Jurnal Teknik Kimia Aktif (ZAH) dalam Pembuatan
Universitas Sriwijaya, 16(4). Biodiesel dari Minyak
Jelantah. Jurnal Natur
Aziz, I. 2011. Kinetika Reaksi
Indonesia, 14(3), 219-226.
Transesterifikasi Minyak Goreng
bekas. Jurnal Kimia Valensi, 1(1). Kartika, I. A., Yani, M. dan Hermawan, D.
2011. Transesterifikasi In Situ Biji
Aziz, I., Nurbayti, S., & Ulum, B. 2011.
Jarak Pagar: Pengaruh Jenis Pereaksi,
Pembuatan Produk Biodiesel dari
Kecepatan Pengadukan dan
Minyak Goreng Bekas dengan Cara
Temperatur Reaksi Terhadap
Esterifikasi dan
Rendemen dan Kualitas Biodisel.
Transesterifikasi. Jurnal Kimia
Jurnal Teknik Industri. Pert. 21: 24-
Valensi, 2(3).
33.
Darmanto, S. 2010. Analisa Karakteristik
Sinaga, S. V., Haryanto, A., & Triyono, S.
Biodiesel Kapuk Randu sebagai
2014. Pengaruh Suhu dan Waktu
Bahan Bakar Mesin Diesel. Jurnal
Reaksi Pada Pembuatan Biodiesel
Teknik Energi, Vol 6, No. 3.
dari Minyak Jelantah. Jurnal Teknik
Fauzi, O., & Huda, N. 2014. Pemanfaatan Pertanian Lampung (Journal of
Biodiesel dan Limbah Agricultural Engineering), 3(1).
Produksi. Modul Diklat Teknologi
Wahyuni, S. 2015. Pengaruh Suhu Proses
Biodiesel Bagi Guru. Kementrian
dan Lama Pengendapan terhadap
Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat
Kualitas Biodiesel dari Minyak
Pengembangan Pemberdayaan
Jelantah. Pillar of Physics, 6(2).
DOKUMENTASI

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Menyiapkan alat dan bahan Menghitung berat tabung memanaskan minyak
dan volume minyak jelantah menggunakan
jelantah dengan panci dengan suhu 40℃
menggunakan timbangan
analitik

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6


Memasukkan HCL 0,5% untuk menambahkan NaOH menambhkan methanol
menghilangkan getah minyak sebanyak 0,5% dan air 200 98% dan dipanaskan
jelantah ml dan dipanaskan pada dengan suhu 60℃ selama
suhu 120°C 24 jam
LAMPIRAN
Rumus menghitung larutan HCL 0,5 dari volume :

a.) HCL = 250 x = 1,25 ml

b.) NaOH = 1,25

c.) H2SO4 = 0,05 dari volume

d.) Methanol = 6 x H2SO4 (115,8 = methanol)

Anda mungkin juga menyukai