Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN PRAKTIKUM ILMU TANAH

Morfologi Tanah

Tanah merupakan bahan padat (mineral atau organik) yang terletak


dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bahan induk, iklim, organisme, topografi,
dan waktu. Sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat yang dapat diamati dan
dipelajari dilapang. Sebagian sifat dari morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik
dari tanah tersebut.

Sifat morfologi tanah adalah sifat tanah yang dapat diamati di lapang yang
menunjukkan profil tanah ke arah dalam, seperti horizon tanah, struktur tanah,
tekstur tanah, konsistensi tanah, warna tanah dan kedalaman efektif tanah yang
dapat ditembus oleh akar. Pengamatan sifat-sifat tanah sangatlah penting untuk
mengetahui gambaran umum tentang lahan pertanian dan tanah sebagai penyuplai
serta penyedia air dan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman.

Sifat Fisik Tanah

Kadar lengas atau kadar air tanah merupakan larutan yang dianamis dan ditahan
massa tanah dalam ruang pori dengan daya ikat tergantung jumlah air dalam ruang
pori tersebut.kuatnya air ditahan tanah menetukan batas pergerakan air dalam
tanah dan kegunaannya bagi tanaman. Kadar lengas tanah dibagi menjadi 2 yaitu
kadar lengas tanah kering angin dan kadar lengas kapasitas lapang.

Tekstur tanah memilik hubungan dengan daya menahan air dan


ketersediaan hara dalam tanah. Tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan
yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara
tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah
bertekstur kasar. Tanah bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang lebih
kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Berdasarkan
klasifikasi kelas tekstur tanah dilapang tanah dapat dibagi menjadi tanah pasir,
pasir lepungan, lepung pasiran, lepung, lempung debuan, lempung liat pasiran,
lempung liat, lepung liat debuan, debu, liat pasiran, liat debuan, liat sedang atau
halus, dan liat berat.

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan


ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk
agregat. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana partikel pasir, debu, dan
liat relatif disusun satu sama lain. Didalam tanah dengan struktur yang baik,
partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil)
oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat membentuk
sirkulasi air dan udara, juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah tanah yang
lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil memegang air untuk
kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut butiran atau granular.

Struktur tanah dapat didefinisikan sebagai susunan ikatan kadar partikel


tanah primer seperti pasir, debu, liat. Ikatan tersebut akan membentuk agregat
yang antar agregatnya dibatasi oleh bidang bedah alami yang lemah. sebagaimana
telah dijelaskan diatas erat kaitannya antara struktur tanah dengan morfologi tanah
karena dengan mempelajari struktur tanah praktikan dapat dengan mudah
mempelajari morfologi tanah dan menentukann agregat kematanagan tana.
Agregat kematangan tanah dibagi menjadi 3 yaitu lemah 0-30 % air, sedang 40-
70% air, dan kuat 80-100 % air.

Berat volume (BV) merupakan perbandinagn antara berat tanah kering


dengan volume total tanah termasuk volume pori tanah, semakin tinggi berat
volume tanah maka akan semaikin sukar tanah untuk meloloskan air atau akan
mengganggu penetrasi akar. Secara tidak langsung berat volume tanah sangat
dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah yang berpengaruh terhadap porositas
tanah yang terbentuk. Namun cecara tidak langsung bahwa berat volume tanah
juga akan mempengaruhi berat jenis tanah dimana berat jenis tanah akan
menunjukkan perbandingan antara berat partikel-partikel tanah (tidak termasuk
ruang pori) dengan volume partikel tanah

Ada 3 metode percobaan yang digunakan untuk yaitu metode kapilaritas tanah,
divusivitas dan permeabilitas tanah

Sifat Kimia Tanah

Reaksi tanah yang penting adalah pH. Reaksi tanah yang menunjukkan
sifat kemasaman atau alkalinitas tanah dinilai berdasarkan konsentrasi H+ dan
dinyatakan dengan nilai pH. Bila dalam tanah ditemukan ion H+ lebih banyak dari
OH-, maka disebut masam pH <7. Bila ion H+ sama dengan ion OH- maka
disebut netral pH=7, dan bila ion OH- lebih banyak dari pada ion H+ maka
disebut alkalin atau basa pH >7. Pengukuran pH tanah dapat memberikan
keterangan tentang kebutuhan kapur, respon tanah terhadap pemupukan, proses
kimia yang mungkin berlangsung dalam proses pembentukan tanah, dan lain-lain.

Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH


kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun
demikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia pada umumnya
tanah bereaksi masam dengan pH berkisar antara 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan
pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak
masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan
pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena banyak mengandung
asam sulfat. Di daerah yang sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi
(pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam. Faktor yang
mempengaruhi pH antara lain : Kejenuhan basa, sifat koloid, macam-macam
kation yang terserap.

Suatu redoks dapat terjadi apabila suatu pengoksidasi bercampur dengan


zat yang tereduksi. Dalam persamaan reaksi redoks tingkat oksidasi sama dengan
tingkat reduksi yaitu jumlah electron yang hilang oleh zat pereduksi harus sama
dengan jumlah electron yang diterima oleh suatu zat pengoksidasi

Kapasitas Tukar Kation (KTK) dapat didefinisikan sebagai suatu


kemampuan koloid tanah menyimpan dan mempertukarkan kation. Kapasitas
Tukar Kation merupakan banyaknya kation-kation yang disimpan atau dilepaskan
dari permukaan koloid liat atau humus. Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan
sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih
tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-
tanah berpasir.

Tanah berkapur terlalu tinggi pH basanya dan hal ini menggangu


pertumbuhan organisme baik itu tanaman maupun hewan. Dengan minimnya
tumbuhan, maka tempat tersebut menjadi kering dan tidak mampu menahan curah
hujan. Adanya kandungan kapur (CaCO3) bebas dalam tanah dapat diketahui
denga menentukan asam klorida 10% (HCl 2N). Adanya percikan menandakan
adanya kapur bebas, makin banyak percikannya maka makin banyak kandungan
kapur dalam tanah.

Sifat Biologi Tanah

Bahan Organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, di daur


ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan
oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan
penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami
pelapukan dan pembentukan kembali. Sumber primer bahan organik adalah
jaringan tanaman berupa akar, batang.ranting dan buah. Bahan organik dihasilkan
oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan
penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam
bentuk senyawa-senyawa polisakarida seperti selulosa, hemi-selulosa, pati dan
bahan-bahan pectin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling
banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang paling
penting dalam mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik
tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan terangkul ke
lapisan bawah.
Tanah adalah produk bahan mineral dan bahan organik yang terletak
dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan
makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat
panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik
kimia, biologi, maupun morfologinya. Bahan organik tanah berpengaruh terhadap
sifat-sifat kimia, fisik, maupun biologi tanah. Fungsi bahan organik di dalam
tanah sangat banyak, baik terhadap sifat fisik, kimia maupun biologi tanah, antara
lain sebagai berikut: berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
ketersediaan hara. Bahan organik secara langsung merupakan sumber hara N, P,
S, unsur mikro maupun unsur hara esensial lainnya. Secara tidak langsung bahan
organik membantu menyediakan unsur hara N melalui fiksasi N2.

Anda mungkin juga menyukai