Anda di halaman 1dari 14

PENANGANAN PASCA PANEN BUAH TOMAT

(Solanum lycopersicum)

Nama : Joko prakoso


Nim : 201810200311042
Kelas : 6-A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Salah satu komoditas hortikultura yang bernilai
Tomat ekonomi tinggi dan masih memerlukan
penanganan serius

Penanganan Pascapanen Kerusakan

Memar Gores

Bertujuan dalam mempertahankan


Pecah
kondisi segar dan mencegah
perubahan-perubahan yang tidak
dikehendaki selama penyimpanan,
seperti pertumbuhan tunas,
pertumbuhan akar, batang bengkok,
warna daun berubah dll Penanganan pascapanen yang baik akan mengurangi
kerusakan dalam kualitas maupun kuantitas
Bagaimana dengan Indonesia? Produksi tomat nasional
rata-rata mencapai 918 ribu ton/tahun. BPS mencatat, pada
2019 volume ekspor produk tomat segar dan olahan
Nusantara baru mencapai 1.095 ton dengan nilai US$1,3
juta. Khusus tomat segar pada tahun yang sama, volumenya
hanya 216 ton dengan nilai US$ 399 ribu.
Tujuan
Dapat memberikan informasi penting tentang tujuan,
manfaat dan tahapan penanganan pascapanen buah tomat
sehingga memberikan pengaruh terhadap pembentukan
buah tomat yang berkualitas.
STANDAR MUTU BUAH TOMAT
Standar Mutu
Karakteristik Tomat
(Solanum lycopersicum) Mutu 1 Mutu 2

Keseragaman sifat varietas Seragam Seragam


Keseragaman bentuk Seragam Seragam
Keseragaman ukuran Seragam Seragam
Kadar busuk maksimal (%) 1 1 s/d 2

Kadar kotoran maksimal (%) Tidak ada Tidak ada


Kerusakan maksimal 5 5
Tua tapi tidak terlalu Tua tapi terlalu matang
Tingkat ketuaan
matang dan tidak lunak dan lunak

Menurut SNI 01-3162-1992


CIRI BUAH TOMAT MASAK

• Buah telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya
• Buahnya tersusun dalam tandan-tandan. Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak mengandung air.
• Tingkat kemasakan buah dapat dilihat dari warna kulitnya.
• Menurut Teka (2013), warna dan kekerasan adalah karakteristik yang digunakan untuk
menentukan kematangan buah.
Waktu Panen

 Mutu yang baik diperoleh


jika buah dipanen pada
tingkat kematangan yang
tepat.

 Di negara maju, standar


tingkat kematangan tomat
dibuat lebih spesifik

 Menjadi enam fase, yang


meliputi: Green, Breakers,
Turning, Pink, Light Red, dan
Red.
Sortasi Dan Grading

Sortasi

 Sortasi bertujuan untuk mendapatkan tomat yang


bagus yang layak memenuhi kriteria

Grading
Mesin Skala
 Kegiatan Besar
grading Dan Citra
dilakukan digital
setelah kegiatan sortasi
yang bertujuan mengelompokan ukuran buah tomat
Pelapisan Buah Dengan Kitosan

Kitosan dapat mengurangi terjadinya proses transpirasi sehingga penurunan susut bobot tomat
dapat ditekan sedemikian rupa.

Pengaruh interaksi antara lama penyimpanan dan tingkat kematangan Tanpa dilapisi
terhadap susut bobot tomat Kitosan

Dilapisi Kitosan
Unit Pengemasan
Pengemasan Yang Tepat

Pengemasan yang tepat pada buah tomat dapat dapat melindungi tomat dari kerusakan mekanik dan menjaga
umur simpan tomat

Buah dapat mengalami kerusakan mekanis yang akan mengalami kenaikan susut bobot yang tinggi, sehingga
buah dan sayuran yang disimpan akan kehilangan kadar air dan beratnya. Kehilangan air sebagai akibat dari
proses penguapan selama repirasi. Kehilangan air selama penyimpanan tidak hanya menurunkan mutu dan
menimbulkan kerusakan tetapi juga dapat menimbulkan kebusukan.

Tujuan Pengemasan
Yang Perlu Diperhatikan Dari
Alat Pengemas:
1. Menghambat Penuruan Bobot
Berat Akibat Transpirasi
1. Keberadaan Ventilasi Untuk
2. Meningkatkan Citra Produk
Sirkulasi Udara
3. Sebagai Alat Promosi
2. Tinggi Tumpukan
4. Menghindari Atau Mengurangi
3. Media Pembatas Antar Produk
Kerusakan Pada Waktu
4. Bahan Media Pengemasan
Pengangkutan
Pengemasan Yang Tepat

Skala kecil: kemasan plastik


polietilen, Stirofoam, Kardus

Skala besar : menggunakan


keranjang kemas/ petikemas
Kesimpulan

 Penanganan pasca panen yang baik mampu menjaga kualitas dan kuantitas buah
tomat, serta memperpanjang umur simpan buah tomat.

 Pelapisan tomat dengan lapisan kitosan dapat menambah umur simpan buah tomat
karena dapat memperlambat laju respirasi buah tomat. Sehinggadapat memperlambat
kebusukan pada buah tomat.

 Pengemasan buah tomat harus dilakukan secara tepat sesuai dengan sifat fisik yang
dimiliki tomat agar dalam proses pengangkutannya tomat tidak mengalami
kerusakan mekanis yang dapat menyebabkan terjadinya proses respirasi pada bagian
tomat yang rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1992. SNI 01-3162-1992. Standar Nasional Indonesia (SNI). Tomat Segar. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura. 2019. Statistik Indonesia. Jakarta.
CV. Dharmaputera. 720 hal.
Teka, T.A. 2013. Anlysis of the effect of maturity stage of the postharvest biochemical quality
characteristic of tomato (Lycopersicum esculentum MILL.) fruit. International Journal
of Pharmaceutical and Applied Sciences. 3(5): 180-186
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai