Anda di halaman 1dari 8

Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 –

6885

INTENSITAS SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT Shorea leprosula Miq


TINGKAT SEMAI DI TAMAN NASIONAL KUTAI
RESORT SANGKIMA KABUPATEN KUTAI TIMUR

Jumani1, Heni Emawati2, dan Hariyanto TW3


1
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
2
Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75234, Indonesia.
E-Mail: jumani@untag-smd.ac.id

ABSTRAK

Intensitas Serangan Hama Dan Penyakit Shorea leprosula Miq Tingkat emai di Taman Nasional
Kutai Resort Sangkima Kabupaten Kutai Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
intensitas serangan hama dan penyakit jenis meranti Shorea leprosula Miq pada tingkat semai dan tindakan
silvikultur yang diperlukan.
Penelitian dilaksanakan dengan metode sampling dengan 5 subplot ukuran 1 m x 1 m dengan analisis secara
fisik terhadap meranti tingkat semai. Data diolah dengan menggunakan rumus frekuensi dan intensitas
serangan terhadap meranti tingkat semai.
Hasil penelitian dan pengamatan diperoleh bahwa plot penelitian seluas 1 ha dengan sampling 5 sub plot
ukuran 1 m x 1 m pada tingkat semai Shorea leprosula Miq pengamatan sampling dari 5 subplot sebanyak 60
semai Shorea leprosula Miq, dengan keadaan secara fisik sehat sebanyak 13 semai, terserang ringan
sebanyak 36 semai, terserang sedang 8 semai dan mati 3 semai. Secara fisik semai kebanyakan terserang
daunnya oleh serangga seperti belalang dan jengkrik yang menyebabkan daun berlubang. Selanjutnya dari
hasil identifikasi tersebut dilakukan perhitungan frekuensi serangan hama dan penyakit sebesar 78% dan
intensitas serangan hama dan penyakit sebesar 25,4% yang termasuk rusak sedang dan belum diperlukan
penanganan terhadap semai dalam plot penelitian tersebut berdasarkan hasil identifikasi.
Kata kunci : Hama dan Penyakit, Semai, Shorea leprosula Miq.

ABSTRACT
Intensity of Pests and Diseases Attack on Shorea leprosula Miq Seedlings in Kutai National Park,
Resort Sangkima of East Kutai Regency. The purpose of this study was to determine the intensity of pests
and diseases on Shorea leprosula Miq Shorea seedlings and silvicultural treatments required.
Research conducted by the sampling method with 5 subplot size of 1 m x 1 m with a physical analysis of the
Shorea leprosula Miq seedling stage. Data were processed using the formula of frequency and intensity of
attacks against Shorea leprosula Miq seedling stage.
Results of research and observation showed that the research plots of 1 ha with a sampling of 5 sub plot size
of 1 m x 1 m at the seedling stage Shorea leprosula Miq sampling observations of 5 subplots of 60 seedlings
Shorea leprosula Miq, with a healthy physic as much as 13 seedlings, light attacked 36 seedlings, moderate
attacked 8 and 3 dead seedling. Physically leaves seedling were mostly attacked by insects such as
grasshoppers and cricket which causes leaf perforated. Furthermore, from the results of the calculation
frequency identification of pests and diseases by 78% and the intensity of pests and diseases by 25.4% which
includes damaged, and based on the identification, it has not required the handling of seedlings.
Key words : Pests and Diseases, seedling, Shorea leprosula Miq.

1. PENDAHULUAN merupakan sosok kesatuan hidup yang


sangat beragam, baik secara vertikal
Hutan alam tropis lembap
maupun secara horizontal yang
merupakan salah satu tipe hutan yang
tergantung pada kondisi tapak serta
mempunyai karakteristik yang kompleks.
interaksinya dengan faktor
Secara fisik hutan alam tropis lembap

61
Intensitas Serangan Hama dan Penyakit … Jumani et al.

lingkungannya. Secara umum vegetasi tumbuhan itu mendekati punah dan untuk
hutan alam tropis lembap di Indonesia ilmu pengetahuan seperti pengenalan
khususnya di Kalimantan Timur jenis dan manfaatnya. Oleh karena itu
didominasi oleh suku Dipterocarpaceae
untuk menyatakan jenis tumbuhan perlu
yang terdiri atas marga Shorea,
Parashorea, Dipterocarpus, Anisoptera, dilakukan perlindungan harus diketahui
Vatica, Pentacme, Balanocarpus, dahulu intensitas serangan hama dan
Dryobalanops, Hopea, Upuna dan penyakit khusunya Shorea leprosula Miq
Cotylelobium (Sutisna, 2001). pada tingkat semai di Taman Nasional
Sebagian dari hutan tropis terbesar Kutai Resort Sangkima Kabupaten Kutai
di dunia terdapat di Indonesia. Timur. Secara umum tujuan penelitian
Berdasarkan luasannya, hutan tropis
adalah untuk mengetahui intensitas
Indonesia menempati urutan ketiga
setelah Brasil dan Republik Demokrasi serangan hama dan penyakit jenis meranti
Kongo dan hutan tropis ini memiliki Shorea leprosula Miq pada tingkat semai
kekayaan hayati yang unik. Tipe-tipe dan tindakan silvikultur yang diperlukan.
utama hutan di Indonesia berkisar dari
hutan-hutan Dipterocarpaceae dataran
2. METODA PENELITIAN
rendah yang selalu hijau seperti di
Sumatera dan Kalimantan, sampai hutan-
2.1. Tempat dan Waktu
hutan monsun musiman dan padang
Penelitian dilaksanakan di Taman
savana di Nusatenggara, serta hutan-
Nasional Kutai Resort Sangkima
hutan non Dipterocarpaceae dataran
Kabupaten Kutai Timur Provinsi
rendah dan kawasan di Irian Jaya
Kalimantan Timur. Pada Bulan
(Papua). Indonesia juga memiliki hutan
Januari-Pebruari 2014.
mangrove terluas di dunia (Anonim,
2003). 2.2. Bahan dan Peralatan
Indonesia memiliki hutan yang luas Thally sheet, untuk mencatat data
namun masih belum maksimal pengukuran di lapangan, Tabel skor
menanganinya. Sebagai dasar untuk serangan hama dan penyakit, Kamera,
melangkah peduli dengan hutan hujan untuk dokumentasi, Galah, untuk
tropis khususnya di daerah Kalimantan, mengukur tinggi tanaman
maka perlu adanya persiapan perbaikan
kualitas hutan mulai dari kesehatan 2.3. Rancangan Percobaan
tanaman itu sendiri. Khususnya jenis Plot penelitian ditentukan dengan
meranti yang sebagai jenis tumbuhan luasan 1 ha yang dipilih secara
endemik Kalimantan supaya tidak punah. representatatif yang dapat mewakili
Intensitas serangan hama dan wilayah, yang selanjutnya dibuat sub
penyakit pada dasarnya adalah awal plot dengan luas 1 m x 1 m sebanyak
untuk mengetahui suatu tumbuhan atau 5 plot yang diletakkan secara
tanaman perlu perawatan atau perhatian diagonal 4 sub plot di sudut dan 1 sub
plot di tengah yang diharapkan dapat
khusus untuk perbaikan kualitas mewakili keseluruhan populasi.
tumbuhan atau tanaman itu sendiri.
Perbaikan kualitas itu melalui 2.4. Pengamatan dan Pengumpulan Data
perlindungan atau tindakan nyata
terhadap tumbuhan atau tanaman baik Pengambilan data di lapangan pada
untuk hal penyelamatan apabila tingkat semai Shorea leprosula Miq,

62
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 –
6885

dilakukan pengamatan pada tingkat Keterangan:


semai Shorea leprosula Miq, IS = Intensitas Serangan
X = jumlah pohon yang diamati
terutama pengamatan pada daun, Y = jumlah kriteria skor (4)
pengamatan pada batang, pengamatan X1 = jumlah pohon yang terserang
kesehatan dan pengukuran tinggi ringan (skor 1)
Shorea leprosula Miq pada sub plot 1 X2 = jumlah pohon yang terserang
m x 1 m. Pengamatan tersebut sedang (skor 2)
X3 = jumlah pohon yang terserang
didasarkan pada fisik daun dan batang berat (skor 3)
apakah ada tanda atau bekas adanya X4 = jumlah pohon yang mati
serangan hama dan penyakit baik (skor 4)
pada daun maupun batang. Adapun Y1 = Nilai 1 dengan kriteria
penentuan kriteria dan skor untuk terserang ringan
Y2 = Nilai 2 dengan kriteria
serangan pada setiap tanaman sesuai terserang sedang
dengan pendapat (Mardji, 2000), Y3 = Nilai 3 dengan kriteria
dengan criteria antara lain:sehat, terserang berat
terserang ringan, terserang sedang, Y4 = Nilai 4 dengan kriteria mati
terserang berat dan mati. atau tidak ada tanda-tanda kehidupan

Untuk menggambarkan kondisi Shorea


2.5. Analisis Data leprosula Miq pada tingkat semai akibat
serangan hama dan penyakit yang telah
Frekuansi Serangan (F) dilakukuan pengamatan secara fisik di
lapangan dan datanya telah diolah dapat
Frekuensi serangan (F) dihitung diketahui berdasarkan kriteria menurut
dengan membandingkan jumlah Mardji (2003) dapat dilihat pada Tabel 1.
pohon yang terserang dengan jumlah
Tabel 1. Cara Menentukan Kondisi Keseluruhan
pohon secara keseluruhan yang
Jenis semai Shorea leprosula Miq
diamati, dinyatakan dalam persen
Berdasarkan Intensitas Serangan
(%) dengan rumus sebagai berikut:
Y Intensitas serangan
FS  x 100% Kondisi tegakan
(%)
X 0 –1 Sehat (S)
> 1 – 25 Rusak ringan (RR)
Keterangan: > 25 – 50 Rusak sedang (RS)
> 50 – 75 Rusak berat (RB)
FS : Frekuensi serangan > 75 –100 Rusak sangat berat
Y : Jumlah pohon yang terserang (RT)
X : Jumlah pohon yang diamati

Intensitas Serangan (IS) 3. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Intensitas serangan (IS) dihitung
dengan menggunakan rumus Frekuensi Serangan dan Intesitas
menurut Singh dan Mishra (1992) Serangan Shorea leprosula Miq
yang dilakukan perubahan model
rumusnya oleh Mardji (2000) sebagai Berdasarkan hasil pengambilan data di
berikut: lapangan serangan hama dan penyakit
X Y  X 2 Y2  X 3 Y3  X 4 Y4 Semai Shorea leprosula Miq dapat
IS  1 1 x 100%dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
XY

63
Intensitas Serangan Hama dan Penyakit … Jumani et al.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Serangan Hama dan Penyakit Shorea leprosula Miq tingkat semai
Terserang Terserang
Nomor Tinggi Terserang
Sub plot Sehat Ringan Berat Mati
semai (cm) Sedang (TS)
(TR) (TB)
I 1 50 √
2 25 √
3 60 √
4 25 √
5 52 √
6 53 √
7 54 √
8 60 √
9 25 √
10 20 √
11 13 √
12 32 √
13 34 √

Terserang Terserang
Nomor Tinggi Terserang
Sub plot Sehat Ringan Berat Mati
semai (cm) Sedang (TS)
(TR) (TB)
II 1 23 √
2 25 √
3 35 √
4 40 √
5 20 √
6 23 √
7 15 √
8 15 √
9 15 √
10 50 √
11 20 √
12 60 √
13 35 √
14 45 √

Terserang Terserang
Nomor Tinggi Terserang
Sub plot Sehat Ringan Berat Mati
semai (cm) Sedang (TS)
(TR) (TB)
III 1 35 √
2 50 √

64
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 –
6885

3 45 √
4 25 √
5 30 √
6 23 √
7 40 √
8 45 √
9 45 √
10 45 √
11 60 √
12 45 √
13 40 √

Terserang Terserang
Nomor Tinggi Terserang
Sub plot Sehat Ringan Berat Mati
semai (m) Sedang (TS)
(TR) (TB)
IV 1 30 √
2 40 √
3 46 √
4 50 √
5 30 √
6 35 √
7 40 √
8 50 √
9 30 √
10 40 √
11 30 √

Terserang Terserang
Nomor Tinggi Terserang
Sub plot Sehat Ringan Berat Mati
semai (cm) Sedang (TS)
(TR) (TB)
V 1 40 √
2 46 √
3 30 √
4 40 √
5 25 √
6 35 √
7 30 √
8 30 √
9 50 √

Berdasarkan hasil pengamatan pada terserang daunnya oleh serangga seperti


Tabel 2 dapat mengindikasikan pada plot belalang dan jengkrik yang menyebabkan
penelitian seluas 1 ha dengan sampling 5 daun berlubang.
sub plot ukuran 1 m x 1 m pada tingkat
semai Shorea leprosula Miq pengamatan
sampling dari 5 subplot sebanyak 60 Frekuensi Serangan (F)
semai Shorea leprosula Miq, dengan Berdasarkan Tabel 2 Frekuensi
keadaan secara fisik sehat sebanyak 13 Serangan hama dan penyakit dapat
semai, terserang ringan sebanyak 36 dihitung dengan menggunakan rumus
semai, terserang sedang 8 semai dan mati sebagai berikut.
3 semai. Secara fisik semai kebanyakan

65
Intensitas Serangan Hama dan Penyakit … Jumani et al.

X Apabila intensitas seringan


FS  x 100%
Y penyakit tinggi, daun akan gugur sebelum
waktunya. Meskipun nantinya akan
Keterangan: terbentuk jaringan daun baru yang sehat,
FS : Frekuensi serangan namun penyakit tersebut dapat
Y : Jumlah pohon yang diamati mempengaruhi proses fotosintesis dan
X : Jumlah pohon yang terserang
pertumbuhan tanaman (Rahayu, 1999).
Penyebab penyakit bercak daun
47
FS  x 100% adalah jamur Pestalotia sp. Dan
60
Cercospora sp. Kelembaban yang tinggi,
tumbuhan bawah, gulma yang rapat, dan
FS  78%
tumpukan seresah yang tebal di sekitar
pertanaman atau persemaian sangat
Dari hasil perhitungan frekuensi mendukung terjadinya penyakit bercak
serangan pada plot penelitian sebesar daun. Jamur-jamur penyebab bercak daun
78% yang berarti bahwa hampir semua pada umumnya dikenal sebagai parasit
semai Shorea leprosula Miq fakultatif pada seresah di lantai hutan.
terindikasikan ada serangan hama dan Apabila kondisi lingkungan mendukung,
penyakit sedangkan yang 22% adalah maka jamur akan berkembang dan
sehat. Pada plot penelitian total semai menginfeksi tanaman (Rahayu, 1999).
sebanyak 60 semai hal ini disebabkan Pengendalian penyakit bercak
lokasi penelitian didominasi oleh jenis daun pada umumnya tidak sampai
yang lainnya yaitu jenis ulin mematikan tanaman, dapat
(Eusideroxylon zwageri) dan beberapa mempengaruhi proses fotosintesis pada
jenis yang lainnya. daun. Oleh karena itu, tindakan yang
Berdasarkan identifikasi ada perlu dilakukan adalah sebagai berikut. a.
beberapa hama dan penyakit seperti Melakukan sanitasi dan eradikasi dengan
jamur pada semai yang mati, batang membersihkan gulma dan membakar
masih kebanyakan normal, daun daun-daun yang gugur untuk
berlubang-lubang terindikasi kebanyakan menciptakan kondisi yang cocok bagi
adalah terserang jenis serangga seperti tanaman dan menekan jumlah inokulan
belalang dan jengkrik hal ini sesuai jamur. b. Untuk mengantisipasi bila
dengan pendapat Rahayu (1999), semai anakan meranti dari permudaan alam
meranti (Shorea spp) sering diserang oleh akan dicabut dan ditanam, maka perlu
beberapa jenis penyakit, yaitu penyakit adanya perawatan untuk mencegah dan
bercak daun, penyakit embun jelaga, mengendalikan penyakit bercak daun
penyakit tumor buah, penyakit kerdil, yang terbawa (Rahayu, 1999).
penyakit kanker batang, dan penyakit
akar. Penyakit bercak daun dapat terjadi
pada tanaman induk maupun pada
anakan. Jenis-jenis tanaman yang dapat Intensitas Serangan (IS)
diserang penyakit bercak daun antara lain Berdasarkan Tabel 4 intensitas
Shorea pinanga, Shorea leprosulla, serangan dapat dihitung dengan
Shorea palemanica, Shorea seminis, menggunakan rumus sebagai berikut:
Shorea balangeran, Shorea stenoptera,
Shorea guiso, Shorea ovalis, Shorea
X 1 Y1  X 2 Y2  X 3 Y3  X 4 Y4
selanica, Shorea chrypsophylla, dan IS  x 100%
Shorea compressa. XY

66
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 –
6885

Keterangan: lokasi penelitian. Langkah selanjutnya


X = jumlah pohon yang diamati adalah bagaimana mengelola aset
Y = jumlah kriteria skor (4)
X1 = jumlah pohon yang terserang
konservasi yang ada di Taman Nasional
ringan (skor 1) Kutai Resort Sangkima. Aset berupa
X2 = jumlah pohon yang terserang kekayaan alam berupa flora dan fauna
sedang (skor 2) dapat digunakan sebagai pusat
X3 = jumlah pohon yang terserang pendidikan dan penelitian serta berbagai
berat (skor 3)
X4 = jumlah pohon yang mati
keunggulan sebagai paru-paru dunia yaitu
(skor 4) hutan tropis yang ada di Kalimantan
Y1 = Nilai 1 dengan kriteria sekaligus sebagai aset pariwisata alam
terserangan ringan dan sebagai hutan sebagai obyek
Y2 = Nilai 2 dengan kriteria penelitian.
terserang sedang
Y3 = Nilai 3 dengan kriteria
Penanggulangan juga tidak perlu
terserang berat dilakukan karena dari hasil penelitian
Y4 = Nilai 4 dengan kriteria mati intensitas serangan pada jenis meranti
atau tidak ada tanda-tanda kehidupan Shorea leprosula Miq tingkat semai
termasuk rusak sedang dan masih ada
36.1  8.2  3.3  0.4 beberapa pohon induk yang natinya
IS  x 100%
60.4 berbuah dan pastinya akan menggantikan
36  16  9  0 anakan atau semai yang rusak atau mati.
IS  x 100%
240 Dari pengamatan di lapangan perlunya
61 pengawasan dan pembebasan beberapa
IS  x 100%
240 anakan meranti yang terganggu oleh
IS  25,4% gulma supaya mendapatkan ruang
tumbuh dan intensitas cahaya yang cukup
Berdasarkan perhitungan untuk pertumbuhan.
intensitas serangan hama dan penyakit
dari jenis Shorea leprosula Miq tingkat 4. KESIMPULAN
semai, termasuk rusak sedang dengan
intensitas serangan sebesar 25,4%. Hal Kesimpulan yang dapat diperoleh
ini sependapat dengan Novizan (2003), dari penelitian ini adalah frekuensi
kerusakan tanaman oleh serangan hama serangan hama dan penyakit pada tingkat
dan penyakit pada suatu areal belum semai Shorea leprosula Miq sebesar
dapat dikatakan sebagai hama dan 78%, intensitas serangan hama dan
penyakit jika jumlahnya masih dapat penyakit pada tingkat semai Shorea
dikendalikan oleh musuh alaminya. leprosula Miq sebesar 25,4%.
Kerusakan yang ditimbulkan secara
ekonomis tidak begitu berarti. Ambang
ekonomi hama dan penyakit yaitu batasan DAFTAR PUSTAKA
jumlah tertentu dari populasi organisme
pengganggu tanaman yang cukup [1] Anonim, 2003. Hutan-hutan
membuat kerusakan tanaman dan secara Indonesia. Forest Watch
ekonomis mulai merugikan (Mardji , Indonesia. Jaringan
2003). Dari hasil pengamatan bahwa Monitoring Hutan
apabila keseimbangan alam tidak Independen.
terganggu maka hama dan penyakit yang
dapat merugikan semai Shorea leprosula [2] Mardji, D. 2000. Penuntun
Miq tidak menjadikan masalah pada Praktikum Penyakit Hutan.

67
Intensitas Serangan Hama dan Penyakit … Jumani et al.

Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman, [5] Rahayu, S.1999. Penyakit Tanaman
Samarinda. Hutan Di Indonesia. Gejala,
Penyebab, dan Teknik
[3] Mardji, D. 2003. Identifikasi dan Pengendaliannya. Kanisius.
Penanggulangan Penyakit Yogyakarta.
pada Tanaman Kehutanan.
Pelatihan Bidang [6] Sutisna, M. 2001. Silvikultur Hutan
Perlindungan Hutan di PT Alami di Indonesia. Bahan
ITCI Kartika Utama, Kuliah Pada Fakultas
Samarinda. Kehutanan Universitas
Mulawarman. Samarinda.
[4] Novizan. 2003. Petunjuk Pemakaian
Pestisida. Agro Media
Pustaka. Jakarta.

68

Anda mungkin juga menyukai